PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Disiplin yang Dapat Menghasilkan Buah yang Memberikan Damai
    Menara Pengawal—1988 (Seri 47) | Menara Pengawal—1988 (Seri 47)
    • 8. Nasihat apa yang diberikan rasul Yohanes mengenai menjauhkan diri?

      8 Dalam tulisan rasul Yohanes, kita menemukan nasihat serupa yang menandaskan bahwa orang-orang Kristen harus sama sekali menjauhi orang-orang sedemikian: ”Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah . . . Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam [bhs. Yunani, khaiʹro] kepadanya, ia mendapat bagian [”turut juga,” BIS] dalam perbuatannya yang jahat.”a—2 Yohanes 9-11.

      9, 10. (a) Apa yang terjadi atas para pelanggar hukum yang tidak mau bertobat di Israel, dan mengapa? (b) Bagaimana hendaknya perasaan kita terhadap penyelenggaraan yang ada dewasa ini berkenaan cara berurusan dengan orang-orang yang telah dipecat karena berdosa dan tidak mau bertobat? (2 Petrus 2:20-22)

      9 Mengapa sikap setegas itu patut bahkan pada jaman sekarang? Nah, pikirkan mengenai pemutusan hubungan secara keras yang diperintahkan dalam Taurat Allah kepada Israel. Dalam berbagai soal yang serius, mereka yang sengaja melanggar hukum dijatuhi hukuman mati. (Imamat 20:10; Bilangan 15:30, 31) Bila itu terjadi, orang-orang lain, bahkan sanak keluarga, tidak dapat berbicara lagi dengan pelanggar hukum yang telah mati itu. (Imamat 19:1-4; Ulangan 13:1-5; 17:1-7) Walaupun orang-orang Israel yang loyal pada jaman dulu adalah orang-orang yang normal dengan emosi seperti kita, mereka tahu bahwa Allah adil dan pengasih dan bahwa TauratNya melindungi kebersihan moral dan rohani mereka. Jadi mereka dapat menerima bahwa peraturanNya untuk menghukum mati para pedosa pada dasarnya adalah suatu hal yang baik dan benar.—Ayub 34:10-12.

      10 Kita juga dapat yakin bahwa peraturan Allah agar orang-orang Kristen memutuskan pergaulan dengan seseorang yang telah dipecat karena dosa dan tidak mau bertobat merupakan perlindungan yang bijaksana bagi kita. ”Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi.” (1 Korintus 5:7) Dengan juga menjauhi orang-orang yang sengaja mengucilkan diri, orang-orang Kristen dilindungi dari pandangan-pandangan yang kemungkinan besar bersifat mengritik, tidak menghargai, atau bahkan murtad.—Ibrani 12:15, 16.

      Bagaimana dengan Sanak Keluarga?

      11, 12. (a) Apa akibat atas sanak keluarga Israel bila seorang pedosa dihukum mati? (b) Gambarkan manfaat dari ketaatan.

      11 Allah tentu tahu bahwa melaksanakan hukum-hukumNya yang benar berkenaan memutuskan hubungan dengan para pedosa sering melibatkan dan mempengaruhi sanak keluarga. Seperti disebutkan tadi, bila seorang pedosa Israel dihukum mati, pergaulan sebagai keluarga tidak mungkin ada lagi. Sebenarnya, jika seorang anak menjadi pemabuk dan gelojoh, orangtuanya harus membawanya ke hadapan hakim-hakim, dan jika ia tidak mau bertobat, orangtua harus ambil bagian dalam pelaksanaan penghukuman yang adil terhadapnya, ’untuk menghapuskan yang jahat itu dari tengah-tengah Israel.’ (Ulangan 21:18-21) Saudara dapat menyadari bahwa hal ini pasti tidak mudah bagi mereka. Bayangkan, juga, bagaimana perasaan saudara laki-laki, perempuan, atau kakek-nenek dari pedosa itu. Namun, dengan mendahulukan keloyalan kepada Allah mereka yang benar di atas kasih sayang keluarga dapat menyelamatkan kehidupan mereka.

      12 Ingat kasus Korah, seorang pemimpin dalam pemberontakan melawan kepemimpinan Allah melalui Musa. Dalam keadilanNya yang sempurna, Yehuwa mengatur agar Korah harus mati. Tetapi semua orang yang loyal dinasihati: ”Baiklah kamu menjauh dari kemah orang-orang fasik ini dan janganlah kamu kena kepada sesuatu apapun dari kepunyaan mereka, supaya kamu jangan mati lenyap oleh karena segala dosa mereka.” Sanak keluarga yang tidak mau mendengarkan peringatan Allah mati bersama para pemberontak. Namun beberapa dari sanak keluarga Korah dengan bijaksana memilih untuk loyal kepada Yehuwa, yang menyelamatkan kehidupan mereka dan menghasilkan berkat-berkat di masa depan.—Bilangan 16:16-33; 26:9-11; 2 Tawarikh 20:19.

      13. Bagaimana tanggapan orang-orang Kristen yang loyal jika seorang anggota keluarga dekat dipecat atau ia mengucilkan diri?

      13 Pemecatan dari sidang Kristen tidak berarti kematian seketika, maka hubungan keluarga masih tetap berlanjut. Jadi, seorang pria yang dipecat atau mengucilkan diri mungkin masih tinggal serumah dengan istri Kristennya dan anak-anaknya yang setia. Respek kepada penghukuman Allah dan tindakan sidang akan menggerakkan istri dan anak-anak untuk menyadari bahwa karena haluan yang ia ambil, ia mengubah ikatan rohani yang dulu pernah ada di antara mereka. Namun, karena pemecatannya tidak mengakhiri hubungan darah atau perkawinan di antara mereka, kasih sayang dan urusan keluarga yang biasa dapat berlangsung terus.

      14. Nasihat ilahi apa hendaknya mempengaruhi hubungan kita dengan sanak keluarga yang dipecat atau mengucilkan diri yang tinggal di luar lingkungan keluarga dekat kita?

      14 Keadaannya berbeda jika orang yang dipecat atau mengucilkan diri itu seorang sanak keluarga yang tinggal di luar lingkungan keluarga dekat dan tidak tinggal serumah. Ada kemungkinan untuk hampir tidak mengadakan hubungan sama sekali dengan sanak keluarga tersebut. Bahkan jika ada beberapa masalah keluarga yang mengharuskan mereka saling berhubungan, hal ini pasti akan dijaga sesedikit mungkin, selaras dengan prinsip ilahi: ”Jangan bergaul dengan orang [”siapapun,” NW] yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir [atau bersalah dalam dosa serius lain]; . . . dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.”—1 Korintus 5:11.

      15. Bagaimana sanak keluarga dapat mengendalikan pengaruh dari emosi dalam keadaan sedemikian? (Mazmur 15:1-5; Markus 10:29, 30)

      15 Dapat dimengerti bahwa hal ini mungkin sulit karena hubungan emosi dan keluarga, seperti misalnya kasih kakek-nenek terhadap cucu-cucu mereka. Namun, ini merupakan ujian keloyalan kepada Allah, seperti dinyatakan oleh saudari yang kata-katanya dikutip di halaman 28. Setiap orang yang merasakan kesedihan dan sakit hati yang telah ditimbulkan oleh keluarga yang dipecat dapat memperoleh penghiburan dan dianjurkan oleh teladan yang diberikan oleh beberapa dari sanak keluarga Korah.—Mazmur 84:11-13.b

  • Disiplin yang Dapat Menghasilkan Buah yang Memberikan Damai
    Menara Pengawal—1988 (Seri 47) | Menara Pengawal—1988 (Seri 47)
    • a Yohanes di sini menggunakan khaiʹro, yang adalah salam seperti ”selamat pagi/siang” atau ”halo.” (Kisah 15:23; Matius 28:9) Ia tidak menggunakan a·spaʹzo·mai (seperti dalam ayat 13), yang berarti ”merangkul, dengan demikian menyalami, menyambut” dan bisa saja menyatakan salam yang sangat hangat, atau bahkan dengan pelukan. (Lukas 10:4; 11:43; Kisah 20:1, 37; 1 Tesalonika 5:26) Jadi petunjuk di 2 Yohanes 11 bisa saja berarti tidak mengatakan bahkan ”halo” kepada orang-orang sedemikian.—Lihat The Watchtower tanggal 15 Juli 1985, halaman 31.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan