PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g99 8/12 hlm. 18-21
  • Dari Kehidupan Kriminal ke Kehidupan Penuh Harapan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Dari Kehidupan Kriminal ke Kehidupan Penuh Harapan
  • Sedarlah!—1999
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Jalan Menuju Kejahatan
  • Terjerumus ke Dalam Narkotik
  • Menjadi Kaya, Lalu Menjadi Orang Baik-Baik
  • Perubahan Total
  • Upah Karena Menjadi Orang Baik-Baik
  • Alkitab Mengubah Kehidupan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
  • Bagaimana Aku Bisa Bebas dari Narkoba?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Alkitab Mengubah Kehidupan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
  • Kuasa Kebenaran untuk Merehabilitasi
    Sedarlah!—1991
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1999
g99 8/12 hlm. 18-21

Dari Kehidupan Kriminal ke Kehidupan Penuh Harapan

SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH COSTA KOULLAPIS

SAYA MENATAP TEMBOK KOTOR DI SEL PENJARA SAYA. SAYA BERTEKAD BAHWA SAYA HARUS MENCARI CARA UNTUK MEMPEROLEH BANYAK UANG SEHINGGA DAPAT KELUAR DARI LINGKARAN KRIMINALITAS DAN MEMULAI HIDUP BARU.

SERAYA duduk di sana—sengsara dan terpuruk—saya mengenang ke-11 teman saya yang telah tewas dalam waktu setahun sebelumnya. Yang satu digantung karena membunuh, satu lagi bunuh diri sewaktu menunggu persidangan karena kasus pembunuhan, tiga overdosis narkotik, dua dipukul hingga tewas dalam perkelahian sengit di jalanan, dan empat tewas dalam kecelakaan bermotor. Selain itu, beberapa teman lagi menjalani hukuman di berbagai penjara karena tindak kejahatan yang serius.

Jadi, dalam sel penjara yang suram itu, saya berdoa dengan putus asa kepada Allah, siapa pun Dia itu, untuk memperlihatkan kepada saya jalan keluar dari dunia kriminal ini. Beberapa waktu berlalu sebelum saya menerima jawaban untuk doa itu. Sementara itu, saya berhasil luput dari tuduhan serius, yakni melakukan penyerangan fisik. Pengakuan bersalah terbukti membantu, dan saya dijatuhi hukuman yang lebih ringan. Namun, terlebih dahulu saya akan menceritakan bagaimana saya sampai berada dalam situasi yang gawat itu.

Saya lahir di Pretoria, Afrika Selatan, pada tahun 1944 dan dibesarkan di sana. Masa kanak-kanak saya tidak bahagia, dan kehidupan keluarga kami sering kali disengsarakan oleh ledakan emosi Ayah yang disertai kekerasan, dan ini diperburuk oleh kebiasaannya bermabuk-mabukan. Ia juga seorang penjudi berat, dan suasana hatinya yang berubah-ubah mengakibatkan penganiayaan lisan serta fisik yang parah terhadap kami semua, khususnya terhadap ibu saya. Untuk melarikan diri dari pertengkaran yang tak henti-hentinya itu, saya pun pergi ke jalanan.

Jalan Menuju Kejahatan

Akibatnya, saya menjadi matang pada usia sangat muda. Misalnya, sewaktu berusia delapan tahun, saya belajar dua hal. Pelajaran pertama adalah ketika saya tertangkap basah memegang mainan yang saya curi dari rumah tetangga. Ayah memukuli saya dengan hebat. Masih terngiang di telinga saya ancamannya dengan nada murka, ”Kalau kamu kedapatan membawa barang curian lagi, Ayah patahkan lehermu!” Saya pun bertekad, bukan untuk tidak pernah mencuri lagi, tetapi untuk tidak pernah tertangkap lagi. ’Lain kali, akan saya sembunyikan sehingga tidak dapat ditemukan,’ pikir saya.

Pelajaran kedua yang saya peroleh di usia sangat belia tidak berhubungan dengan kejahatan. Sewaktu belajar Alkitab di sekolah, guru mengajar kami bahwa Allah memiliki nama pribadi. Kami heran sewaktu ia mengatakan, ”Nama Allah adalah Yehuwa, dan Ia akan mendengarkan doa apa pun yang kalian ucapkan, asalkan kami berdoa dalam nama Putra-nya, Yesus.” Hal itu cukup berkesan dalam pikiran saya, meskipun tidak menghentikan saya terjerumus ke dalam kehidupan kriminal. Menjelang masuk SMU, saya benar-benar menjadi ahli mengutil dan menggarong. Teman-teman sekolah tidak lebih baik dari saya, karena banyak dari mereka telah masuk panti rehabilitasi anak karena berbagai kejahatan.

Seraya tahun-tahun berlalu, saya kian berjiwa penjahat. Saya terlibat dalam banyak sekali aksi penodongan, penggarongan, pencurian mobil, dan penyerangan, bahkan sebelum saya melewati masa remaja. Karena saya senantiasa berada di rumah biliar dan bar, menjadi pesuruh mucikari, pelacur, dan penjahat, saya bahkan tidak lulus pada tahun pertama di sekolah menengah teknik.

Saya terus bergaul dengan penjahat kelas kakap, yang tidak segan-segan melukai siapa pun yang mengkhianati mereka. Saya belajar perlunya tutup mulut dan tidak pernah membualkan prestasi saya atau memamerkan uang. Tindakan tersebut seolah-olah mengumumkan bahwa saya telah melakukan kejahatan, sehingga menarik perhatian polisi dan saya dapat diinterogasi. Lebih parah lagi, bisa-bisa saya didatangi penjahat lain yang menginginkan sebagian dari rampasan saya.

Namun, sekalipun telah berhati-hati, adakalanya saya diawasi polisi karena dicurigai terlibat dalam kegiatan ilegal. Tetapi, saya memastikan agar tidak satu barang pun yang ada pada saya yang dapat mengaitkan saya dengan suatu kejahatan atau dapat menjadikan saya sebagai tertuduh. Sekali waktu, polisi menggerebek rumah kami pada pukul tiga dini hari. Mereka menggeledah seluruh rumah dua kali, mencari peralatan elektronik—gudang seorang pedagang grosiran setempat telah digarong. Mereka tidak menemukan apa pun. Saya dibawa ke kantor polisi untuk diambil cap sidik jari tetapi bukan sebagai tertuduh.

Terjerumus ke Dalam Narkotik

Sejak usia 12 tahun, saya mulai menggunakan narkotik secara teratur. Kesehatan saya mulai memburuk akibat penyalahgunaan semacam itu, dan beberapa kali saya hampir overdosis. Tak lama kemudian, saya diperkenalkan dengan seorang dokter yang punya koneksi kuat dengan dunia kejahatan. Akibatnya, saya menjadi gembong narkotik, dan beberapa waktu kemudian saya sadar bahwa dengan memasok narkotik kepada beberapa penyalur, risikonya jauh lebih kecil karena saya dapat bekerja di balik layar dan membiarkan orang lain yang mengambil risiko.

Sungguh menyedihkan, beberapa orang yang berbisnis narkotik dengan saya mengalami overdosis dan tewas atau melakukan kejahatan serius sewaktu di bawah pengaruh narkotik. Seorang ”teman” membunuh seorang dokter terkenal. Ini menjadi kepala berita di seluruh negeri. Ia kemudian mencoba melibatkan saya, tetapi saya baru mengetahui insiden itu sewaktu polisi muncul di depan pintu rumah saya. Kenyataannya, polisi sering kali datang dan menginterogasi saya tentang berbagai tindak kejahatan yang baru terjadi.

Akan tetapi, pada suatu hari saya melakukan hal yang sangat konyol. Setelah seminggu penuh pesta narkotik dan alkohol, saya dengan murka menyerang dua orang karena kesalahpahaman dan mengakibatkan mereka luka parah. Pagi berikutnya, mereka mengidentifikasi saya sebagai penyerang mereka, dan saya ditangkap atas tuduhan penyerangan fisik. Itulah ceritanya sampai saya mendekam di penjara.

Menjadi Kaya, Lalu Menjadi Orang Baik-Baik

Setelah dibebaskan dari penjara, saya mendengar ada lowongan sebagai pengawas gudang di sebuah perusahaan farmasi. Saya melamar dan meyakinkan mereka bahwa sayalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu. Dengan rekomendasi seorang teman yang sudah bekerja di sana, saya pun diterima. Saya pikir, inilah cara saya dapat memperoleh banyak uang dan pergi ke suatu tempat lain untuk memulai kehidupan yang bersih. Jadi, saya belajar semua aspek bisnis itu secepat mungkin dan bekerja hingga larut malam mempelajari nama semua obat. Saya yakin inilah jalan menuju suatu hidup baru.

Rencana saya adalah menunggu beberapa waktu dan merebut kepercayaan dari majikan saya. Kemudian, pada waktu yang tepat, saya akan beraksi dan mencuri sejumlah besar obat tertentu yang saya tahu sangat mahal di pasar gelap, menjualnya, lalu menjadi orang kaya baru dalam semalam. Saya telah merancang alibi yang saya yakin sangat jitu sehingga saya dapat bebas dan memulai suatu hidup baru.

Waktunya tiba untuk melaksanakan rencana saya. Pada suatu malam, setelah menyusup masuk ke dalam gudang dengan hati-hati, saya memandangi rak berisi obat-obatan yang nilainya ratusan ribu dolar AS. Saya melihat kesempatan untuk memulai kehidupan yang bebas dari kejahatan dan tindak kekerasan. Tetapi, untuk pertama kalinya, hati nurani saya mengganggu saya. Mengapa saya tiba-tiba merasakan getaran hati nurani ini padahal saya sudah nyaris lupa kalau saya masih punya hati nurani? Begini ceritanya.

Beberapa minggu sebelumnya, saya dan manajer saya membahas tentang makna kehidupan. Ia mengatakan sesuatu dan sebagai tanggapan, saya menjawab bahwa sebagai langkah terakhir, seseorang dapat berdoa. ”Kepada siapa?” tanyanya. ”Kepada Allah,” jawab saya. ”Tetapi ada begitu banyak allah yang kepadanya orang-orang berdoa,” katanya, ”jadi kepada allah yang mana kamu akan berdoa?” Kata saya, ”Kepada Allah Yang Mahakuasa.” ”Oh,” lanjutnya, ”dan namanya?” ”Maksud Anda?” tanya saya. ”Begini, seperti halnya Anda, saya, dan siapa pun, Allah Yang Mahakuasa punya nama pribadi,” jawabnya. Kedengarannya masuk akal, tetapi saya mulai kesal. Jadi saya bertanya dengan nada kesal, ”Kalau begitu, siapa nama Allah?” ”Nama Allah Yang Mahakuasa adalah Yehuwa!” jawabnya.

Tiba-tiba, pikiran saya terbuka, dan saya teringat dengan jelas pelajaran di sekolah sewaktu saya berusia delapan tahun itu. Yang mengejutkan, pembahasan dengan manajer itu berdampak luar biasa terhadap diri saya. Kami duduk selama berjam-jam, menikmati percakapan yang serius. Pada hari berikutnya, ia membawakan buku Kebenaran yang Membimbing Kepada Hidup yang Kekal untuk saya.a Saya membaca seluruh buku pada malam itu juga dan segera yakin bahwa saya telah menemukan kebenaran serta makna sejati dalam kehidupan. Selama dua minggu berikutnya, kami menghabiskan sebagian besar waktu membahas berbagai topik dalam buku biru yang menakjubkan itu.

Nah, seraya saya sedang duduk di gudang yang gelap dan hening itu, hati nurani saya membisikkan bahwa rencana untuk mencuri dan menjual obat-obat itu adalah salah. Diam-diam saya keluar dan pulang, saya bertekad tidak akan pernah mencuri lagi.

Perubahan Total

Pada hari berikutnya, saya memberi tahu keluarga bahwa saya memutuskan untuk memulai cara hidup yang baru, dan saya mulai membagikan beberapa kebenaran Alkitab yang telah saya pelajari kepada mereka. Ayah ingin mengusir saya dari rumah. Tetapi, adik saya, John, membela saya dan mengatakan, ”Ini pertama kalinya dalam hidup Costa bahwa ia ikut dalam sesuatu yang tidak berbau kejahatan, dan Ayah ingin mengusirnya? Saya ingin tahu lebih banyak soal ini.” Saya terkejut campur senang karena John meminta saya memberinya pengajaran Alkitab. Sejak saat itu, setiap orang yang mencari narkotik dari saya memperoleh buku Kebenaran sebagai gantinya! Tak lama kemudian, saya memimpin 11 pengajaran Alkitab dengan bantuan buku itu.

Kemudian, saya tahu bahwa manajer perusahaan itu sendiri bukan seorang Saksi. Istrinya telah menjadi Saksi selama kira-kira 18 tahun, tetapi ia sendiri ”tidak pernah punya waktu untuk kebenaran”. Jadi, ia mengatur agar seorang Saksi yang berpengalaman memimpin pengajaran Alkitab secara teratur dengan saya. Pengajaran itu segera membantu saya melihat perlunya menuntaskan masalah-masalah lain dalam kehidupan, dan tak lama kemudian kebenaran Firman Allah mulai membebaskan saya dari jalan hidup duniawi saya.​—Yohanes 8:32.

Akan tetapi, mendadak saya merasa kewalahan melihat betapa cepatnya segala sesuatu berlangsung dalam waktu beberapa minggu saja. Perubahan besar ada di hadapan saya, dan saya mulai sadar bahwa suatu perang besar antara daging dan roh menanti saya jika saya terus mengikuti petunjuk yang diberikan melalui pelajaran Alkitab saya. Di pihak lain, saya sadar bahwa kemungkinan saya akan mati atau setidaknya menghabiskan sebagian besar kehidupan saya dalam penjara jika saya terus menempuh kehidupan yang saya jalani hingga saat itu. Jadi, setelah memikirkan dalam-dalam dan berdoa dengan sungguh-sungguh, saya memutuskan untuk mengikuti jalan kebenaran. Saya melambangkan pembaktian saya kepada Allah Yehuwa melalui pembaptisan air enam bulan kemudian, pada tanggal 4 April 1971.

Upah Karena Menjadi Orang Baik-Baik

Bila melihat ke belakang, adakalanya saya tak kuasa menahan emosi seraya memikirkan berkat-berkat yang telah saya nikmati sejak mengambil keputusan untuk meninggalkan jalan kriminal. Dari 11 orang yang saya beri pengajaran pada minggu-minggu pertama penuh gejolak itu, 5 masih menempuh jalan kebenaran. Ibu saya juga menerima pengajaran Alkitab dan menjadi Saksi yang terbaptis, terus melayani Allah dengan setia hingga akhir hayatnya pada tahun 1991. Dua adik laki-laki saya membaktikan kehidupannya kepada Yehuwa dan kini melayani sebagai penatua. Saya juga dapat membantu bibi saya belajar kebenaran, dan ia telah melayani dalam dinas sepenuh waktu selama 15 tahun terakhir.

Manajer perusahaan farmasi tempat saya bekerja sedemikian teranjurkan oleh perubahan dalam kehidupan saya sehingga ia mulai bersikap lebih serius terhadap kebenaran Alkitab. Setahun setelah saya dibaptis, ia juga melambangkan pembaktiannya kepada Allah dengan pembaptisan air. Belakangan ia melayani sebagai penatua selama bertahun-tahun di salah satu sidang Saksi-Saksi Yehuwa di Pretoria.

Saya telah menikah dengan seorang saudari Kristen yang berbakti. Leonie dan saya pindah ke Australia pada tahun 1978. Di sanalah lahir kedua putra kami, Elijah dan Paul. Sumber kekuatan sejati bagi saya adalah anjuran dari keluarga saya. Saya mendapat hak istimewa melayani sebagai penatua di Canberra, ibu kota Australia. Setiap hari saya bersyukur kepada Yehuwa, yang menyelamatkan saya dari kehidupan kriminal yang hampa dan menuju kesengsaraan serta kematian. Yang lebih penting, Ia memberikan makna dalam kehidupan saya dengan menyediakan harapan sejati bagi saya dan orang-orang yang saya kasihi.

[Catatan Kaki]

a Diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

[Gambar di hlm. 18]

Sewaktu saya berusia 12 tahun

[Gambar di hlm. 18]

Bersama istri dan kedua putra saya sekarang

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan