PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Allah Bangsa-Bangsa”
  • Allah Bangsa-Bangsa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Allah Bangsa-Bangsa
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Dewa dan Dewi
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bagian 3: 1942-1513 S.M.—Mesir—Medan Perang Dewa-Dewa
    Sedarlah!—1989 (No. 30)
  • Dari Bunda-Bumi sampai para Dewi Kesuburan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Siapakah Yehuwa?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Allah Bangsa-Bangsa”

FITUR

Allah Bangsa-Bangsa

DALAM hukum yang Yehuwa berikan kepada Israel terdapat larangan membuat patung untuk disembah. Allah yang benar adalah Roh, dan pembuatan patung apa pun untuk menggambarkan Dia sama sekali tidak patut. Sebaliknya, ada banyak patung allah-allah berbagai bangsa kuno lain yang telah ditemukan dalam penggalian. Mereka tidak lebih dari ”buatan tangan manusia, dari kayu dan batu”. (Ul 4:28) Seperti kata Alkitab, mereka adalah ”allah yang tidak bernilai”, yang tidak mempunyai mata untuk melihat ataupun telinga untuk mendengarkan para penyembahnya. (1Taw 16:26; Mz 115:4-8) Kini, mereka hanyalah barang peninggalan yang dipajang di museum. Meskipun demikian, patung-patung itu menyingkapkan banyak hal mengenai akar kepercayaan agama yang tersebar luas dewasa ini.

[Gambar di hlm. 529]

Allah-allah tiga serangkai berawal di Babilon. Lempeng batu ini memperlihatkan tempat pemujaan Syamas, dewa matahari orang Babilonia, dengan lambang-lambang salah satu allah tiga serangkainya: bulan (untuk dewa Sin), matahari (untuk Syamas), dan bintang (untuk Istar)

[Gambar di hlm. 529]

Assyur, allah utama orang Asiria, pada meterai kuno ini digambarkan mempunyai tiga kepala (di atas sayap)

[Gambar di hlm. 529]

Orang Mesir menyembah allah tiga serangkai seperti ini. Kiri: Horus, Osiris, dan Isis. Kanan: Isis, Horus, Neftis

[Gambar di hlm. 529]

Mirip dengan Perawan Maria dan anaknya dalam Susunan Kristen, patung ibu-anak (Isis dan bayi Horus) dari Mesir dipuja-puja

[Gambar di hlm. 530]

Jauh sebelum adanya Kekristenan, crux ansata, salib ala Mesir, dianggap suci

[Gambar di hlm. 530]

Ular dianggap penting dalam ibadat. Pada karya seni dari Mesir ini terlihat dua ular yang bersilangan dipegang oleh dewa di sebelah kiri, seekor ular besar yang dominan dalam gambar ini, dan dewi berkepala ular di sebelah kanan

[Gambar di hlm. 530]

Ular ada pada patung Yunani Asklepius. Menarik sekali, Alkitab memperlihatkan bahwa Setan menggunakan ular sebagai juru bicaranya (Kej 3:1-15; Pny 12:9)

[Gambar di hlm. 530]

Sepuluh tulah atas Mesir menyingkapkan ketidakberdayaan allah-allah berhalanya. Tulah pertama—air S. Nil menjadi darah—menghina Hapi (kiri atas, dewa S. Nil). Meskipun katak dikeramatkan dalam penyembahan dewi Heqt, sang dewi tidak sanggup membantu orang Mesir tatkala tulah kedua membuat negeri itu dipenuhi katak. Kematian anak sulung dalam tulah kesepuluh terbukti sebagai tulah yang mendatangkan pukulan yang paling hebat, sebab putra Firaun dianggap sebagai putra Amon-Ra, yang dilambangkan dengan domba jantan (kanan atas)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan