PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 8/6 hlm. 28-29
  • Mengamati Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengamati Dunia
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Lari dari Kota ke Perladangan
  • Gereja Menyetujui Rohaniwan Transseksual
  • Sidik Jari Koala Mirip Sidik Jari Manusia
  • Apakah Perceraian Dapat Dipelajari?
  • Permintaan Maaf Setelah 500 Tahun
  • Awas Pemalsuan Obat Resep
  • Lagi-Lagi Problem Pemimpin Agama
  • Napas Berbau Bawang Putih
  • Semakin Banyak Perempuan Menjalani Sterilisasi
  • Perang Ikan
  • ”Kami Teringat akan . . . Bawang Putih”
    Sedarlah!—2005
  • Bawang Putih
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Dari Sangat Miskin menjadi Sangat Kaya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Susunan Kristen Mengikuti Haluan Orang Kanaan
    Sedarlah!—1989 (No. 29)
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 8/6 hlm. 28-29

Mengamati Dunia

Lari dari Kota ke Perladangan

Karena jenuh dengan stres dan gaya hidup yang serba terburu-buru di kota, sedikit demi sedikit orang Jepang pindah dari kota ke daerah perladangan. Meskipun kehidupan pedesaan menyediakan rutin yang lebih sederhana di tengah-tengah lingkungan yang alami, perubahan gaya hidup ini bukannya tanpa problem. ”Banyak petani baru telah meninggalkan gaji yang tetap, kenyamanan hidup di kota dan mungkin status sosial sebagai bagian dari sebuah perusahaan papan atas,” demikian Asiaweek mengatakan. Lagi pula, ”orang-orang yang beralih profesi ini mengakui bahwa mereka harus mengurangi pengeluaran, dan bahwa kadang kala mereka terpaksa menambah pendapatan dari hasil panen dengan pekerjaan rendahan”. Tetapi bagi mereka yang bertekad untuk beralih profesi, Departemen Pertanian telah mendirikan Sekolah Persiapan Perladangan untuk membantu para penduduk kota agar berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan pedesaan.

Gereja Menyetujui Rohaniwan Transseksual

Di Amerika Serikat, seorang rohaniwan Presbitarian mendapat izin untuk tetap menjadi rohaniwan setelah menjalani operasi pergantian jenis kelamin. Keputusan itu dibuat sewaktu Eric Swenson yang berusia 49 tahun meminta Badan Presbitarian Metropolitan Atlanta (Georgia) untuk mengubah namanya menjadi Erin setelah ia menjalani pembedahan untuk menyingkirkan alat kelaminnya. ”Anne Sayre, rekanan bidang keadilan dan kewanitaan dari badan itu, mengomentari bahwa lembaga itu menghadapi ’perjuangan yang sangat sulit’ tetapi memutuskan bahwa ’tidak ada alasan secara teologi maupun moral’ untuk mencabut statusnya sebagai rohaniwan,” demikian The Christian Century melaporkan. Tetapi Don Wade, seorang rohaniwan yang menentang permohonan Swenson, mengatakan bahwa ”tidak ada pembahasan serius yang dilakukan sehubungan sehubungan dengan sengketa teologi”.

Sidik Jari Koala Mirip Sidik Jari Manusia

Sungguh mengherankan, sidik jari tangan dan jari kaki koala sangat mirip dengan sidik jari manusia, kata seorang ilmuwan asal Australia. Profesor Maciej Henneberg, seorang biolog dan pakar forensik di University of Adelaide, mengatakan, ”Bahkan mikroskop elektron pemindai tidak dapat menemukan perbedaannya.” Kemiripan itu bukan dalam bentuk keseluruhan dari telapak koala tetapi menurut dermatoglif​—pola lekukan, lereng, dan lingkaran pada bantalan telapak dan kakinya. Selain itu, sidik jari tangan maupun jari kaki setiap koala unik, seperti pada manusia.

Apakah Perceraian Dapat Dipelajari?

”Pasangan suami istri yang orang-tuanya bercerai mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami kegagalan dalam perkawinan mereka dibandingkan dengan pasangan yang orang-tuanya masih dalam ikatan perkawinan,” The Sydney Morning Herald melaporkan, dari Australia. Profesor Paul Amato, dari University of Nebraska, di Amerika Serikat, ”mengamati kira-kira 2.000 pasangan Amerika selama 12 tahun” dan, menurut surat kabar itu, menemukan bahwa ”keturunan dari orang-tua yang bercerai dapat ’mewarisi’ keterampilan dan perilaku yang buruk dalam menjalin hubungan, dan ini sangat memperbesar kemungkinan perkawinan mereka sendiri berakhir dengan perceraian”. Herald mengomentari, ”Bagi pasangan yang kedua belah pihak memiliki orang-tua yang bercerai, risiko retaknya perkawinan 300 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang orang-tua kedua belah pihak masih bersama-sama.”

Permintaan Maaf Setelah 500 Tahun

Pada tahun 1496, Raja Manuel I dari Portugal mengeluarkan sebuah dekret bagi orang-orang Yahudi yang tinggal di wilayahnya: Bertobat ke Katolik Roma, atau angkat kaki dari negeri itu. Kira-kira 500 tahun kemudian, pada tahun 1988, Portugal mengeluarkan permintaan maaf resmi. Belum lama ini, dalam perayaan yang khidmat, Portugal menawarkan pendamaian. Menurut laporan dari Associated Press, presiden Portugal, Jorge Sampaio, mengatakan dalam pidato resmi di hadapan Parlemen bahwa pengusiran itu merupakan ”tindakan yang keji dengan konsekuensi yang mendalam dan membawa bencana”. Ketua Mahkamah Agung, José Eduardo Vera Jardim, menjuluki pengusiran itu ”masa kegelapan dalam sejarah kita”. Ia menambahkan bahwa negara berutang ”permintaan maaf secara moral” kepada orang Yahudi karena ”penganiayaan yang brutal” selama berabad-abad. Meskipun sekarang populasi Portugal berjumlah sebanyak 10 juta orang, hanya kira-kira 1.000 orang Yahudi yang saleh yang tinggal di sana.

Awas Pemalsuan Obat Resep

Dengan penjualan tahunan sebesar kira-kira 16 miliar dolar AS, bisnis pemalsuan obat sedang naik daun. Menurut surat kabar Paris, Le Monde, ”Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekurang-kurangnya 7 persen obat yang dijual di seluas dunia setiap tahun adalah palsu.” Di Brasil, persentasenya mungkin sebesar 30 persen, dan di Afrika, 60 persen. Obat palsu dapat berupa tiruan yang jelek dari produk aslinya hingga berupa senyawa yang sama sekali tak berguna atau bahkan yang beracun. Le Monde menyorot contoh sebuah epidemi radang selaput otak di Niger, tempat ribuan orang divaksinasi dengan sesuatu yang ternyata hanyalah air. Dan di Nigeria, 109 anak meninggal sewaktu mereka diberikan sirup yang mengandung zat antibeku. ”Rumah sakit sendiri sering kali menjadi semacam pasar gelap karena menawarkan produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau,” demikian surat kabar itu menyatakan. Di banyak negeri, kalangan berwenang kesehatan menghadapi kesulitan menemukan jalan keluarnya karena penegakan hukum yang tidak efektif atau rusak.

Lagi-Lagi Problem Pemimpin Agama

Kira-kira 40 uskup Episkopal menandatangani sebuah pernyataan pada bulan November 1996 yang meminta gereja untuk ”memberikan standar yang tegas dan mengikat sehubungan dengan perilaku seksual di kalangan pemimpin agama”, demikian laporan majalah Christianity Today. Gereja telah diguncang oleh sejumlah skandal yang melibatkan para pemimpin agama, yang menurut golongan konservatif merupakan akibat ”kegagalan untuk menegaskan doktrin gereja sehubungan dengan seksualitas”. Misalnya, rektor sebuah gereja Episkopal di Brooklyn, New York, mengundurkan diri setelah mengakui mengadakan hubungan homoseksual. Todd Wetzel, direktur utama Persatuan Episkopal, mengatakan, ”Gereja tidak menghadapi satu skandal. Ada banyak skandal yang dihadapi, dari antaranya inilah yang paling menghebohkan.” Sebelumnya, gereja telah mendapat banyak publisitas sewaktu gereja menuduh uskup Walter Righter yang telah pensiun sebagai bidah karena melantik seorang diaken homoseksual yang tidak hidup selibat. Tuduhan itu dibatalkan setelah sebuah ”pengadilan Episkopal menetapkan bahwa denominasi itu tidak memiliki ’doktrin inti’ yang membatasi hubungan seksual dalam perkawinan”.

Napas Berbau Bawang Putih

Pemerintah Taiwan belum lama ini mengambil langkah yang inovatif untuk turut mengurangi kelebihan suplai bawang putih. Para administrator telah menganjurkan masyarakat untuk ”makan lebih banyak bawang putih”, demikian pernyataan South China Morning Post. Seorang petinggi Taiwan di Dewan Pertanian, Tn. Ku Te-yeh, menjelaskan, ”Tahun ini kami benar-benar menanam terlalu banyak bawang putih.” Dalam upaya untuk meningkatkan konsumsi, pemerintah menerbitkan sebuah buku masak resep-resep bawang putih. Akan tetapi, Tn. Ku mengakui bahwa ”masyarakat tidak dapat diharapkan untuk menelan seluruh problem ini”, demikian surat kabar tersebut mengatakan.

Semakin Banyak Perempuan Menjalani Sterilisasi

Selama tahun 1960-an, rata-rata keluarga Brasil memiliki 6,1 anak untuk setiap rumah tangga; sekarang rata-ratanya adalah 2,5 anak. Mengapa terjadi penurunan yang drastis ini? Menurut sebuah penelitian oleh Institut Penelitian Ekonomi Terapan, salah satu alasannya adalah bahwa ”40% wanita yang menikah [di Brasil] telah menjalani sterilisasi”, demikian pernyataan Jornal do Brasil. Lagi pula, trend yang umum adalah wanita menjalani sterilisasi pada usia yang lebih muda. Misalnya, usia rata-rata seorang wanita Brasil menjalani sterilisasi sepuluh tahun yang lalu adalah 34 tahun; sekarang, 29 tahun. Penelitian itu juga mengamati bahwa ”mayoritas sterilisasi terjadi selama proses persalinan”, khususnya sehubungan dengan persalinan cesar. Secara kontras, hanya 2,6 persen dari pria Brasil yang menjalani sterilisasi.

Perang Ikan

Akibat terlalu banyak perahu yang memburu pasokan ikan yang makin menipis ”telah mengakibatkan memanasnya pertarungan antara armada kapal penangkap ikan dan angkatan laut setempat”, demikian pernyataan U.S.News & World Report. Pada tahun 1990, armada kapal penangkap ikan seluas dunia membengkak menjadi kira-kira tiga juta kapal, hampir dua kali lipat dibandingkan dengan pada tahun 1970. Lagi pula, alat penangkap ikan modern, seperti sonar untuk menemukan ikan dan pukat harimau yang besar, sangat meningkatkan keefisienan para nelayan. ”Hasil akhirnya adalah pemerintah yang negaranya memiliki daerah pantai terperangkap dalam pertarungan yang terus-menerus dengan armada asing” seraya mereka mencoba melindungi pasokan ikan mereka yang merosot. Selama dua tahun terakhir saja, pertikaian antara armada yang saling bersaing di lautan terbuka telah mengakibatkan tewasnya delapan nelayan.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan