PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 8/07 hlm. 16-18
  • Pulau Christmas​—Mengapa Kami Mengunjunginya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pulau Christmas​—Mengapa Kami Mengunjunginya
  • Sedarlah!—2007
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Bukan Lagi Rahasia para Burung
  • Alasan Khusus untuk Berkunjung
  • Apa Makna Natal bagi Saudara?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Natal​—Mengapa Begitu Populer di Jepang?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Apa yang Seharusnya Anda Ketahui tentang Natal
    Sedarlah!—2002
  • Natal—Mengapa Dirayakan Juga di Asia?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2007
g 8/07 hlm. 16-18

Pulau Christmas​—Mengapa Kami Mengunjunginya

OLEH PENULIS SEDARLAH! DI FIJI

PULAU Christmas atau Kiritimati adalah yang terbesar dari ke-33 pulau di Samudra Pasifik yang menjadi wilayah negeri Kiribati.a Luas daratan pulau itu sekitar 388 kilometer persegi, sama luasnya dengan gabungan luas daratan 32 pulau lainnya di Kiribati. Sekitar 5.000 orang tinggal di Pulau Christmas, sedangkan jumlah seluruh penduduk kepulauan Kiribati sekitar 92.000 orang.

Kecuali satu, semua pulau di kepulauan Kiribati adalah atol. Pulau Christmas bukan saja atol terbesar di negeri ini melainkan, dari segi luas daratannya, juga merupakan atol terbesar di dunia!

Selain itu, Pulau Christmas terkenal karena letaknya dekat dengan garis batas penanggalan internasional. Penduduk di sana termasuk yang pertama mengalami hari baru, tahun baru, dan perayaan tahunan lainnya, seperti peringatan wafatnya Yesus Kristus.b

Selain itu, atol yang terpencil ini adalah salah satu kawasan perbiakan terpenting bagi burung laut di Lingkaran Tropik. Belum lama ini, dikatakan terdapat sekitar 25 juta ekor burung dara-laut sayap-hitam yang dengan rutin bersarang di sana.

Bukan Lagi Rahasia para Burung

Sewaktu seorang penjelajah bernama Kapten James Cook mendarat di sana sebelum Hari Natal tahun 1777, pulau itu belum berpenghuni. Tetapi, populasi burung di sana sangat besar. Cook menamai pulau itu Christmas.c Tampaknya, selama bertahun-tahun, lokasi pulau ini tetap merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh burung.

Suatu kali ketika kami berkunjung, seorang petugas dari Unit Konservasi Satwa Liar memandu kami dalam tur yang sangat menarik. Sewaktu pemandu membawa kami ke sebuah pantai, burung dara-laut putih yang selalu ingin tahu dan anggun, terbang menyambut kami. Mereka mengamati setiap gerak-gerik kami seraya terbang begitu dekat mengitari kami, seperti mau mengajak kami bermain.

Tidak jauh dari pantai, terdapat koloni burung dara-laut sayap-hitam. Ratusan ribu burung ini datang ke Pulau Christmas untuk berbiak. Sewaktu tiba, mereka terbang berkelompok siang dan malam selama berminggu-minggu, berputar-putar sambil berceloteh di atas tempat mereka akan berbiak. Jika semua burung sudah tiba, barulah mereka hinggap di tanah yang kosong untuk bersarang.

Anak-anak burung dara-laut sayap-hitam mulai terbang menyeberangi lautan kira-kira pada usia tiga bulan. Mereka baru kembali ke daratan sekitar lima hingga tujuh tahun kemudian, sewaktu mereka sudah siap untuk berkembang biak. Selama bertahun-tahun bepergian, hampir seluruh waktu itu digunakan untuk terbang. Persediaan minyak di bulu mereka tidak cukup untuk terus mengapung di atas air.

Kami melihat camar-angguk hitam mengeram di sarangnya, bersama dengan anak-anaknya yang masih kecil dan telur-telur yang belum menetas. Burung laut ini membuat sarang bagi anak-anaknya, sedangkan burung dara-laut putih tidak demikian. Burung itu meletakkan telurnya begitu saja pada cabang-cabang pohon. Untunglah, anak-anak yang baru menetas itu sudah mempunyai kaki dan cakar yang lengkap dan cukup kuat sehingga tidak jatuh. Kami langsung jatuh hati sewaktu melihat bayi-bayi burung yang berbulu halus ini mencengkeram cabang-cabang pohon dengan kuat. Induk mereka juga adalah burung kecil yang anggun dengan bulu putih dan paruh hitam yang kontras.

Seraya kami berkeliling pulau, dari sebuah tempat yang terlindung tidak jauh dari kami, seekor burung penggunting-laut Christmas mengawasi kami sambil mengerami telurnya. Pulau Christmas terkenal sebagai tempat koloni terbesar burung penggunting-laut Pasifik di dunia. Dan, sejauh yang diketahui saat ini, pulau itu adalah kawasan perbiakan terakhir burung petrel-badai Polinesia dan petrel Phoenix. Di antara banyak burung lain yang berbiak di sini terdapat burung buntut-sate merah, burung angsa-batu topeng, burung angsa-batu cokelat, angsa-batu kaki merah, burung camar-angguk cokelat, dan burung cikalang.

Burung cikalang membubung dengan ringan ke angkasa, mempertunjukkan akrobatik udara yang menakjubkan, sambil terbang mencuri ikan dari burung lain, dan berlomba mengincar sisa-sisa makanan yang dibuang oleh para nelayan. Keterampilan udara ini harus ia miliki, karena burung cikalang biasanya tidak bisa mendarat di air. Seperti burung dara-laut sayap-hitam, tubuh burung cikalang tidak mempunyai cukup bahan kedap air, dan selain itu, dengan rentang sayap sepanjang hampir dua meter burung ini sulit untuk tinggal landas.

Kami diberi tahu bahwa seekor burung cokelat kecil yang kami lihat sebelumnya adalah burung cerek kernyut. Itu adalah salah satu jenis burung yang bermigrasi dan menggunakan Pulau Christmas sebagai tempat persinggahan yang penting untuk beristirahat dan mencari makan setelah melakukan penerbangan yang panjang dari kawasan perbiakan mereka yang terletak ribuan kilometer jauhnya, di atas Lingkaran Arktik. Dengan keterampilan navigasi yang luar biasa, para penerbang maraton itu bisa sampai di pos terdepan mereka ini, yang terletak sekitar 2.100 kilometer di sebelah selatan Honolulu, Hawaii.

Alasan Khusus untuk Berkunjung

Secara rutin kami berkunjung ke Pulau Christmas, bukan untuk melihat burung, melainkan untuk menemui rekan-rekan kami Saksi-Saksi Yehuwa di sana dan mengikuti perhimpunan serta kegiatan pengabaran mereka. Lokasi geografisnya yang terpencil benar-benar menghadirkan tantangan bagi saudara-saudari yang kami kasihi. Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu, sewaktu seorang saudara tiba-tiba meninggal, istrinya yang sedang berkabung dengan tabah memberikan khotbah pemakaman karena tidak ada orang lain yang dapat melakukannya. Ia ingin agar orang banyak yang datang melayat mendengar harapan Alkitab bagi orang yang meninggal.​—Yohanes 11:25; Kisah 24:15.

Selain tiga terjemahan Alkitab yang bagus, tidak banyak publikasi berdasarkan Alkitab dalam bahasa setempat. Namun, Saksi-Saksi Yehuwa telah menerbitkan majalah bulanan Menara Pengawal empat warna dalam bahasa Gilbert serta lektur Alkitab lainnya. Hal itu mengherankan bagi banyak orang, karena di dunia ini tidak sampai 100.000 orang yang menggunakan bahasa tersebut. Publikasi Alkitab seperti itu memungkinkan kelompok Saksi di tempat terpencil ini mengadakan pertemuan ibadat secara teratur dan juga memenuhi amanat Yesus, yaitu memberitakan kabar baik Kerajaan Allah.​—Matius 24:14; Ibrani 10:24, 25.

Soal transportasi menjadi tantangan bagi para pengunjung Pulau Christmas. Namun, seseorang dapat mengadakan perjalanan darat dari London ke Polandia lewat Tennessee hanya dalam waktu tiga jam! Bagaimana mungkin? Banana, London, Paris, Poland, Tennessee, dan Tabwakea adalah nama-nama desa yang unik di sana, untuk mengenang kampung halaman beberapa pengunjung yang pertama tiba di pulau ini.

Suatu kali ketika kami berkunjung ke sana, seorang dokter yang baik hati mengajak kami untuk ikut menyertainya ke Poland, sehingga kami berkesempatan mengabar di sana untuk pertama kalinya. Karena waktu kami di Poland hanya dua jam, kami benar-benar berlari dari rumah ke rumah agar setiap rumah dapat dikunjungi. Setiap orang yang kami temui mendengarkan dengan penuh penghargaan berita Alkitab yang kami sampaikan dan menerima beberapa lektur yang, di luar dugaan mereka, menggunakan bahasa mereka sendiri.

Kami menyayangi orang-orang yang tinggal di Pulau Christmas yang terpencil ini. Selain itu, kami juga mempunyai kesan tersendiri tentang burung-burung yang menghuni pulau tersebut. Pada masa lampau, Kapten Cook boleh jadi menganggap pulau itu ’hanya untuk burung’, maksudnya tidak penting, namun dewasa ini banyak orang di sana tidak setuju dengannya. Mereka, seperti halnya burung-burung itu, sudah menganggap pulau itu sebagai rumah mereka.

[Catatan Kaki]

a Dulu, Kiribati disebut Kepulauan Gilbert. Sekarang, Kiribati mencakup bukan hanya ke-16 pulau di Kepulauan Gilbert melainkan juga gugusan pulau Phoenix dan Line, serta Banaba (Pulau Ocean).

b Karena menaati perintah Yesus, Saksi-Saksi Yehuwa memperingati kematiannya sekali setahun pada tanggal yang bertepatan dengan hari Yesus wafat.​—Lukas 22:19.

c Sebuah pulau yang juga bernama Christmas terdapat di Samudra Hindia.

[Peta di hlm. 16]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

Pulau Christmas

Banana

Tabwakea

London

Paris

Poland

Garis batas penanggalan internasional

[Gambar di hlm. 16]

Burung cikalang

[Keterangan]

GaryKramer.net

[Gambar di hlm. 17]

Dara-laut putih

[Keterangan]

© Doug Perrine/​SeaPics.com

[Gambar di hlm. 17]

Angsa-batu cokelat

[Keterangan]

Valerie & Ron Taylor/​ardea.com

[Gambar di hlm. 18]

Mengabar bersama Saksi-Saksi setempat

[Keterangan Gambar di hlm. 18]

GaryKramer.net

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan