PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g98 22/4 hlm. 5-8
  • Apa yang Hendaknya Kita Ketahui tentang Geng

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa yang Hendaknya Kita Ketahui tentang Geng
  • Sedarlah!—1998
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Mereka Bergabung Dengan Geng
  • Sulitnya Keluar
  • Kehidupan yang Lebih Baik Adalah Mungkin
  • Melindungi Anak-Anak Kita dari Geng-Geng
    Sedarlah!—1998
  • Wabah Itu Menyebar
    Sedarlah!—1998
  • ”Saya Menggali Kuburan Saya Sendiri”
    Alkitab Mengubah Kehidupan
  • Geng Wanita−Kecenderungan yang Mengejutkan
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1998
g98 22/4 hlm. 5-8

Apa yang Hendaknya Kita Ketahui tentang Geng

Wade, bekas anggota sebuah geng Kalifornia, mengatakan, ”Kami ini cuma anak-anak yang kebetulan tinggal selingkungan. Dulu kami bersekolah di SD yang sama. Kami salah mengambil keputusan; itu saja.”

GENG sering kali bermula dari kelompok anak muda yang tinggal selingkungan. Anak-anak berusia belasan tahun atau lebih muda lagi berkumpul di sebuah sudut jalan. Mereka melakukan hal bersama-sama dan kemudian bersatu untuk melindungi diri dari kelompok lain di sekitarnya yang sudah lebih mapan. Tetapi, tahu-tahu kelompok mereka mulai ikut-ikutan dengan para anggotanya yang paling beringas, dan menjadi terlibat dalam tindak-tindak kriminal yang berbahaya.

Sebuah geng saingan dari jalan lain mungkin menganggap kelompok baru tersebut sebagai musuhnya. Kemarahan kemudian mengarah pada tindak kekerasan. Para pengedar obat bius memanfaatkan geng tersebut untuk menjual obat-obat bius ilegal. Tindak-tindak kriminal lain pun menyusul.

Luis berusia 11 tahun sewaktu teman-temannya membentuk geng. Pada usia 12 tahun, ia mulai menggunakan obat bius. Pada usia 13 tahun, ia ditangkap untuk pertama kalinya. Ia ikut-ikutan dalam aksi pencurian mobil, penggarongan, dan perampokan bersenjata. Dan ia keluar-masuk penjara karena perkelahian antargeng dan aksi huru-hara.

Adakalanya, kita mungkin terkejut sewaktu mengetahui siapa saja yang menjadi anggota geng. Martha adalah siswi SMU yang berpenampilan menarik dan berprestasi cemerlang, mendapat nilai yang bagus dan bertingkah laku baik di sekolah. Akan tetapi, ia adalah pemimpin sebuah geng yang berurusan dengan mariyuana, heroin, dan kokain. Ia baru merasa takut dan mengubah kehidupannya setelah salah seorang temannya ditembak beberapa kali dan tewas.

Mengapa Mereka Bergabung Dengan Geng

Sungguh mengejutkan, beberapa anggota geng mengatakan bahwa mereka bergabung untuk mendapatkan kasih. Mereka mencari ikatan persahabatan, keakraban yang tidak mereka temukan di rumah. Surat kabar Die Zeit, dari Hamburg, Jerman, mengatakan bahwa kaum muda mencoba menemukan keamanan pada geng-geng jalanan; sesuatu yang tidak dapat mereka temukan di tempat lain mana pun. Eric, seorang bekas anggota geng, mengatakan bahwa jika Anda tidak menemukan kasih di rumah, ”pergi saja ke luar sana untuk mencari sesuatu yang lebih baik”.

Seorang ayah, yang adalah bekas anggota geng, menulis tentang pengalaman hidupnya semasa remaja, ”Saya keluar masuk penjara karena ulah saya yang mengganggu ketertiban, perkelahian antargeng, aksi huru-hara dan akhirnya karena aksi percobaan pembunuhan dari kendaraan yang sedang melaju.” Belakangan, sewaktu ia dikaruniai seorang putra, Ramiro, ia tidak punya banyak waktu untuk anak itu. Sewaktu Ramiro bertumbuh dewasa, ia juga bergabung dengan sebuah geng, dan ia ditangkap oleh polisi setelah suatu perkelahian antargeng. Sewaktu ayahnya berkeras agar ia keluar dari geng tersebut, ia berteriak, ”Sekarang mereka adalah keluarga saya.”

Seorang perawat di sebuah rumah sakit Texas, yang telah berbicara dengan 114 korban penembakan usia muda dalam kurun waktu setahun lebih sedikit, mengatakan, ”Aneh. Rasanya saya tidak pernah mendengar seorang pun dari mereka ingin bertemu ibu atau anggota keluarga mereka mana pun.”

Menarik, bukan hanya anak-anak dari kawasan miskin di kota yang bergabung dengan geng. Beberapa tahun yang lalu, majalah Maclean’s dari Kanada mengutip kata-kata polisi bahwa mereka telah menemukan kaum muda dari lingkungan tempat tinggal yang paling kaya maupun yang paling miskin dalam geng yang sama. Kaum muda dari latar belakang yang bervariasi ini berkumpul dengan alasan yang serupa​—mereka mencari perasaan kebersamaan yang tidak mereka temukan dalam keluarga mereka di rumah.

Di beberapa daerah, kaum muda bertumbuh dewasa dengan pandangan bahwa keanggotaan geng adalah jalan hidup yang normal. Fernando yang berusia 16 tahun menjelaskan, ”Mereka pikir bahwa menjadi anggota geng akan membantu memecahkan masalah mereka. Mereka pikir, ’Saya hanya cari teman. Mereka bertubuh besar dan membawa senjata api. Mereka akan melindungi saya, dan tidak seorang pun berani mencelakai saya.’” Tetapi, para anggota geng yang baru segera mendapati bahwa menjadi anggota suatu geng menjadikan mereka sasaran musuh-musuh geng yang dimasukinya.

Sering kali geng-geng dibentuk dalam lingkungan tempat tinggal yang miskin, namun berlimpah senjata api. Laporan-laporan berita menceritakan tentang ruang-ruang kelas di kota besar yang 2 dari 3 siswanya tinggal dalam rumah tangga dengan orang-tua tunggal. Kadang-kadang, orang-tua siswa adalah pecandu obat bius yang mungkin jarang pulang, dan siswa tersebut harus membawa anaknya sendiri yang tak berbapak ke tempat penitipan anak sebelum ia berangkat sekolah di pagi hari.

Gubernur Kalifornia, Pete Wilson, mengatakan, ”Kita mempunyai problem yang mengerikan karena banyak anak dibesarkan tanpa bapak, tanpa seorang figur pria anutan yang memberi mereka kasih, pengarahan, disiplin, dan norma-norma​—tanpa kesadaran mengapa mereka harus merespek diri sendiri atau orang lain.” Ia mengatakan bahwa ketidaksanggupan dalam diri beberapa kaum muda untuk bersimpati terhadap orang lain merupakan alasan mengapa mereka ”tampaknya tega menembak mati orang tanpa sedikit pun rasa penyesalan”.

Meskipun tidak adanya kebersamaan dalam keluarga, pelatihan pribadi, dan teladan moral yang kokoh merupakan faktor utama dalam pertumbuhan geng-geng, faktor-faktor lain juga terlibat. Ini termasuk acara-acara TV dan film-film yang menampilkan tindak kekerasan sebagai jalan pemecahan yang mudah untuk mengatasi problem, suatu masyarakat yang sering kali mengecap si miskin sebagai orang yang gagal dan terus-menerus mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sanggup berbuat seperti halnya orang lain, dan semakin banyaknya keluarga dengan orang-tua tunggal di mana seorang ibu muda yang bekerja terlalu keras harus berjuang menafkahi satu atau lebih anak yang tidak terawasi. Kombinasi dari sebagian besar atau semua faktor ini, dan barangkali masih ada faktor-faktor lain, telah mengakibatkan meningkatnya wabah geng-geng jalanan sedunia.

Sulitnya Keluar

Memang, setelah beberapa waktu berlalu, ada anggota-anggota geng yang mulai nonaktif, mulai sibuk melakukan aktivitas-aktivitas lain. Ada pula yang mungkin pindah untuk tinggal dengan sanak saudara di daerah lain dan dengan demikian terlepas dari kehidupan geng. Tetapi sering kali, keluar dari sebuah geng tidak semudah itu.

Biasanya, para anggota geng harus menderita pemukulan yang ganas oleh beberapa anggota sebelum mereka diizinkan meninggalkan sebuah geng hidup-hidup. Bahkan, orang-orang yang ingin keluar dari geng-geng tertentu harus dihajar peluru terlebih dahulu. Jika mereka tetap hidup, mereka diizinkan untuk keluar! Sepantasnyakah orang yang hendak keluar dari geng menderita penganiayaan sehebat itu?

Seorang bekas anggota geng menjelaskan mengapa ia ingin keluar, ”Lima teman saya telah tewas.” Memang, kehidupan sebagai anggota geng dapat luar biasa berbahaya. Majalah Time melaporkan mengenai bekas anggota sebuah geng Chicago, ”Dalam kariernya selama tujuh tahun, ia telah ditembak di perut, dipukul di kepala dengan palang rel kereta api, mengalami patah tulang di lengan dalam suatu perkelahian dan dua kali dipenjara karena pencurian mobil . . . Tetapi sekarang, setelah ia akhirnya kembali ke jalan yang lurus, bahkan bekas teman-temannya berniat mencelakakannya.”

Kehidupan yang Lebih Baik Adalah Mungkin

Eleno, seorang Brasil, pernah menjadi anggota Headbangers, geng yang berkelahi menggunakan pisau dan adakalanya senjata api. Karena merasa serbakekurangan, ia menemukan kepuasan dengan menghancurkan barang dan menyerang orang. Seorang rekan sekerja berbicara dengan dia mengenai Alkitab. Belakangan, Eleno menghadiri sebuah kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa, tempat ia bertemu bekas rekan-rekan bergaul yang telah meninggalkan gengnya serta seorang bekas anggota geng saingan. Mereka menyapa satu sama lain sebagai saudara​—dan situasinya tentu tidak seperti ini seandainya pertemuan itu terjadi beberapa tahun yang lalu.

Apakah ini sungguh-sungguh terjadi? Kenyataannya demikian! Belum lama ini seorang wakil Sedarlah! duduk bersama para bekas anggota geng-geng utama di Los Angeles yang sekarang melayani bersama sidang-sidang Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah beberapa jam berbicara, salah seorang berhenti sejenak, menyandarkan diri ke belakang, dan berkata, ”Coba lihat! Bekas anggota Bloods dan Crips mengasihi satu sama lain sebagai sesama saudara!” Mereka setuju bahwa perubahan mereka dari para anggota geng yang kejam menjadi pria-pria yang baik hati dan pengasih merupakan hasil dari fakta bahwa mereka telah belajar prinsip-prinsip yang saleh melalui pelajaran Alkitab secara saksama.

Mungkinkah ini terjadi pada tahun 1990-an? Dapatkah para anggota geng benar-benar membuat perubahan semacam itu sekarang? Mereka dapat jika mereka bersedia meninjau anjuran penuh kuasa yang tersedia dalam Firman Allah dan kemudian menyelaraskan kehidupan mereka dengan prinsip-prinsip Alkitab. Jika Anda seorang anggota geng, mengapa tidak mempertimbangkan untuk membuat perubahan semacam itu?

Alkitab mendesak kita untuk ”menyingkirkan kepribadian lama yang sesuai dengan haluan tingkah lakumu yang dahulu” dan untuk ”mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam keadilbenaran yang benar dan loyalitas”. (Efesus 4:22-24) Bagaimana kepribadian baru itu berkembang? ”Melalui pengetahuan yang saksama”, kata Alkitab, kepribadian seseorang dapat ”dijadikan baru sesuai dengan gambar dari [Allah] yang menciptakannya”.​—Kolose 3:9-11.

Layakkah untuk mencoba membuat perubahan? Tentu saja! Jika Anda seorang anggota geng, barangkali Anda membutuhkan bantuan untuk membuat perubahan semacam itu. Ada orang-orang di lingkungan tempat tinggal Anda sendiri yang akan senang membantu Anda. Namun, orang-tua sering kali mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengerahkan pengaruh positif terbesar atas anak-anak mereka. Jadi, sekarang kita akan membahas apa yang dapat orang-tua lakukan untuk melindungi anak-anak mereka dari geng.

[Gambar di hlm. 7]

Para bekas anggota geng yang saling bersaing kini dipersatukan oleh kebenaran Alkitab

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan