PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Apakah Saudara Merindukan Saat Apabila . . .
    Menara Pengawal—1990 | 1 Oktober
    • Apakah Saudara Merindukan Saat Apabila . . .

      □ saudara dapat merasa aman dan sentosa di rumah saudara—tidak soal jam berapa?

      □ tidak diperlukan lagi kunci untuk pintu, jeruji besi, alarm, lubang di pintu untuk mengintip, pagar, pengawal, anjing penjaga, dan sarana keamanan yang lain?

      □ saudara dapat berjalan sendirian dengan aman, bahkan pada malam hari?

      □ obat bius yang berbahaya dan semua problem yang berkaitan akan terlupakan?

      □ semua peperangan akan berakhir, dan senjata-senjata tidak akan diproduksi maupun ditimbun lagi?

      □ saudara tidak perlu lagi merasa khawatir akan pencemaran makanan, udara, dan air?

      □ terorisme, penyanderaan, dan ancaman bom ditiadakan sama sekali?

      □ sumber-sumber alam akan dilindungi, dilestarikan, dan digunakan dengan bijaksana demi kepentingan umum?

      □ ketamakan dan sifat mementingkan diri tidak lagi menjadi daya pendorong di antara umat manusia?

      □ anak-anak tetap polos dan menaruh respek terhadap orang lain dan milik mereka?

      □ kaum wanita tidak ditindas dan dijadikan korban?

      □ hukum dan undang-undang ditegakkan dengan adil dan benar demi kebaikan semua orang?

      □ pemerintahan mengambil keputusan berdasarkan kebutuhan yang sungguh-sungguh dan bukan atas kepentingan politik?

      □ kebebasan dan persamaan hak bukan hanya digembar-gemborkan tetapi dipraktikkan juga?

      □ kemiskinan tidak akan ada lagi, tetapi semua orang memiliki apapun yang dibutuhkan demi kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan mereka?

      □ anak-anak tidak ditolak dan akan diasuh serta tidak pernah diperlakukan dengan kejam ataupun ditinggalkan?

      □ penyakit dan kematian disingkirkan, dan tidak ada wabah penyakit yang mengerikan?

      □ setiap orang yang saudara temui menunjukkan kebaikan, suka membantu, dan dapat dipercaya?

      □ kehidupan setiap orang benar-benar dihargai, dan semua orang dapat memperoleh kebahagiaan yang kekal?

      □ agama tidak lagi menimbulkan perpecahan, menuntun kepada kefanatikan, kebencian, dan peperangan?

      □ semua orang memiliki tempat tinggal yang memadai dan menyenangkan, dan tidak ada lagi problem perumahan?

      Jika saudara dapat mengatakan ya atas setiap pertanyaan di atas, saudara pasti akan berminat membaca artikel berikut.

  • Kita Membutuhkan Suatu Dunia Baru
    Menara Pengawal—1990 | 1 Oktober
    • Kita Membutuhkan Suatu Dunia Baru

      BERHENTILAH sejenak dan perhatikan keadaan di sekeliling saudara. Apakah saudara merasa senang dengan apa yang saudara lihat?

      Mungkin saudara secara pribadi memiliki rumah yang nyaman di daerah yang menyenangkan, yang diatur dengan baik. Saudara mungkin juga mempunyai pekerjaan yang memuaskan dengan gaji besar. Selain itu, saudara dan orang-orang yang saudara kasihi mungkin menikmati kesehatan yang cukup baik. Secara keseluruhan, saudara mungkin merasa relatif tenteram dan bahagia.

      Tetapi pikirkanlah tempat-tempat lain, bagian-bagian lain dari negeri tempat saudara tinggal, serta negeri-negeri lain. Perhatikanlah seluruh dunia. Apakah saudara melihat pemandangan yang indah? Apakah itu benar-benar gambaran tentang kesejahteraan, perdamaian, dan kemakmuran?

      Berdasarkan beberapa ramalan pada awal abad ini, ilmu pengetahuan pada saat ini seharusnya sudah dapat menyingkirkan semua penyakit utama, menyediakan makanan yang berlimpah bagi semua, menstabilkan dan memperbaiki lingkungan hidup, dan mengantarkan zaman perdamaian. Namun kenyataannya apa yang terjadi?

      Tidak dibutuhkan banyak penelitian untuk melihat bahwa perdamaian telah menjauhi planet kita. ”Sejak zaman Alkitab, bangsa-bangsa telah dinasihati agar menempa pedang-pedang menjadi mata bajak,” tulis Michael Renner dalam State of the World 1990 (Keadaan Dunia 1990). ”Nasihat yang benar-benar sangat tepat. Upaya yang tanpa mengenal belas kasihan untuk mengejar keunggulan militer telah membawa umat manusia kepada ambang kebinasaan.”

      Laporan-laporan mengenai pertikaian sipil dan perang-perang yang memporakporandakan begitu banyak negeri di seputar dunia, tak terhitung banyaknya. Menurut satu sumber, 22 peperangan masih berkecamuk pada tahun 1988.a Berapa banyak yang tewas dalam perang-perang tersebut? Hingga dan termasuk tahun itu juga, ”jumlah orang yang terbunuh dalam semua peperangan yang berkecamuk pada tahun 1988 seluruhnya 4.645.000. Tujuh puluh enam persen yang tewas adalah penduduk sipil”, kata St. Louis Post-Dispatch.

      Apakah perkembangan dunia saat ini memperlihatkan akan adanya suatu dunia yang penuh damai di masa depan? ”Menurut kata orang, Perang Dingin sedang mereda dan perdamaian mendapat angin. Tetapi perhatikan sekali lagi,” kata sebuah artikel dalam San Jose Mercury News dari Kalifornia, A.S. ”Di Dunia Ketiga, peperangan melanda dengan harapan tipis untuk suatu penyelesaian. Ini merupakan peperangan yang tidak kelihatan di dunia. Ini sebagian besar merupakan konflik pemerintahan melawan rakyatnya sendiri: perjuangan sipil berdarah yang mempersoalkan daerah, agama, perbedaan suku, kekuatan politik, bahkan obat bius. . . . Dari ujung Benua Afrika sampai Asia Tenggara, perang telah memaksa jutaan rakyat melarikan diri dari rumah mereka. Tidak ada yang bercocok tanam, klinik-klinik kesehatan diserbu, ternak dibinasakan, orang-tua dibunuh dengan kejam di depan mata anak-anak mereka, anak-anak lelaki umur 10 tahun dijadikan penjaga pintu dan kemudian menjadi prajurit-prajurit, anak-anak perempuan diperkosa. Di negeri-negeri yang kebanyakan dilupakan orang ini, peperangan telah meninggalkan bekas-bekas kehancuran dan kekacauan sosial yang darinya masyarakat tidak mungkin akan pernah dipulihkan sepenuhnya. . . . Penelitian memperlihatkan bahwa dalam tahun 1980-an lebih banyak peperangan telah terjadi daripada dekade lain manapun dalam sejarah.”

      Banyak dari antara mereka yang berhasil melarikan diri ke negara-negara yang lebih maju mendapati ketenteraman yang mereka cari dihancurkan oleh ancaman kejahatan yang keji. ”Kejahatan yang melanda [Amerika Serikat] terus berlangsung sepanjang tahun 1980-an walaupun ramalan menyatakan bahwa itu akan mereda,” kata U.S. News & World Report. ”Dalam suatu tahun yang merupakan ciri khas: Terjadi 8,1 juta kejahatan serius seperti pembunuhan, penyerangan dan perampokan. . . . Yang paling mengeneskan adalah cara pertumpahan darah begitu menyebar dan tidak terduga. Menjadi korban merupakan hal yang sudah kronis. Biro Statistik Pengadilan di A.S. memperkirakan bahwa 83 persen anak-anak yang sekarang berumur 12 tahun akan menjadi korban kekerasan yang sesungguhnya atau percobaan tindak kekerasan jika kejahatan terus berlangsung dengan angka rata-rata seperti sekarang. . . . Hukuman atas pelaku kejahatan dalam masyarakat tidak tegas ataupun cepat. Di seluruh negeri, polisi hanya dapat menyelesaikan 1 dari antara 5 kejahatan besar.” Keadaan serupa terdapat di seluruh dunia. Majelis Umum PBB melaporkan ”meningkatnya kejahatan dalam kuantitas dan kualitas di banyak bagian dunia”.

      Tetapi sekalipun semua peperangan, persenjataan, dan kejahatan segera dilenyapkan dari bumi, kehidupan tetap akan terancam. ”Kemiskinan yang parah, penyakit yang merajalela, dan banyaknya orang yang buta huruf mewarnai kehidupan ratusan juta penduduk di negeri-negeri yang sedang berkembang,” demikian laporan Worldwatch Institute dalam State of the World 1990. ”Semua lapisan masyarakat—kaya atau miskin, kuat atau lemah secara militer—menghadapi ancaman kerusakan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

      Memang, sistem-sistem yang justru menunjang kehidupan dan menjadi tumpuan seluruh umat manusia telah dirusak secara perlahan-lahan. ”Bumi secara keseluruhan berada dalam keadaan lebih buruk [dibanding tahun 1970],” tulis Paul Hoffman, redaktur majalah Discover. ”Sampah meluap ke luar dari tempat penguburan sampah kita. Gas dari rumah kaca membuat udara menjadi panas. Lapisan ozon planet semakin tipis. Padang pasir bertambah luas, dan hutan-hutan tropis makin susut. Spesies tanaman dan binatang punah dengan kecepatan 17 spesies per jam.”

      Tambahkan kepada semua hal tersebut dampak pencemaran atas tanah dan laut secara terus-menerus. Masukkan juga jumlah penduduk dunia yang terus meningkat, yang mengakibatkan makin lebih banyak tanah produktif yang dibangun atau diaspal, dengan demikian menambah angka kepunahan spesies binatang dan tanaman. Pertimbangkan persediaan air segar yang semakin berkurang dan problem hujan asam. Tambahkan pula akibat yang mengancam kesehatan karena udara yang sangat dicemari dan problem sampah yang berbahaya bagi kesehatan. Bersama-sama, hal itu semua berarti bencana bagi umat manusia. Siapapun atau di manapun kita berada, kita memerlukan udara, makanan, air, dan bahan baku untuk hidup. Kita membutuhkannya dalam keadaan tidak tercemar dan dalam jumlah yang cukup. ”Bagi orang miskin, tahun delapan puluhan [sudah] merupakan bencana yang luar biasa, suatu masa kekurangan makanan dan angka kematian yang meningkat,” kata State of the World 1990.

      Karena kehidupan manusia terancam dengan begitu banyak cara, dapatkah seseorang menyangkal bahwa suatu dunia baru benar-benar sangat dibutuhkan? Tetapi apakah itu benar-benar mungkin terwujud? Dari sumber manakah dunia seperti itu akan datang? Rintangan-rintangan apa yang harus diatasi sebelumnya agar planet kita benar-benar dapat dianggap aman dan makmur? Mari kita lihat.

      [Catatan Kaki]

      a ”Perang” didefinisikan sebagai konflik yang melibatkan sekurang-kurangnya satu pemerintahan dan yang sedikitnya menewaskan 1.000 orang dalam satu tahun.

      [Keterangan Gambar di hlm. 4]

      WHO photo by P. Almasy

  • Suatu Dunia Baru Sudah Dekat!
    Menara Pengawal—1990 | 1 Oktober
    • Suatu Dunia Baru Sudah Dekat!

      BANYAK usul telah dikemukakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit di dunia ini. Pada umumnya, ini menuntut perhatian dan kerja sama, serta upaya yang sangat besar dan terpadu dari semua bangsa di seluruh dunia. Ada perasaan bahwa keadaan dunia semakin memburuk, kebutuhan untuk keselamatan bersama akan mendesak bangsa-bangsa untuk menilai kembali prioritas mereka dan bergotong royong membentuk suatu dunia yang baru dan dapat bertahan lama. Diramalkan bahwa anggaran militer akan banyak dikurangi dan sebaliknya akan digunakan untuk menangani ancaman atas lingkungan, dan bahwa seperti dilaporkan dalam State of the World 1990, ”sebaliknya daripada memelihara lembaga-lembaga pertahanan mereka sendiri yang besar, pemerintahan-pemerintahan mungkin akan mengandalkan pasukan pemelihara perdamaian dari PBB yang telah dikembangkan dan diperkuat secara besar-besaran, yang pasti memiliki kekuatan dan wewenang untuk melindungi setiap negara anggota terhadap serangan negara lain”.

      Namun rencana-rencana tersebut sangat tidak mampu mewujudkan keadaan-keadaan yang dirindukan seperti yang tertulis pada halaman awal artikel ini. Strategi manusia belaka sama sekali tidak dapat menyingkirkan dosa dan ketamakan umat manusia; hal itu tidak dapat menyingkirkan prasangka dan pertikaian antar ras; tidak dapat menghasilkan kasih yang tidak mementingkan diri di antara seluruh umat manusia; juga tidak dapat menjamin lenyapnya penyakit dan kematian. Kejahatan tidak ditangani secara efektif, dan masalah mengatasi pertikaian agama dan kebencian sama sekali tidak disinggung. Sehubungan dengan penanggulangan bencana-bencana alam, hal ini bahkan tidak dapat dibicarakan. Nasionalisme, dengan kemampuannya untuk menimbulkan problem, dibiarkan tetap ada. Maka sayang sekali bahwa, kita harus berkesimpulan umat manusia telah gagal dalam usaha mengatasi problem dengan sukses.

      Namun, ada jalan keluar! Sebenarnya, semua hal yang dirindukan oleh umat manusia telah dijanjikan, dan janji tersebut berasal dari Allah ”yang tidak berdusta”. (Titus 1:2) Ia mengetahui dengan tepat apa yang harus dilakukan, dan Ia memiliki hikmat, kuasa, dan kesanggupan untuk memenuhi maksud-tujuan-Nya.—Wahyu 7:12; 19:1.

      Allah berjanji, ”Sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri [”bumi”, NW] dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Mazmur 37:10, 11.

      Bagaimana keadaan ini akan terwujud? Yesaya 11:9 menjawab, ”Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan [Yehuwa], seperti air laut yang menutupi dasarnya.” Ya, seluruh umat manusia akan diajar dengan ”pengenalan akan [Yehuwa]”, dan setiap individu yang menolak untuk mengindahkan hal tersebut tidak akan dibiarkan tetap hidup sehingga mengganggu ketenteraman orang lain. Bumi kita yang indah ini tidak akan dirusak lagi.

      ”Pandanglah pekerjaan [Yehuwa], . . . yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi,” demikian janji di Mazmur 46:9, 10. (Lihat juga Mikha 4:3, 4.) Faktor penting untuk mewujudkan perdamaian seluas dunia ialah mengakhiri pertikaian bersifat nasionalistis. Kerja sama dijamin, karena hanya ada satu pemerintahan di seluruh dunia—yaitu dari Allah. Dan pemerintahan-Nya adalah suatu Kerajaan ”yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya”. (Daniel 2:44) Selain itu, Raja-Nya adalah Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dan tak berkematian, yang akan memerintah dengan keadilan dan kebenaran.—Yesaya 9:5, 6; 32:1.

      Tetapi apakah pemerintahan ini akan dirusak oleh ketidaksempurnaan akibat dosa warisan dan dikotori dengan dukacita, penyakit, kesedihan, dan kematian yang terus berlanjut? Tidak, karena hal-hal ini juga akan berlalu. Wahyu 21:4 meyakinkan kita, ”Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Dosa warisan akan diampuni atas dasar korban tebusan Yesus, dan umat manusia akan dipulihkan kepada keadaan sempurna. (Roma 6:23; Efesus 1:7) Dan siapa yang dapat mengendalikan tenaga-tenaga alam dengan cara lebih baik dan mencegahnya agar tidak mencelakakan umat manusia, selain sang Pencipta?—Mazmur 148:5-8; Yesaya 30:30.

      Hal-hal yang hanya dapat diharapkan dan diimpikan oleh manusia akan Allah berikan. Tetapi kapan? Nubuat Alkitab menunjukkan bahwa perubahan akan terjadi pada saat bangsa-bangsa akan ”marah” dan orang-orang akan ”membinasakan bumi”. (Wahyu 11:18) Hari-hari terakhir dari dunia tua akan ditandai dengan ”masa yang sukar”—yang mengakibatkan keadaan yang kita lihat di sekeliling kita sampai sekarang semakin memburuk. (2 Timotius 3:1-5, 13) Dan Yesus menubuatkan bahwa generasi yang melihat hal-hal tersebut adalah generasi yang akan menyaksikan penggenapan janji-janji Allah.—Matius 24:3-14, 32-34.

      Silakan menyediakan waktu untuk memeriksa janji-janji yang tercatat dalam Alkitab. Karena mengenai hal ini, orang-orang yang memiliki pengetahuan maupun Allah sama-sama setuju: Sekaranglah waktunya untuk dunia baru!

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan