PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Gunakan ”Pedang Roh” dengan Terampil
    Menara Pengawal—2010 | 15 Februari
    • Gunakan ”Pedang Roh” dengan Terampil

      ”Terimalah . . . pedang roh, yaitu firman Allah.”​—EF. 6:17.

      1, 2. Bagaimana hendaknya kita menanggapi kebutuhan akan lebih banyak pemberita Kerajaan?

      SETELAH melihat kebutuhan rohani orang banyak, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya, ”Panenan memang besar, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah dengan sangat kepada Pemilik panen agar mengutus pekerja-pekerja untuk panennya.” Tetapi, tidak sampai di situ saja. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, ”ia memanggil kedua belas muridnya” dan mengutus mereka untuk pergi mengabar, atau ’memanen’. (Mat. 9:35-38; 10:1, 5) Belakangan, Yesus ”menunjuk tujuh puluh orang lain dan mengutus mereka berdua-dua” untuk melakukan pekerjaan yang sama.​—Luk. 10:1, 2.

      2 Dewasa ini, lebih banyak pemberita Kerajaan juga sangat dibutuhkan. Hadirin Peringatan di seluruh dunia pada tahun dinas 2009 adalah 18.168.323. Ini berarti 10 juta lebih banyak dari jumlah total Saksi-Saksi Yehuwa. Ladang benar-benar sudah siap untuk dipanen. (Yoh. 4:34, 35) Karena itu, kita hendaknya berdoa dan meminta lebih banyak pekerja. Tetapi, bagaimana kita bisa bertindak selaras dengan permintaan itu? Dengan menjadi rohaniwan yang lebih efektif seraya kita dengan penuh semangat ikut dalam pekerjaan memberitakan Kerajaan dan membuat murid.​—Mat. 28:19, 20; Mrk. 13:10.

      3. Bagaimana roh Allah memainkan peranan kunci untuk membantu kita menjadi rohaniwan yang lebih efektif?

      3 Artikel sebelumnya membahas bagaimana pengarahan roh Allah sangat diperlukan agar kita dapat ”membicarakan firman Allah dengan penuh keberanian”. (Kis. 4:31) Roh itu juga bisa membantu kita menjadi rohaniwan yang terampil. Satu cara untuk meningkatkan keefektifan kita dalam pelayanan adalah dengan menggunakan sebaik-baiknya alat hebat yang telah Allah Yehuwa sediakan​—Firman-Nya yang tertulis, Alkitab. Alkitab adalah produk roh kudus. (2 Tim. 3:16) Beritanya diilhamkan Allah. Karena itu, jika kita bisa menjabarkan kebenaran Alkitab dengan terampil dalam pelayanan, itu berarti kita diarahkan oleh roh kudus. Sebelum membahas bagaimana kita bisa melakukannya, mari kita renungkan betapa ampuhnya Firman tersebut.

      ’Firman Allah Mengerahkan Kuasa’

      4. Firman Allah dalam Alkitab bisa membuat perubahan besar apa dalam diri seseorang?

      4 Alangkah besar kuasa firman Allah! (Ibr. 4:12) Dalam arti kiasan, berita yang berasal dari Alkitab lebih tajam daripada pedang mana pun buatan manusia, sebab berita Alkitab bisa secara kiasan menusuk sampai memisahkan tulang dan sumsumnya. Kebenaran Alkitab bisa menjangkau bagian terdalam dari batin seseorang dan menembus pikiran serta emosinya, menyingkapkan seperti apa manusia batiniahnya. Kebenaran itu dapat mengerahkan kuasa dan benar-benar membuat perubahan dalam diri seseorang. (Baca Kolose 3:10.) Ya, Firman Allah bisa mengubah kehidupan!

      5. Dengan cara apa saja Alkitab membimbing kita, dan apa hasilnya?

      5 Selain itu, Alkitab berisi hikmat yang tak ada bandingnya. Alkitab memuat informasi berguna yang bisa menunjukkan kepada orang-orang caranya hidup dalam dunia yang rumit sekarang ini. Firman Allah tidak saja menerangi langkah-langkah kita sekarang tetapi juga jalan yang ada di hadapan kita. (Mz. 119:105) Firman itu merupakan bantuan besar sewaktu kita menghadapi problem atau akan membuat keputusan untuk memilih teman, hiburan, pekerjaan, pakaian, dan seterusnya. (Mz. 37:25; Ams. 13:20; Yoh. 15:14; 1 Tim. 2:9) Jika kita menerapkan prinsip-prinsip dalam Firman Allah, kita bisa bergaul serasi dengan orang lain. (Mat. 7:12; Flp. 2:3, 4) Apabila jalan di hadapan kita diterangi oleh Firman Allah, kita bisa mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari keputusan-keputusan kita. (1 Tim. 6:9) Alkitab juga menubuatkan maksud-tujuan Allah untuk masa depan, sehingga kita dibantu untuk mengejar gaya hidup yang sejalan dengan maksud-tujuan itu. (Mat. 6:33; 1 Yoh. 2:17, 18) Alangkah bermaknanya kehidupan seseorang jika ia mau dibimbing prinsip-prinsip ilahi!

      6. Seberapa hebatkah Alkitab sebagai senjata dalam peperangan rohani kita?

      6 Pikirkan juga tentang kehebatan Alkitab sebagai senjata dalam peperangan rohani kita. Paulus menyebut firman Allah sebagai ”pedang roh”. (Baca Efesus 6:12, 17.) Apabila disampaikan dengan efektif, berita Alkitab dapat membebaskan orang dari belenggu rohani Setan. Ini adalah pedang yang menyelamatkan kehidupan dan bukan membinasakannya. Tidakkah kita seharusnya berupaya untuk menggunakannya dengan terampil?

      Tangani dengan Tepat

      7. Mengapa penting untuk belajar menggunakan ”pedang roh” dengan baik?

      7 Seorang prajurit bisa menggunakan senjatanya dengan efektif dalam peperangan hanya jika ia telah belajar dan berlatih untuk menggunakannya dengan baik. Sama halnya dengan penggunaan ”pedang roh” dalam peperangan rohani kita. ”Berupayalah sebisa-bisanya untuk mempersembahkan dirimu kepada Allah sebagai orang yang diperkenan,” tulis Paulus, ”sebagai pekerja tanpa sesuatu pun yang membuatnya malu, menangani firman kebenaran dengan tepat.”​—2 Tim. 2:15.

      8, 9. Apa yang membantu kita memahami makna kata-kata Alkitab? Berikan sebuah contoh.

      8 Apa yang akan membantu kita ”menangani firman kebenaran dengan tepat” dalam pelayanan kita? Sebelum kita dapat dengan jelas menyampaikan apa yang Alkitab katakan kepada orang lain, kita sendiri perlu memahami maknanya. Itu berarti kita harus memerhatikan konteks suatu ayat atau suatu bagian Alkitab. Menurut sebuah kamus, konteks sebuah kata, kalimat, atau teks adalah kata-kata, kalimat-kalimat, atau teks sebelum dan sesudahnya yang mendukung atau menambah kejelasan makna.

      9 Untuk memahami suatu bagian Alkitab dengan benar, kita harus memerhatikan uraian di sekitarnya. Contohnya adalah pernyataan Paulus di Galatia 5:13. Ia menulis, ”Memang, saudara-saudara, kamu dipanggil untuk kemerdekaan; hanya, janganlah gunakan kemerdekaan ini sebagai pendorong untuk perbuatan daging, tetapi melalui kasih, bekerjalah bagaikan budak seorang bagi yang lain.” Kemerdekaan apa yang Paulus bicarakan di sini? Apakah maksudnya kemerdekaan dari dosa dan kematian, dari belenggu agama palsu, atau dari hal lain lagi? Konteksnya menyingkapkan bahwa Paulus sedang berbicara tentang kemerdekaan yang dihasilkan karena ’dilepaskan dari kutuk Hukum’. (Gal. 3:13, 19-24; 4:1-5) Jadi, yang ia maksudkan adalah kemerdekaan sebagai orang Kristen. Orang-orang yang menghargai kemerdekaan itu akan saling melayani karena kasih. Mereka yang tidak pengasih akan menjelek-jelekkan orang dan bertengkar.​—Gal. 5:15.

      10. Untuk memahami makna ayat-ayat dengan akurat, keterangan seperti apa yang harus kita perhatikan, dan bagaimana cara mendapatkannya?

      10 Kata ”konteks” memiliki arti lain. Sinonim dari ”konteks” antara lain ialah latar belakang, kondisi, atau situasi. Untuk memahami makna sebuah ayat dengan benar, kita harus memerhatikan keterangan tentang latar belakangnya, antara lain siapa yang menulis buku Alkitab tersebut, kapan waktu penulisannya, dan seperti apa kondisinya. Ada baiknya juga mengetahui tujuan penulisan buku itu, dan jika mungkin, kebiasaan sosial, moral, serta agama pada zaman tersebut.a

      11. Apa yang perlu kita perhatikan sewaktu menjelaskan ayat-ayat Alkitab?

      11 ”Menangani firman kebenaran dengan tepat” bukan sekadar menjelaskan kebenaran Alkitab dengan akurat. Kita hendaknya berhati-hati agar tidak menggunakan Alkitab untuk mengintimidasi orang lain. Meskipun kita bisa menggunakannya untuk membela kebenaran, seperti yang Yesus lakukan sewaktu digoda oleh si Iblis, Alkitab bukanlah pentung untuk memukuli pendengar kita. (Ul. 6:16; 8:3; 10:20; Mat. 4:4, 7, 10) Kita hendaknya mengindahkan pengingat dari rasul Petrus, ”Sucikanlah Kristus sebagai Tuan dalam hatimu, selalu siap membuat pembelaan di hadapan setiap orang yang menuntut darimu alasan untuk harapan yang ada padamu, tetapi melakukannya dengan cara yang lembut dan respek yang dalam.”​—1 Ptr. 3:15.

      12, 13. Apa ”perkara-perkara yang dibentengi dengan kuat” yang bisa dirobohkan oleh Firman Allah? Berikan sebuah contoh.

      12 Apabila kebenaran Firman Allah ditangani dengan tepat, apa yang dapat dicapai olehnya? (Baca 2 Korintus 10:4, 5.) Kebenaran Alkitab bisa menyingkapkan ”perkara-perkara yang dibentengi dengan kuat”, atau yang sudah berurat berakar, yaitu doktrin palsu, kebiasaan merusak, dan filsafat yang mencerminkan hikmat manusia yang tidak sempurna. Kita bisa menggunakan Alkitab untuk mengerat gagasan apa pun yang ”dibangun untuk menentang pengetahuan tentang Allah”. Ajaran Alkitab bisa digunakan untuk membantu orang lain menyesuaikan cara berpikir mereka agar sejalan dengan kebenaran.

      13 Sebagai contoh, perhatikan pengalaman seorang wanita berusia 93 tahun di India. Sejak kecil, ia diajar untuk percaya pada reinkarnasi. Sewaktu ia mulai belajar Alkitab melalui surat dengan putranya yang tinggal di luar negeri, ia langsung dapat menerima apa yang ia pelajari tentang Yehuwa dan janji-janji-Nya. Namun, ajaran reinkarnasi begitu tertanam dalam pikirannya sehingga ia protes ketika putranya menulis tentang keadaan orang mati. Ia mengatakan, ”Saya tidak bisa mengerti kebenaran dari Alkitabmu itu. Semua agama mengajarkan ada sesuatu di dalam diri kita yang terus hidup. Selama ini saya percaya bahwa tubuh kita akan mati dan suatu bagian yang tidak kelihatan akan bereinkarnasi ke dalam tubuh yang lain, dan itu akan terus berulang sekitar 8.400.000 kali. Bagaimana mungkin itu salah? Apakah sebagian besar agama salah?” Dapatkah ”pedang roh” merobohkan kepercayaan yang begitu berurat berakar? Setelah pokok itu dibahas lebih lanjut dengan Alkitab, ia menulis beberapa minggu kemudian, ”Akhirnya saya mulai mengerti kebenaran yang sesungguhnya tentang kematian. Saya bahagia sekali mengetahui bahwa sewaktu kebangkitan terjadi, kita akan bertemu lagi dengan orang-orang tercinta yang telah meninggal. Saya harap Kerajaan Allah segera datang.”

      Gunakan Alkitab dengan Persuasi

      14. Apa artinya memersuasi pendengar kita?

      14 Menggunakan Alkitab dengan efektif dalam pelayanan bukan hanya soal mengutip ayat-ayat. Paulus menggunakan persuasi, dan kita pun hendaknya demikian. (Baca Kisah 19:8, 9; 28:23.) Menggunakan persuasi berarti ”berupaya meyakinkan”. Orang yang dipersuasi akan begitu diyakinkan sehingga ia percaya akan sesuatu. Sewaktu kita memersuasi seseorang untuk menerima suatu ajaran Alkitab, kita berupaya meyakinkan dia untuk percaya akan ajaran tersebut. Untuk itu, kita perlu meyakinkan pendengar kita bahwa yang kita katakan itu benar. Caranya adalah sebagai berikut.

      15. Bagaimana Saudara dapat mengarahkan perhatian kepada Alkitab dengan cara yang menimbulkan respek akan Alkitab?

      15 Arahkan perhatian kepada Firman Allah dengan cara yang menimbulkan respek akan Alkitab. Sewaktu mengantar sebuah ayat, fokuskan perhatian pada pentingnya mengetahui pikiran Allah tentang pokok tersebut. Setelah mengajukan pertanyaan dan mendapat tanggapan penghuni rumah, Saudara bisa mengatakan kira-kira begini, ’Mari kita lihat bagaimana pandangan Allah tentang hal ini.’ Atau Saudara bisa bertanya, ’Apa yang Allah katakan tentang situasi ini?’ Mengantar ayat dengan cara demikian akan menandaskan bahwa Alkitab berasal dari Allah dan pendengar dibantu untuk merespek Alkitab. Hal itu khususnya penting dilakukan sewaktu kita memberikan kesaksian kepada orang yang percaya kepada Allah tetapi tidak begitu mengenal ajaran Alkitab.​—Mz. 19:7-10.

      16. Apa yang akan membantu Saudara menjelaskan ayat-ayat dengan benar?

      16 Jangan sekadar membacakan ayat; jelaskan maksudnya. Paulus mempunyai kebiasaan untuk ”menjelaskan dan membuktikan dengan referensi” hal-hal yang ia ajarkan. (Kis. 17:3) Sebuah ayat sering kali memuat lebih dari satu pokok, dan Saudara mungkin perlu menandaskan kata-kata kunci yang cocok dengan pembahasan. Caranya bisa dengan mengulangi kata-kata yang memuat gagasan yang dimaksud atau dengan mengajukan pertanyaan yang membantu penghuni rumah mengenali kata-kata tersebut. Kemudian, jelaskan artinya. Setelah itu, bantu pendengar Saudara untuk melihat bagaimana ayat itu berkaitan dengan dia secara pribadi.

      17. Bagaimana Saudara dapat menggunakan Alkitab untuk bertukar pikiran dengan cara yang meyakinkan?

      17 Gunakan ayat-ayat untuk bertukar pikiran dengan cara yang meyakinkan. Dengan ketulusan dan logika yang masuk akal, Paulus bisa secara meyakinkan ’bertukar pikiran dengan orang lain dari Tulisan-Tulisan Kudus’. (Kis. 17:2, 4) Seperti dia, berupayalah mencapai hati pendengar Saudara. ’Timbalah’ isi hatinya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan minat pribadi kepada orang itu. (Ams. 20:5) Hindari pernyataan yang blakblakan tanpa mempertimbangkan perasaan. Nyatakan argumen dengan jelas dan logis, didukung bukti yang memuaskan. Pernyataan Saudara hendaknya mempunyai dasar yang kuat dari Firman Allah. Lebih baik menggunakan satu ayat, dengan menjelaskan dan mengilustrasikan pokoknya daripada sekadar membacakan dua atau tiga ayat secara beruntun. Menyertakan bukti yang mendukung juga bisa ’menambah kemampuan Saudara untuk meyakinkan’. (Ams. 16:23) Kadang-kadang, kita mungkin perlu melakukan riset dan memberikan informasi tambahan. Wanita berusia 93 tahun yang disebutkan di atas perlu mengetahui mengapa ajaran tentang jiwa (atau roh) yang tidak berkematian begitu umum. Agar ia diyakinkan untuk menerima apa yang Alkitab ajarkan tentang pokok itu, penting baginya untuk mengerti dari mana doktrin itu berasal dan bagaimana ajaran itu masuk ke hampir semua agama dunia.b

      Teruslah Menggunakannya dengan Terampil

      18, 19. Mengapa kita harus terus menggunakan ”pedang roh” dengan terampil?

      18 ”Adegan pentas dunia ini sedang berubah,” kata Alkitab. Orang fasik kian bertambah jahat. (1 Kor. 7:31; 2 Tim. 3:13) Maka, sangatlah penting agar kita terus merobohkan ”perkara-perkara yang dibentengi dengan kuat” menggunakan ”pedang roh, yaitu firman Allah”.

      19 Alangkah bahagianya kita memiliki Firman Allah, Alkitab, dan menggunakan beritanya yang ampuh untuk mencabut ajaran-ajaran palsu dan mencapai hati dari orang-orang yang jujur! Berita tersebut lebih kuat daripada perkara yang berurat berakar mana pun. Karena itu, mari kita mengerahkan upaya yang sungguh-sungguh untuk menggunakan ”pedang roh” dengan terampil dalam pekerjaan yang Allah berikan kepada kita untuk mengumumkan Kerajaan.

      [Catatan Kaki]

      a Bantuan yang sangat bagus untuk memperoleh keterangan tentang latar belakang dari buku-buku dalam Alkitab adalah publikasi ”Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”, Pemahaman Alkitab, dan artikel-artikel seperti ”Firman Yehuwa Itu Hidup” di Menara Pengawal.

      b Lihat brosur Apa yang Terjadi dengan Kita Bila Kita Meninggal? halaman 5-16.

      Apa yang Saudara Pelajari?

      • Seberapa ampuhkah Firman Allah?

      • Bagaimana kita dapat ”menangani firman kebenaran dengan tepat”?

      • Apa yang dapat dicapai oleh berita Alkitab sehubungan dengan ”perkara-perkara yang dibentengi dengan kuat”?

      • Bagaimana Saudara dapat meningkatkan kemampuan persuasi Saudara dalam pelayanan?

      [Kotak/​Gambar di hlm. 12]

      Cara Menggunakan Firman Allah dengan Persuasi

      ▪ Timbulkan respek akan Alkitab

      ▪ Jelaskan ayat-ayat

      ▪ Bertukar pikiran dengan cara yang meyakinkan untuk mencapai hati

      [Gambar di hlm. 11]

      Saudara harus belajar untuk menggunakan ”pedang roh” dengan efektif

  • ”Roh dan Pengantin Perempuan Itu Terus Mengatakan, ’Marilah!’”
    Menara Pengawal—2010 | 15 Februari
    • ”Roh dan Pengantin Perempuan Itu Terus Mengatakan, ’Marilah!’”

      ”Roh dan pengantin perempuan itu terus mengatakan, ’Marilah!’ . . . Siapa pun yang haus, biarlah ia datang; dan siapa pun yang ingin, biarlah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.”​—PNY. 22:17.

      1, 2. Pada urutan mana seharusnya kepentingan Kerajaan ada dalam kehidupan kita, dan mengapa?

      PADA urutan mana seharusnya kepentingan Kerajaan ada dalam kehidupan kita? Yesus mendesak para pengikutnya untuk ’mencari dahulu kerajaan’, dan meyakinkan mereka bahwa jika mereka berbuat demikian, Allah akan memenuhi kebutuhan mereka. (Mat. 6:25-33) Ia menyamakan Kerajaan Allah dengan sebutir mutiara yang begitu berharga sehingga setelah menemukannya, seorang saudagar keliling ”menjual segala sesuatu yang ia punyai dan membelinya”. (Mat. 13:45, 46) Tidakkah kita seharusnya menganggap pekerjaan memberitakan Kerajaan dan membuat murid sebagai hal yang paling penting?

      2 Sebagaimana kita lihat dalam dua artikel sebelumnya, keberanian kita berbicara dan keterampilan kita menggunakan Firman Allah dalam pelayanan menunjukkan bahwa kita diarahkan oleh roh Allah. Roh itu juga berperan penting dalam keteraturan kita melakukan pekerjaan pemberitaan Kerajaan. Mari kita lihat bagaimana caranya.

      Undangan Terbuka!

      3. Semua manusia diundang untuk ”datang” dan minum air apa?

      3 Suatu undangan terbuka telah disampaikan kepada manusia melalui roh kudus. (Baca Penyingkapan 22:17.) Kata ”Marilah!” adalah undangan untuk ”datang” serta memuaskan dahaga dengan air yang sangat istimewa. Ini bukan air biasa yang terdiri dari dua bagian hidrogen dan satu bagian oksigen. Meskipun air harfiah mutlak perlu untuk menunjang kehidupan di bumi, bukan air itu yang Yesus maksudkan sewaktu ia mengatakan kepada seorang wanita Samaria dekat sumur, ”Barang siapa minum dari air yang akan kuberikan kepadanya tidak akan pernah haus lagi, tetapi air yang akan kuberikan kepadanya akan menjadi sumber air yang berbual-bual dalam dirinya untuk memberikan kehidupan abadi.” (Yoh. 4:14) Air luar biasa yang ditawarkan kepada manusia adalah air yang bisa memberikan kehidupan abadi.

      4. Mengapa air kehidupan sampai dibutuhkan, dan apa yang dilambangkan oleh air itu?

      4 Air itu mulai dibutuhkan sejak manusia pertama, Adam, bersama istrinya, Hawa, tidak menaati pribadi yang menciptakan mereka​—Allah Yehuwa. (Kej. 2:16, 17; 3:1-6) Pasangan pertama itu diusir dari taman tempat tinggal mereka ”supaya [Adam] tidak mengulurkan tangannya dan sesungguhnya mengambil juga buah dari pohon kehidupan dan makan dan hidup sampai waktu yang tidak tertentu”. (Kej. 3:22) Selanjutnya, sebagai leluhur manusia, Adam pun mewariskan kematian kepada seluruh ras manusia. (Rm. 5:12) Air kehidupan melambangkan semua persediaan Allah untuk menyembuhkan umat manusia yang taat dari dosa dan kematian serta memberi mereka kehidupan sempurna yang tanpa akhir di Firdaus di bumi. Dasar dari semua persediaan itu adalah korban tebusan Yesus Kristus.​—Mat. 20:28; Yoh. 3:16; 1 Yoh. 4:9, 10.

      5. Undangan untuk datang dan ”mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma” berasal dari siapa? Jelaskan.

      5 Siapa yang memprakarsai undangan untuk datang dan ”mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma”? Semua persediaan untuk kehidupan melalui Yesus, yang tersedia sepenuhnya bagi umat manusia selama Pemerintahan Milenium Kristus, digambarkan sebagai ”sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal”. Sungai itu terlihat ”mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba”. (Pny. 22:1) Jadi, Yehuwa sang Pemberi Kehidupan adalah Sumber dari air yang mengandung unsur-unsur yang memberikan kehidupan tersebut. (Mz. 36:9) Dialah Pribadi yang membuat air itu tersedia melalui ”Anak Domba”, Yesus Kristus. (Yoh. 1:29) Sungai simbolis itu adalah sarana yang Yehuwa gunakan untuk meniadakan semua celaka yang menimpa umat manusia akibat ketidaktaatan Adam. Ya, Allah Yehuwa adalah Pemrakarsa undangan tersebut.

