PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jv psl. 17 hlm. 254-282
  • Kebaktian-Kebaktian Bukti dari Persaudaraan Kita

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kebaktian-Kebaktian Bukti dari Persaudaraan Kita
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kebaktian-Kebaktian yang Mula-Mula dari Siswa-Siswa Alkitab
  • Melancarkan Kampanye Sedunia untuk Pemberitaan Kerajaan
  • Tonggak-Tonggak Bersejarah Dalam Pertumbuhan Rohani
  • Pendorong Bagi Pekerjaan Penginjilan
  • Kebaktian-Kebaktian di Eropa Pascaperang
  • Kebaktian-Kebaktian Lain yang Patut Dikenang
  • Mengorganisasi Pertemuan-Pertemuan Internasional
  • Kebaktian-kebaktian yang Bergerak
  • Diorganisasi untuk Pujian Internasional Kepada Yehuwa
  • Kesempatan untuk Penyegaran Rohani yang Tetap Tentu
  • Bukti dari Persaudaraan yang Sejati
  • Yehuwa Mengumpulkan Umat-Nya yang Bahagia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
  • ”Dipisahkan oleh Bahasa tetapi Dipersatukan oleh Kasih”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2007
  • Kebaktian Distrik dan Kebaktian Internasional 1998 ”Jalan Hidup Ilahi”
    Pelayanan Kerajaan Kita—1998
  • Corak yang Menonjol dari Tahun Lalu
    Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 1999
Lihat Lebih Banyak
Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
jv psl. 17 hlm. 254-282

Pasal 17

Kebaktian-Kebaktian Bukti dari Persaudaraan Kita

KEBAKTIAN-KEBAKTIAN telah menjadi corak yang tetap dari organisasi Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern. Namun pertemuan-pertemuan nasional atau internasional dari para penyembah Yehuwa sudah diadakan jauh sebelum abad ke-20.

Yehuwa memerintahkan agar semua pria di Israel purba berkumpul di Yerusalem untuk tiga perayaan musiman setiap tahun. Beberapa dari antara pria-pria tersebut membawa serta seluruh keluarga mereka. Sebenarnya, Hukum Musa memerintahkan agar setiap anggota keluarga—pria, wanita, dan anak-anak kecil—hadir dalam peristiwa-peristiwa tertentu. (Kel. 23:14-17; Ul. 31:10-13; Luk. 2:41-43) Pada mulanya, hadirinnya adalah orang-orang yang tinggal di wilayah Israel. Belakangan, ketika orang-orang Yahudi tersebar di mana-mana, mereka yang hadir datang dari berbagai bangsa. (Kis. 2:1, 5-11) Mereka terdorong untuk datang berkumpul bukan saja karena Israel dan Abraham adalah nenek moyang mereka tetapi karena mereka mengakui Yehuwa sebagai Bapa surgawi mereka yang agung. (Yes. 63:16) Perayaan-perayaan ini adalah peristiwa yang menyenangkan. Ini juga membantu semua yang hadir untuk tetap memusatkan pikiran mereka pada firman Allah dan tidak menjadi sangat terlibat dalam urusan kehidupan sehari-hari sehingga mungkin saja melupakan perkara-perkara rohani yang lebih penting.

Dengan cara yang sama, kebaktian-kebaktian dari Saksi-Saksi Yehuwa pada zaman modern berpusat pada kepentingan rohani. Bagi para pengamat yang tulus hati, kebaktian-kebaktian ini memberikan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Saksi-Saksi dipersatukan oleh ikatan persaudaraan Kristen yang kuat.

Kebaktian-Kebaktian yang Mula-Mula dari Siswa-Siswa Alkitab

Penyelenggaraan untuk pertemuan Siswa-Siswa Alkitab dari berbagai kota dan negeri berkembang secara bertahap. Tidak seperti kelompok-kelompok gereja tradisional, Siswa-Siswa Alkitab, melalui kebaktian-kebaktian mereka, dengan segera berkenalan dengan rekan-rekan seiman di tempat-tempat lain. Pada mulanya, kebaktian-kebaktian ini diadakan di Allegheny, Pennsylvania, berkaitan dengan peringatan tahunan kematian Tuhan. Pada tahun 1891 secara spesifik diumumkan bahwa akan ada suatu ”kebaktian untuk pengajaran Alkitab dan untuk merayakan Peringatan Perjamuan Malam Tuhan”. Tahun berikutnya, Watch Tower memuat judul yang mencolok yang mengumumkan ”KEBAKTIAN ORANG-ORANG PERCAYA, DI ALLEGHENY, PA., . . . TANGGAL 7 SAMPAI DENGAN 14 APRIL 1892.”

Masyarakat umum tidak diundang ke kebaktian-kebaktian yang mula-mula tersebut. Akan tetapi, pada tahun 1892, sekitar 400 orang yang telah membuktikan iman kepada tebusan dan mempunyai minat yang tulus dalam pekerjaan Tuhan hadir. Acaranya mencakup lima hari pengajaran Alkitab yang intensif dan dua hari berikutnya nasihat yang berguna bagi para kolportir.

Seseorang yang hadir untuk pertama kalinya di salah satu pertemuan ini mengatakan, ”Saya telah menghadiri banyak Kebaktian, tetapi belum pernah ke kebaktian yang seperti ini, karena kehendak dan rencana Allah adalah satu-satunya topik yang tidak putus-putusnya sejak bangun pagi hingga akan tidur; di dalam rumah, di jalan, di perhimpunan, pada saat makan siang dan di mana saja.” Berkenaan semangat yang diperlihatkan oleh para delegasi, seseorang dari Wisconsin, AS, menulis, ”Saya sangat terkesan oleh semangat kasih dan kebaikan persaudaraan yang dinyatakan pada setiap kesempatan.”

Suatu perubahan dalam penyelenggaraan kebaktian tahunan terjadi pada tahun 1893. Untuk dapat memanfaatkan harga karcis kereta api yang murah yang berkaitan dengan Columbian Exposition pada musim panas itu, Siswa-Siswa Alkitab berkumpul di Chicago, Illinois, mulai tanggal 20 hingga 24 Agustus. Ini adalah kebaktian mereka yang pertama di luar daerah Pittsburgh. Akan tetapi, agar dapat menggunakan waktu dan uang sebaik-baiknya demi pekerjaan Tuhan, selama beberapa tahun kebaktian umum tidak diadakan lagi.

Kemudian, mulai tahun 1898, Siswa-Siswa Alkitab di berbagai tempat mulai mengambil inisiatif secara lokal untuk menyelenggarakan kebaktian-kebaktian, yang dihadiri oleh orang-orang di daerah yang terbatas. Pada tahun 1900, 3 kebaktian umum diorganisasi oleh Lembaga; namun selain itu juga ada 13 kebaktian lokal di Amerika Serikat dan Kanada, yang kebanyakan hanya berlangsung satu hari dan sering kali diadakan berkaitan dengan kunjungan salah seorang musafir. Jumlahnya terus meningkat. Menjelang tahun 1909, sedikitnya ada 45 kebaktian lokal di Amerika Utara, selain dari kebaktian-kebaktian yang dilayani oleh Saudara Russell pada tur-tur khusus yang membawanya ke berbagai bagian benua itu. Bagian utama dari acara kebaktian satu hari khusus dirancang untuk menggugah minat masyarakat umum. Hadirin berkisar antara seratus sampai beberapa ribu orang.

Selain itu, kebaktian-kebaktian umum, yang dihadiri terutama oleh Siswa-Siswa Alkitab, menekankan pengajaran bagi mereka yang sudah cukup kuat dalam jalan kebenaran. Untuk kebaktian-kebaktian ini, kereta-kereta api khusus dipenuhi dengan para delegasi yang datang dari kota-kota besar. Kadang-kadang, hadirin mencapai 4.000 orang, bahkan termasuk beberapa delegasi dari Eropa. Inilah waktu penyegaran rohani yang sejati yang menghasilkan bertambahnya gairah dan kasih di pihak umat Yehuwa. Seorang saudara berkata pada penutup kebaktian demikian pada tahun 1903, ”Saya tidak mau menerima seribu dolar sebagai ganti hal-hal baik yang telah saya terima dari Kebaktian ini;—walaupun saya seorang yang miskin.”

Saudara-saudara musafir yang kebetulan berada di daerah tersebut berkhotbah dalam kebaktian-kebaktian ini. Saudara Russell juga berupaya hadir dan melayani pada acara kebaktian-kebaktian lokal seperti pada kebaktian-kebaktian besar di Amerika Serikat dan sering kali di Kanada. Itu berarti banyak perjalanan. Kebanyakan perjalanan dilakukan pada akhir pekan. Namun, pada tahun 1909, seorang saudara di Chicago menyewa beberapa gerbong kereta api untuk mengangkut para delegasi yang mengadakan perjalanan bersama Saudara Russell dari satu kebaktian ke kebaktian lain pada suatu tur. Pada tahun 1911 dan 1913, seluruh kereta api disewa oleh saudara yang sama untuk membawa ratusan delegasi pada tur-tur kebaktian selama satu bulan atau lebih dan yang meliputi bagian barat Amerika Serikat dan Kanada.

Perjalanan dengan kereta api kebaktian seperti itu adalah pengalaman yang mengesankan. Pada tahun 1913, Malinda Keefer naik salah satu kereta api di Chicago, Illinois. Bertahun-tahun kemudian, ia mengatakan, ”Kami segera menyadari bahwa kami adalah satu keluarga besar . . . dan kereta api ini menjadi rumah kami selama satu bulan.” Seraya kereta api meninggalkan stasiun, orang-orang yang mengantarkan mereka menyanyikan ”God Be With You Till We Meet Again” (Allah Bersamamu Sampai Kita Jumpa Lagi), sambil melambaikan topi dan saputangan hingga kereta api hilang dari pandangan. Saudari Keefer menambahkan, ”Pada setiap perhentian dalam perjalanan ini ada kebaktian yang sedang diselenggarakan—kebanyakan selama tiga hari, dan kami tinggal selama satu hari untuk setiap kebaktian. Selama perhentian-perhentian ini Saudara Russell menyampaikan dua khotbah, satu untuk saudara-saudara pada siang hari, dan satu lagi untuk masyarakat umum pada sore hari dengan tema ’Di Balik Kuburan’.”

Di negeri-negeri lain juga, jumlah kebaktian meningkat. Sering kali ini berupa kebaktian-kebaktian kecil. Sekitar 15 orang hadir pada kebaktian pertama di Norwegia, pada tahun 1905; namun ini baru permulaan. Enam tahun kemudian, ketika Saudara Russell mengunjungi Norwegia, upaya khusus dikerahkan untuk mengundang masyarakat umum, dan hadirin pada kesempatan itu diperkirakan ada 1.200 orang. Selama tahun 1909, ketika ia menghadiri kebaktian-kebaktian di Skotlandia, ia berbicara kepada kira-kira 2.000 orang di Glasgow dan kepada 2.500 lainnya di Edinburgh mengenai pokok yang membangkitkan minat, ”Pencuri di Firdaus, Orang Kaya di Neraka, dan Lazarus di Pangkuan Abraham”.

Pada penutup kebaktian masa permulaan, saudara-saudara mengadakan apa yang mereka sebut suatu perjamuan kasih, yang mencerminkan rasa persaudaraan Kristen mereka. Apa yang dilakukan pada ”perjamuan kasih” ini? Sebagai contoh, para pembicara akan berjejer dengan membawa piring yang berisi potongan-potongan roti, kemudian hadirin akan berjalan rapi melaluinya, memakan roti itu, berjabatan tangan, dan menyanyikan, ”Blest Be the Tie That Binds Our Hearts in Christian Love” (Diberkatilah Ikatan yang Memadukan Hati Kita Dalam Kasih Kristen). Air mata sukacita sering kali mengalir di pipi seraya mereka menyanyi. Belakangan, seraya jumlah mereka bertambah, mereka tidak lagi berjabatan tangan dan memakan roti tetapi menutup dengan nyanyian dan doa dan, sering kali dengan tepuk tangan panjang untuk mengungkapkan penghargaan mereka.

Melancarkan Kampanye Sedunia untuk Pemberitaan Kerajaan

Kebaktian besar pertama setelah Perang Dunia I diadakan di Cedar Point, Ohio (di Danau Erie, 96 kilometer sebelah barat Cleveland), dari tanggal 1 hingga 8 September 1919. Setelah kematian Saudara Russell, beberapa orang yang telah bergabung dengan organisasi, dan menonjol, meninggalkan kebenaran. Saudara-saudara mengalami ujian berat. Pada awal tahun 1919 presiden Lembaga dan rekan-rekannya dibebaskan dari pemenjaraan mereka yang tidak adil. Maka ada antisipasi yang bersemangat. Walaupun hadirin pada hari pertama agak sedikit, namun beberapa waktu kemudian semakin banyak delegasi yang datang dengan kereta-kereta api khusus. Maka hotel-hotel yang telah menawarkan untuk menampung para delegasi dibanjiri tamu. R. J. Martin dan A. H. Macmillan (kedua orang ini termasuk dalam kelompok yang baru saja dibebaskan dari penjara) menawarkan diri untuk membantu. Mereka bekerja membagikan kamar-kamar hingga lewat tengah malam, dan Saudara Rutherford dan banyak saudara lain merasa senang melayani sebagai pegawai hotel, membawa kopor-kopor dan mengantar saudara-saudara ke kamar mereka. Ada semangat kegairahan yang menular di antara mereka semua.

Sekitar 2.500 orang diharapkan hadir. Akan tetapi, dalam segala hal, kebaktian itu terbukti menjadi lebih daripada yang telah diantisipasikan. Sampai hari kedua, auditorium telah penuh sesak dan ruangan-ruangan lain digunakan. Ketika itu ternyata tidak mencukupi, acara dipindahkan ke luar gedung ke suatu daerah dengan rumpun pohon-pohon yang menyenangkan. Sekitar 6.000 Siswa-Siswa Alkitab dari Amerika Serikat dan Kanada hadir.

Pada khotbah utama hari Minggu, sedikitnya 1.000 orang dari kalangan masyarakat juga datang, sehingga jumlah hadirin bertambah menjadi genap 7.000, dan kepada mereka pembicara berkhotbah di udara terbuka tanpa bantuan mikrofon atau sistem pengeras suara apa pun. Dalam khotbah itu, ”Harapan Bagi Umat Manusia yang Menderita”, J. F. Rutherford menjelaskan bahwa Kerajaan Mesianik Allah adalah jalan keluar bagi problem-problem umat manusia, dan ia juga memperlihatkan bahwa Liga Bangsa-Bangsa (pada waktu itu baru didirikan dan sudah didukung oleh para pemimpin agama) sama sekali bukan pernyataan politik dari Kerajaan Allah. Surat kabar Sandusky Register (surat kabar setempat) memuat laporan yang panjang tentang khotbah umum itu, maupun suatu ringkasan dari kegiatan Siswa-Siswa Alkitab. Salinan-salinan dari surat kabar itu dikirim untuk dimuat dalam surat-surat kabar di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Namun ada sesuatu yang lebih penting daripada publisitas yang ditimbulkan oleh kebaktian ini.

Klimaks sesungguhnya dari seluruh kebaktian ini adalah ”Pesan Kepada Rekan-Rekan Pekerja”, yang disampaikan oleh Saudara Rutherford, yang belakangan diterbitkan di bawah judul ”Mengumumkan Kerajaan”. Khotbah ini ditujukan kepada Siswa-Siswa Alkitab sendiri. Selama khotbah itu, arti dari huruf-huruf GA yang telah dipajang pada acara kebaktian dan di berbagai lokasi kebaktian ini menjadi jelas. Pengumuman dibuat tentang diterbitkannya sebuah majalah baru yaitu, The Golden Age (Abad Keemasan), untuk digunakan dalam mengarahkan perhatian orang-orang kepada Kerajaan Mesianik. Setelah menguraikan pekerjaan yang perlu dilakukan, Saudara Rutherford berkata kepada para hadirin, ”Pintu kesempatan terbuka di hadapan saudara. Cepatlah masuk. Ingat bahwa seraya saudara maju dalam pekerjaan ini, saudara tidak semata-mata mengajukan permohonan untuk menjadi agen sebuah majalah, tetapi saudara adalah duta dari Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan, mengumumkan kepada orang-orang dengan cara yang berwibawa ini tentang datangnya Abad Keemasan, kerajaan yang mulia dari Tuhan dan Majikan kita, yang telah diharapkan dan didoakan selama berabad-abad oleh umat Kristen sejati.” (Lihat Wahyu 3:8.) Ketika pembicara bertanya berapa banyak yang berhasrat untuk ikut dalam pekerjaan itu, tanggapan yang antusias sungguh menggugah untuk diamati. Secara serentak, hadirin sebanyak 6.000 orang, bangkit berdiri. Hingga tahun berikutnya, lebih dari 10.000 orang ikut serta dalam dinas pengabaran. Kebaktian itu secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang mempersatukan dan menguatkan bagi mereka yang hadir.

Tiga tahun kemudian, pada tahun 1922, kebaktian lain yang patut dikenang diadakan di Cedar Point. Ini adalah acara selama sembilan hari, dari tanggal 5 hingga 13 September. Selain delegasi dari Amerika Serikat dan Kanada, beberapa datang dari Eropa. Pertemuan-pertemuan diadakan dalam sepuluh bahasa. Rata-rata hadirin tiap hari sekitar 10.000 orang; dan sewaktu khotbah ”Jutaan orang yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati”, disampaikan, begitu banyak dari kalangan masyarakat ada di antara hadirin sehingga jumlahnya menjadi hampir dua kali lipat.

Siswa-Siswa Alkitab tidak berkumpul pada kebaktian ini dengan pikiran bahwa mereka sedang merencanakan pekerjaan di bumi ini yang akan diperpanjang sampai beberapa dekade di masa depan. Sesungguhnya, mereka mengatakan bahwa boleh jadi ini adalah kebaktian umum terakhir mereka sebelum ”penyelamatan gereja . . . ke dalam tahap surgawi dari kerajaan Allah, dan sesungguhnya ke dalam kehadiran yang sebenarnya dari Tuhan kita dan Allah kita”. Namun, seberapa singkat pun waktunya, melakukan kehendak Allah adalah perhatian utama mereka. Dengan mengingat hal itu, pada hari Jumat, 8 September, Saudara Rutherford menyampaikan khotbah ”Kerajaan” yang selalu dikenang.

Sebelum peristiwa ini, spanduk-spanduk besar bertuliskan huruf-huruf ADV digantung di berbagai bagian dari lapangan. Selama khotbah tersebut, arti dari huruf-huruf itu menjadi jelas ketika pembicara mendesak, ”Jadilah saksi-saksi yang setia dan benar bagi Tuhan. Majulah dalam pertempuran sampai semua sisa Babel hancur lebur. Umumkan berita ini ke mana-mana. Dunia harus tahu bahwa Yehuwa adalah Allah dan bahwa Yesus Kristus adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Inilah hari yang paling penting. Lihat sang Raja memerintah! Kalian adalah pemberita-pemberitanya. Karena itu umumkan, umumkan, umumkan, Raja dan kerajaannya.” Pada saat itu, sebuah spanduk yang besar, panjangnya 11 meter, dibentangkan di hadapan hadirin. Padanya tertulis slogan yang membangkitkan semangat ”Umumkan [Inggris: ”Advertise”, disingkat ADV”] Raja dan Kerajaan”. Itu adalah saat yang dramatis. Hadirin bertepuk tangan dengan penuh semangat. Saudara Pfannebecker yang sudah lanjut usia, dalam orkes kebaktian, melambaikan biolanya tinggi-tinggi dan berkata dengan suara keras dengan logat Jermannya yang kental, ”Ah, ya! Dan sekarang kita akan melakukannya, bukan?” Dan mereka memang melakukannya.

Empat hari kemudian, seraya kebaktian masih berjalan, Saudara Rutherford secara pribadi ikut dengan beberapa peserta kebaktian lain dalam pekerjaan pemberitaan Kerajaan dari rumah ke rumah di kawasan 72 kilometer dari lokasi kebaktian. Ini tidak berhenti sampai di situ. Pekerjaan pengabaran Kerajaan telah mendapat dorongan yang kuat yang akan mencapai seluruh bumi. Pada tahun itu, lebih dari 17.000 pekerja yang bergairah di 58 negeri ikut memberikan kesaksian. Beberapa dekade setelah itu, George Gangas, yang hadir di kebaktian dan yang belakangan menjadi anggota Badan Pimpinan, berkata mengenai acara di Cedar Point itu, ”Ini adalah sesuatu yang tertulis dalam pikiran dan hati saya tanpa dapat dihapus lagi, yang tidak akan pernah dilupakan selama hidup saya.”

Tonggak-Tonggak Bersejarah Dalam Pertumbuhan Rohani

Semua kebaktian merupakan saat-saat penyegaran dan pengajaran dalam Firman Allah. Akan tetapi beberapa di antaranya telah diingat selama berpuluh-puluh tahun sebagai tonggak bersejarah rohani.

Tujuh dari kebaktian-kebaktian ini berlangsung, berturut-turut setiap tahun, dari tahun 1922 sampai 1928, di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Satu alasan kebaktian-kebaktian ini begitu penting adalah disampaikannya resolusi-resolusi yang sangat ampuh yang disetujui, ketujuhnya tertera dalam kotak pada halaman berikut. Walaupun jumlah Saksi-Saksi relatif sedikit, mereka menyebarkan sebanyak 45 juta eksemplar untuk setiap resolusi, dan 50 juta eksemplar untuk resolusi lain, dalam banyak bahasa di seluruh dunia. Beberapa disiarkan melalui pemancar-pemancar radio internasional. Maka, suatu kesaksian yang luar biasa telah diberikan.

Kebaktian lain yang juga bersejarah diselenggarakan di Columbus, Ohio, pada tahun 1931. Pada hari Minggu, 26 Juli, setelah mendengarkan argumen dari Alkitab, Siswa-Siswa Alkitab menerima sebuah nama baru—Saksi-Saksi Yehuwa. Betapa cocok! Inilah nama yang mengarahkan perhatian utama kepada sang Pencipta sendiri dan yang dengan jelas menunjukkan tanggung jawab dari mereka yang menyembah-Nya. (Yes. 43:10-12) Dengan menerima nama itu, saudara-saudara dikuatkan untuk menjadi pemberita-pemberita nama dan kerajaan Allah yang lebih bergairah daripada sebelumnya. Sebagaimana dinyatakan sebuah surat yang ditulis pada tahun itu oleh seorang Saksi dari Denmark, ”Oh, benar-benar nama yang hebat, Saksi-Saksi Yehuwa, ya, semoga kita semua benar-benar demikian.”

Pada tahun 1935, suatu kebaktian lain yang patut dikenang diselenggarakan, di Washington, DC. Pada hari kedua kebaktian itu, Jumat, 31 Mei, Saudara Rutherford membahas tentang perhimpunan besar, atau kumpulan besar, yang disebutkan di Wahyu 7:9-17. Selama lebih dari setengah abad, Siswa-Siswa Alkitab telah mencoba tanpa hasil untuk mengetahui siapa kelompok itu dengan tepat. Sekarang, pada waktu yang Yehuwa tentukan, mengingat peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, ditunjukkan bahwa mereka ini adalah orang-orang yang memiliki prospek hidup selama-lamanya di bumi ini. Pengertian ini memberi arti penting yang menyegarkan bagi pekerjaan penginjilan dan menjelaskan berdasarkan Alkitab suatu perubahan besar yang pada waktu itu baru saja mulai diadakan dalam susunan organisasi Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern.

Kebaktian di St. Louis, Missouri, pada tahun 1941 diingat oleh banyak orang yang hadir pada khotbah hari pembukaan yang berjudul ”Integritas”, yang dalam khotbah itu Saudara Rutherford memusatkan perhatian kepada sengketa besar yang dihadapi semua mahkluk ciptaan yang cerdas. Sejak khotbah ”Penguasa Bagi Orang-Orang”, pada tahun 1928, sengketa-sengketa yang ditimbulkan oleh pemberontakan Setan telah berulang kali mendapat perhatian. Akan tetapi, sekarang ditunjukkan bahwa ”sengketa utama yang diajukan oleh tantangan yang bersifat menentang Setan dulu dan sekarang adalah mengenai KEDAULATAN UNIVERSAL”. Pengertian akan sengketa itu dan pentingnya memelihara integritas kepada Yehuwa sebagai Penguasa Universal telah menjadi faktor motivasi yang kuat dalam kehidupan hamba-hamba Yehuwa.

Di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, pada tahun 1942, ketika beberapa orang bertanya-tanya apakah pekerjaan pengabaran mungkin sudah hampir selesai, khotbah umum di kebaktian yang disampaikan oleh N. H. Knorr, presiden Lembaga Menara Pengawal yang baru diangkat, ialah ”Perdamaian—Dapatkah Itu Bertahan Lama?” Penjelasan dalam khotbah itu tentang ”binatang buas merah ungu” simbolis dari Wahyu pasal 17 telah membuka pandangan Saksi-Saksi Yehuwa akan suatu masa setelah Perang Dunia II yang akan memberi kesempatan untuk menuntun lebih banyak orang lagi menuju Kerajaan Allah. Hal ini memberikan dorongan kepada suatu kampanye sedunia yang selama bertahun-tahun telah menjangkau lebih dari 235 negeri dan yang masih belum selesai.

Sebuah tonggak bersejarah lain dicapai selama kebaktian di Yankee Stadium di New York pada tanggal 2 Agustus 1950. Pada kesempatan itu, hadirin begitu takjub dan sangat gembira saat pertama kali menerima New World Translation of the Christian Greek Scriptures (Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru). Bagian-bagian lain dari New World Translation diterbitkan secara bertahap selama dekade berikutnya. Terjemahan Alkitab dalam bahasa modern ini mengembalikan nama pribadi Allah ke tempatnya yang benar dalam Firman-Nya. Kemurnian terjemahan itu seperti yang terdapat dalam bahasa-bahasa asli Alkitab telah menjadi suatu aset yang luar biasa bagi Saksi-Saksi Yehuwa dalam penelitian mereka sendiri akan Alkitab maupun dalam pekerjaan penginjilan mereka.

Sehari sebelum hari terakhir kebaktian itu, F. W. Franz, wakil presiden Lembaga Menara Pengawal saat itu, memberikan khotbah kepada hadirin mengenai ”Sistem Perkara Baru”. Selama bertahun-tahun Saksi-Saksi Yehuwa telah mempercayai bahwa bahkan sebelum Armagedon beberapa hamba Yehuwa pra-Kristen akan dibangkitkan dari antara orang-orang mati untuk menjadi pangeran-pangeran dari dunia baru, sebagai penggenapan dari Mazmur 45:17. Maka, saudara dapat membayangkan pengaruhnya atas hadirin yang banyak itu ketika pembicara bertanya, ”Apakah saudara-saudara dalam kebaktian internasional ini berbahagia untuk mengetahui bahwa di sini, pada sore ini, di tengah-tengah kita, ada sejumlah calon pangeran dari bumi baru?” Ada tepuk tangan yang panjang dan bergemuruh disertai seruan sukacita. Kemudian sang pembicara memperlihatkan bahwa digunakannya istilah yang diterjemahkan ”pangeran” dalam Alkitab serta adanya catatan kesetiaan banyak orang dari ”domba-domba lain” zaman modern membuat mereka percaya bahwa beberapa yang hidup sekarang dapat saja dipilih oleh Yesus Kristus untuk dinas sebagai pangeran. Akan tetapi, ia juga menunjukkan bahwa tidak akan ada pemberian gelar-gelar kepada orang-orang yang dipercayakan dinas demikian. Sebagai penutup khotbahnya, ia mendesak, ”Maka, majulah dengan mantap, kita semua bersama-sama, sebagai masyarakat Dunia Baru!”

Ada banyak khotbah penting lain yang disampaikan pada kebaktian-kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa: Pada tahun 1953, ”Masyarakat Dunia Baru Diserang dari Ujung Utara” merupakan penjelasan yang memukau tentang pengertian serangan Gog dari Magog sebagaimana digambarkan dalam Yehezkiel pasal 38 dan 39. Pada tahun itu juga, khotbah ”Memenuhi Rumah Dengan Kemuliaan” membuat mereka yang mendengarnya merasa tergetar seraya melihat di hadapan mata mereka sendiri bukti yang nyata atas penggenapan janji Yehuwa di Hagai 2:7, (NW) untuk membawa barang-barang berharga, barang yang indah-indah, dari segala bangsa masuk ke dalam rumah Yehuwa.

Akan tetapi, kebaktian yang paling menonjol pada zaman modern diadakan di New York pada tahun 1958, ketika lebih dari seperempat juta orang membanjiri fasilitas terbesar yang ada untuk mendengarkan khotbah ”Kerajaan Allah Memerintah—Apakah Kesudahan Dunia Sudah Dekat?” Delegasi-delegasi hadir dari 123 negeri, dan laporan-laporan mereka yang diberikan kepada hadirin kebaktian membantu menguatkan ikatan persaudaraan internasional. Guna menyumbang kepada pertumbuhan rohani dari mereka yang hadir dan untuk mereka gunakan dalam mengajar orang-orang lain, publikasi-publikasi dalam 54 bahasa diperkenalkan pada kebaktian yang luar biasa itu.

Pada tahun 1962, serangkaian khotbah dengan tema ”Ketundukan kepada Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi” memperbaiki pengertian yang telah dimiliki Saksi-Saksi berkenaan arti dari Roma 13:1-7. Pada tahun 1964, ”Melewati Kematian Menuju Kehidupan” dan ”Keluar dari Kuburan Kepada Kebangkitan” meluaskan penghargaan mereka akan belas kasihan Yehuwa yang besar sebagaimana nyata dalam persediaan akan kebangkitan. Dan banyak, banyak hal penting lain dari kebaktian tersebut dapat disebutkan.

Setiap tahun puluhan ribu, ya, ratusan ribu, orang baru hadir pada kebaktian-kebaktian. Walaupun informasi yang dipersembahkan tidak selalu baru bagi organisasi secara keseluruhan, hal ini sering kali membuka suatu pengertian kepada para pendatang baru akan kehendak ilahi yang sungguh menggetarkan hati mereka. Mereka dapat mengerti dan tergerak untuk meraih kesempatan melayani yang akan mengubah seluruh haluan hidup mereka.

Pada banyak kebaktian, perhatian sering dipusatkan pada pengertian akan kitab-kitab tertentu dalam Alkitab. Sebagai contoh, pada tahun 1958 dan sekali lagi tahun 1977, buku-buku berjilid telah diperkenalkan yang khusus membahas nubuat-nubuat yang dicatat oleh nabi Daniel sehubungan dengan maksud-tujuan Allah untuk mewujudkan satu pemerintahan dunia dengan Kristus sebagai Raja. Pada tahun 1971, perhatian diberikan pada buku Yehezkiel, dengan menandaskan pernyataan ilahi, ”Bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah [Yehuwa]”. (Yeh. 36:23) Pada tahun 1972, nubuat-nubuat yang dicatat oleh Zakharia dan Hagai diamati dengan terperinci. Pada tahun 1963, 1969, dan 1988, ada pembahasan yang panjang mengenai nubuat-nubuat Wahyu yang menggetarkan, yang dengan gamblang menubuatkan kejatuhan Babel Besar dan datangnya langit baru dan bumi baru Allah yang mulia.

Kebaktian-kebaktian ini menandaskan berbagai tema—Pertambahan Teokrasi, Ibadat yang Bersih, Para Penyembah yang Bersatu, Pelayan-Pelayan yang Berani, Buah-Buah Roh, Menjadikan Murid, Kabar Baik untuk Segala Bangsa, Nama Ilahi, Kedaulatan Ilahi, Dinas Suci, Iman yang Berkemenangan, Loyalitas Kerajaan, Para Pemelihara Integritas, Percaya Kepada Yehuwa, Pengabdian Ilahi, Para Pembawa Terang dan banyak lagi. Setiap kebaktian ini telah menyumbang kepada pertumbuhan rohani organisasi dan mereka yang tergabung.

Pendorong Bagi Pekerjaan Penginjilan

Kebaktian-kebaktian besar, maupun kecil, telah menjadi sumber anjuran yang besar sehubungan dengan pemberitaan kabar baik. Khotbah-khotbah dan pertunjukan-pertunjukan telah menjadi pengajaran yang praktis. Dalam acara kebaktian selalu ada pengalaman-pengalaman dalam dinas pengabaran maupun yang diceritakan oleh orang-orang yang belum lama telah dibantu untuk belajar kebenaran Alkitab. Selain itu, terjun langsung ke dinas pengabaran yang dijadwalkan pada waktu kebaktian-kebaktian selama bertahun-tahun sangatlah bermanfaat. Ini merupakan kesaksian yang bagus di kota kebaktian dan merupakan sumber anjuran besar bagi Saksi-Saksi itu sendiri.

Dinas pengabaran menjadi bagian dari kegiatan kebaktian yang dijadwalkan di Winnipeg, Manitoba, Kanada, pada bulan Januari 1922. Ini juga ditonjolkan selama kebaktian umum yang diadakan belakangan pada tahun itu juga di Cedar Point, Ohio. Sejak saat itu, menjadi kebiasaan tetap bagi para delegasi untuk menyisihkan satu hari, atau beberapa jam dalam satu hari atau beberapa jam selama beberapa hari tertentu, untuk bekerja bersama dalam kegiatan pengabaran di kota kebaktian itu dan di sekitarnya. Di daerah-daerah metropolitan yang besar, hal ini memberi kesempatan kepada orang-orang yang barangkali jarang dihubungi Saksi-Saksi untuk mendengar kabar baik tentang maksud-tujuan Allah dalam memberikan kehidupan kekal kepada para pencinta keadilbenaran.

Di Denmark, hari-hari dinas semacam itu pertama kali diselenggarakan di suatu kebaktian pada tahun 1925, ketika 400 sampai 500 orang bertemu di Nørrevold. Dari 275 orang yang ambil bagian dalam dinas pengabaran di kebaktian itu, banyak yang baru pertama kali mengikutinya. Beberapa orang merasa ragu-ragu. Namun, setelah mereka mencobanya, mereka menjadi penginjil-penginjil yang bergairah di daerah tempat tinggal mereka sendiri. Setelah kebaktian itu dan sampai akhir Perang Dunia II, banyak kebaktian dinas satu hari diadakan di Denmark, dan saudara-saudara dari kota-kota sekitarnya diundang. Jelas sekali bahwa kegairahan meningkat seraya mereka secara terpadu ikut dalam pelayanan dan kemudian bertemu untuk mendengarkan khotbah-khotbah. Kebaktian-kebaktian dinas serupa—tetapi yang lamanya dua hari—diadakan di Inggris dan Amerika Serikat.

Pada kebaktian-kebaktian yang lebih besar, kegiatan pengabaran dari para delegasi sering kali mencakup bagian yang lebih luas. Dimulai pada tahun 1936, khotbah umum kebaktian diiklankan melalui pawai yang tertib dari Saksi-Saksi yang mengenakan plakat-plakat dan membagikan selebaran-selebaran. (Plakat-plakat itu pada mulanya disebut sebagai ”papan sandwich” karena mereka mengenakan satu papan di depan dan satu papan di belakang.) Kadang-kadang, seribu atau lebih Saksi-Saksi berpartisipasi dalam pawai semacam itu pada kebaktian tertentu. Yang lain ambil bagian dalam kunjungan dari rumah ke rumah yang lazim dilakukan, mengundang semua untuk datang dan mendengarkan acara. Adalah sangat menganjurkan bagi Saksi-Saksi secara perorangan untuk bekerja bersama yang lain dan melihat ratusan, bahkan ribuan Saksi-Saksi lain ikut dalam pelayanan bersama mereka. Pada waktu yang sama, masyarakat umum dalam radius tertentu mengetahui bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sedang berkunjung ke kota itu; orang-orang memiliki kesempatan untuk mendengarkan sendiri apa yang Saksi-Saksi ajarkan dan mengamati langsung tingkah laku mereka.

Khotbah-khotbah yang disampaikan pada kebaktian-kebaktian ini sering kali didengarkan oleh jauh lebih banyak daripada hadirin yang terlihat. Ketika Saudara Rutherford, pada sebuah kebaktian di Toronto, Kanada, tahun 1927, menyampaikan khotbah ”Kemerdekaan Bagi Bangsa-Bangsa”, khotbah ini disiarkan oleh suatu rangkaian bersejarah dari 53 stasiun pemancar kepada banyak sekali pendengar radio internasional. Tahun berikutnya, dari Detroit, Michigan (AS), khotbah ”Penguasa Bagi Orang-Orang” disiarkan oleh stasiun-stasiun radio yang jumlahnya dua kali lebih banyak, dan radio gelombang pendek membawanya kepada para pendengar yang ada di tempat-tempat yang jauh seperti Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.

Pada tahun 1931, jaringan-jaringan radio utama menolak untuk bekerja sama dalam rencana menyiarkan sebuah khotbah kebaktian oleh Saudara Rutherford; maka Lembaga Menara Pengawal, bekerja sama dengan Perusahaan Telepon dan Telegraf Amerika, mengupayakan jaringannya sendiri yang terdiri dari 163 stasiun, termasuk jaringan telekomunikasi terbesar yang pernah mengudara, untuk menyiarkan berita ”Kerajaan, Harapan Dunia Ini”. Selain itu, lebih dari 300 stasiun lain di banyak bagian dari dunia menyiarkan acara ini dengan menggunakan rekaman gramofon.

Selama kebaktian di Washington, DC, pada tahun 1935, Saudara Rutherford berbicara tentang pokok ”Pemerintahan”, dengan tandas menarik perhatian kepada kenyataan bahwa Kerajaan Yehuwa di bawah Kristus akan segera menggantikan semua pemerintahan manusia. Lebih dari 20.000 orang di Auditorium Washington mendengarkannya. Khotbah ini diteruskan oleh saluran radio dan telepon ke seluruh dunia, yang menjangkau Amerika Tengah dan Selatan, Eropa, Afrika Selatan, kepulauan Pasifik, dan negeri-negeri Timur. Mereka yang mendengarkan khotbah itu dengan cara ini dapat mencapai jumlah jutaan. Dua surat kabar terkemuka di Washington melanggar kontrak mereka untuk mempublikasikan khotbah tersebut. Namun mobil-mobil dengan pengeras suara disebarkan oleh saudara-saudara ke 3 lokasi di kota itu dan 40 tempat lain di sekitar Washington, dan dari mobil-mobil ini, khotbah tersebut kembali disiarkan kepada lebih banyak pendengar yang diperkirakan berjumlah 120.000 orang.

Lalu, pada tahun 1938, dari Royal Albert Hall, di London, Inggris, khotbah yang terus terang berjudul ”Hadapi Kenyataan” disampaikan kepada kira-kira 50 kota kebaktian di seluruh dunia, dengan total hadirin kira-kira 200.000 orang. Selain itu, banyak sekali pendengar radio mendengarkan khotbah tersebut.

Jadi, walaupun jumlah Saksi-Saksi Yehuwa relatif sedikit, kebaktian-kebaktian mereka memainkan peranan penting dalam mengabarkan berita Kerajaan kepada umum.

Kebaktian-Kebaktian di Eropa Pascaperang

Bagi mereka yang hadir, kebaktian-kebaktian tertentu tampil lebih menonjol daripada yang lainnya. Hal ini benar sehubungan dengan kebaktian-kebaktian di Eropa segera setelah Perang Dunia II.

Satu kebaktian semacam ini diadakan di Amsterdam, Belanda, pada tanggal 5 Agustus 1945, kurang dari empat bulan setelah Saksi-Saksi dibebaskan dari kamp-kamp konsentrasi Jerman. Kira-kira 2.500 delegasi diharapkan datang; 2.000 dari mereka memerlukan pemondokan. Guna memenuhi kebutuhan tempat untuk tidur, Saksi-Saksi setempat menebarkan tikar di atas lantai rumah-rumah mereka. Dari segenap penjuru, para delegasi datang dengan segala sarana yang mungkin—dengan perahu, dengan truk, bersepeda, dan ada yang menumpang kendaraan yang lewat.

Pada kebaktian itu mereka tertawa dan menangis, mereka bernyanyi, dan bersyukur kepada Yehuwa atas kebaikan-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh seorang yang hadir, ”Apa yang mereka alami benar-benar suatu sukacita yang tak terkatakan sehubungan dengan organisasi teokratis yang baru saja dibebaskan dari belenggu!” Sebelum perang, terdapat kurang dari 500 Saksi di Belanda; sejumlah 426 ditahan dan dipenjarakan; 117 meninggal sebagai akibat langsung dari penganiayaan. Betapa bersukacitanya ketika di kebaktian itu, beberapa orang bertemu dengan orang-orang yang mereka kasihi yang mereka kira telah mati! Yang lain mencucurkan air mata karena tidak menemukan orang yang mereka cari. Pada sore itu, 4.000 orang dengan penuh perhatian mendengarkan khotbah umum yang menerangkan alasan Saksi-Saksi Yehuwa menjadi objek penganiayaan kejam demikian. Tidak soal penderitaan apa yang telah mereka alami, mereka siap diorganisasi untuk maju dengan pekerjaan yang Allah berikan kepada mereka.

Pada tahun berikutnya, 1946, saudara-saudara di Jerman mengatur sebuah kebaktian di Nuremberg. Mereka diizinkan untuk menggunakan Zeppelinwiese, bekas lapangan parade masa Hitler dulu. Pada hari kedua dari kebaktian itu, Erich Frost, yang telah merasakan sendiri kebrutalan Gestapo dan telah mendekam selama bertahun-tahun dalam sebuah kamp konsentrasi Nazi, menyampaikan khotbah umum ”Umat Kristen Dalam Pengujian”. Masyarakat umum sebanyak 3.000 orang dari Nuremberg bergabung dengan 6.000 Saksi-Saksi yang hadir pada acara ini.

Hari terakhir dari kebaktian itu ternyata adalah hari diumumkannya vonis pada pengadilan para penjahat perang di Nuremberg. Kalangan berwenang militer menetapkan jam malam untuk hari itu, tetapi setelah perundingan yang lama mereka setuju bahwa mengingat pendirian yang diambil Saksi-Saksi Yehuwa dalam menghadapi perlawanan Nazi, maka tidak tepat untuk menghalangi mereka menyelesaikan kebaktian dengan damai. Maka, pada hari terakhir itu, saudara-saudara berkumpul untuk mendengarkan khotbah yang membangkitkan semangat ”Tidak Takut Walaupun Ada Persekongkolan Dunia”.

Mereka melihat tangan Yehuwa dalam apa yang sedang terjadi. Justru pada waktu orang-orang yang mewakili suatu rezim yang telah berupaya memusnahkan mereka sedang dijatuhi hukuman, Saksi-Saksi Yehuwa berkumpul untuk menyembah Yehuwa di tempat Hitler pernah memperlihatkan sebagian dari pertunjukan kekuatan Nazinya yang paling spektakuler. Ketua kebaktian berkata, ”Untuk dapat mengalami hari ini saja, yang hanyalah pertunjukan pendahuluan dari kemenangan umat Allah atas musuh-musuh mereka di perang Armagedon, maka sembilan tahun dalam kamp konsentrasi tidak sia-sia.”

Kebaktian-Kebaktian Lain yang Patut Dikenang

Seraya kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa meluas, kebaktian-kebaktian telah diadakan di seputar dunia. Semuanya memiliki corak-corak yang menonjol bagi mereka yang hadir.

Di Kitwe, Rhodesia Utara (sekarang Zambia), di pusat Copperbelt, suatu kebaktian dijadwalkan akan diadakan selama kunjungan presiden Lembaga Menara Pengawal pada tahun 1952. Lokasinya adalah suatu daerah yang luas di pinggir salah sebuah kamp pertambangan, di tempat yang sekarang dikenal sebagai Chamboli. Puncak sebuah bukit sarang semut yang telah ditinggalkan diratakan, dan sebuah los beratap jerami dibangun di atasnya yang berfungsi sebagai podium. Los-los beratap jerami lain untuk tidur, dengan dua tingkat, terbentang sepanjang 180 meter dari lokasi tempat duduk utama mirip seperti jari-jari sebuah roda. Pria-pria dan anak-anak lelaki tidur di beberapa los; wanita dan anak-anak perempuan di los-los lain. Beberapa delegasi telah mengadakan perjalanan selama dua minggu dengan sepeda untuk dapat hadir. Yang lain berjalan kaki berhari-hari dan menyelesaikan perjalanan dengan sebuah bus yang primitif.

Selama acara, hadirin benar-benar penuh perhatian, walaupun hanya duduk di atas bangku-bangku bambu yang keras di udara terbuka. Mereka datang untuk mendengarkan, dan mereka tidak ingin kehilangan sepatah kata pun. Nyanyian dari hadirin sejumlah 20.000 memancing air mata haru—luar biasa indah. Tidak ada iringan alat-alat musik, tetapi keharmonisan suaranya sungguh memesona. Tidak hanya pada nyanyian mereka tetapi dalam segala hal, persatuan nyata di antara Saksi-Saksi ini, walaupun mereka berasal dari berbagai latar belakang dan suku.

Dan dapatkah saudara bayangkan perasaan Saksi-Saksi Yehuwa di Portugal ketika setelah perjuangan selama hampir 50 tahun untuk mendapatkan kebebasan beribadat, Saksi-Saksi di sana memperoleh pengakuan resmi pada tanggal 18 Desember 1974. Pada waktu itu jumlah mereka kira-kira hanya 14.000 orang. Hanya beberapa hari setelahnya, 7.586 dari mereka memenuhi gedung olahraga di Porto. Hari berikutnya, 39.284 orang lainnya membanjiri sebuah stadion sepak bola di Lisbon. Saudara Knorr dan Franz ada bersama mereka untuk kesempatan yang berbahagia itu, yang tidak akan dilupakan oleh banyak orang.

Mengorganisasi Pertemuan-Pertemuan Internasional

Selama kira-kira lebih dari setengah abad, Saksi-Saksi Yehuwa telah mengadakan kebaktian-kebaktian besar di berbagai kota secara serentak di banyak negeri. Perasaan persaudaraan internasional mereka telah ditingkatkan pada kesempatan-kesempatan ini seraya mereka dapat mendengarkan khotbah-khotbah utama yang disampaikan dari satu kota utama.

Akan tetapi, baru pada tahun 1946, sebuah kebaktian internasional yang besar mengumpulkan delegasi-delegasi dari banyak bagian bumi di satu kota. Ini adalah di Cleveland, Ohio (AS). Walaupun mengadakan perjalanan pada masa pascaperang masih sulit, hadirin mencapai 80.000, termasuk 302 delegasi dari 32 negeri di luar Amerika Serikat. Acara diadakan dalam 20 bahasa. Banyak instruksi praktis disampaikan dengan tujuan memperluas pekerjaan penginjilan. Salah satu acara penting kebaktian adalah khotbah Saudara Knorr tentang masalah-masalah rekonstruksi dan ekspansi. Hadirin bertepuk tangan penuh semangat ketika mereka mendengar rencana untuk memperluas fasilitas-fasilitas percetakan dan kantor di kantor pusat Lembaga, dan juga fasilitas-fasilitas pemancar radio, untuk mendirikan kantor-kantor cabang di negeri-negeri utama di dunia, dan untuk memperluas pekerjaan utusan injil. Segera setelah kebaktian tersebut, perincian disusun supaya Saudara Knorr dan Henschel dapat mengadakan perjalanan keliling dunia guna melaksanakan apa yang telah dibahas.

Selama tahun-tahun berikutnya, kebaktian-kebaktian yang sungguh bersejarah diadakan di Yankee Stadium di New York City. Pada kebaktian yang pertama, dari 30 Juli hingga 6 Agustus 1950, delegasi-delegasi dari 67 negeri hadir. Laporan singkat yang disampaikan oleh para hamba cabang, utusan injil, dan delegasi lain dimasukkan ke dalam acara. Semua ini memperlihatkan pandangan sekilas yang menggetarkan kepada hadirin kebaktian tentang pekerjaan penginjilan yang hebat yang sedang dilakukan di semua negeri asal mereka. Pada hari terakhir, jumlah hadirin meningkat sampai 123.707 orang untuk acara khotbah ”Dapatkah Saudara Hidup Selama-lamanya Dalam Kebahagiaan di Bumi?” Tema kebaktian ini adalah ”Pertambahan Teokrasi”. Perhatian ditujukan kepada pertambahan jumlah yang besar. Meskipun demikian, sebagai ketua, Grant Suiter, dengan tegas menunjukkan bahwa ini dilakukan bukan untuk menyanjung pemikiran cerdas mana pun dalam organisasi yang kelihatan. Sebaliknya, ia menyatakan, ”Kekuatan jumlah yang baru ini dibaktikan demi kehormatan Yehuwa. Ini memang sepatutnya demikian, dan tidak mungkin lain.”

Pada tahun 1953, kebaktian lain diadakan di Yankee Stadium, New York. Kali ini hadirin mencapai puncak 165.829 orang. Sebagaimana halnya pada kebaktian pertama di sana, acaranya padat dengan pembahasan tentang nubuat-nubuat Alkitab yang menggetarkan, nasihat praktis tentang cara melaksanakan pemberitaan kabar baik, dan laporan dari banyak negeri. Walaupun acara dimulai sekitar pukul 9.30 pagi, biasanya acara belum berakhir hingga pukul 9.00 atau 9.30 malam. Kebaktian ini menyuguhkan delapan hari penuh pesta rohani yang membawa sukacita.

Untuk kebaktian mereka yang terbesar, di New York pada tahun 1958, perlu untuk menggunakan bukan hanya Yankee Stadium tetapi juga Polo Grounds yang berdekatan maupun daerah-daerah luberan di luar stadion-stadion itu untuk menampung banyak orang di kebaktian ini. Pada hari terakhir, ketika semua kursi telah ditempati, izin khusus diberikan bahkan untuk menggunakan lapangan pertandingan Yankee Stadium, dan betapa pemandangan yang menggetarkan sewaktu ribuan orang mengalir masuk, melepaskan sepatu mereka, dan duduk di atas rumput! Perhitungan memperlihatkan ada 253.922 yang hadir untuk mendengarkan khotbah umum. Bukti lebih lanjut dari berkat Yehuwa pada pelayanan hamba-hamba-Nya terlihat ketika 7.136 orang pada kebaktian ini melambangkan pembaktian diri mereka dengan baptisan air—lebih dari dua kali lipat jumlah yang dibaptis pada peristiwa bersejarah Pentakosta tahun 33 M, sebagaimana dilaporkan dalam Alkitab!—Kis. 2:41.

Seluruh pelaksanaan kebaktian-kebaktian ini memberikan bukti mengenai sesuatu yang jauh lebih daripada sekadar organisasi yang efisien. Itu merupakan manifestasi dari roh Allah yang bekerja di antara umat-Nya. Kasih persaudaraan yang didasarkan atas kasih akan Allah nyata di mana-mana. Tidak ada organisator-organisator dengan bayaran tinggi. Setiap departemen diawasi oleh para sukarelawan yang tidak dibayar. Saudara-saudara dan saudari-saudari Kristen, sering kali kelompok-kelompok keluarga, mengurus stan-stan makanan ringan dan minuman. Mereka juga menyiapkan makanan hangat, dan di dalam tenda-tenda besar di luar stadion, mereka melayani para delegasi dengan kecepatan rata-rata seribu orang per menit. Puluhan ribu orang—mereka semua gembira dapat ikut bekerja—melayani sebagai para pengurus dan menangani semua pembangunan yang diperlukan, memasak dan menyajikan makanan, membersihkan, dan banyak lagi.

Lebih banyak sukarelawan membaktikan ratusan ribu jam guna memenuhi kebutuhan pemondokan para delegasi. Pada tahun-tahun tertentu, untuk menampung setidaknya sebagian dari para peserta kebaktian, trailer dan lokasi-lokasi perkemahan diorganisasi. Pada tahun 1953 Saksi-Saksi memanen 16 hektare ladang gandum, secara cuma-cuma, untuk seorang petani di New Jersey yang menyewakan tanahnya kepada mereka sebagai lokasi trailer-trailer mereka. Fasilitas-fasilitas sanitasi, penerangan, kamar-kamar mandi, ruang-ruang untuk mencuci pakaian, kafetaria, dan kios-kios bahan makanan dibangun untuk memenuhi keperluan suatu populasi sejumlah lebih dari 45.000 orang. Seraya mereka datang untuk menempatinya, sebuah kota muncul dalam semalam. Ribuan lagi ditampung di hotel-hotel dan rumah-rumah pribadi di dalam dan sekitar New York. Ini benar-benar pekerjaan raksasa. Dengan berkat Yehuwa, semuanya dilaksanakan dengan sukses.

Kebaktian-kebaktian yang Bergerak

Anggota-anggota dari persaudaraan internasional ini sangat berminat akan rekan-rekan Saksi di negeri-negeri lain. Karena itu, mereka menggunakan kesempatan untuk menghadiri kebaktian-kebaktian di luar negeri.

Pada kebaktian pertama dari rangkaian Kebaktian Ibadat yang Bersih yang berlangsung di Wembley Stadium, London, Inggris, pada tahun 1951, Saksi-Saksi dari 40 negeri hadir. Acaranya menekankan segi praktis dari ibadat sejati dan cara menjadikan pelayanan sebagai karier dalam hidup seseorang. Dari Inggris, banyak Saksi mengadakan perjalanan ke Benua Eropa, tempat sembilan kebaktian lainnya diadakan selama dua bulan berikutnya. Yang paling besar dari semua ini ada di Frankfurt am Main, Jerman, dan di sana 47.432 orang hadir dari 24 negeri. Kehangatan saudara-saudara ditunjukkan pada penutup acara ketika orkes dimulai dan saudara-saudara dari Jerman dengan spontan segera menyanyikan lagu perpisahan yang memuji Allah karena rekan Saksi-Saksi telah datang dari luar negeri untuk bergabung bersama mereka. Saputangan dilambai-lambaikan dan ratusan orang berkelompok melintasi lapangan, untuk mengungkapkan penghargaan pribadi atas pesta teokratis yang besar ini.

Pada tahun 1955, lebih banyak Saksi mengatur untuk mengunjungi saudara-saudara Kristen mereka di luar negeri pada waktu kebaktian. Dengan dua kapal yang dicarter (masing-masing dengan 700 penumpang) dan 42 pesawat terbang yang dicarter, delegasi-delegasi dari Amerika Serikat dan Kanada pergi ke Eropa. Edisi Eropa dari surat kabar The Stars and Stripes, yang diterbitkan di Jerman, menggambarkan arus datangnya Saksi-Saksi sebagai ”pergerakan massa yang mungkin paling besar dari orang-orang Amerika melalui Eropa sejak serangan Sekutu selama Perang Dunia II.” Delegasi-delegasi lain datang dari Amerika Tengah dan Selatan, Asia, Afrika, dan Australia. Sekalipun ada upaya dari para pemimpin agama Susunan Kristen untuk mencegah Saksi-Saksi mengadakan kebaktian mereka di Roma dan Nuremberg, dua kebaktian ini dan enam lainnya diselenggarakan di Eropa selama musim panas. Hadirin mencapai antara 4.351 di Roma sampai 107.423 di Nuremberg. Kelompok lain sebanyak 17.729 orang berkumpul di Waldbühne tempat yang pada waktu itu disebut Berlin Barat, yang dapat dicapai dengan risiko yang lebih kecil oleh saudara-saudara dari zona Timur pada zaman itu. Banyak dari mereka pernah dipenjara karena iman atau memiliki anggota-anggota keluarga yang pada waktu itu ada di penjara, tetapi mereka tetap teguh dalam iman. Betapa cocok tema kebaktian itu—”Kerajaan yang Berkemenangan”!

Walaupun sudah ada banyak kebaktian internasional, apa yang terjadi pada tahun 1963 adalah yang pertama kalinya. Ini adalah kebaktian keliling dunia. Dimulai di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, kebaktian ini bergerak ke New York; selanjutnya, ke empat kota utama di Eropa; melalui Timur Tengah; ke India, Birma (sekarang Myanmar), Thailand, Hong Kong, Singapura, Filipina, Indonesia, Australia, Taiwan, Jepang, Selandia Baru, Fiji, Republik Korea, dan Hawaii; dan kembali ke benua Amerika Utara. Seluruhnya, delegasi dari 161 negeri hadir. Total hadirin melebihi 580.000. Ada 583 orang, dari kira-kira 20 negeri, yang mengikuti rute kebaktian ini, pergi dari satu negeri ke negeri lain, mengelilingi bumi. Tur-tur khusus memungkinkan mereka melihat tempat-tempat yang menarik secara keagamaan, dan mereka juga ikut dengan saudara-saudara dan saudari-saudari setempat dalam pelayanan dari rumah ke rumah. Orang-orang yang mengadakan perjalanan ini membayar sendiri ongkos-ongkos mereka.

Delegasi dari Amerika Latin selalu hadir dalam kebanyakan kebaktian internasional. Namun pada tahun 1966-67, giliran merekalah untuk menjadi tuan rumah kebaktian. Mereka yang hadir tidak akan pernah melupakan drama yang menampilkan kisah Alkitab tentang Yeremia dan yang membantu setiap orang menghargai maknanya bagi zaman kita.a Ikatan kasih Kristen diperkuat seraya para pengunjung menyaksikan sendiri apa yang melatarbelakangi kampanye besar pendidikan Alkitab yang sedang dilaksanakan di Amerika Latin. Mereka sangat terharu oleh iman yang kuat dari rekan-rekan seiman, banyak di antaranya telah mengatasi hambatan-hambatan yang tampaknya tak teratasi—perlawanan keluarga, banjir, kehilangan harta milik—untuk dapat hadir. Mereka sangat dianjurkan oleh pengalaman-pengalaman demikian seperti dari seorang saudari perintis istimewa yang lemah secara fisik dari Uruguay yang diwawancarai dan bersamanya di podium ada sebanyak 80 orang yang telah ia bantu untuk maju sampai pada taraf pembaptisan Kristen! (Hingga tahun 1992, ia telah membantu 105 orang sampai pada taraf pembaptisan. Ia masih lemah secara fisik dan masih melayani sebagai perintis istimewa!) Betapa menghangatkan hati pula untuk bertemu dengan para utusan injil dari kelas-kelas Gilead paling awal yang masih bekerja dalam penugasan-penugasan mereka! Kebaktian-kebaktian tersebut adalah pendorong yang bagus bagi pekerjaan yang sedang dilakukan di belahan dunia sana. Di banyak negeri itu sekarang, para pemuji Yehuwa berjumlah 10, 15, atau bahkan 20 kali lipat lebih banyak dibandingkan pada waktu itu.

Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1970-71, Saksi-Saksi dari negeri-negeri lain dapat bergaul dengan saudara-saudara mereka pada kebaktian-kebaktian internasional yang diadakan di Afrika. Yang paling besar dari kebaktian-kebaktian ini diadakan di Lagos, Nigeria, dan semua fasilitas harus dibangun mulai dari tanah kosong. Untuk melindungi para delegasi dari panas matahari, sebuah kota dari bambu dibangun—tempat-tempat duduk, tempat-tempat bermalam, kafetaria, dan departemen-departemen lain. Ini membutuhkan 100.000 batang bambu dan 36.000 tikar besar dari anyaman lalang—semuanya dipersiapkan oleh saudara-saudara dan saudari-saudari. Acara disampaikan dalam 17 bahasa secara serentak. Hadirin mencapai 121.128 orang, dan 3.775 Saksi-Saksi baru, dibaptis. Berbagai golongan suku diwakili, dan banyak dari mereka yang hadir adalah orang-orang yang dulu sering berperang satu sama lain. Namun sekarang, betapa bersukacitanya untuk melihat mereka bersatu dalam ikatan persaudaraan Kristen yang sejati!

Setelah kebaktian itu, beberapa delegasi asing mengadakan perjalanan dengan bus ke Igboland untuk melihat daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat perang saudara yang baru terjadi. Ini menimbulkan sensasi besar di kota demi kota seraya para pengunjung itu disambut dan dirangkul oleh Saksi-Saksi setempat. Masyarakat bergegas lari ke jalan untuk melihat. Pertunjukan kasih dan persatuan demikian antara kulit hitam dan kulit putih adalah hal yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.

Di negeri-negeri tertentu, jumlah Saksi-Saksi Yehuwa tidak memungkinkan mereka semua datang berkumpul di satu tempat. Akan tetapi, kadang-kadang, beberapa kebaktian besar diadakan pada waktu yang sama, diikuti dengan kebaktian-kebaktian lain, minggu demi minggu. Pada tahun 1969, persatuan yang dirasakan pada kebaktian-kebaktian yang diadakan dengan cara ini diperkuat oleh kenyataan bahwa beberapa pembicara utama pergi mondar-mandir dengan pesawat terbang dari satu kebaktian ke kebaktian lain, sehingga dapat melayani mereka semua. Pada tahun 1983 dan 1988, persatuan serupa dirasakan ketika sejumlah kebaktian besar yang menggunakan bahasa yang sama dihubungkan satu sama lain, bahkan secara internasional, dengan sambungan telepon untuk khotbah-khotbah utama yang disampaikan oleh anggota-anggota Badan Pimpinan. Akan tetapi, dasar sesungguhnya dari persatuan di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa adalah fakta bahwa mereka semua menyembah Yehuwa sebagai satu-satunya Allah yang benar, mereka semua berpegang pada Alkitab sebagai pedoman mereka, mereka semua mengambil manfaat dari program pemberian makanan rohani yang sama, mereka semua memandang kepada Yesus Kristus sebagai Pemimpin mereka, mereka semua berupaya menyatakan buah-buah roh Allah dalam kehidupan mereka, mereka semua menaruh kepercayaan mereka kepada Kerajaan Allah, dan mereka semua ikut membawa kabar baik tentang Kerajaan itu kepada orang-orang lain.

Diorganisasi untuk Pujian Internasional Kepada Yehuwa

Saksi-Saksi Yehuwa telah meningkat jumlahnya sampai pada tingkat melebihi jumlah penduduk dari banyak bangsa tertentu. Agar kebaktian-kebaktian mereka dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya, diperlukan banyak perencanaan yang teliti. Akan tetapi, permintaan sederhana yang diterbitkan mengenai tempat-tempat ke mana Saksi-Saksi dari berbagai daerah diharapkan hadir biasanya sudah cukup merupakan jaminan bahwa ada tempat bagi semua. Jika kebaktian-kebaktian internasional direncanakan, sering kali Badan Pimpinan perlu mempertimbangkan bukan hanya jumlah Saksi-Saksi dari negeri-negeri lain yang ingin datang dan dapat menghadirinya tetapi juga besarnya fasilitas kebaktian yang tersedia, jumlah Saksi-Saksi setempat yang akan hadir, dan jumlah pemondokan yang tersedia bagi para delegasi; kemudian angka maksimum dapat diberikan untuk setiap negeri. Hal itulah yang dilakukan pada waktu tiga Kebaktian ”Pengabdian Ilahi” diadakan di Polandia pada tahun 1989.

Untuk kebaktian-kebaktian itu, kira-kira 90.000 Saksi-Saksi Yehuwa diharapkan datang dari Polandia, selain dari ribuan peminat baru. Banyak juga yang diundang untuk hadir dari Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat. Delegasi-delegasi besar disambut dari Italia, Prancis, dan Jepang. Yang lain-lain datang dari Skandinavia dan Yunani. Sedikitnya ada 37 negeri yang diwakili. Untuk bagian-bagian acara tertentu, khotbah-khotbah dalam bahasa Polandia atau Inggris perlu diterjemahkan ke dalam 16 bahasa lain. Total hadirin ada 166.518 orang.

Kelompok-kelompok besar Saksi-Saksi pada kebaktian ini datang dari negeri yang pada waktu itu disebut Uni Soviet dan dari Cekoslowakia; kelompok-kelompok yang cukup besar juga hadir dari negeri-negeri Eropa Timur lain. Hotel-hotel dan asrama-asrama sekolah tidak dapat menampung semuanya. Dengan murah hati, Saksi-Saksi Polandia membuka hati mereka dan rumah-rumah mereka, dengan senang membagi apa yang ada pada mereka. Sebuah sidang yang terdiri dari 146 orang menyediakan pemondokan untuk lebih dari 1.200 delegasi. Bagi beberapa orang yang menghadiri kebaktian-kebaktian ini, inilah pertama kalinya mereka berada dalam pertemuan besar umat Yehuwa yang terdiri atas lebih dari 15 atau 20 orang. Hati mereka dipenuhi dengan rasa syukur seraya mereka melihat puluhan ribu orang di stadion-stadion itu, bergabung dengan mereka dalam doa, dan memadukan suara dalam nyanyian untuk memuji Yehuwa. Mereka bergaul bersama sewaktu istirahat antara satu acara ke acara lain, mereka berangkulan dengan hangat, walaupun perbedaan bahasa sering kali menahan mereka untuk mengucapkan dengan kata-kata hal-hal yang ada dalam hati mereka.

Menjelang akhir kebaktian ini, hati mereka dipenuhi dengan syukur kepada Yehuwa, yang memungkinkan semua ini terjadi. Di Warsawa, setelah kata-kata perpisahan oleh ketua, hadirin meledak dalam tepuk tangan yang tidak putus-putusnya setidaknya selama sepuluh menit. Setelah nyanyian dan doa terakhir, tepuk tangan dilanjutkan, dan hadirin tinggal berlama-lama di tribun. Mereka telah menantikan peristiwa ini selama bertahun-tahun, dan mereka tidak ingin ini berakhir.

Pada tahun berikutnya, 1990, kurang dari lima bulan setelah dicabutnya larangan yang telah berlangsung selama 40 tahun atas Saksi-Saksi Yehuwa di tempat yang pada waktu itu dikenal sebagai Jerman Timur, kebaktian internasional lain yang menggetarkan diadakan, kali ini di Berlin. Di antara 44.532 orang yang hadir ada delegasi dari 65 negeri lain. Dari beberapa negeri, hanya beberapa yang datang; dari Polandia, sekitar 4.500 orang. Kata-kata tidak dapat mengungkapkan dalamnya perasaan mereka yang sebelumnya tidak pernah mempunyai kebebasan untuk menghadiri kebaktian semacam itu, dan ketika seluruh hadirin bersatu dalam nyanyian-nyanyian pujian kepada Yehuwa, mereka tidak sanggup membendung air mata sukacita mereka.

Belakangan pada tahun itu, sewaktu kebaktian serupa diadakan di São Paulo, Brasil, dua stadion besar diperlukan untuk menampung hadirin internasional sejumlah 134.406 orang. Ini diikuti dengan sebuah kebaktian di Argentina, di sana sekali lagi dua stadion digunakan secara serentak untuk menampung hadirin internasional itu. Seraya tahun 1991 mulai, kebaktian-kebaktian internasional lainnya mulai berlangsung di Filipina, Taiwan, dan Thailand. Sejumlah besar hadirin dari banyak bangsa juga hadir pada tahun itu untuk kebaktian-kebaktian di Eropa Timur—di Hongaria, Cekoslowakia, dan daerah yang sekarang adalah Kroatia. Dan pada tahun 1992, delegasi dari 28 negeri menganggap suatu hak istimewa khusus untuk berada di antara 46.214 orang di St. Petersburg untuk kebaktian pertama dari Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia yang benar-benar bersifat internasional.

Kesempatan untuk Penyegaran Rohani yang Tetap Tentu

Tidak semua kebaktian yang diselenggarakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa merupakan pertemuan internasional. Akan tetapi, Badan Pimpinan mengatur kebaktian-kebaktian besar sekali setahun, dan acara yang sama dinikmati di seluruh dunia dalam banyak bahasa. Kebaktian-kebaktian ini bisa jadi cukup besar, yang memberikan kesempatan untuk bergaul dengan Saksi-Saksi lain dari banyak tempat, atau bisa saja lebih kecil dan diadakan di banyak kota, yang memudahkan orang-orang baru untuk datang dan memungkinkan masyarakat umum di ratusan kota yang lebih kecil untuk melihat dengan baik dan dari dekat contoh khas tentang Saksi-Saksi Yehuwa.

Selain itu, sekali setahun setiap wilayah (yang terdiri dari sekitar 20 sidang) berkumpul untuk acara nasihat rohani dan anjuran selama dua hari.b Juga, sejak bulan September 1987, hari kebaktian istimewa, acara yang membina selama satu hari, diatur untuk setiap wilayah setahun sekali. Di tempat-tempat yang memungkinkan, seorang anggota staf kantor pusat Lembaga atau seseorang dari kantor cabang setempat diutus untuk ambil bagian dalam acara itu. Acara-acara ini sangat dihargai oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Di banyak daerah, lokasi-lokasi kebaktian tidak jauh atau sulit dicapai. Namun halnya tidak selalu demikian. Seorang pengawas keliling mengingat satu pasangan lanjut usia yang berjalan kaki sejauh 76 kilometer sambil membawa koper-koper dan selimut untuk menghadiri sebuah kebaktian wilayah di Zimbabwe.

Dinas pengabaran selama kebaktian tidak lagi menjadi corak dalam semua kebaktian ini, tetapi hal itu bukanlah karena Saksi-Saksi memandangnya kurang penting. Pada umumnya, orang-orang yang tinggal di dekat lokasi kebaktian sekarang telah dikunjungi secara tetap tentu oleh Saksi-Saksi setempat—dalam beberapa keadaan, setiap beberapa minggu. Delegasi kebaktian terus waspada akan kesempatan untuk kesaksian tidak resmi, dan dengan cara lain tingkah laku Kristen mereka menjadi kesaksian yang ampuh.

Bukti dari Persaudaraan yang Sejati

Persaudaraan yang nyata di antara Saksi-Saksi pada kebaktian-kebaktian mereka sangat jelas bagi para pengamat. Mereka dapat melihat bahwa tidak ada perpecahan di antara Saksi-Saksi dan kehangatan sejati nyata bahkan di antara mereka yang mungkin baru pertama kali saling berkenalan. Pada waktu Kebaktian Internasional Kehendak Ilahi di New York tahun 1958, surat kabar New York Amsterdam News (2 Agustus) melaporkan, ”Di mana-mana, orang-orang Negro, kulit putih dan Asia, dari semua lingkungan hidup dan semua bagian dunia, bergaul dengan riang dan bebas. . . . Saksi-Saksi yang sedang beribadat dari 120 negeri ini hidup dan beribadat bersama dengan damai, memperlihatkan kepada orang-orang Amerika betapa mudahnya itu dapat dilakukan. . . . Kebaktian itu adalah contoh yang gemilang tentang bagaimana orang-orang dapat bekerja dan hidup bersama.”

Baru-baru ini, ketika Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan kebaktian-kebaktian serentak di Durban dan Johannesburg, Afrika Selatan, pada tahun 1985, para delegasinya termasuk semua kelompok ras dan bahasa utama di Afrika Selatan, dan juga wakil-wakil dari 23 negeri lain. Pergaulan yang hangat di antara 77.830 orang yang hadir sangat jelas. ”Ini benar-benar indah,” kata seorang wanita India yang masih muda. ”Melihat orang-orang kulit berwarna, orang-orang India, orang-orang kulit putih, dan hitam semua bergaul bersama telah mengubah seluruh pandangan hidup saya.”

Rasa persaudaraan ini jauh melampaui senyuman, jabatan tangan, dan panggilan ”saudara” dan ”saudari” kepada satu sama lain. Sebagai contoh, ketika pengaturan sedang dibuat untuk Kebaktian ”Kabar Kesukaan yang Kekal” di seluruh dunia pada tahun 1963, Saksi-Saksi Yehuwa diberi tahu bahwa jika mereka senang membantu yang lain secara keuangan untuk menghadiri sebuah kebaktian, Lembaga senang untuk mengupayakan agar dana itu dapat dinikmati oleh saudara-saudara di semua bagian bumi. Tidak ada penagihan, dan tidak dipungut biaya administrasi. Semua dana digunakan untuk tujuan yang disebutkan. Dengan cara ini, 8.179 orang dibantu untuk menghadiri kebaktian. Delegasi-delegasi dari setiap negeri di Amerika Tengah dan Selatan diberi bantuan, sebagaimana juga ribuan dari Afrika dan banyak di Timur Tengah dan Timur Jauh. Sebagian besar dari mereka yang dibantu adalah saudara-saudara dan saudari-saudari yang telah membaktikan diri bertahun-tahun dalam dinas sepenuh waktu.

Menjelang akhir tahun 1978, sebuah kebaktian direncanakan akan diadakan di Auckland, Selandia Baru. Saksi-Saksi di Kepulauan Cook mengetahui hal ini dan ingin sekali datang. Namun keadaan ekonomi di pulau tersebut sedemikian rupa sehingga untuk mengadakan perjalanan itu dibutuhkan biaya yang besar bagi setiap orang sehingga kecil kemungkinannya. Akan tetapi, saudara dan saudari rohani yang pengasih di Selandia Baru menyumbangkan biaya pulang-pergi untuk kira-kira 60 orang dari pulau itu. Betapa bahagianya mereka dapat hadir untuk ikut dalam pesta rohani dengan saudara-saudara mereka orang-orang Maori, Samoa, Niue, dan Kaukasoid!

Semangat yang khas di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa juga terlihat pada penutup Kebaktian Distrik ”Keadilan Ilahi” di Montreal, Kanada, pada tahun 1988. Selama empat hari, delegasi-delegasi Arab, Inggris, Prancis, Yunani, Italia, Portugis, dan Spanyol telah menikmati acara yang sama dalam bahasa mereka sendiri. Akan tetapi, pada akhir dari bagian penutup, mereka semua yang berjumlah 45.000 orang bergabung bersama-sama di Olympic Stadium dalam suatu pertunjukan persaudaraan dan kesatuan tujuan yang mengharukan. Bersama-sama mereka menyanyikan, masing-masing kelompok dengan bahasanya sendiri, ”Ayo nyanyi: ’Yehuwa t’lah memerintah; bumi, . . . bersukacita’.”

[Catatan Kaki]

a Ada tujuh puluh lebih drama seperti itu dipersembahkan pada kebaktian-kebaktian selama 25 tahun berikutnya.

b Dari tahun 1947 hingga 1987, kebaktian-kebaktian ini diadakan dua kali setahun. Terus sampai tahun 1972, kebaktian-kebaktian ini diadakan selama tiga hari; setelah itu acara dua hari diadakan.

[Blurb di hlm. 255]

”Saya sangat terkesan oleh semangat kasih dan kebaikan persaudaraan”

[Blurb di hlm. 256]

Kereta-kereta api kebaktian—semua naik!

[Blurb di hlm. 275]

Bukan organisator-organisator kebaktian dengan bayaran tinggi, melainkan para sukarelawan yang tidak dibayar

[Blurb di hlm. 278]

Persatuan antara kulit hitam dan kulit putih

[Kotak/Gambar di hlm. 261]

Tujuh Resolusi Kebaktian yang Penting

Pada tahun 1922, resolusi yang berjudul ”Suatu Tantangan Kepada Para Pemimpin Dunia” meminta mereka membuktikan bahwa umat manusia memiliki hikmat untuk memerintah bumi ini atau mengakui bahwa perdamaian, kehidupan, kemerdekaan, dan kebahagiaan kekal hanya dapat datang dari Yehuwa melalui Yesus Kristus.

Pada tahun 1923, ada ”Suatu Peringatan Kepada Semua Orang Kristen” tentang kebutuhan yang mendesak untuk melarikan diri dari organisasi yang dengan curang mengaku mewakili Allah dan Kristus.

Pada tahun 1924, ”Kependetaan Didakwa” menyingkapkan doktrin-doktrin dan praktek-praktek para pemimpin agama Susunan Kristen yang tidak berdasarkan Alkitab.

Pada tahun 1925, ”Berita Harapan” memperlihatkan mengapa mereka yang mengaku sebagai terang yang membimbing dunia telah gagal memuaskan kebutuhan manusia yang terbesar dan bagaimana hanya Kerajaan Allah dapat melakukannya.

Pada tahun 1926, ”Suatu Kesaksian Kepada Para Penguasa Dunia” memberi tahu mereka bahwa Yehuwa adalah satu-satunya Allah yang benar dan bahwa Yesus Kristus sekarang memerintah sebagai Raja yang paling berhak atas bumi. Resolusi ini mendesak para penguasa agar menggunakan pengaruh mereka untuk memalingkan pikiran orang-orang kepada Allah yang benar sehingga bencana tidak menimpa mereka.

Pada tahun 1927, ”Resolusi Bagi Bangsa-Bangsa Susunan Kristen” menyingkapkan gabungan ekonomi-politik-agama yang menekan umat manusia. Resolusi ini mendesak orang-orang untuk meninggalkan Susunan Kristen dan menaruh kepercayaan mereka kepada Yehuwa dan Kerajaan-Nya di tangan Kristus.

Pada tahun 1928, ”Pernyataan Melawan Setan dan Mendukung Yehuwa” menjelaskan bahwa Raja yang diurapi Yehuwa, Yesus Kristus, akan segera mengikat Setan dan menghancurkan organisasinya yang fasik, dan resolusi ini mendesak semua yang mengasihi keadilbenaran untuk berpihak pada Yehuwa.

[Kotak/Gambar di hlm. 272, 273]

Corak-Corak dari Beberapa Kebaktian Besar

Ratusan delegasi yang antusias tiba dengan kapal, ribuan dengan pesawat terbang, puluhan ribu dengan mobil dan bus

Pengorganisasian yang baik dan banyak sukarelawan diperlukan untuk mencari dan menentukan kamar-kamar pemondokan yang memadai

Selama kebaktian-kebaktian delapan hari ini, makanan utama—yang jumlahnya puluhan ribu—disajikan dengan teratur kepada para delegasi

Pada tahun 1953, sebuah lokasi untuk ”trailer” dan perkemahan menampung lebih dari 45.000 delegasi

Di New York, pada tahun 1958, 7.136 orang dibaptis—lebih banyak daripada tahun mana pun sejak Pentakosta 33 M.

Spanduk-spanduk salam dari banyak negeri terpampang, dan acara disampaikan dalam 21 bahasa, di New York pada tahun 1953

[Gambar di hlm. 256]

Para delegasi kebaktian IBSA di Winnipeg, Man., Kanada, pada tahun 1917

[Gambar di hlm. 258]

J. F. Rutherford berkhotbah di Cedar Point, Ohio, pada tahun 1919. Ia mendesak semua untuk dengan bergairah ikut mengumumkan Kerajaan Allah, menggunakan ”The Golden Age”

[Gambar di hlm. 259]

Kebaktian di Cedar Point pada tahun 1922. Panggilan berkumandang, ”Umumkan Raja dan Kerajaan”

[Gambar di hlm. 260]

George Gangas berada di Cedar Point pada tahun 1922. Selama kira-kira 70 tahun sejak itu ia memberitakan Kerajaan Allah dengan bergairah

[Gambar di hlm. 262, 263]

Para delegasi untuk kebaktian tahun 1931 di Columbus, Ohio, yang dengan penuh semangat menerima nama Saksi-Saksi Yehuwa

[Gambar di hlm. 264]

”New World Translation of the Christian Greek Scriptures” diperkenalkan oleh N. H. Knorr pada tahun 1950

[Gambar di hlm. 264]

Khotbah-khotbah oleh F. W. Franz mengenai penggenapan nubuat Alkitab adalah hal yang ditonjolkan dalam kebaktian (New York, 1958)

[Gambar di hlm. 265]

Selama bertahun-tahun dinas pengabaran merupakan suatu bagian penting dalam setiap kebaktian.

Los Angeles, AS, 1939 (bawah); Stockholm, Swedia, 1963 (inset)

[Gambar di hlm. 266]

Pada waktu J. F. Rutherford berkhotbah dari Washington, DC, pada tahun 1935, beritanya disiarkan melalui radio dan sambungan telepon ke enam benua

[Gambar di hlm. 268]

Di Nuremberg, Jerman, pada tahun 1946, Erich Frost memberikan khotbah yang berapi-api berjudul ”Umat Kristen Dalam Pengujian”

[Gambar di hlm. 269]

Kebaktian di udara terbuka di Kitwe, Rhodesia Utara, selama kunjungan N. H. Knorr pada tahun 1952

[Gambar di hlm. 270, 271]

Pada tahun 1958 hadirin sejumlah 253.922 orang membanjiri dua stadion besar di New York mendengar berita ”Kerajaan Allah Memerintah—Apakah Kesudahan Dunia Sudah Dekat?”

Polo Grounds

Yankee Stadium

[Gambar di hlm. 274]

Grant Suiter, ketua kebaktian di Yankee Stadium pada tahun 1950

[Gambar di hlm. 274]

John Groh (duduk), membahas organisasi kebaktian dengan George Couch pada tahun 1958

[Gambar di hlm. 277]

Pada tahun 1963, suatu kebaktian keliling dunia diadakan, dengan delegasi dari kira-kira 20 negeri mengadakan perjalanan mengikuti kebaktian itu mengelilingi bumi

Kyoto, Jepang (kiri bawah), adalah salah satu dari 27 kota kebaktian. Para delegasi di Republik Korea saling berkenalan (tengah). Seorang Maori memberi salam di Selandia Baru (kanan bawah)

[Gambar di hlm. 279]

Sebuah kebaktian yang melayani 17 kelompok bahasa secara serentak, di sebuah kota bambu yang dibangun untuk peristiwa itu (Lagos, Nigeria, 1970)

[Gambar di hlm. 280]

Tiga kebaktian besar diadakan di Polandia pada tahun 1989, dengan dihadiri oleh delegasi dari 37 negeri

T. Jaracz (sebelah kanan) berbicara kepada para delegasi di Poznan

Ribuan orang dibaptis di Chorzów

Hadirin bertepuk tangan lama sekali di Warsawa

Delegasi-delegasi dari negeri yang pada waktu itu disebut Uni Soviet (bawah)

Bagian-bagian dari acara di Chorzów diterjemahkan ke dalam 15 bahasa

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan