-
”Kuduslah Kamu, . . . ”Menara Pengawal—1987 (Seri 42) | Menara Pengawal—1987 (Seri 42)
-
-
’Hukum Taurat Itu Kudus, Benar dan Baik’
7, 8. (a) Bagaimana orang Israel dapat ’menjadi kudus’? (b) Pertentangkan Hukum Taurat Yehuwa dengan Hukum Hamurabi dari Babel.
7 ’Menjadi Kudus’ tidak berarti sempurna atau berlaku pura-pura saleh; ini berarti mentaati suatu kaidah hukum yang luas yang diberikan kepada Israel melalui Musa. (Keluaran 19:5, 6) Dibandingkan hukum nasional lain manapun, Taurat Allah dapat digambarkan sebagai ”kudus, benar dan baik”.—Roma 7:12.
8 Memang, Hukum Hamurabi dari Babel, yang dikatakan mendahului Hukum Musa, mengatur sejumlah pokok yang sama. Beberapa dari peraturan-peraturannya, seperti misalnya hukum tentang ”mata ganti mata” atau ganti rugi, serupa dengan prinsip-prinsip Hukum Musa. Maka para kritikus mengatakan bahwa Musa hanya meminjam hukum-hukumnya dari kaidah hukum Hamurabi. Tetapi, kaidah hukum Hamurabi tidak berbuat lebih banyak selain dari mengagungkan Hamurabi dan melayani kepentingan politiknya. Hukum Allah diberikan kepada Israel ’supaya senantiasa baik keadaan mereka dan supaya mereka dapat tetap hidup’. (Ulangan 6:24) Juga tidak ada banyak bukti bahwa kaidah hukum Hamurabi pernah bersifat mengikat secara hukum di Babel, karena hal itu hanya ”bantuan hukum bagi orang-orang yang mencari nasihat”. (The New Encyclopædia Britannica, edisi 1985, Jilid 21, halaman 921) Tetapi, Taurat Musa bersifat mengikat dan berisi hukuman yang adil bagi mereka yang tidak taat. Dan yang terakhir, kaidah hukum Hamurabi memusatkan perhatian pada cara berurusan dengan mereka yang berbuat salah; hanya 5 dari ke-280 peraturannya merupakan larangan langsung. Tetapi, tujuan dari Taurat Allah ialah untuk mencegah, bukan menghukum perbuatan salah.
9. Apa pengaruh dari Hukum Musa atas kehidupan orang-orang Yahudi?
9 Karena Taurat Musa ”kudus, benar dan baik”, hukum tersebut mempunyai pengaruh yang kuat atas kehidupan pribadi orang-orang Yahudi. Hukum tersebut mengatur ibadat mereka, mengatur diadakannya Sabat untuk berhenti dari pekerjaan, mengendalikan sistem ekonomi bangsa itu, menguraikan beberapa tuntutan berkenaan pakaian, dan memberikan bimbingan yang berfaedah dalam soal-soal pantangan makanan, kegiatan seks, dan kebiasaan dalam kebersihan. Bahkan fungsi-fungsi tubuh yang normal diperhatikan dengan saksama oleh Taurat Musa.
”Perintah [Yehuwa] Itu Murni”
10. (a) Mengapa Taurat membahas begitu banyak bidang kehidupan? (b) Bagaimana Taurat memajukan kebersihan fisik dan kesehatan yang baik? (Termasuk catatan kaki.)
10 Peraturan-peraturan yang sedemikian terinci yang mencakup kehidupan sehari-hari mempunyai tujuan mulia: untuk membuat orang Israel bersih—secara fisik, rohani, mental, dan moral. Misalnya, peraturan-peraturan yang menuntut agar mereka membasuh tubuh, menimbun tinja mereka, mengkarantina orang yang dijangkiti penyakit menular, dan menghindari makanan tertentu semuanya memajukan kesehatan dan kebersihan fisik.a—Keluaran 30:18-20; Imamat, pasal 11; 13:4, 5, 21, 26; 15:16-18, 21-23; Ulangan 23:12-14.
11. Apa artinya jika seseorang najis untuk upacara?
11 Namun, kesehatan yang baik dan kebersihan sebenarnya hanya masalah sekunder dibanding dengan kebersihan rohani. Itulah sebabnya seseorang yang mungkin makan salah satu makanan yang dilarang, mengadakan hubungan seks, atau menyentuh mayat, juga dianggap najis untuk upacara ibadat. (Imamat, pasal 11, 15; Bilangan, pasal 19) Jadi orang yang najis tersebut tidak boleh ambil bagian dalam ibadat—dalam beberapa keadaan dapat dihukum mati! (Imamat 15:31; 22:3-8) Namun apa hubungan larangan sedemikian dengan kebersihan rohani?
12. Bagaimana peraturan-peraturan tentang kebersihan untuk upacara memajukan kebersihan rohani?
12 Ibadat kafir dicirikan dengan pelacuran, penyembahan orang mati, dan pesta-pora. Tetapi The International Standard Bible Encyclopedia menyatakan, ”Perbuatan seks apapun tidak diijinkan sebagai sarana untuk menyembah Yahweh. Maka, semua kegiatan sedemikian dalam hal ini membuat seseorang menjadi najis. . . . Di Israel orang mati mendapat respek yang sepatutnya tetapi sama sekali tidak dipuja secara berlebih-lebihan atau menjadi obyek penyembahan. . . . Selanjutnya ikut serta dalam pesta-pesta dari bangsa-bangsa tetangga yang kafir, termasuk perjamuan makan, adalah hal yang mustahil bagi seorang Israel, karena makanan mereka najis.” Jadi peraturan-peraturan dari hukum Taurat merupakan ”tembok” pemisah dari unsur-unsur yang tidak bersih secara agama.—Efesus 2:14.
13. Bagaimana Hukum Taurat memajukan kebersihan mental?
13 Hukum Taurat juga dirancang untuk menjaga kebersihan mental orang-orang Israel. Ketetapan-ketetapannya berkenaan hubungan seks dalam perkawinan, misalnya, dimaksudkan untuk meninggikan jalan pikiran manusia. (Imamat 15:16-33) Orang Israel belajar mengendalikan diri dalam soal seks, tidak menyerah kepada nafsu yang tidak terkendali seperti orang Kanaan. Taurat bahkan mengajar para penganutnya untuk mengendalikan perasaan dan keinginan mereka, dan mengutuk pikiran yang tamak.—Keluaran 20:17.
14. Bagaimana Hukum Allah unik dalam hal memajukan kebersihan moral?
14 Namun, yang paling menonjol dari semua, ialah ditandaskannya kebersihan moral dalam hukum Taurat. Memang, kaidah hukum Hamurabi juga mengutuk perbuatan salah seperti perzinahan. Tetapi, sebuah artikel dalam The Biblical Archaeologist (Ahli Purbakala Alkitab) menyatakan, ”Berbeda dengan orang-orang Babel dan Asyur yang menganggap perzinahan hanya sebagai kejahatan terhadap hak milik suami, hukum dalam Perjanjian Lama menganggap perzinahan juga sebagai kejahatan yang serius terhadap moralitas.”
-
-
”Kuduslah Kamu, . . . ”Menara Pengawal—1987 (Seri 42) | Menara Pengawal—1987 (Seri 42)
-
-
a Hal-hal tersebut tidak ada dalam kaidah hukum Hamurabi; juga tidak ditemukan adanya hukum mengenai kebersihan yang serupa di kalangan orang-orang Mesir purba, meskipun mereka mempraktekkan bentuk pengobatan yang relatif sudah maju. Buku Ancient Egypt (Mesir Purba) mengatakan, ”Mantera-mantera dan resep-resep ilmu gaib dengan bebas diselingi [dalam naskah-naskah pengobatan Mesir] dengan resep-resep obat yang rasional.” Tetapi, Taurat Allah, tidak mengandung unsur-unsur tambahan yang mengandung spiritisme melainkan benar-benar baik secara ilmiah. Baru pada jaman modern, misalnya, dokter-dokter melihat perlunya mencuci tangan setelah menyentuh mayat, sesuatu yang dituntut oleh Hukum Musa ribuan tahun yang lalu!—Bilangan pasal 19.
-