      6. Kapan ”sungai air kehidupan” mulai mengalir?

      6 Meskipun ”sungai air kehidupan” baru akan mengalir sepenuhnya selama Pemerintahan Seribu Tahun Kristus, sungai itu mulai mengalir pada ”hari Tuan”, yang dimulai dengan ditakhtakannya ”Anak Domba” di surga pada tahun 1914. (Pny. 1:10) Maka, setelah tahun itu manusia dapat menerima beberapa persediaan untuk memperoleh kehidupan. Persediaan itu berkaitan dengan Firman Allah, Alkitab, yang beritanya disebut sebagai ”air”. (Ef. 5:26) Undangan untuk ”mengambil air kehidupan” dengan mendengar dan menyambut kabar baik Kerajaan terbuka bagi semua orang. Tetapi, siapa yang digunakan untuk menyampaikan undangan itu selama hari Tuan?

      ”Pengantin Perempuan Itu” Mengatakan, ”Marilah!”

      7. Pada ”hari Tuan”, siapa yang mula-mula menyampaikan undangan untuk ”datang”, dan kepada siapa?

      7 Anggota golongan pengantin perempuan​—orang-orang Kristen yang diurapi roh—​adalah yang mula-mula menyampaikan undangan untuk ”datang”. Kepada siapa? Jelas, pengantin itu tidak berkata, ”Marilah!” kepada dirinya sendiri. Undangan itu ditujukan kepada orang-orang yang berharap memperoleh kehidupan abadi di bumi setelah ”perang pada hari besar Allah Yang Mahakuasa”.​—Baca Penyingkapan 16:14, 16.

      8. Apa yang memperlihatkan bahwa orang-orang Kristen terurap telah menyampaikan undangan dari Yehuwa bahkan sejak tahun 1918?

      8 Para pengikut Kristus yang terurap telah menyampaikan undangan itu bahkan sejak tahun 1918. Pada tahun itu, khotbah umum berjudul ”Jutaan Orang yang Sekarang Hidup Mungkin Tidak Pernah Mati” menawarkan harapan bahwa banyak orang akan memperoleh kehidupan di bumi firdaus setelah perang Armagedon. Sebuah khotbah yang disampaikan pada kebaktian Siswa-Siswa Alkitab di Cedar Point, Ohio, AS, pada tahun 1922 mendesak pendengarnya untuk ’mengumumkan Raja dan kerajaannya’. Imbauan itu membantu sisa dari golongan pengantin perempuan untuk memberikan undangan kepada lebih banyak orang. Pada tahun 1929, The Watchtower terbitan 15 Maret memuat artikel berjudul ”Undangan yang Pemurah”, dengan Penyingkapan 22:17 sebagai ayat temanya. Artikel itu antara lain menyatakan, ”Kaum sisa yang setia bergabung [dengan Yang Mahatinggi] dalam menyampaikan undangan yang pemurah itu dan berkata, ’Marilah.’ Berita ini harus diumumkan kepada mereka yang mendambakan keadilan dan kebenaran. Ini harus dilakukan sekarang.” Hingga hari ini, golongan pengantin perempuan terus menyampaikan undangan itu.

      ”Siapa Pun yang Mendengar, Biarlah Ia Mengatakan, ’Marilah!’”

      9, 10. Bagaimana orang-orang yang mendengar undangan itu diajak untuk mengatakan ”Marilah!” sebagai tanggapannya?

      9 Bagaimana dengan orang-orang yang mendengar undangan tersebut? Mereka diundang untuk berkata, ”Marilah!” sebagai tanggapannya. Sebagai contoh, The Watchtower terbitan 1 Agustus 1932 menyatakan di halaman 232, ”Biarlah kaum terurap menganjurkan semua yang ingin agar ikut menceritakan kabar baik tentang kerajaan. Mereka tidak perlu menjadi kaum terurap dari Tuhan untuk dapat menyampaikan berita Tuhan. Suatu penghiburan besar bagi saksi-saksi Yehuwa untuk mengetahui sekarang bahwa mereka diizinkan membawa air kehidupan kepada suatu golongan orang yang mungkin akan dibawa melewati Armagedon dan diberi kehidupan kekal di bumi.”

      10 Ketika menunjukkan tanggung jawab para pendengar untuk mengatakan ”Marilah!”, The Watchtower 15 Agustus 1934, halaman 249, menyatakan, ”Mereka dari golongan Yonadab harus menyertai orang-orang dari kelompok imbangan Yehu, yaitu, kaum terurap, dan mengumumkan berita kerajaan, meskipun mereka bukan saksi-saksi yang terurap dari Yehuwa.” Pada tahun 1935, identitas ”kumpulan besar” yang disebutkan di Penyingkapan 7:9-17 dibuat jelas. Hal itu memberikan dorongan yang luar biasa bagi pekerjaan menyampaikan undangan dari Allah. Sejak itu, kumpulan besar yang terdiri atas para penganut ibadat sejati yang terus bertambah​—lebih dari tujuh juta orang sekarang—​telah menyambut undangan tersebut. Karena menghargai berita yang mereka dengar, mereka membaktikan diri kepada Allah, dibaptis dalam air, dan bergabung dengan golongan pengantin perempuan untuk giat mengundang orang lain agar ’datang dan minum air kehidupan dengan cuma-cuma’.

      ”Roh” Mengatakan, ”Marilah!”

      11. Pada abad pertama M, bagaimana roh kudus terlibat dalam pekerjaan pengabaran?

      11 Sewaktu mengabar di sebuah sinagoga di Nazaret, Yesus membuka gulungan tulisan nabi Yesaya dan membaca, ”Roh Yehuwa ada padaku, karena ia mengurapi aku untuk menyatakan kabar baik kepada orang miskin, ia mengutus aku untuk memberitakan kelepasan kepada tawanan dan pemulihan penglihatan kepada orang buta, menyuruh orang-orang yang remuk pergi dengan suatu kelepasan, untuk memberitakan tahun perkenan Yehuwa.” Kemudian, Yesus menerapkan kata-kata itu pada dirinya, dengan mengatakan, ”Pada hari ini tergenaplah ayat yang baru saja kamu dengar ini.” (Luk. 4:17-21) Sebelum naik ke surga, Yesus memberi tahu murid-muridnya, ”Kamu akan menerima kuasa pada waktu roh kudus datang ke atasmu, dan kamu akan menjadi saksiku . . . sampai ke bagian yang paling jauh di bumi.” (Kis. 1:8) Pada abad pertama, roh kudus memainkan peranan penting sehubungan dengan pekerjaan pengabaran.

      12. Bagaimana roh Allah terlibat dalam penyampaian undangan pada zaman kita?

      12 Bagaimana roh kudus Allah terlibat dalam penyampaian undangan kepada manusia pada zaman kita? Yehuwa adalah Sumber roh kudus. Ia menggunakan roh itu untuk membuka hati dan pikiran golongan pengantin perempuan untuk memahami Firman-Nya, Alkitab. Roh itu menggerakkan mereka untuk menyampaikan undangan tersebut dan menjelaskan kebenaran Alkitab kepada orang-orang yang memiliki prospek untuk hidup kekal di Firdaus di bumi. Bagaimana dengan mereka yang menerima undangan itu, menjadi murid Yesus Kristus, dan menyampaikan undangan itu kepada orang lain lagi? Roh terlibat juga. Setelah dibaptis ’dengan nama roh kudus’, mereka bekerja sama dan mengandalkan roh itu untuk membantu mereka. (Mat. 28:19) Pikirkan juga tentang berita yang dikabarkan oleh kaum terurap dan kumpulan besar yang semakin besar. Berita itu berasal dari Alkitab—buku yang ditulis di bawah pengaruh langsung roh Allah. Jadi, undangan tersebut disampaikan melalui roh kudus. Sebenarnya, kita diarahkan oleh roh. Bagaimana hal itu hendaknya memengaruhi jumlah waktu yang kita gunakan untuk mengundang orang lain?

      Mereka ”Terus Mengatakan, ’Marilah!’”

      13. Apa yang ditunjukkan oleh pernyataan ”roh dan pengantin perempuan itu terus mengatakan, ’Marilah!’”?

      13 ”Roh dan pengantin perempuan itu” tidak hanya mengatakan, ”Marilah!” Dalam bahasa aslinya, kata kerja yang digunakan di ayat ini menunjukkan kegiatan yang berkelanjutan. Karena mempertimbangkan faktor itu, Terjemahan Dunia Baru menyatakan, ”Roh dan pengantin perempuan itu terus mengatakan, ’Marilah!’” Hal ini menunjukkan kebiasaan yang teratur dalam menyampaikan undangan dari Allah. Bagaimana dengan orang-orang yang mendengar dan menyambut undangan itu? Mereka juga mengatakan, ”Marilah!” Disebutkan bahwa kumpulan besar penganut ibadat sejati ’memberikan dinas suci siang dan malam dalam bait Yehuwa’. (Pny. 7:9, 15) Apa artinya ’dinas siang dan malam’? (Baca Lukas 2:36, 37; Kisah 20:31; 2 Tesalonika 3:8.) Contoh dari nabiah Hana yang lansia dan rasul Paulus memperlihatkan bahwa ’dinas siang dan malam’ menyiratkan pelayanan yang tanpa henti dan sungguh-sungguh.

      14, 15. Bagaimana Daniel mempertunjukkan pentingnya keteraturan dalam ibadat?

      14 Nabi Daniel juga memperlihatkan pentingnya keteraturan dalam ibadat. (Baca Daniel 6:4-10, 16.) Ia tidak mengubah rutin rohaninya—kebiasaan berdoa kepada Allah ”tiga kali sehari, . . . sebagaimana yang biasa ia lakukan”​—meski hanya untuk satu bulan, walaupun sebagai akibatnya ia dilemparkan ke lubang singa. Para pengamat dapat melihat dengan sangat jelas bahwa tidak ada yang lebih penting baginya daripada ibadat yang teratur kepada Yehuwa.​—Mat. 5:16.

      15 Setelah semalaman Daniel berada di lubang singa, sang raja sendiri datang ke sana dan berseru, ”Oh, Daniel, hamba Allah yang hidup, apakah Allah yang kaulayani tanpa henti sanggup menyelamatkan engkau dari singa-singa?” Daniel segera menjawab, ”Ya, raja, teruslah hidup sampai waktu yang tidak tertentu. Allahku mengutus malaikatnya dan menutup mulut singa-singa ini, sehingga mereka tidak membinasakan aku, sebab aku didapati tidak bersalah di hadapannya; dan juga di hadapanmu, ya, raja, aku tidak melakukan tindakan yang mencelakakan.” Yehuwa memberkati Daniel karena ia melayani ”tanpa henti”.​—Dan. 6:19-22.

      16. Mengingat teladan Daniel, pertanyaan apa saja yang perlu kita ajukan mengenai keikutsertaan kita dalam pelayanan?

      16 Daniel rela mati ketimbang mengabaikan rutin rohaninya. Bagaimana dengan kita? Pengorbanan apa yang sedang kita buat atau rela kita buat agar dapat memberitakan kabar baik Kerajaan Allah tanpa henti? Ya, jangan sampai satu bulan berlalu tanpa kita berbicara tentang Yehuwa kepada orang lain! Jika memang bisa, tidakkah kita seharusnya berupaya ikut serta dalam pelayanan setiap minggu? Sekalipun keadaan fisik kita sangat terbatas dan hanya dapat memberikan kesaksian selama 15 menit dalam sebulan, kita harus melaporkannya. Mengapa? Karena, bersama roh dan pengantin perempuan, kita ingin terus mengatakan, ”Marilah!” Ya, kita ingin berbuat sebisa-bisanya untuk menjadi penyiar Kerajaan yang tetap tentu.

      17. Kesempatan apa saja untuk menyampaikan undangan dari Yehuwa yang hendaknya tidak kita lewatkan?

      17 Kita hendaknya berupaya menyampaikan undangan dari Yehuwa pada setiap kesempatan, tidak hanya pada waktu-waktu yang telah kita sisihkan untuk pelayanan kepada umum. Sungguh suatu kehormatan untuk mengundang orang-orang yang haus untuk ’datang dan mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma’ pada waktu-waktu yang lain juga, misalnya ketika berbelanja, bepergian, berlibur, bekerja, atau pergi ke sekolah! Sekalipun pekerjaan kita dibatasi oleh kalangan berwenang, kita bisa terus mengabar dengan bijaksana​—mungkin dengan tidak mendatangi setiap rumah secara berurutan atau dengan lebih sering memberikan kesaksian tidak resmi.

      Teruslah Katakan, ”Marilah!”

      18, 19. Bagaimana Saudara menunjukkan bahwa Saudara menghargai hak istimewa sebagai rekan sekerja Allah?

      18 Sampai sekarang, sudah lebih dari 90 tahun roh dan pengantin perempuan mengatakan, ”Marilah!” kepada siapa pun yang haus akan air kehidupan. Sudahkah Saudara mendengar undangan mereka yang menggetarkan hati? Kalau begitu, Saudara didesak untuk menyampaikan undangan ini kepada orang lain.

      19 Kita tidak tahu berapa lama lagi undangan yang pengasih dari Yehuwa ini akan terus disampaikan, tetapi jika kita menanggapinya dengan berkata, ”Marilah!”, kita akan menjadi rekan sekerja Allah. (1 Kor. 3:6, 9) Sungguh hak istimewa yang besar! Semoga kita menunjukkan bahwa kita menghargai hak istimewa itu dan ”selalu mempersembahkan korban pujian kepada Allah” dengan mengabar secara rutin. (Ibr. 13:15) Bersama golongan pengantin perempuan, biarlah kita yang berpengharapan hidup di bumi terus mengatakan, ”Marilah!” Dan, semoga lebih banyak orang ”mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma”!

      Apa yang Saudara Pelajari?

      • Undangan untuk ”datang” disampaikan kepada siapa?

      • Mengapa dapat dikatakan bahwa undangan itu berasal dari Yehuwa?

      • Apa peranan roh kudus dalam menyampaikan undangan itu?

      • Mengapa kita hendaknya berupaya agar teratur dalam pelayanan?

      [Tabel/​Gambar di hlm. 16]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      Teruslah Katakan, ”Marilah!”

      1914

      5.100 penyiar

      1918

      Banyak orang akan memperoleh kehidupan di Firdaus di bumi

      1922

      ”Umumkan, umumkan, umumkan, Raja dan kerajaannya”

      1929

      Kaum sisa yang setia mengatakan, ”Marilah!”

      1932

      Undangan untuk mengatakan ”Marilah!” tidak hanya disampaikan kepada kaum terurap

      1934

      Golongan Yonadab diundang untuk mengabar

      1935

      Identitas ”kumpulan besar” dikenali

      2009

      7.313.173 penyiar

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan