PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 11/10 hlm. 3
  • Orang-Orang Ateis Beraksi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Orang-Orang Ateis Beraksi
  • Sedarlah!—2010
  • Bahan Terkait
  • Apa yang Hendak Kita Katakan kepada Seorang Ateis?
    Pelayanan Kerajaan Kita—1999
  • Daftar Isi
    Sedarlah!—2010
  • Kata Pengantar untuk Majalah Kita
    Pelayanan Kerajaan Kita—2010
  • Apakah Sains Telah Meniadakan Allah?
    Sedarlah!—2010
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2010
g 11/10 hlm. 3

Orang-Orang Ateis Beraksi

SUATU kelompok ateis yang baru telah bangkit di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang ateis jenis baru ini tidak puas menahan pandangan mereka hanya untuk kalangan sendiri. Sebaliknya, mereka berkampanye, ”dengan aktif, gusar, dan gigih berupaya meyakinkan umat beragama untuk mengubah sudut pandang mereka”, tulis kolumnis Richard Bernstein. Bahkan, orang agnostik pun menjadi incaran mereka, karena orang-orang ateis-baru ini tidak memberi peluang untuk keraguan. Pokoknya, bagi mereka tidak ada Allah. Titik.

”Dunia perlu sadar dari kepercayaan agama mereka yang bagaikan mimpi buruk yang panjang,” kata penerima hadiah Nobel Steven Weinberg. ”Apa pun yang kami para ilmuwan bisa lakukan untuk melemahkan cengkeraman agama harus dilakukan, dan mungkin pada akhirnya ini bisa menjadi sumbangsih terbesar kami bagi peradaban.” Salah satu alat yang digunakan untuk melemahkan cengkeraman tersebut adalah karya tulis, yang tampaknya membangkitkan banyak minat, karena beberapa buku ateis-baru telah menjadi buku terlaris.

Agama punya andil dalam gerakan ateis-baru, karena orang-orang telah menjadi muak dengan ekstremis, teroris, dan konflik agama yang merongrong dunia. ”Agama meracuni segala sesuatu,” kata seorang ateis terkemuka. Selain itu, dikatakan bahwa ’racun’ tersebut mencakup kepercayaan agama secara umum, bukan hanya pandangan yang ekstrem. Menurut orang-orang ateis-baru, dogma-dogma utama harus diekspos, ditinggalkan, dan digantikan dengan logika dan nalar. Orang seharusnya tidak takut untuk dengan terus terang menyingkapkan ”segunung omong kosong yang menghancurkan kehidupan” yang terdapat dalam berbagai Kitab Suci, tulis ateis Sam Harris. ”Kita tidak bisa lagi menahan diri . . . demi tidak menyinggung umat beragama.”

Sementara orang ateis-baru mencela agama, mereka menyanjung sains, bahkan ada yang menyatakan bahwa sains menyangkal keberadaan Allah. Apakah memang demikian? Sebenarnya, apakah bisa? ”Seraya cukup waktu berlalu,” kata Harris, ”satu pihak akan benar-benar memenangkan argumen ini, dan pihak lainnya akan benar-benar kalah.”

Menurut Anda, pihak mana yang akan menang? Seraya kita membahas masalah ini, coba pikirkan, ’Apakah kepercayaan kepada Pencipta pada dasarnya berbahaya? Apakah dunia akan menjadi lebih baik jika semua orang ateis?’ Mari kita periksa apa yang telah dikatakan beberapa ilmuwan dan filsuf terkemuka tentang ateisme, agama, dan sains.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan