PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 9/12 hlm. 10-12
  • Apa yang Bakal Aku Dapatkan dalam Perkawinan?—Bagian 1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa yang Bakal Aku Dapatkan dalam Perkawinan?—Bagian 1
  • Sedarlah!—2012
  • Bahan Terkait
  • Perkawinan—Hadiah dari Allah
    Cara agar Tetap Dikasihi Allah
  • Membangun Perkawinan yang Bahagia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2016
  • Apa yang Dibutuhkan untuk Menyukseskan Perkawinan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Perkawinan—Karunia dari Allah yang Pengasih
    ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2012
g 9/12 hlm. 10-12

Kaum Muda Bertanya

Apa yang Bakal Aku Dapatkan dalam Perkawinan?​—Bagian 1

”Kalau lagi sama dia, rasanya seperti di awang-awang! Aku enggak sabar ingin bersamanya!”

”Kami enggak ada cocok-cocoknya sedikit pun. Rasanya ia bukan teman hidupku tapi cuma teman serumah. Aku kesepian banget!”

KAMU mungkin bisa menebak bahwa pernyataan pertama di atas diucapkan oleh seorang gadis lajang; pernyataan kedua, oleh orang yang sudah menikah. Yang mungkin tidak kamu duga adalah keduanya diucapkan oleh orang yang sama.

Apa yang salah? Kalau suatu saat kamu ingin menikah, bagaimana agar impian romantismu tidak sampai berbalik menjadi perkawinan yang bermasalah?

Fakta dalam hidup: Kebahagiaanmu dalam perkawinan banyak bergantung pada apa yang kamu harapkan darinya.

Artikel ini​—juga artikel ”Kaum Muda Bertanya” di Sedarlah! bulan depan—​akan membantumu memiliki harapan yang realistis.

Secara realistis, apa yang akan kamu dapatkan dalam perkawinan? Singkatnya, kamu akan mendapatkan:

  1. Manfaat

  2. Tantangan

  3. Hal-hal yang tak terduga

Mari kita cermati satu per satu.

MANFAAT

Alkitab menganjurkan pandangan yang positif tentang perkawinan. (Amsal 18:22) Inilah beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan.

Pendamping. Alkitab mengatakan bahwa beberapa waktu setelah manusia pertama, Adam, diciptakan, Allah berkata, ”Tidak baik apabila manusia terus seorang diri,” dan Ia kemudian menciptakan Hawa sebagai pendamping Adam. (Kejadian 2:18) Allah membuat mereka masing-masing dengan sifat-sifat yang unik supaya mereka berbeda, namun serasi. Maka, suami dan istri menjadi pasangan yang saling melengkapi.​—Amsal 5:18.

Kemitraan. Alkitab berkata, ”Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik.” (Pengkhotbah 4:9, Bahasa Indonesia Masa Kini [BIMK]) Itu tentu saja berlaku dalam perkawinan. ”Yang penting bekerja sebagai satu tim dan bersikap rendah hati, mau mengalah sesekali,” kata Brenda, seorang wanita muda yang baru saja menikah.a

Keintiman. Alkitab berkata, ”Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.” (1 Korintus 7:3, Terjemahan Baru) Kalau sudah menikah, kamu bisa menikmati hubungan seks tanpa merasakan kekhawatiran dan penyesalan yang sering kali merupakan konsekuensi menyedihkan dari hubungan seks pranikah.​—Amsal 7:22, 23; 1 Korintus 7:8, 9.

Intinya: Perkawinan adalah karunia dari Allah. (Yakobus 1:17) Jika kamu mengikuti prinsip-prinsip-Nya, kamu akan mendapatkan kehidupan perkawinan yang sangat memuaskan.

Pikirkanlah: Apakah pandanganmu tentang perkawinan dipengaruhi oleh contoh buruk yang kamu amati​—mungkin dalam keluargamu sendiri? Kalau begitu, contoh positif apa saja yang patut kamu tiru?

TANTANGAN

Alkitab mengemukakan pandangan yang realistis tentang perkawinan. (1 Korintus 7:28) Inilah beberapa tantangan yang bisa saja kamu hadapi.

Konflik. Tidak ada dua orang yang sama persis​—selain mereka sama-sama tidak sempurna. (Roma 3:23) Jadi, kadang akan timbul konflik antara suami dan istri, walau mereka terlihat sangat serasi. Adakalanya, mereka mungkin bahkan melontarkan kata-kata yang tidak mengenakkan yang belakangan mereka sesali. ”Orang yang tidak pernah membuat kesalahan dengan kata-katanya, ia orang yang sempurna,” kata Alkitab. (Yakobus 3:2, BIMK) Meski idealnya adalah jika suami istri bisa menghindari semua perselisihan, itu tidak realistis. Mereka bisa berhasil jika mereka belajar caranya membicarakan dan menyelesaikan tiap masalah yang timbul.

Kekecewaan. ”Di film-film dan di TV, kita selalu disuguhi cerita tentang cewek yang menemukan belahan jiwanya lalu hidup bahagia selamanya,” kata gadis bernama Karen. Ketika perkawinan tidak bisa menjadi seperti yang mereka khayalkan, dua-duanya akan kecewa. Tentu, setelah menikah, keduanya bakal menemukan ketidaksempurnaan dan kebiasaan aneh yang belum pernah mereka lihat dalam pasangan mereka. Kuncinya, selalu ingat bahwa kasih sejati ”bertekun menanggung segala sesuatu”​—bahkan kekecewaan.​—1 Korintus 13:4, 7.

Kekhawatiran. Alkitab mengatakan bahwa orang yang menikah ”khawatir akan perkara-perkara duniawi”. (1 Korintus 7:33, 34) Kekhawatiran seperti itu normal dan sering kali patut. Misalnya, kamu mungkin merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan materi. Suami istri mungkin harus bekerja untuk menutupi biaya makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Tetapi, kamu bisa berhasil kalau kamu bekerja sebagai tim untuk menafkahi rumah tanggamu.​—1 Timotius 5:8.

Intinya: Kalau berpacaran itu seperti bermain layang-layang, perkawinan itu seperti menerbangkan pesawat. Kamu butuh lebih banyak keterampilan dan upaya untuk menghadapi guncangan dalam kehidupan​—tetapi kamu bisa berhasil.

Pikirkanlah: Bagaimana kamu sekarang menangani konflik dengan orang tua dan kakak adikmu? Sewaktu kecewa, apakah kamu sanggup berpikir realistis? Bagaimana kamu mengatasi kekhawatiran?

DALAM ”KAUM MUDA BERTANYA” BERIKUTNYA . . . Bagaimana prinsip Alkitab membantumu siap menghadapi hal yang tak terduga?

Untuk membaca berbagai artikel dari seri ”Kaum Muda Bertanya”, kunjungi situs Web www.jw.org/id

a Beberapa nama dalam artikel ini telah diubah.

APA KATA TEMAN-TEMANMU

Brittany​—Bagiku, enggak bagus kalau kita nikah cuma karena capek ditanya, ”Kapan nikah?” Lagian, kalau ada problem, yang tanggung kita juga—bukan mereka yang suka tanya-tanya.

Ciara​—Kalau hati sudah bicara, susah berpikir jernih. Makanya aku rasa orang tua perlu dilibatkan dalam memilih teman hidup. Mereka lebih tahu soal kita, jadi mereka bisa bantu kita cari orang yang tepat.

BAGAIMANA MENURUTMU?

Josh dan Melanie sudah berpacaran selama setahun. Selama waktu itu, dua kali mereka hampir putus. Kali pertama, Josh mengancam putus karena ia menuduh Melanie main mata dengan laki-laki lain. Kali kedua, Melanie mengultimatum Josh karena ia tidak tahan dengan tuduhan-tuduhannya. Pada dua insiden itu, Josh dan Melanie bisa menyelesaikan perselisihan mereka.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu melihat tanda bahaya dalam hubungan yang diceritakan di atas? Apa yang diperlihatkan oleh fakta bahwa Josh dan Melanie hampir putus lebih dari sekali? Di pihak lain, apa yang bisa kamu simpulkan dari fakta bahwa mereka bisa mengatasi problem mereka? Menurutmu, apa yang akan Josh dan Melanie hadapi dalam perkawinan mereka?

TANYAILAH ORANG TUAMU

Diskusikan kotak ”Bagaimana Menurutmu?” dengan orang tuamu. Apakah mereka sepandangan denganmu soal Josh dan Melanie?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan