PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/1 hlm. 31-32
  • Siapa yang Pergi ke Surga?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Siapa yang Pergi ke Surga?
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mereka yang Tidak di Surga
  • Yesus Membuka Jalan
  • Suatu Kerajaan Surgawi
  • Suatu Badan Penguasa Pilihan
  • Siapa yang Pergi ke Surga, dan Mengapa?
    Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi
  • Pemerintahan Damai bagi Seluruh Bumi
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
  • Alasannya “Kawanan Kecil” Pergi ke Surga
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Apakah Semua Orang Baik Pergi ke Surga?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/1 hlm. 31-32

Pandangan Alkitab

Siapa yang Pergi ke Surga?

SEBUAH bom teroris meledakkan sebuah pesawat penumpang yang sedang mengudara sampai berkeping-keping, menewaskan semua orang yang ada di dalamnya. Sanak saudara dan teman-teman dari para korban diberi tahu bahwa orang-orang yang mereka kasihi kini berada di surga, seolah-olah itu adalah ganti rugi atas kematian mereka yang kejam dan tidak pada waktunya.

Seorang musikus populer meninggal dan dikatakan sedang ’meniup trompet bersama para malaikat di surga’.

Penyakit, kelaparan, atau kecelakaan merampas kehidupan bayi-bayi, dan para pemimpin agama mengatakan bahwa mereka sekarang menikmati kebahagiaan surgawi, barangkali bahkan sebagai malaikat!

Benarkah Allah mengoreksi ketidakadilan yang dialami orang-orang tua dan muda dengan membawa mereka semua kepada-Nya ke dalam kedamaian surgawi? Apakah izin masuk ke surga semata-mata cara Allah untuk melestarikan semua hal baik dan yang patut dipuji dalam diri umat manusia? Bagaimana pandangan Alkitab?

Mereka yang Tidak di Surga

Pernyataan Alkitab sudah jelas, ”Apa! Tidak tahukah kamu bahwa orang yang tidak adil-benar tidak akan mewarisi kerajaan Allah?” (1 Korintus 6:9) Akan tetapi, Alkitab juga berbicara tentang banyak orang yang adil-benar dan korban ketidakadilan yang tidak akan mewarisi surga.

Yesus sendiri mengatakan tentang Yohanes Pembaptis yang akan segera mati martir, ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepada kamu sekalian: Di antara mereka yang dilahirkan wanita tidak pernah tampil yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis; tetapi seseorang yang lebih kecil dalam kerajaan surga lebih besar daripada dia.” (Matius 11:11) Semua anak laki-laki berusia dari dua tahun ke bawah di Betlehem dan distriknya dibantai tanpa belas kasihan oleh Raja Herodes yang fasik dalam upayanya untuk membinasakan Yesus yang masih bocah. (Matius 2:16) Namun, Yesus mengatakan, ”Lagi pula, tidak seorang pun [pria, wanita atau anak-anak] telah naik ke surga kecuali dia yang turun dari surga, Putra manusia [Yesus].” (Yohanes 3:13) Mengapa Yesus tidak mengatakan bahwa korban-korban ketidakadilan ini berada di surga?

Yesus Membuka Jalan

Yesus menyebut dirinya ”jalan dan kebenaran dan kehidupan” dan disebut oleh Paulus sebagai ”buah sulung dari antara mereka yang telah tidur dalam kematian”. (Yohanes 14: 6; 1 Korintus 15:20) Oleh karena itu, tak seorang pun telah mendahuluinya pergi ke surga. Namun ketika Yesus naik ke surga kira-kira 40 hari setelah kebangkitannya, apakah ia kemudian disusul oleh orang-orang beriman yang layak dan telah meninggal? Kira-kira sepuluh hari setelah itu, rasul Petrus mengatakan mengenai Raja Daud bahwa ”ia wafat dan juga dikuburkan dan makamnya ada di antara kita sampai hari ini. . . . Sesungguhnya Daud tidak naik ke surga”.​—Kisah 2:29, 34.

Jadi, izin masuk ke surga melibatkan lebih daripada sekadar ganti rugi atas ketidakadilan yang diderita atau bahkan suatu imbalan atas kesetiaan seseorang. Sebaliknya, hal itu memungkinkan terbentuknya suatu badan penguasa yang berkedudukan di surga yang terdiri dari sejumlah wakil dari umat manusia di bawah pimpinan Kristus, yang diurapi oleh roh kudus.​—Roma 8:15-17; Penyingkapan 14:1-3.

Suatu Kerajaan Surgawi

Yesus menunjuk kepada pemerintahan ini sebagai ”kerajaan surga” atau ”kerajaan Allah”. (Matius 5:3, 20; Lukas 7:28) Hal itu tidak memaksudkan bahwa manusia dalam jumlah besar-besaran akan termasuk dalam badan administratif ini. Maka, Yesus menunjuk kepadanya sebagai ”kawanan kecil”. (Lukas 12:32) Dalam bahasa asli yang digunakan pada bagian ini dari Alkitab, kata ”kecil” (mi·krosʹ) adalah lawan dari besar (meʹgas), dan penggunaannya di Lukas 12:32 menunjuk kepada kuantitas atau jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, keanggotaan dalam ”kerajaan surga” tidak membolehkan jumlah yang tidak terbatas. Sebagai ilustrasi: Jika Anda diminta menuangkan sedikit air ke dalam sebuah gelas, Anda akan memastikan agar airnya tidak luber. Demikian juga, ”kawanan kecil” tidak bisa terdiri dari jumlah orang yang terlalu banyak. Kerajaan Allah memiliki satu kelompok penguasa yang jumlahnya tertentu (”sedikit”) yang memerintah bersama Kristus.

Jumlah tepatnya dari para penguasa ini, 144.000, disingkapkan kepada rasul Yohanes. (Penyingkapan 14:1, 4) Ayat-ayat sebelumnya dalam buku Penyingkapan menyatakan bahwa orang-orang yang sama ini adalah ’dari setiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa untuk menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah’, dan mereka akan memerintah sebagai raja-raja dari surga atas bumi ini. (Penyingkapan 5:9, 10) Badan administratif ini bersama-sama dengan Yesus Kristus adalah Kerajaan yang ia ajarkan kepada pengikut-pengikutnya agar didoakan. Ini juga merupakan perwakilan yang melaluinya pemerintahan yang buruk dari bumi ini akan diakhiri, dengan demikian memulihkan keadilan dan perdamaian atas tempat tinggal manusia, bumi, juga vitalitas yang bersifat kekal atas penghuninya.—Mazmur 37:29; Matius 6:9, 10.

Suatu Badan Penguasa Pilihan

Karena pemerintahan manusia yang digantikan Kerajaan tersebut begitu dirongrong oleh kebejatan, apakah kita tidak dapat melihat mengapa orang-orang yang termasuk dalam pemerintahan surgawi itu harus dipilih dengan saksama dan diuji oleh Allah? Situasi umat manusia dewasa ini dapat disamakan dengan situasi ratusan penumpang yang berada di pesawat jet yang rusak dalam cuaca yang buruk. Dalam situasi kritis demikian, apakah Anda menginginkan suatu awak kapal yang terdiri dari orang-orang muda dan tidak berpengalaman? Sama sekali tidak! Situasi tersebut membutuhkan awak yang dipilih dengan saksama menurut persyaratan yang ketat.

Sehubungan dengan orang-orang yang akan melayani di surga bersama Kristus Yesus, kita merasa lega mengetahui bahwa ”Allah telah menempatkan anggota-anggota dalam tubuh, masing-masing dari antara mereka, sebagaimana ia kehendaki”. (1 Korintus 12:18) Keinginan atau ambisi pribadi untuk meraih posisi dalam Kerajaan bukanlah faktor penentu. (Matius 20:20-23) Standar-standar iman dan tingkah laku yang spesifik telah ditentukan oleh Allah untuk menghalangi masuknya orang-orang yang tidak layak. (Yohanes 6:44; Efesus 5:5) Kata-kata pembukaan dari Khotbah Yesus di Bukit memperlihatkan bahwa orang-orang yang memerintah bersama Kristus harus terbukti berpikiran rohani, berwatak lemah lembut, pencinta keadilbenaran, berbelaskasihan, murni dalam hati, dan suka damai.—Matius 5:3-9; lihat juga Penyingkapan 2:10.

Syukurlah, sebagian besar dari umat manusia, meskipun tidak dipilih oleh Allah untuk berada di antara badan perwakilan para penguasa ini, tidak ditinggalkan tanpa harapan. Mereka akan mendiami bumi yang indah ini dan menikmati manfaat dari pemerintahan ilahi-Nya. Korban ketidakadilan di masa lalu yang telah lama meninggal akan dikembalikan kepada kehidupan untuk hidup bersama dengan orang-orang yang selamat untuk melihat Kerajaan Allah ”datang” dalam arti sepenuhnya. Janji ini akan dipenuhi, ”Orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ.”​—Matius 6:9, 10; Amsal 2:21; Kisah 24:15.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan