-
Terlebih Lagi Sekarang, Tetaplah Sadar!Menara Pengawal—2003 | 1 Januari
-
-
Terlebih Lagi Sekarang, Tetaplah Sadar!
”Biarlah kita tidak tidur seperti orang lain, tetapi biarlah kita tetap bangun dan tetap sadar.”—1 TESALONIKA 5:6.
1, 2. (a) Kota macam apakah Pompeii dan Herkulaneum itu? (b) Peringatan apa yang diabaikan oleh banyak penduduk Pompeii dan Herkulaneum, dan apa akibatnya?
PADA abad pertama Masehi, Pompeii dan Herkulaneum adalah dua kota Romawi yang makmur yang terletak dekat Gunung Vesuvius. Bagi orang Romawi yang kaya, kota-kota tersebut adalah tempat berlibur yang populer. Teater-teaternya mampu menampung lebih dari seribu penonton, dan di Pompeii, ada sebuah amfiteater besar yang dapat menampung hampir seluruh penduduk kota itu. Para penggali reruntuhan Pompeii telah menemukan 118 bar dan kedai minum, beberapa berfungsi sebagai tempat perjudian atau rumah bordil. Perbuatan amoral dan materialisme merajalela, sebagaimana disingkapkan oleh lukisan-lukisan dinding dan mayat-mayat yang ditemukan.
2 Pada tanggal 24 Agustus 79 M, Gunung Vesuvius mulai meletus. Para vulkanolog percaya bahwa letusan pertama, yang menghujani kedua kota itu dengan batu apung dan debu, mungkin tidak menghalangi penduduknya untuk melarikan diri. Malahan, tampaknya banyak yang melarikan diri. Namun, yang lainnya, yang menganggap remeh bahaya itu atau sama sekali mengabaikan tanda-tanda peringatan, memilih tetap tinggal. Lalu, kira-kira pada tengah malam, serbuan gas yang luar biasa panas, batu apung, dan batu karang bergemuruh menghantam Herkulaneum sehingga semua penduduk yang tertinggal di kota itu mati kehabisan udara. Esok harinya pagi-pagi sekali, serbuan serupa menewaskan semua penduduk Pompeii. Sungguh tragis akibat tidak mengindahkan tanda-tanda peringatan!
Akhir Sistem Yahudi
3. Apa kesamaan antara pembinasaan Yerusalem dan pembinasaan Pompeii dan Herkulaneum?
3 Akhir yang mencengangkan dari Pompeii dan Herculaneum tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan prahara pembinasaan Yerusalem sembilan tahun sebelumnya, meskipun bencana ini buatan manusia. Bencana yang digambarkan sebagai ”salah satu pengepungan yang paling mengerikan sepanjang sejarah” itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari satu juta orang Yahudi. Akan tetapi, seperti bencana di Pompeii dan Herkulaneum, pembinasaan Yerusalem bukannya terjadi tanpa ada peringatan sebelumnya.
4. Apa tanda nubuat yang Yesus berikan untuk memperingatkan para pengikutnya bahwa akhir suatu sistem sudah dekat, dan bagaimana tanda itu mengalami penggenapan awal pada abad pertama?
4 Yesus Kristus telah meramalkan pembinasaan kota itu, dan ia menubuatkan peristiwa-peristiwa yang akan mendahuluinya—kejadian yang meresahkan seperti peperangan, kekurangan makanan, gempa bumi, dan pelanggaran hukum. Nabi-nabi palsu akan giat, tetapi kabar baik Kerajaan Allah akan diberitakan di seluas dunia. (Matius 24:4-7, 11-14) Meskipun perkataan Yesus mengalami penggenapan utamanya pada masa sekarang, perkataannya digenapi secara kecil-kecilan pada waktu itu. Sejarah mencatat terjadinya kelaparan yang parah di Yudea. (Kisah 11:28) Sejarawan Yahudi, Yosefus, melaporkan terjadinya gempa bumi di daerah Yerusalem tidak lama sebelum kota itu dibinasakan. Seraya akhir Yerusalem mendekat, terjadi pemberontakan yang tak henti-hentinya, perang berdarah antara faksi-faksi politik Yahudi, dan pembantaian di beberapa kota tempat orang Yahudi dan orang Kafir tinggal bersama. Meskipun demikian, kabar baik Kerajaan diberitakan ”di antara semua ciptaan yang ada di bawah langit”.—Kolose 1:23.
5, 6. (a) Apa perkataan nubuat Yesus yang digenapi pada tahun 66 M? (b) Mengapa angka kematian begitu tinggi sewaktu Yerusalem akhirnya runtuh pada tahun 70 M?
5 Akhirnya, pada tahun 66 M, orang Yahudi memberontak melawan Roma. Sewaktu Cestius Gallus memimpin sebuah pasukan untuk mengepung Yerusalem, para pengikut Yesus mengingat perkataan Yesus, ”Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh bala tentara yang berkemah, kemudian ketahuilah bahwa penghancuran atasnya sudah dekat. Kemudian hendaklah orang-orang yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan, dan hendaklah orang-orang yang berada di tengah-tengah kota itu mengundurkan diri, dan hendaklah orang-orang yang berada di daerah-daerah pedesaan jangan masuk ke sana.” (Lukas 21:20, 21) Waktunya telah tiba untuk meninggalkan Yerusalem—tetapi, bagaimana caranya? Tak disangka-sangka, Gallus menarik mundur pasukannya, membuka jalan bagi orang Kristen di Yerusalem dan Yudea untuk menaati perkataan Yesus dan melarikan diri ke pegunungan.—Matius 24:15, 16.
6 Empat tahun kemudian, kira-kira pada waktu Paskah, pasukan Romawi datang kembali di bawah Jenderal Titus, yang bertekad untuk membasmi pemberontakan orang Yahudi. Pasukannya mengepung Yerusalem dan membangun ”pertahanan dengan kayu-kayu runcing” sehingga mustahil bagi penduduknya untuk melarikan diri. (Lukas 19:43, 44) Meskipun menghadapi ancaman perang, orang Yahudi dari seluruh Imperium Romawi telah berbondong-bondong datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Sekarang, mereka terperangkap. Menurut Yosefus, para peziarah yang malang ini merupakan bagian terbesar dari korban pengepungan pasukan Romawi.a Sewaktu Yerusalem akhirnya runtuh, kira-kira sepertujuh jumlah seluruh orang Yahudi di Imperium Romawi binasa. Pembinasaan Yerusalem dan baitnya merupakan akhir dari negara Yahudi dan sistem agamanya yang didasarkan pada Hukum Musa.b—Markus 13:1, 2.
7. Mengapa orang-orang Kristen yang setia selamat dari pembinasaan Yerusalem?
7 Pada tahun 70 M, orang Kristen Yahudi bisa saja ikut terbunuh atau dijadikan budak bersama semua orang lainnya di Yerusalem. Namun, menurut bukti sejarah, mereka telah mengindahkan peringatan yang Yesus berikan 37 tahun sebelumnya. Mereka telah meninggalkan kota itu dan tidak kembali ke sana.
Peringatan yang Tepat Waktu dari para Rasul
8. Kebutuhan apa yang Petrus amati, dan apa perkataan Yesus yang mungkin ada dalam benaknya?
8 Dewasa ini, pembinasaan yang skalanya jauh lebih luas sudah di ambang pintu, pembinasaan yang akan mengakhiri seluruh sistem ini. Enam tahun sebelum Yerusalem dibinasakan, rasul Petrus memberikan nasihat yang mendesak dan tepat waktu yang khususnya berlaku bagi orang Kristen pada zaman kita: Tetaplah waspada! Petrus melihat perlunya orang Kristen membangunkan ’kemampuan berpikir mereka yang tajam’ sehingga mereka tidak akan mengabaikan ”perintah Tuan”, Yesus Kristus. (2 Petrus 3:1, 2) Sewaktu mendesak orang Kristen agar waspada, Petrus mungkin mengingat kata-kata yang ia dengar Yesus ucapkan kepada para rasulnya beberapa hari sebelum kematiannya, ”Tetaplah melihat, tetaplah sadar, karena kamu tidak tahu kapan waktu yang ditetapkan itu.”—Markus 13:33.
9. (a) Sikap berbahaya apa yang bakal dikembangkan beberapa orang? (b) Mengapa sikap skeptis sangat berbahaya?
9 Dewasa ini, beberapa orang mencemooh, ”Mana kehadirannya yang dijanjikan itu?” (2 Petrus 3:3, 4) Tampaknya, orang-orang itu merasa bahwa keadaan tidak pernah benar-benar berubah tetapi selalu sama saja seperti sejak dunia diciptakan. Sikap skeptis seperti itu berbahaya. Keraguan dapat melemahkan perasaan mendesak kita, mempengaruhi kita untuk hanyut menuju pemuasan nafsu pribadi. (Lukas 21:34) Selain itu, seperti yang Petrus tandaskan, para pengejek itu melupakan Air Bah pada zaman Nuh, yang membinasakan suatu sistem seluas dunia. Dunia benar-benar berubah pada saat itu!—Kejadian 6:13, 17; 2 Petrus 3:5, 6.
10. Dengan kata-kata apa Petrus menganjurkan orang-orang yang mungkin menjadi tidak sabar?
10 Petrus membantu para pembacanya untuk memupuk kesabaran dengan mengingatkan mereka alasan mengapa Allah sering kali tidak segera bertindak. Pertama-tama, Petrus mengatakan, ”Bagi Yehuwa satu hari ialah seperti seribu tahun dan seribu tahun seperti satu hari.” (2 Petrus 3:8) Karena Yehuwa hidup selama-lamanya, Ia dapat mempertimbangkan semua faktor dan memilih waktu yang terbaik untuk bertindak. Lalu, Petrus menunjukkan keinginan Yehuwa agar orang-orang di mana pun bertobat. Kesabaran Allah berarti keselamatan bagi banyak orang yang akan binasa seandainya Ia bertindak secara tergesa-gesa. (1 Timotius 2:3, 4; 2 Petrus 3:9) Akan tetapi, kesabaran Yehuwa bukan berarti Ia tidak akan pernah bertindak. ”Hari Yehuwa akan datang seperti pencuri,” kata Petrus.—2 Petrus 3:10.
11. Apa yang akan membantu kita tetap sadar secara rohani, dan bagaimana hal ini seolah-olah ”mempercepat” hari Yehuwa?
11 Pembandingan yang Petrus sebutkan patut kita perhatikan. Menangkap pencuri bukanlah hal yang mudah, tetapi penjaga yang tetap sadar sepanjang malam lebih besar kemungkinannya untuk menemukan pencuri daripada penjaga yang tertidur dari waktu ke waktu. Bagaimana seorang penjaga dapat tetap sadar? Penjaga yang berjalan meronda lebih mudah untuk tetap siaga ketimbang penjaga yang duduk-duduk sepanjang malam. Demikian pula, dengan tetap aktif secara rohani, kita sebagai orang Kristen akan dibantu untuk tetap sadar. Itulah sebabnya, Petrus mendesak kita untuk terus sibuk dalam ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”. (2 Petrus 3:11) Kegiatan seperti itu akan membantu kita ”terus menaruh kehadiran hari Yehuwa dalam pikiran”. Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ’terus menaruh dalam pikiran’ dapat secara harfiah diterjemahkan menjadi ”mempercepat”. (2 Petrus 3:12; catatan kaki NW Ref.) Memang, kita tidak dapat mengubah jadwal waktu Yehuwa. Hari-Nya akan datang pada saat yang telah Ia tentukan. Namun, periode waktu sejak sekarang hingga saat itu tiba akan terasa jauh lebih cepat berlalu jika kita sibuk dalam dinas kepada-Nya.—1 Korintus 15:58.
12. Bagaimana kita secara pribadi dapat memanfaatkan kesabaran Yehuwa?
12 Oleh karena itu, siapa pun yang merasa bahwa hari Yehuwa tertunda dianjurkan untuk mengindahkan nasihat Petrus agar dengan sabar menantikan waktu yang telah Yehuwa tentukan. Ya, kita dapat dengan bijaksana menggunakan waktu ekstra yang tersedia berkat kesabaran Yehuwa. Misalnya, kita dapat terus memupuk sifat-sifat Kristen yang sangat penting serta membagikan kabar baik kepada jauh lebih banyak orang lagi dibanding jika waktu ekstra itu tidak tersedia. Jika kita tetap sadar, Yehuwa akan mendapati kita ”tidak bernoda dan tidak bercacat dan dalam damai” pada akhir sistem ini. (2 Petrus 3:14, 15) Hal itu benar-benar merupakan suatu berkat!
13. Apa kata-kata Paulus kepada orang Kristen di Tesalonika yang khususnya cocok dewasa ini?
13 Dalam suratnya yang pertama kepada orang Kristen di Tesalonika, Paulus juga berbicara tentang perlunya tetap sadar. Ia menasihati, ”Biarlah kita tidak tidur seperti orang lain, tetapi biarlah kita tetap bangun dan tetap sadar.” (1 Tesalonika 5:2, 6) Dewasa ini, alangkah pentingnya hal itu manakala kehancuran suatu sistem seluas dunia kian mendekat! Para penyembah Yehuwa hidup dalam dunia yang sarat dengan sikap apatis akan hal-hal rohani, dan hal ini dapat mempengaruhi mereka. Oleh karena itu, Paulus menasihati, ”Biarlah kita tetap sadar dan mengenakan pelindung dada iman dan kasih, dan mengenakan ketopong harapan keselamatan.” (1 Tesalonika 5:8) Mempelajari Firman Allah secara rutin dan bergaul secara teratur dengan saudara-saudara kita di perhimpunan akan membantu kita mengikuti nasihat Paulus dan mempertahankan perasaan mendesak kita.—Matius 16:1-3.
Jutaan Orang Terus Berjaga-jaga
14. Statistik apa menunjukkan bahwa dewasa ini ada banyak orang yang mengikuti nasihat Paulus untuk tetap sadar?
14 Apakah dewasa ini ada banyak orang yang mengindahkan anjuran terilham untuk tetap sadar? Ya. Selama tahun dinas 2002, puncak penyiar sebanyak 6.304.645 orang—kenaikan sebesar 3,1 persen dari tahun dinas 2001—membuktikan kewaspadaan rohani mereka dengan menggunakan 1.202.381.302 jam untuk berbicara kepada orang lain mengenai Kerajaan Allah. Bagi mereka, hal itu bukanlah kegiatan sambilan. Hal itu merupakan bagian utama kehidupan mereka. Sikap sebagian besar dari mereka dicerminkan oleh Eduardo dan Noemi di El Salvador.
15. Pengalaman apa dari El Salvador memperlihatkan bahwa banyak orang tetap waspada secara rohani?
15 Beberapa tahun yang lalu, Eduardo dan Noemi memperhatikan kata-kata Paulus, ”Adegan pentas dunia ini sedang berubah.” (1 Korintus 7:31) Mereka menyederhanakan kehidupan mereka dan memasuki dinas perintis sepenuh waktu. Seraya waktu berlalu, mereka diberkati dalam banyak cara dan bahkan ambil bagian dalam pekerjaan wilayah dan distrik. Meskipun menghadapi problem yang serius, Eduardo dan Noemi yakin bahwa mereka telah membuat keputusan yang benar sewaktu mereka mengorbankan kenyamanan materi demi dinas sepenuh waktu. Banyak dari ke-29.269 penyiar—termasuk 2.454 perintis—di El Salvador telah memperlihatkan semangat rela berkorban yang serupa, yang merupakan salah satu alasan mengapa negeri tersebut mengalami kenaikan jumlah penyiar sebesar 2 persen pada tahun lalu.
16. Sikap apa diperlihatkan oleh seorang saudara muda di Pantai Gading?
16 Di Pantai Gading, sikap yang sama diperlihatkan oleh seorang pemuda Kristen yang menulis surat kepada kantor cabang, ”Saya melayani sebagai hamba pelayanan. Tetapi, saya tidak dapat menganjurkan saudara-saudara untuk merintis sementara saya sendiri tidak memberikan contoh yang baik. Jadi, saya meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi dan sekarang berwiraswasta, sehingga saya memiliki lebih banyak waktu untuk pelayanan.” Pemuda ini menjadi salah seorang dari 983 perintis yang melayani di Pantai Gading, yang melaporkan 6.701 penyiar pada tahun lalu, kenaikan sebesar 5 persen.
17. Bagaimana seorang Saksi muda di Belgia memperlihatkan bahwa ia tidak terintimidasi oleh prasangka?
17 Sikap tidak toleran, prasangka, dan diskriminasi masih menimbulkan problem bagi ke-24.961 penyiar Kerajaan di Belgia. Meskipun demikian, mereka tetap bergairah dan tidak terintimidasi. Sewaktu seorang gadis Saksi berusia 16 tahun mendengar Saksi-Saksi Yehuwa digambarkan sebagai sekte dalam pelajaran etika di sekolahnya, ia meminta izin untuk memberikan keterangan dari sudut pandangan Saksi-Saksi Yehuwa. Dengan menggunakan video Saksi-Saksi Yehuwa—Organisasi yang Mendukung Nama Itu dan brosur Saksi-Saksi Yehuwa—Siapakah Mereka?, ia dapat menjelaskan siapa sebenarnya Saksi-Saksi itu. Keterangan itu sangat dihargai, dan pada pekan berikutnya, para siswa mendapat ujian yang semua pertanyaannya berhubungan dengan agama Kristen Saksi-Saksi Yehuwa.
18. Apa buktinya bahwa problem ekonomi tidak menyimpangkan para penyiar di Argentina dan Mozambik dari melayani Yehuwa ?
18 Sebagian besar orang Kristen harus menghadapi problem yang parah pada hari-hari terakhir ini. Namun, mereka berupaya agar tidak tersimpangkan. Kendati menghadapi problem ekonomi yang diketahui secara luas, Argentina melaporkan puncak baru sebanyak 126.709 Saksi pada tahun lalu. Kemiskinan masih meluas di Mozambik. Meskipun demikian, 37.563 penyiar dilaporkan ambil bagian dalam pekerjaan kesaksian, kenaikan sebesar 4 persen. Kehidupan sangat sulit bagi banyak orang di Albania, tetapi negeri itu melaporkan kenaikan yang bagus sebesar 12 persen, mencapai puncak penyiar sebanyak 2.708 orang. Jelaslah, roh Yehuwa tidak dapat dihalangi oleh kondisi-kondisi yang sulit apabila hamba-hamba-Nya mendahulukan kepentingan Kerajaan.—Matius 6:33.
19. (a) Apa buktinya bahwa masih ada banyak orang bersifat seperti domba yang haus akan kebenaran Alkitab? (b) Apa beberapa perincian lain dari laporan tahunan yang memperlihatkan bahwa hamba-hamba Yehuwa tetap sadar secara rohani? (Lihat bagan pada halaman 12-15.)
19 Rata-rata 5.309.289 pengajaran Alkitab setiap bulan yang dilaporkan pada tahun lalu di seluas dunia memperlihatkan bahwa masih banyak orang bersifat seperti domba yang haus akan kebenaran Alkitab. Dari puncak baru hadirin Peringatan sebanyak 15.597.746, sebagian besar masih belum melayani Yehuwa dengan aktif. Semoga mereka terus bertumbuh dalam pengetahuan dan dalam kasih, baik kepada Yehuwa maupun kepada persaudaraan kita. Sungguh menyenangkan melihat ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain” terus produktif seraya mereka melayani sang Pencipta ”siang dan malam dalam baitnya” bersama saudara-saudara mereka yang diurapi dengan roh.—Penyingkapan 7:9, 15; Yohanes 10:16.
Pelajaran dari Lot
20. Apa yang kita pelajari dari contoh Lot dan istrinya?
20 Tentu saja, bahkan hamba-hamba Allah yang setia pun dapat untuk sesaat kehilangan perasaan mendesak mereka. Pikirkanlah Lot, kemenakan Abraham. Ia diberi tahu oleh dua malaikat yang menjadi tamunya bahwa Allah akan segera membinasakan Sodom dan Gomora. Berita itu pastilah tidak mengejutkan Lot, yang ”sangat menderita karena perbuatan orang-orang yang menentang hukum, yang memuaskan nafsu dalam tingkah laku bebas”. (2 Petrus 2:7) Namun, pada saat kedua malaikat itu hendak mengawalnya ke luar dari Sodom, ia ”terus berlambat-lambat”. Kedua malaikat itu hampir harus menyeret dia dan keluarganya ke luar dari kota itu. Selanjutnya, istri Lot mengabaikan peringatan kedua malaikat itu agar tidak menoleh ke belakang. Akibat sikapnya yang tidak teguh, dia kehilangan nyawanya. (Kejadian 19:14-17, 26) ”Ingat istri Lot,” Yesus memperingatkan.—Lukas 17:32.
21. Mengapa sangat penting untuk tetap sadar sekarang, lebih dari sebelumnya?
21 Malapetaka yang menimpa Pompeii dan Herkulaneum serta peristiwa-peristiwa di seputar pembinasaan Yerusalem, dan juga contoh-contoh sehubungan dengan Lot dan Air Bah pada zaman Nuh, semuanya melukiskan betapa pentingnya mengindahkan peringatan dengan serius. Sebagai hamba-hamba Yehuwa, kita melihat dengan jelas tanda zaman akhir. (Matius 24:3) Kita telah memisahkan diri dari agama palsu. (Penyingkapan 18:4) Seperti orang Kristen abad pertama, kita perlu ”terus menaruh kehadiran hari Yehuwa dalam pikiran”. (2 Petrus 3:12) Ya, terlebih lagi sekarang, kita harus tetap sadar! Langkah apa saja yang dapat kita ambil, dan sifat apa saja yang dapat kita pupuk agar tetap sadar? Artikel berikut akan membahas hal-hal tersebut.
[Catatan Kaki]
a Kecil kemungkinan bahwa Yerusalem pada abad pertama dihuni lebih dari 120.000 penduduk. Eusebius memperkirakan bahwa 300.000 penduduk Provinsi Yudea mengadakan perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan Paskah tahun 70 M. Korban selebihnya pasti berasal dari bagian-bagian lain imperium tersebut.
b Tentu saja, dari sudut pandangan Yehuwa, Hukum Musa telah digantikan oleh perjanjian baru pada tahun 33 M.—Efesus 2:15.
-
-
”Tetaplah Berjaga-jaga”!Menara Pengawal—2003 | 1 Januari
-
-
”Tetaplah Berjaga-jaga”!
”Apa yang aku katakan kepada kamu, aku katakan kepada semua orang: Tetaplah berjaga-jaga.”—MARKUS 13:37.
1, 2. (a) Pelajaran apa yang didapatkan seorang pria mengenai menjaga harta miliknya? (b) Dari ilustrasi Yesus tentang pencuri, apa yang dapat kita pelajari sehubungan dengan tetap sadar?
JUAN menyimpan barang-barang berharga miliknya di rumah. Ia menyembunyikannya di bawah kasur—yang menurutnya tempat teraman di rumahnya. Akan tetapi, pada suatu malam, saat ia dan istrinya sedang tidur, seorang pencuri masuk ke kamar itu. Tampaknya, pencuri itu tahu persis ke mana ia harus mencari. Dengan senyap, ia mengeluarkan setiap barang berharga dari bawah kasur itu serta uang yang Juan simpan dalam laci meja di samping tempat tidur. Keesokan paginya, Juan baru menyadari terjadinya pencurian itu. Ia akan terus mengingat pelajaran pahit yang ia dapatkan: Orang yang sedang tidur tidak dapat menjaga hartanya.
2 Demikian pula halnya secara rohani. Kita tidak dapat menjaga harapan dan iman kita jika kita tertidur. Oleh karena itu, Paulus mendesak kita, ”Biarlah kita tidak tidur seperti orang lain, tetapi biarlah kita tetap bangun dan tetap sadar.” (1 Tesalonika 5:6) Untuk memperlihatkan betapa pentingnya tetap sadar, Yesus menggunakan ilustrasi tentang pencuri. Ia menguraikan peristiwa-peristiwa yang akan mengarah kepada kedatangannya sebagai Hakim, lalu memperingatkan, ”Karena itu, tetaplah berjaga-jaga sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu akan datang. Tetapi ketahuilah hal ini, bahwa jika tuan rumah telah mengetahui pada giliran jaga mana pencuri akan datang, ia akan tetap sadar dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Oleh karena itu, kamu juga harus bersiap-siap, karena pada jam yang tidak kamu sangka, Putra manusia akan datang.” (Matius 24:42-44) Seorang pencuri tidak memberi tahu di muka kapan ia akan datang. Ia berharap untuk datang pada saat tidak seorang pun mengantisipasi kedatangannya. Demikian pula, seperti kata Yesus, akhir sistem ini akan datang pada ’jam yang tidak kita sangka’.
”Tetaplah Sadar, Berdirilah Teguh dalam Iman”
3. Bagaimana Yesus, dengan menggunakan ilustrasi tentang para budak yang menantikan kepulangan majikan mereka dari sebuah pesta pernikahan, memperlihatkan pentingnya tetap sadar?
3 Dalam kata-kata yang dicatat dalam Injil Lukas, Yesus menyamakan orang-orang Kristen dengan budak-budak yang sedang menantikan kepulangan majikan mereka dari pesta pernikahan. Mereka perlu senantiasa siaga agar pada saat ia tiba, mereka dalam keadaan sadar dan siap menyambutnya. Dengan cara serupa, Yesus mengatakan, ”Putra manusia datang pada jam yang mungkin tidak kamu sangka.” (Lukas 12:40) Beberapa orang yang telah melayani Yehuwa selama bertahun-tahun mungkin kehilangan perasaan mendesak mereka sehubungan dengan masa kita hidup sekarang. Mereka mungkin malah menyimpulkan bahwa akhir itu bisa saja masih lama lagi. Tetapi, cara berpikir demikian dapat membuat kita memalingkan perhatian kita dari perkara-perkara rohani kepada tujuan-tujuan materi, penyimpang perhatian yang dapat membuat kita mengantuk secara rohani.—Lukas 8:14; 21:34, 35.
4. Keyakinan apa akan memotivasi kita untuk tetap berjaga-jaga, dan bagaimana Yesus memperlihatkan hal ini?
4 Kita dapat menarik pelajaran lain dari ilustrasi Yesus. Meskipun para budak itu tidak tahu pada jam berapa majikan mereka akan tiba, tampaknya mereka tahu pada malam yang mana ia akan pulang. Akan sulit bagi mereka untuk senantiasa sadar sepanjang malam itu jika mereka beranggapan bahwa majikan mereka bisa saja tiba pada malam yang lain. Tetapi, tidak demikian halnya. Mereka mengetahui pada malam yang mana ia akan datang, dan hal itu memberi mereka dorongan yang kuat untuk tetap sadar. Dengan cara yang agak serupa, nubuat-nubuat Alkitab menyingkapkan dengan jelas bahwa kita hidup pada zaman akhir; tetapi, nubuat-nubuat itu tidak memberi tahu kita hari ataupun jam tibanya akhir itu. (Matius 24:36) Kepercayaan kita bahwa akhir itu sedang mendekat membantu kita untuk tetap sadar, tetapi jika kita yakin bahwa hari Yehuwa benar-benar sudah dekat, kita akan memiliki motivasi yang jauh lebih kuat untuk berjaga-jaga.—Zefanya 1:14.
5. Bagaimana kita dapat menanggapi desakan Paulus untuk ’tetap sadar’?
5 Paulus, sewaktu menyurati orang-orang Korintus, mendesak, ”Tetaplah sadar, berdirilah teguh dalam iman.” (1 Korintus 16:13) Ya, keadaan tetap sadar berkaitan dengan berpendirian teguh dalam iman Kristen. Bagaimana kita dapat tetap sadar? Dengan memperoleh pengetahuan Firman Allah yang lebih dalam. (2 Timotius 3:14, 15) Kebiasaan pelajaran pribadi yang baik dan kehadiran yang teratur di perhimpunan turut memperkuat iman kita, dan terus menaruh hari Yehuwa dalam pikiran merupakan aspek penting iman kita. Jadi, dengan mengkaji secara berkala bukti-bukti Alkitab bahwa kita sekarang dekat dengan akhir sistem ini, kita akan dibantu untuk tidak kehilangan pandangan tentang kebenaran-kebenaran penting mengenai akhir yang mendekat itu.a Kita juga sebaiknya memperhatikan perkembangan peristiwa-peristiwa dunia yang menggenapi nubuat Alkitab. Seorang saudara di Jerman menulis, ”Setiap kali saya menonton berita—peperangan, gempa bumi, tindak kekerasan, dan pencemaran planet kita—bagi saya, hal itu menandaskan betapa dekatnya kita kepada akhir itu.”
6. Dengan cara bagaimana Yesus mengilustrasikan kecenderungan untuk kehilangan kesiagaan rohani seraya waktu berlalu?
6 Di Markus pasal 13, kita mendapati catatan lain tentang desakan Yesus kepada para pengikutnya agar mereka tetap sadar. Menurut pasal ini, Yesus membandingkan situasi mereka dengan situasi seorang penjaga pintu yang menantikan kepulangan majikannya dari perjalanan ke luar negeri. Sang penjaga pintu tidak tahu pada jam berapa majikannya akan pulang. Ia hanya diperintahkan untuk tetap berjaga-jaga. Yesus menyebutkan empat giliran jaga yang berbeda manakala sang majikan bisa saja tiba. Giliran jaga yang keempat berlangsung dari pukul 3.00 dini hari sampai matahari terbit. Pada giliran jaga terakhir itu, sang penjaga pintu bisa saja dengan mudah dikalahkan oleh kantuk. Konon, para prajurit menganggap jam-jam menjelang fajar sebagai waktu terbaik untuk menyergap musuh yang tidak waspada. Demikian pula, pada jam yang sudah larut ini, manakala secara rohani dunia di sekeliling kita tertidur lelap, kita mungkin harus menghadapi perjuangan terberat untuk tetap sadar. (Roma 13:11, 12) Itulah sebabnya, dalam ilustrasinya, Yesus berulang kali mendesak, ”Tetaplah melihat, tetaplah sadar . . . Karena itu tetaplah berjaga-jaga . . . Apa yang aku katakan kepada kamu, aku katakan kepada semua orang: Tetaplah berjaga-jaga.”—Markus 13:32-37.
7. Bahaya nyata apa yang ada, dan mengingat hal ini, anjuran apa yang berulang-ulang kita baca dalam Alkitab?
7 Selama pelayanannya dan setelah kebangkitannya, Yesus berulang-ulang menekankan pentingnya kesiagaan. Sebenarnya, dalam hampir setiap ayat Alkitab yang berbicara tentang akhir sistem ini, kita menemukan peringatan untuk tetap sadar atau tetap berjaga-jaga.b (Lukas 12:38, 40; Penyingkapan 3:2; 16:14-16) Jelaslah, kantuk rohani adalah bahaya yang sungguh-sungguh nyata. Kita semua membutuhkan peringatan tersebut!—1 Korintus 10:12; 1 Tesalonika 5:2, 6.
Tiga Rasul yang Tidak Dapat Tetap Sadar
8. Di taman Getsemani, bagaimana tiga rasul Yesus menanggapi permintaan Yesus agar mereka tetap berjaga-jaga?
8 Untuk tetap sadar, dibutuhkan lebih dari sekadar niat baik, seperti yang kita lihat dari contoh Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ketiga-tiganya adalah pria rohani yang dengan loyal mengikuti Yesus dan memiliki kasih sayang yang dalam terhadapnya. Akan tetapi, pada malam tanggal 14 Nisan tahun 33 M, mereka gagal untuk tetap sadar. Setelah meninggalkan ruangan atas tempat mereka merayakan Paskah, ketiga rasul itu menyertai Yesus ke taman Getsemani. Di sana, Yesus mengatakan kepada mereka, ”Jiwaku sangat pedih, seperti akan mati rasanya. Tinggallah di sini dan tetaplah berjaga-jaga bersamaku.” (Matius 26:38) Tiga kali Yesus berdoa dengan khusyuk kepada Bapak surgawinya, dan tiga kali pula ia kembali ke sahabat-sahabatnya, yang ternyata sedang tidur.—Matius 26:40, 43, 45.
9. Apa yang mungkin membuat para rasul itu mengantuk?
9 Mengapa pria-pria yang setia ini mengecewakan Yesus pada malam itu? Salah satu faktornya adalah kelelahan fisik. Malam telah larut, bisa jadi lewat tengah malam, dan ”mata mereka berat” karena mengantuk. (Matius 26:43) Meskipun demikian, Yesus mengatakan, ”Tetaplah berjaga-jaga dan berdoalah senantiasa, agar kamu tidak masuk ke dalam godaan. Roh memang bergairah, tetapi daging lemah.”—Matius 26:41.
10, 11. (a) Meskipun lelah, apa yang membantu Yesus tetap berjaga-jaga di taman Getsemani? (b) Apa yang dapat kita pelajari dari apa yang terjadi pada ketiga rasul sewaktu Yesus meminta mereka tetap berjaga-jaga?
10 Pastilah, Yesus juga sangat letih pada malam bersejarah itu. Akan tetapi, sebaliknya dari tertidur, ia menggunakan saat-saat penting yang terakhir dari kebebasannya untuk berdoa secara khusyuk. Beberapa hari sebelumnya, ia telah mendesak para pengikutnya untuk berdoa, dengan mengatakan, ”Jadi, tetaplah sadar sepanjang waktu sambil membuat permohonan agar kamu berhasil luput dari semua hal ini yang ditentukan untuk terjadi, dan dapat berdiri di hadapan Putra manusia.” (Lukas 21:36; Efesus 6:18) Jika kita mengindahkan nasihat Yesus dan mengikuti teladannya dalam hal berdoa, permohonan kita yang sepenuh hati kepada Yehuwa akan membantu kita tetap sadar secara rohani.
11 Tentu saja, Yesus sadar—meskipun, pada waktu itu, murid-muridnya tidak sadar—bahwa ia akan segera ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Pencobaan atas diri Yesus akan mencapai klimaks yang penuh penderitaan di tiang siksaan. Yesus telah memperingatkan para rasulnya mengenai hal-hal ini, tetapi mereka tidak memahami perkataannya. Itulah sebabnya, mereka tertidur sementara Yesus tetap sadar dan berdoa. (Markus 14:27-31; Lukas 22:15-18) Seperti halnya rasul-rasul itu, daging kita pun lemah, dan ada hal-hal yang masih belum kita ketahui. Namun, jika kita kehilangan pandangan tentang mendesaknya masa kita hidup sekarang, kita dapat tertidur secara rohani. Hanya dengan tetap siaga kita akan tetap sadar.
Tiga Sifat yang Sangat Penting
12. Tiga sifat apa yang Paulus hubungkan dengan menjaga kesadaran kita?
12 Bagaimana kita dapat mempertahankan perasaan mendesak kita? Kita telah melihat pentingnya berdoa dan perlunya terus menaruh hari Yehuwa dalam pikiran. Selain itu, Paulus menyebutkan tiga sifat yang sangat penting yang hendaknya kita pupuk. Ia berkata, ”Bagi kita yang adalah milik siang, biarlah kita tetap sadar dan mengenakan pelindung dada iman dan kasih, dan mengenakan ketopong harapan keselamatan.” (1 Tesalonika 5:8) Mari kita bahas secara singkat peranan iman, harapan, dan kasih dalam upaya kita untuk tetap sadar secara rohani.
13. Apa peranan iman dalam membuat kita tetap siaga?
13 Kita harus memiliki iman yang tak tergoyahkan bahwa Yehuwa itu ada dan bahwa ”dia memberikan upah kepada orang yang dengan sungguh-sungguh mencari dia”. (Ibrani 11:6) Penggenapan awal nubuat Yesus tentang akhir itu pada abad pertama menguatkan iman kita akan penggenapannya yang lebih besar pada zaman kita. Dan, iman membuat kita tetap menantikan dengan penuh semangat hari Yehuwa, yakin bahwa ”[penglihatan yang bersifat nubuat itu] pasti akan menjadi kenyataan. Ia tidak akan terlambat”.—Habakuk 2:3.
14. Bagaimana harapan sangat penting jika kita ingin tetap sadar?
14 Harapan kita yang pasti adalah bagaikan ”jangkar bagi jiwa” yang memungkinkan kita bertekun menahan kesulitan-kesulitan, sekalipun kita harus menantikan penggenapan tertentu dari janji-janji Allah. (Ibrani 6:18, 19) Margaret, seorang saudari terurap berusia 90-an yang dibaptis lebih dari 70 tahun yang lalu, mengakui, ”Sewaktu suami saya meninggal akibat kanker pada tahun 1963, saya merasa bahwa halnya akan sangat menyenangkan apabila akhir itu segera tiba. Tetapi, sekarang saya sadar bahwa saya hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Pada saat itu, kita tidak tahu sampai sejauh mana pekerjaan ini akan meluas di seluruh dunia. Bahkan sekarang, masih banyak daerah tempat pekerjaan ini baru saja dimulai. Oleh karena itu, saya senang bahwa Yehuwa telah berpanjang sabar.” Rasul Paulus meyakinkan kita, ”Ketekunan akan menghasilkan keadaan diperkenan; selanjutnya, keadaan diperkenan akan menghasilkan harapan, dan harapan tidak akan mengecewakan.”—Roma 5:3-5.
15. Bagaimana kasih akan memotivasi kita sekalipun kita tampaknya telah menunggu untuk waktu yang lama?
15 Kasih Kristen merupakan sifat yang menonjol karena hal itu adalah motif dasar untuk segala sesuatu yang kita lakukan. Kita melayani Yehuwa karena kita mengasihi-Nya, tidak soal jadwal waktu-Nya. Kasih kepada sesama menggerakkan kita untuk memberitakan kabar baik Kerajaan, tidak soal berapa lama Allah menghendaki kita melakukannya dan tidak soal berapa kali kita mengunjungi kembali rumah yang sama. Sebagaimana yang ditulis Paulus, ”sekarang tinggal iman, harapan, kasih, ketiga hal ini; tetapi yang terbesar dari antaranya adalah kasih”. (1 Korintus 13:13) Kasih membuat kita bertekun dan membantu kita tetap sadar. ”[Kasih] mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.”—1 Korintus 13:7, 8.
”Teruslah Pegang Erat Apa yang Kaumiliki”
16. Daripada mengendur, sikap apa yang hendaknya kita pupuk?
16 Kita hidup pada masa yang menentukan manakala peristiwa-peristiwa dunia terus mengingatkan kita bahwa kita berada pada bagian penutup hari-hari terakhir. (2 Timotius 3:1-5) Sekarang bukanlah waktunya untuk mengendurkan tangan, melainkan untuk ’terus memegang erat apa yang kita miliki’. (Penyingkapan 3:11) Dengan ”siap siaga sehubungan dengan doa” dan dengan memupuk iman, harapan, dan kasih, kita akan membuktikan diri siap pada masa ujian. (1 Petrus 4:7) Kita mempunyai banyak hal untuk dilakukan dalam pekerjaan Tuan. Dengan sibuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh, kita akan dibantu untuk tetap sadar sepenuhnya.—2 Petrus 3:11.
17. (a) Mengapa kekecewaan yang sesekali muncul hendaknya tidak membuat kita kehilangan semangat? (Lihat kotak di halaman 21.) (b) Bagaimana kita dapat meniru Yehuwa, dan berkat apa menanti orang-orang yang melakukan hal itu?
17 ”Yehuwa adalah bagianku,” tulis Yeremia, ”itulah sebabnya aku akan memperlihatkan sikap menanti dia. Yehuwa itu baik terhadap orang yang berharap kepadanya, terhadap jiwa yang terus mencarinya. Adalah baik apabila seseorang menanti, ya, dengan senyap, keselamatan dari Yehuwa.” (Ratapan 3:24-26) Beberapa dari kita baru menanti untuk waktu yang singkat. Yang lain-lain telah menanti selama bertahun-tahun untuk melihat keselamatan dari Yehuwa. Namun, sungguh singkat periode penantian itu jika dibandingkan dengan kekekalan di masa depan! (2 Korintus 4:16-18) Dan, sambil menantikan waktu yang telah Yehuwa tetapkan, kita dapat memupuk sifat-sifat Kristen yang sangat penting dan membantu orang-orang lain memanfaatkan kesabaran Allah serta memeluk kebenaran. Oleh karena itu, semoga kita semua tetap berjaga-jaga. Marilah kita meniru Yehuwa dan bersabar, bersyukur atas harapan yang telah Ia berikan kepada kita. Dan, seraya kita dengan setia tetap siaga, semoga kita tetap memegang erat harapan kehidupan abadi. Dengan demikian, janji yang bersifat nubuat ini pasti akan berlaku bagi kita, ”[Yehuwa] akan meninggikan engkau untuk memiliki bumi. Pada waktu orang-orang fasik dimusnahkan, engkau akan melihatnya.”—Mazmur 37:34.
[Catatan Kaki]
a Ada baiknya Saudara meninjau kembali enam bukti yang memperlihatkan bahwa kita sedang hidup pada ”hari-hari terakhir” yang diuraikan dalam terbitan Menara Pengawal 15 Januari 2000, halaman 12-13.—2 Timotius 3:1.
b Sewaktu berbicara mengenai kata kerja Yunani yang diterjemahkan ”tetaplah sadar”, leksikograf W. E. Vine menjelaskan bahwa kata itu secara harfiah berarti ’menghalau kantuk’, dan ”menyatakan bukan sekadar keadaan sadar, melainkan kesiagaan penuh di pihak orang-orang yang berniat melakukan sesuatu”.
-