PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Bagaimana Dunia Ini Kecanduan
    Sedarlah!—1986 (No. 17) | Sedarlah!—1986 (No. 17)
    • Jadi, dalam dasawarsa yang sama dengan pecahnya Perang Krim, industri rokok telah membiakkan suatu kebiasaan baru yang kuat sekali. Dalam waktu 20 tahun para pedagang tembakau berhasil melonjak menggunakan iklan surat kabar yang menarik dan pernyataan-pernyataan pujian dalam menarik langganan-langganan baru. Sebuah mesin yang mendapat hak paten pada tahun 1880 memproduksi rokok secara massal dan mempertahankan harganya rendah, sementara itu gambar-gambar para pahlawan sport dan wanita-wanita tersenyum menjual citra rokok kepada masyarakat pria. Namun apa yang membuat mereka selalu menginginkan lebih banyak lagi? Ketergantungan kepada nikotin! Seperti dikatakan seorang penulis bidang kesehatan William Bennet, M.D., ”Mekanisasi, iklan yang cerdik dan teknik-teknik pemasaran memang memberikan andil, tetapi [tanpa nikotin] mereka tidak mungkin dapat menjual banyak daun-daun kering.”

  • Kebiasaan Itu Menyingkirkan Perlawanan
    Sedarlah!—1986 (No. 17) | Sedarlah!—1986 (No. 17)
    • Untuk memperkuat cengkeraman pada pasaran Amerika, para pemasang iklan mengarahkan sasaran kepada kaum wanita. ”Iklan rokok menjelang akhir tahun 1920-an dikatakan ’telah menjadi gila’,” demikian laporan Jerome E. Brooks. Tetapi iklan mengakibatkan orang-orang Amerika terus membeli rokok selama dan setelah masa depresi ekonomi tahun 1929. Anggaran yang besar sekali (kira-kira $75.000.000 pada tahun 1931) mempromosikan rokok sebagai bantuan untuk tetap langsing, sebagai pengganti dari permen. Film-film yang mengagung-agungkan bintang-bintang yang merokok, seperti misalnya Marlene Dietrich, membantu menciptakan suatu citra modern. Sehingga pada tahun 1939, sebelum perang dunia yang baru, kaum wanita Amerika ikut bersama kaum pria mengkonsumsi 180 milyar rokok.

      Perang lagi! Para prajurit sekali lagi mendapat rokok gratis, bahkan dalam ransum mereka di lapangan. ”Lucky Strike Green ke Medan Perang!” merupakan iklan yang laris dipromosikan dengan memanfaatkan kesempatan suasana perang yang patriotis. Dengan konsumsi rokok di Amerika Serikat setiap tahun diperkirakan 400 milyar pada akhir Perang Dunia II, siapa yang dapat meragukan tempat tembakau di dunia?

      Sesungguhnya, siapa yang dapat meragukan pentingnya rokok bagi jaman pasca-perang Eropa, di mana pernah suatu ketika berkarton-karton rokok menggantikan mata uang di pasaran gelap? Para prajurit Amerika yang ditempatkan di Eropa membeli rokok yang mendapat subsidi dengan harga hanya lima sen satu bungkus dan dengan itu membiayai segala sesuatu—dari sepatu baru sampai gadis-gadis. Penjualan rokok kepada kalangan militer, yang bebas pajak, meningkat dari 5.400 per kapita pada tahun 1945 menjadi 21.250 dalam dua tahun saja.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan