PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g89_No30 hlm. 27-30
  • Ozon yang Menipis—Apakah Kita Merusak Pelindung Kita Sendiri?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Ozon yang Menipis—Apakah Kita Merusak Pelindung Kita Sendiri?
  • Sedarlah!—1989 (No. 30)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Ancaman yang Diramalkan
  • Apakah Ada Harapan?
  • Bila Atmosfer Kita Rusak
    Sedarlah!—1994
  • Bagaimana Atmosfer Kita Diselamatkan?
    Sedarlah!—1994
  • Perjuangan untuk Menyelamatkan Planet Kita
    Sedarlah!—1996
  • Oh, Nikmatnya Udara Segar!
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1989 (No. 30)
g89_No30 hlm. 27-30

Ozon yang Menipis—Apakah Kita Merusak Pelindung Kita Sendiri?

Bayangkan anda setiap hari harus berjalan melalui hujan api yang mematikan. Satu-satunya perlindungan anda adalah sebuah payung, yang dirancang dengan sempurna untuk menangkis titik-titik hujan yang mematikan itu. Dapatkah anda bayangkan betapa berharga payung itu bagi anda? Dapatkah anda bayangkan betapa bodohnya untuk merusak payung itu, mungkin bahkan melubanginya? Namun, umat manusia dewasa ini berada dalam keadaan yang sama dalam skala global.

PLANET kita terus-menerus dihujani sinar matahari. Walaupun kebanyakan dari sinar ini bermanfaat, memberikan kehangatan dan cahaya bagi bumi kita, sebagian kecil darinya sangat mematikan. Ini adalah sinar ultraviolet-B, atau UV-B, dan jika semua sampai ke permukaan bumi, ia akan membunuh segala sesuatu yang hidup di atasnya. Untunglah, planet kita dirancang dengan sebuah ”payung” yang melindungi kita dari sinar ini, sebuah payung yang disebut lapisan ozon. Tetapi, sayang sekali, umat manusia sedang merusak payung tersebut!

Apa sebenarnya lapisan ozon itu? Bagaimana cara bekerjanya, dan bagaimana kita sedang merusaknya? Nah, ozon adalah bentuk oksigen yang tidak stabil. Ia memiliki tiga atom oksigen (O3) bukan dua seperti biasa (O2). Ozon terbentuk secara alami dalam stratosfir, menyerap sinar UV-B yang berbahaya tetapi membiarkan sinar yang dibutuhkan dan aman tetap tembus. Selain itu, walaupun ozon mudah diuraikan oleh gas-gas lain, dalam stratosfir ia terus dibuat oleh sinar matahari. Maka ia merupakan pelindung yang terus memperbaiki diri sendiri. Rancangan yang menakjubkan, bukan?

Problemnya timbul sewaktu manusia mulai menyuntikkan gas-gas industrinya sendiri ke dalam sistem yang peka ini. Akibatnya ozon dimusnahkan lebih cepat daripada yang dapat dihasilkan sinar matahari. Pada tahun 1974 para ilmuwan mulai mencurigai bahwa CFC, atau khlorofluorokarbon, adalah gas-gas perusak ozon. Namun, CFC terdapat di mana-mana. Gas ini digunakan untuk membuat segala macam produk dari plastik busa, dari isolasi sampai cangkir-cangkir dan tempat-tempat makanan jadi. Gas ini digunakan sebagai bahan pembakar dalam kaleng-kaleng penyemprot, sebagai pendingin dalam alat pendingin ruangan (AC) dan lemari es, dan sebagai bahan pelarut untuk membersihkan alat-alat elektronika.

Seorang ilmuwan yang pernah melaporkan bahayanya mengingat, ”Saya tidak dapat berteriak ’Hore!’ Saya hanya pulang pada suatu malam dan memberi tahu istri saya, ’Pekerjaan berjalan dengan sangat baik, tetapi dunia kelihatan akan hancur.’” Tetapi sejak ditemukannya CFC pada tahun 1930, banyak orang mengelukannya sebagai bahan yang tidak beracun dan sangat stabil. Apakah mereka keliru?

Ancaman yang Diramalkan

Tidak. Tampaknya mereka benar sekali. Justru karena begitu stabil, CFC terus-menerus merusak. Setelah CFC keluar dari alat pendingin ruangan yang dibuang dan cangkir-cangkir plastik busa yang sudah digumpalkan, gas ini dengan perlahan-lahan tertiup naik ke stratosfir. Di sana, karena dihujani oleh sinar ultraviolet, ia akhirnya terurai dan melepaskan pembunuh-pembunuh ozon yang sebenarnya: khlorine. Molekul-molekulnya berdansa secara memautkan dengan molekul-molekul ozon yang mudah terurai, memusnahkannya dan melepaskan diri secara utuh untuk mencari pasangan lain yang malang. Satu molekul khlorine dapat berdansa terus dengan cara ini selama lebih dari satu abad, melenyapkan seratus ribu molekul ozon.

Para ilmuwan yang khawatir memprotes keras penggunaan utama dari CFC—sebagai bahan pembakar untuk alat-alat penyemprot aerosol. Baru pada tahun 1978 Kanada, Swedia, dan Amerika Serikat melarang penggunaan CFC dalam alat-alat aerosol, tetapi hanya sedikit negara lain yang berbuat serupa. Yang lebih celaka, gas ini didapati makin lebih banyak digunakan untuk bahan-bahan kimia yang keras, sehingga produksinya makin meningkat. Amerika Serikat masih mengkonsumsi seperempat dari suplai dunia per tahun.

Diperlengkapi dengan model-model atmosfir bumi yang dibuat oleh komputer, para ilmuwan terus mengingatkan bahwa pencemaran oleh bahan-bahan kimia lambat-laun akan menghabiskan lapisan ozon, perlahan-lahan membiarkan lebih banyak sinar UV-B tembus. Industri dan pemerintah tidak mengindahkan tuntutan para sarjana, dengan menyatakan bahwa bukti-bukti mereka lemah dan kesimpulan mereka tidak terbukti.

Majalah Discover menyebut kontroversi ini ”Perang Ozon” dan menyatakan bahwa para peneliti ”selama bertahun-tahun sudah menganggap perkara itu sebagai eksperimen global yang sangat hebat: setiap tahun umat manusia memompa satu juta ton CFC lagi ke dalam atmosfir lalu menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi”. Apa yang telah terjadi mengejutkan setiap orang.

Sebaliknya dari menipis dengan mulus dalam persentase-persentase kecil secara global seperti diramalkan semua model komputer, tingkat ozon menurun dengan sangat tajam di atas Kutub Selatan! Pada bulan Oktober 1984 suatu tim ilmuwan Inggris di Antartika mendapati bahwa ozon di atas mereka telah menipis kira-kira 40 persen, membentuk apa yang sekarang terkenal sebagai ”lubang ozon”. Pada mulanya, para ilmuwan lain meragukan hal itu. Tim Inggris tersebut tidak begitu dikenal. Di samping itu, alat-alat pengukur atmosfir lain tidak mencatat penipisan yang dramatis dalam ozon di Antartika.

Tetapi ternyata, komputer-komputer yang menerima data dari satelit-satelit telah diprogram untuk menolak dan menganggap sebagai kesalahan setiap penipisan ozon yang lebih besar dari 30 persen. Mesin-mesin itu telah mengukur lubang ozon selama bertahun-tahun tetapi membuang datanya!

Para ilmuwan saling bertengkar selama beberapa saat mengenai penyebab dari lubang tersebut. Tetapi pesawat pengangkut peralatan yang terbang melewati lubang ozon itu sendiri menemukan biang keladinya yang sebenarnya—khlorine dari bahan-bahan kimia buatan manusia! Jauh di atas Kutub Selatan ada sebuah pusaran udara yang besar sekali dengan awan-awan yang terdiri dari partikel-partikel es kecil, yang memberikan khlorine berjuta-juta permukaan kecil di mana ia dapat menarikan dansa mautnya dengan ozon secara lebih cepat lagi.

Sejak itu, para ilmuwan telah menemukan lubang yang serupa di atas Kutub Utara. Kedua lubang itu bersifat musiman, membuka dan menutup setiap tahun. Yang terdapat di atas Kutub Selatan besarnya kira-kira seluas Amerika Serikat; yang di atas Kutub Utara kira-kira seluas Tanah Hijau.

Bagaimana lubang-lubang ozon ini mempengaruhi anda? Lubang-lubang ini sudah menyebar sampai berada di atas sebagian dari Eropa utara dan telah mengancam Amerika Selatan di sebelah yang paling selatan, tetapi anda tidak perlu berdiri di bawah sebuah lubang ozon untuk dipengaruhi olehnya. Para ilmuwan khawatir bahwa lubang-lubang itu menghasilkan udara yang kurang mengandung ozon yang akan menyebar sampai ke seluruh bumi. Sebenarnya, di atas Belahan Bumi Utara yang paling banyak penduduknya, lapisan ozon telah berkurang kira-kira 3 sampai 7 persen selama 17 tahun terakhir. Sebelumnya, para ilmuwan mengira bahwa diperlukan waktu seratus tahun bagi ozon untuk turun sampai 3 persen!

Dampak dari meningkatnya sinar UV-B yang sampai ke permukaan bumi akan jauh jangkauannya. Sinar ini dapat menyebabkan kanker kulit pada manusia. Ia juga merusak sistem kekebalan manusia dan menyebabkan katarak pada mata. Science News memperkirakan bahwa meningkatnya radiasi UV-B akan ”membunuh 3 juta orang yang hidup sekarang atau yang lahir sebelum tahun 2075”.

Seperti dikatakan sarjana ahli atmosfir Dr. Michael Oppenheimer, ”Perubahan ini akan mempengaruhi setiap orang dan setiap ekosistem di atas muka bumi, dan kita hanya memiliki sedikit keterangan mengenai perubahan-perubahan yang akan terjadi.” Meningkatnya radiasi UV-B akan menghancurkan banyak krill (semacam plankton) kecil dan plankton-plankton lain yang hidup di dekat permukaan samudra, mengacaukan mata rantai makanan di samudra. Pemusnahan kehidupan tanaman secara besar-besaran, kerugian panen, bahkan perubahan dalam angin global dan pola cuaca, dapat timbul akibat lapisan ozon yang menipis. Jika ancaman-ancaman ini terwujud dalam dasawarsa-dasawarsa mendatang, itu pasti akan berarti bencana bagi manusia dan dunianya.

Apakah Ada Harapan?

Pada bulan September 1987 kira-kira 24 negara menandatangani perjanjian yang disebut Protokol Montreal. Persetujuan itu ingin agar lebih banyak negara maju membekukan penggunaan CFC dan produksinya pada tingkat 1986, dan selain itu menguranginya 50 persen sebelum tahun 1999. Negara-negara yang sedang berkembang mendapat lebih banyak kelonggaran karena CFC dianggap penting untuk modernisasi.

Perjanjian itu, yang akan berlaku pada tahun 1989 jika sedikitnya 11 negara mengesahkannya, telah dipuji sebagai suatu ”peristiwa penting”. Seorang politikus A.S. bersukaria, ”Untuk pertama kalinya, bangsa-bangsa di dunia setuju untuk bekerja sama dalam menangani problem lingkungan sebelum dampaknya yang merusak meluas.”

Namun, tidak setiap orang begitu gembira. Beberapa ilmuwan merasa tidak senang karena baru dua minggu setelah perjanjian Montreal ditandatangani, bukti yang paling meyakinkan bahwa CFC-lah yang menyebabkan lubang ozon, diterbitkan. Mereka yang telah menandatangani perjanjian itu bahkan diberi tahu untuk tidak mempertimbangkan lubang ozon dalam keputusan mereka. Kata seorang ahli, ”Jika para perunding di Montreal mengetahui tentang penemuan ini mereka pasti akan setuju untuk bahkan memusnahkan CFC secara total.”

Tetapi yang lebih buruk lagi, CFC yang sekarang sedang naik melewati troposfir memerlukan waktu tujuh sampai sepuluh tahun untuk bergerak naik ke stratosfir. Ini berarti bahwa kadar CFC dalam stratosfir akan menjadi dua kali lipat kadar yang ada sekarang, tidak soal perjanjian-perjanjian apapun yang akan dibuat. Seperti dilaporkan dalam The German Tribune, ”Bahkan jika pelarangan segera diberlakukan, perlu waktu 80 tahun bagi atmosfir untuk kembali pada keadaannya pada tahun 1920-an.”

Sementara itu, perusahaan-perusahaan kimia yang besar sedang bekerja keras untuk menemukan pengganti bagi CFC. Beberapa dari percobaan-percobaan mereka telah menunjukkan harapan baik. Tetapi pengujian dan pemikiran cara pembuatannya memerlukan waktu. ”Kami memerlukannya sekarang, bukan nanti,” desak Joe Farman, ilmuwan yang pertama kali menemukan lubang ozon di Antartika. ”Kita melepaskan CFC ke dalam atmosfir lima kali lebih cepat daripada yang dapat dilenyapkan oleh proses alami.” Tetapi ada alasan yang baik untuk tidak cepat-cepat mengajukan penggantinya. ”Tak seorang pun mau menggunakan suatu produk yang bakal ada di dapur setiap orang dan kemudian mendapati hal itu beracun,” demikian peringatan manajer lingkungan hidup dari sebuah perusahaan kimia.

Maka walaupun harapan untuk suatu penyelesaian memang ada, para ilmuwan telah digugah. Mereka telah belajar bahwa atmosfir bumi ternyata suatu mekanisme yang sangat kompleks dan peka; atmosfir menanggapi polusi oleh manusia dengan cepat dan tanpa dapat diramalkan.

Dr. Oppenheimer menyimpulkan, ”Kita seolah-olah terbang secara buta menuju masa depan yang sangat tidak menentu.” Penyelesaian yang setengah-setengah untuk krisis yang begitu serius hanya menjadi bahan tertawaan. Sewaktu seorang pejabat A.S. mengusulkan kampanye ”perlindungan pribadi” dengan mengenakan topi dan kacamata hitam, para kritikus bertanya bagaimana caranya mengenakan topi sombrero pada kacang kedelai atau kacamata hitam pada binatang-binatang buas.

Jelas sekali bahwa hanya penyelesaian yang menyeluruh yang akan dihargai atau dianggap memadai untuk menyelesaikan problem itu. Apakah manusia sanggup menjalankan tugasnya untuk membenahi jutaan kesalahannya sendiri terhadap planet ini? Tampaknya tidak. Manusia jarang mau menghabiskan uang untuk membersihkan sampahnya sendiri kecuali ia praktis sudah tercekik olehnya. Bukankah lebih bijaksana untuk berpaling kepada Perancang dari lingkungan kita yang rumit untuk mendapatkan penyelesaian? Jelas, Ia telah melihat di muka abad kita yang berbahaya ini sewaktu Ia menjanjikan akan ”membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi”.—Wahyu 11:18.

[Kotak di hlm. 28]

PARADOKS DARI OZON

Ozon adalah lapisan pelindung kehidupan. Ozon adalah bahan polusi yang beracun. Anda mungkin telah mendengar kedua macam penjelasan itu. Yang mana yang benar? Kedua-duanya! Dalam stratosfir tempat ia berada, ozon memang penyelamat jiwa. Tetapi di bawah sini dalam troposfir, ozon dibentuk akibat sampingan polusi oleh manusia. Manusia melepaskan banyak sekali hidrokarbon ke dalam udara, kebanyakan melalui pembakaran bensin pada kendaraan bermotor. Sinar matahari mengubah hidrokarbon ini menjadi ozon.

Manusia tidak boleh menghirup ozon. Itu akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Sebenarnya, para ilmuwan baru-baru ini telah menyadari bahwa zat itu jauh lebih berbahaya bagi kesehatan manusia daripada yang pernah dibayangkan sebelumnya. Beberapa telah sangat mendesak pengendalian yang lebih ketat atas polusi ozon—tetapi sia-sia.

Apakah anda melihat betapa ironisnya krisis ozon ini? Di atas sana di mana ozon diperlukan, kita memusnahkannya. Di bawah sini di mana ozon berbahaya, kita menghasilkannya!

Tetapi anda mungkin bertanya, ’Mengapa kita tidak mengirimkannya saja dari bawah ke atas stratosfir di mana itu diperlukan?’ Satu hal ialah, ozon sangat tidak stabil untuk mengadakan perjalanan itu; ia akan terurai jauh sebelum mencapai ketinggian demikian. Beberapa ilmuwan telah mengkhayalkan rencana-rencana yang fantastis untuk mengangkut ozon ke atas dengan pesawat-pesawat terbang pengangkut gas, jet, atau peluru kendali. Tetapi, mereka segera mengakui bahwa biayanya akan sangat mahal. Tampaknya, satu-satunya penyelesaian yang nyata adalah untuk tidak memusnahkannya di atas sana dan tidak menghasilkannya di bawah sini.

[Bagan di hlm. 29]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

Stratosfir

Sinar Ultraviolet

Lapisan Ozon dalam Stratosfir

Troposfir

Bumi

Kaleng Penyemprot

△ CFCs

→ Khlorine

● Ozon

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan