PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Ezra, Buku”
  • Ezra, Buku

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Ezra, Buku
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Buku Alkitab Nomor 15​—Ezra
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Pokok-Pokok Penting Buku Ezra
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • Ezra
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Yehuwa Memenuhi Janji-Janji-Nya!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-20)
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Ezra, Buku”

EZRA, BUKU

Catatan yang memperlihatkan bagaimana Yehuwa menggenapi janji-janji-Nya untuk memulihkan Israel dari pembuangan di Babilon dan meneguhkan kembali ibadat sejati di Yerusalem. Tercantum juga perintah-perintah raja untuk memulihkan ibadat kepada Yehuwa di kalangan orang Yahudi setelah Yerusalem ditelantarkan selama 70 tahun serta catatan tentang pekerjaan yang dilakukan, meskipun adanya rintangan-rintangan, untuk menyelesaikannya. Dalam seluruh buku ini dikisahkan bahwa Ezra dengan cermat berpaut pada tujuan tersebut di atas. Tampaknya inilah alasan tidak dilaporkannya hal-hal yang terjadi selama kurun waktu tertentu, misalnya antara pasal 6 dan 7 dalam buku ini, karena sang penulis tidak bermaksud memberikan catatan yang lengkap tentang sejarah zaman itu.

Penulis. Ezra adalah seorang imam, cendekiawan, penyalin yang mahir, dan ia telah ”mempersiapkan hatinya untuk . . . mengajarkan peraturan dan keadilan di Israel” dan untuk mengoreksi hal-hal yang kurang baik dalam ibadat kepada Yehuwa yang dilakukan oleh orang-orang Israel yang kembali. Karena itu, pastilah ia yang paling memenuhi syarat untuk menulis buku yang menyandang namanya ini. Kuasa yang dikaruniakan kepadanya oleh raja Persia juga memberinya alasan dan wewenang untuk melakukan riset yang diperlukan, dan masuk akal bahwa seseorang seperti Ezra menulis catatan mengenai bagian penting ini dari sejarah bangsanya. (Ezr 7:6, 10, 25, 26) Jadi, digunakannya kata ganti orang pertama bagi sang penulis dari pasal 7, ayat 27, sampai pasal 9 adalah sesuai dengan fakta. Kebanyakan pakar setuju bahwa buku Ezra merupakan kelanjutan dari sejarah yang terdapat di buku Tawarikh, sebagaimana jelas dari pembandingan 2 Tawarikh 36:22, 23 dengan Ezra 1:1-3. Hal ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Ezra-lah penulisnya. Dalam kisah turun-temurun orang Yahudi Ezra juga diakui sebagai penulisnya.

Keautentikan. Buku Ezra termasuk dalam kanon Ibrani dan pada mulanya buku ini bersama buku Nehemia merupakan satu buku, atau gulungan. Dalam Talmud Babilonia (Bava Batra 14b) kedua buku itu masih menjadi satu, tetapi sejak abad ke-16, kedua buku ini muncul secara terpisah dalam Alkitab-Alkitab bahasa Ibrani yang dicetak, meskipun tetap dihitung sebagai satu buku dalam jumlah semua buku Kitab-Kitab Ibrani. Douay Version menggunakan nama Satu dan Dua Esdras, mengikuti bentuk pengejaan dalam bahasa Yunani. Namun, terjemahan itu menyebutkan bahwa buku yang kedua juga disebut Nehemia. Ada sebuah buku apokrifa dalam bahasa Yunani yang disebut Ezra III. Buku ini terdiri atas bagian-bagian dari Dua Tawarikh, Ezra, dan Nehemia, serta beberapa legenda yang populer; ada juga buku yang secara keliru disebut Ezra IV.

Sebagian besar buku Ezra ditulis dalam bahasa Ibrani. Namun, ada bagian yang cukup panjang yang ditulis dalam bahasa Aram, mengingat Ezra menyalinnya dari arsip-arsip publik dan dokumen-dokumen resmi. Ini termasuk salinan surat-surat yang dikirim kepada raja-raja Persia oleh para pejabat ”di seberang Sungai [Efrat]” dan jawaban-jawaban serta dekret-dekret raja yang memuat berbagai perintah bagi para pejabat tersebut. Selain itu, Ezra memberikan sejarah singkat yang menghubungkan dokumen-dokumen ini. Pada zaman Ezra, bahasa Aram digunakan dalam urusan diplomatik dan perdagangan internasional. Bagian berbahasa Aram terdapat di pasal 4 sampai 7. Beberapa keterangan telah disalin oleh Ezra dari arsip-arsip Yahudi, dan tentu saja bagian ini berbahasa Ibrani. Fakta-fakta ini juga mendukung keautentikan catatan Ezra.

Ezra 7:23-26 mencatat bahwa pemerintah Persia mengakui Hukum Musa sebagai hukum yang mengikat orang Yahudi dan bahwa dengan demikian orang Persia mempunyai andil dalam pemulihan ibadat sejati. Ezra menyebutkan raja-raja Persia dalam urutan yang akurat. Dewasa ini, kebanyakan cendekiawan mengakui keakuratan buku ini; The New Westminster Dictionary of the Bible dengan terus terang mengatakan bahwa ”tidak ada keraguan mengenai keterandalan sejarah yang terdapat di dalamnya”. (Diedit oleh H. Gehman, 1970, hlm. 291) Maka, catatan dalam buku ini dapat dipercaya, dan Ezra adalah seorang tokoh sejarah.

Waktu dan Latar. Buku Ezra ditulis sekitar tahun 460 SM, bersama dengan buku-buku Tawarikh. Ezra mengawalinya dengan menceritakan dekret Kores yang memulihkan orang Yahudi dari Babilon. Pada tahun pertama masa pemerintahan Kores itulah raja Persia ini mengeluarkan sebuah pengumuman untuk pemulihan. (Ezr 1:1) Yehuda dan Yerusalem telah ditelantarkan tanpa penduduk, pada musim gugur tahun 607 SM, sewaktu orang-orang yang ditinggalkan Nebukhadnezar pindah ke Mesir. Tahun ke-70 masa penelantaran Yerusalem, sabat terakhir yang diberlakukan atas tanah itu, akan berakhir pada musim gugur tahun 537 SM. Dekret Kores pasti dikeluarkan pada akhir tahun 538 SM atau awal tahun 537 karena dua alasan. Penelantaran itu harus berlangsung sampai berakhirnya tahun ke-70, dan orang-orang Israel yang dibebaskan itu pasti tidak akan mengadakan perjalanan pada musim dingin yang banyak hujan, sebagaimana akan terjadi seandainya dekret itu telah dibuat beberapa bulan sebelumnya. Dekret tersebut kemungkinan besar dikeluarkan pada awal musim semi tahun 537 SM sehingga orang Yahudi berkesempatan mengadakan perjalanan selama musim kering, tiba di Yerusalem, dan mendirikan mezbah pada hari pertama bulan ketujuh (Tisri) tahun 537 SM, tanggal 29 September menurut kalender Gregorius.—Ezr 3:2-6.

Setelah memberikan uraian tentang Paskah dan Perayaan Kue Tidak Beragi yang diadakan setelah bait itu rampung pada tahun 515 SM, Ezra tidak menyinggung periode berikutnya sampai tahun ketujuh masa pemerintahan Artahsasta, raja Persia, 468 SM, sewaktu Ezra sendiri mulai disebutkan. Dari pasal 7, ayat 27, sampai pasal 9, Ezra menggunakan kata ganti orang pertama tetapi di pasal 10 ia beralih ke kata ganti orang ketiga, dengan menempatkan dirinya di latar belakang. Dengan demikian, ia berkonsentrasi pada kegiatan para pembesar, imam, orang Lewi, dan orang-orang lainnya yang telah kembali, khususnya dalam soal meluruskan keadaan orang-orang yang telah mengawini wanita-wanita asing.

[Kotak di hlm. 705]

POKOK-POKOK PENTING EZRA

Pembangunan kembali bait di Yerusalem dan pemulihan ibadat sejati di sana setelah pembuangan di Babilon

Meninjau periode kira-kira 70 tahun setelah kembalinya orang Yahudi dari pembuangan di Babilon

Kores mengeluarkan dekret pembebasan, dan suatu sisa orang Yahudi buangan kembali ke Yerusalem (pada tahun 537 SM) untuk membangun kembali bait (1:1–3:⁠6)

Pembangunan kembali bait (3:7–6:22)

Fondasi diletakkan pada tahun kedua setelah kembali dari pembuangan

Musuh-musuh berulang kali menghalangi pembangunan kembali bait dan akhirnya berhasil membuat pekerjaan itu terhenti sampai nabi Zakharia dan nabi Hagai, pada tahun kedua masa pemerintahan Darius I (520 SM), menganjurkan bangsa itu untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan

Penyelidikan resmi atas dokumen-dokumen Persia yang terdapat di Babilon dan Ekbatana menyingkapkan bahwa Kores-lah yang memberikan wewenang untuk membangun kembali bait, maka Darius I mengeluarkan dekret agar pekerjaan itu dilanjutkan tanpa rintangan dan menetapkan hukuman mati bagi para pelanggarnya

Pada tahun keenam masa pemerintahan Darius I (515 SM), pembangunan bait rampung, lalu bangunan tersebut diresmikan dan Paskah dirayakan

Ezra pergi ke Yerusalem (pada tahun 468 SM) dengan membawa pemberian untuk bait dan dengan maksud mengangkat hakim-hakim (7:1–8:36)

Izin untuk mengadakan perjalanan diberikan oleh Raja Artahsasta (Longimanus) dari Persia

Ezra dan sekitar 1.500 orang, selain 258 orang Lewi dan kaum Netinim dari Kasifia, berkumpul di S. Ahawa dan berangkat dari sana dengan membawa emas, perak, dan perkakas-perkakas untuk bait; mereka tiba di Yerusalem lebih dari tiga setengah bulan kemudian

Pentahiran Israel, juga keimamannya (9:1–10:44)

Sewaktu tahu bahwa Israel tercemar karena perkawinan dengan wanita-wanita asing, Ezra membuat pengakuan di hadapan umum dalam doa kepada Yehuwa

Syekania mengakui dosa dan menyarankan agar mereka mengadakan perjanjian untuk menyingkirkan istri-istri asing beserta anak-anak mereka

Semua bekas orang buangan diperintahkan untuk berkumpul di Yerusalem; kemudian diputuskan bahwa para pembesar akan secara progresif menyelidiki setiap kasus kecemaran

Para imam, orang Lewi, dan selebihnya dari pria-pria itu bertindak selaras dengan keputusan itu dan menyingkirkan istri-istri asing beserta putra-putra mereka

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan