Referensi kanggo Jadwal Kagiyatan Urip lan Nginjil
5-11 JULI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 11-12
”Yéhuwah Péngin Umaté Piyé Wektu Ngibadah?”
it-1-IN 1105 ¶4
Jiwa
Melayani dengan Segenap Jiwa. Kata ”jiwa” pada dasarnya berarti orang itu seutuhnya, sebagaimana diperlihatkan di atas. Namun, di ayat-ayat tertentu kita dinasihati untuk mencari, mengasihi, dan melayani Allah dengan ’segenap hati kita dan segenap jiwa kita’ (Ul 4:29; 11:13, 18), sedangkan Ulangan 6:5 mengatakan, ”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap tenaga hidupmu.” Yesus mengatakan bahwa seseorang perlu melayani dengan segenap jiwa dan kekuatan dan, selain itu, ”dengan segenap pikiranmu”. (Mrk 12:30; Luk 10:27) Pertanyaan timbul tentang mengapa hal-hal lain ini disebutkan bersama jiwa, sedangkan jiwa sudah mencakup semuanya. Untuk mengilustrasikan kemungkinan artinya: Seseorang bisa jadi menjual dirinya (jiwanya) sebagai budak orang lain, dengan demikian menjadi milik tuannya. Namun, mungkin ia tidak melayani tuannya dengan segenap hati, dengan motivasi dan hasrat penuh untuk menyenangkan dia, dan karena itu ia mungkin tidak menggunakan seluruh kekuatannya atau seluruh kesanggupan mentalnya untuk memajukan kepentingan tuannya. (Bdk. Ef 6:5; Kol 3:22.) Jadi, aspek-aspek lain itu disebutkan agar perhatian kita terpusat pada hal-hal tersebut sehingga kita tidak akan lupa dan akan memperhatikannya dalam pelayanan kita kepada Allah, yang menjadi pemilik kita, dan kepada Putra-Nya, yang kehidupannya telah menjadi tebusan untuk membeli kita. Dinas yang ”sepenuh jiwa” kepada Allah melibatkan seseorang seutuhnya, tidak ada bagian, fungsi, kesanggupan, atau hasrat tubuh yang tidak digunakan.—Bdk. Mat 5:28-30; Luk 21:34-36; Ef 6:6-9; Flp 3:19; Kol 3:23, 24.
it-2-IN 117 ¶5
Mezbah
Orang Israel diperintahkan untuk merobohkan semua mezbah kafir dan menghancurkan pilar-pilar serta tonggak-tonggak suci yang biasanya dibangun di sebelahnya. (Kel 34:13; Ul 7:5, 6; 12:1-3) Mereka sama sekali tidak boleh menirunya atau mempersembahkan anak-anak mereka dalam api seperti yang dilakukan orang Kanaan. (Ul 12:30, 31; 16:21) Israel tidak boleh memiliki banyak mezbah, tetapi satu saja untuk ibadat kepada satu-satunya Allah yang benar, dan mezbah ini berlokasi di tempat yang Yehuwa pilih. (Ul 12:2-6, 13, 14, 27; pertentangkan hal ini dengan Babilon, yang memiliki 180 mezbah untuk dewi Istar saja.) Mula-mula mereka diperintahkan untuk membuat mezbah dari batu-batu yang tidak dipotong setelah mereka menyeberangi S. Yordan (Ul 27:4-8), dan Yosua mendirikan mezbah itu di G. Ebal. (Yos 8:30-32) Setelah pembagian negeri yang ditaklukkan itu, suku Ruben, suku Gad, dan setengah suku Manasye mendirikan sebuah mezbah yang mencolok di dekat S. Yordan; untuk sementara waktu hal itu menimbulkan kemelut di antara suku-suku lain sampai didapati bahwa mezbah itu bukan tanda kemurtadan melainkan hanya tanda peringatan akan kesetiaan kepada Yehuwa sebagai Allah yang benar.—Yos 22:10-34.
Wulangan Penting
it-1-IN 797
Gerizim, Gunung
Selaras dengan instruksi-instruksi yang Musa berikan, suku-suku Israel berkumpul di G. Gerizim dan G. Ebal di bawah pengarahan Yosua tidak lama setelah mereka menaklukkan Ai. Di sana bangsa itu mendengar dibacakannya semua berkat yang akan mereka terima jika menaati Yehuwa dan semua laknat yang akan menimpa mereka jika tidak menaati Dia. Suku-suku Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Yusuf, dan Benyamin berdiri di depan G. Gerizim. Orang-orang Lewi dan tabut perjanjian ditempatkan di lembah, dan enam suku lainnya berdiri di depan G. Ebal. (Ul 11:29, 30; 27:11-13; Yos 8:28-35) Tampaknya, suku-suku yang ditempatkan di depan G. Gerizim menanggapi semua berkat yang dibacakan ke arah mereka, sedangkan suku-suku lainnya menanggapi semua laknat yang dibacakan ke arah G. Ebal. Meskipun ada yang memperkirakan bahwa semua berkat itu dibacakan ke arah G. Gerizim karena gunung itu lebih indah dan subur dibandingkan dengan G. Ebal yang berbatu-batu dan sebagian besar tandus, Alkitab tidak memberikan keterangan apa pun tentang masalah ini. Hukum itu dibacakan dengan suara keras ”di hadapan seluruh jemaat Israel, termasuk para wanita, anak-anak, dan penduduk asing yang ada di tengah-tengah mereka”. (Yos 8:35) Kumpulan orang banyak ini dapat mendengar kata-kata itu dari posisi mereka di depan salah satu gunung. Hal ini kemungkinan besar disebabkan, paling tidak sebagian, oleh akustik yang bagus di daerah itu.—Lihat EBAL, GUNUNG.
12-18 JULI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 13-15
”Saka Hukum Musa Kétok Nèk Yéhuwah Perduli karo Wong Miskin”
it-2-IN 782 ¶10
Sepersepuluhan
Tampaknya ada sepersepuluhan tambahan, yang kedua, yang disisihkan setiap tahun dengan tujuan yang berbeda, bukan untuk mendukung keimaman Lewi secara langsung, walaupun orang Lewi mendapat bagian darinya. Biasanya sepersepuluhan yang kedua itu sebagian besar digunakan dan dinikmati oleh seluruh keluarga Israel sewaktu berkumpul bersama pada perayaan-perayaan nasional. Apabila perjalanan ke Yerusalem terlalu jauh sehingga sepersepuluhan sulit dibawa, hasil bumi atau hasil ternak harus diuangkan, kemudian uang itu digunakan di Yerusalem untuk membeli bahan makanan dan hal-hal yang menyukakan hati bagi seluruh keluarga selama perayaan suci di sana. (Ul 12:4-7, 11, 17, 18; 14:22-27) Lalu, pada akhir setiap tahun ketiga dan keenam dari siklus sabat tujuh tahun, sepersepuluhan itu tidak digunakan untuk menutup pengeluaran selama pertemuan-pertemuan nasional, tetapi disisihkan bagi orang Lewi, penduduk asing, janda, dan anak lelaki yatim dalam masyarakat setempat.—Ul 14:28, 29; 26:12.
it-2-IN 693
Sabat, Tahun
Tahun Sabat disebut ”tahun pembebasan [has·syemit·tahʹ]”. (Ul 15:9; 31:10) Pada tahun itu tanah menikmati istirahat atau pembebasan penuh, dibiarkan tidak digarap. (Kel 23:11) Selain itu, utang harus dibebaskan, atau dihapus. Itu adalah ”penghapusan demi Yehuwa”, untuk menghormati Dia. Meskipun ada yang tidak memiliki pandangan yang sama, beberapa komentator berpendapat bahwa utang tidak benar-benar dibatalkan, tetapi pemberi utang tidak boleh mendesak sesama orang Ibrani untuk membayar utang, sebab pada tahun itu petani tidak memperoleh penghasilan; namun, si peminjam dapat mendesak orang asing untuk membayar utang. (Ul 15:1-3) Ada rabi-rabi yang berpandangan bahwa utang berupa pinjaman untuk amal, untuk membantu saudara yang miskin, dibatalkan, tetapi utang yang berkaitan dengan urusan bisnis termasuk dalam kategori lain. Menurut mereka, pada abad pertama Tarikh Masehi, Hilel menetapkan suatu prosedur yang memungkinkan si peminjam untuk mengamankan piutangnya, agar tidak hangus, yaitu dengan menghadap ke pengadilan dan membuat pernyataan tertentu.—The Pentateuch and Haftorahs, diedit oleh J. Hertz, London, 1972, hlm. 811, 812.
it-1-IN 458 ¶6
Budak
Hukum-hukum yang mengatur hubungan budak-majikan. Di kalangan orang Israel, status budak Ibrani berbeda dengan status budak yang adalah orang asing, penduduk asing, atau pemukim. Budak non-Ibrani tetap menjadi milik tuannya dan dapat dialihkan dari bapak ke anak (Im 25:44-46), sedangkan budak Ibrani harus dibebaskan pada tahun ketujuh masa perbudakannya atau pada tahun Yobel, bergantung yang mana yang tiba lebih dahulu. Selama masa perbudakannya, seorang budak Ibrani harus diperlakukan sebagai buruh upahan. (Kel 21:2; Im 25:10; Ul 15:12) Orang Ibrani yang menjual dirinya sebagai budak kepada penduduk asing, kepada anggota keluarga dari penduduk asing, atau kepada pemukim, sewaktu-waktu dapat dibeli kembali, baik oleh dirinya ataupun oleh orang yang berhak membeli kembali. Harga penebusan ditentukan berdasarkan jumlah tahun yang masih tersisa sampai tahun Yobel atau sampai tahun ketujuh masa perbudakannya. (Im 25:47-52; Ul 15:12) Sewaktu seorang budak Ibrani dibebaskan, majikannya harus memberinya hadiah untuk membantu dia memulai lembaran baru yang baik dalam hidup sebagai orang yang telah dimerdekakan. (Ul 15:13-15) Apabila seorang budak memiliki istri sewaktu ia dibeli, istrinya juga akan ikut dibebaskan. Akan tetapi, apabila sang majikan yang memberinya seorang istri (tampaknya wanita asing yang tidak berhak dibebaskan pada tahun ketujuh masa perbudakannya), wanita itu serta anak-anak yang dilahirkannya tetap menjadi milik sang majikan. Dalam kasus demikian budak Ibrani itu dapat memilih untuk tetap tinggal bersama majikannya. Maka telinganya akan ditusuk dengan sebuah penusuk untuk menunjukkan bahwa ia akan tetap menjadi budaknya sampai waktu yang tidak tertentu.—Kel 21:2-6; Ul 15:16, 17.
Wulangan Penting
w06-IN 1/4 31
Pertanyaan Pembaca
Pelajaran apa yang kita peroleh dari larangan dalam Keluaran 23:19, ”Jangan merebus anak kambing dalam susu induknya”?
Perintah dalam Hukum Musa ini, yang muncul tiga kali di Alkitab, dapat membantu kita memahami pandangan Yehuwa berkenaan dengan apa yang patut, keibaan hati-Nya, dan kelembutan-Nya. Hal itu juga menandaskan perasaan muak-Nya terhadap ibadat palsu.—Keluaran 34:26; Ulangan 14:21.
Merebus kambing muda atau binatang lain dalam susu induknya bertentangan dengan hukum alam yang ditetapkan Yehuwa. Allah mengatur agar susu induk dapat memberikan gizi kepada anak kambing dan membantunya bertumbuh. Memasak anak kambing dalam susu induknya sendiri, menurut seorang pakar, akan ”menghina hubungan yang telah ditetapkan dan disucikan Allah antara induk dan anak”.
Selain itu, ada yang beranggapan bahwa merebus anak kambing dalam susu induknya boleh jadi merupakan ritus kafir yang dilakukan untuk mendatangkan hujan. Jika halnya memang demikian, larangan tersebut berguna untuk melindungi bangsa Israel dari praktek keagamaan bangsa-bangsa di sekeliling mereka yang tidak berakal dan kejam. Hukum Musa secara spesifik melarang bangsa Israel berjalan menurut ketetapan bangsa-bangsa tersebut.—Imamat 20:23.
Akhirnya, kita melihat keibaan hati Yehuwa yang lembut dalam hukum yang khusus ini. Sebenarnya, Hukum berisi sejumlah perintah serupa yang menentang kekejaman terhadap binatang dan melindunginya dari perlakuan yang bertentangan dengan hukum alam. Misalnya, Hukum mencakup perintah-perintah yang melarang orang mempersembahkan binatang kecuali ia telah bersama induknya sekurang-kurangnya tujuh hari, menyembelih binatang sekaligus anaknya pada hari yang sama, dan mengambil dari sarang burung baik induknya maupun telur-telurnya atau anak-anaknya.—Imamat 22:27, 28; Ulangan 22:6, 7.
Jelaslah, Hukum tidak sekadar berisi serangkaian perintah dan larangan yang rumit. Prinsip-prinsipnya antara lain membantu menanamkan dalam diri kita kepekaan moral yang tinggi yang benar-benar mencerminkan sifat Yehuwa yang menakjubkan.—Mazmur 19:7-11.
19-25 JULI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 16-18
”Pathokan kanggo Ngadili”
it-1-IN 484 ¶5
Buta, Kebutaan
Kegagalan melaksanakan keadilan karena adanya penyimpangan di pengadilan dilambangkan sebagai kebutaan, dan dalam Hukum ada banyak peringatan agar tidak menyuap, memberi hadiah, atau berprasangka, karena hal-hal tersebut dapat membutakan seorang hakim dan mencegahnya melaksanakan keadilan secara tidak berat sebelah. ”Suap membutakan orang yang berpenglihatan terang.” (Kel 23:8) ”Suap membutakan mata orang yang berhikmat.” (Ul 16:19) Seorang hakim, tidak soal seberapa lurus hati dan berdaya pengamatan, dapat secara sadar atau bahkan tidak sadar terpengaruh oleh hadiah dari orang-orang yang terlibat dalam suatu kasus. Dengan bijaksana, hukum Allah mengulas dampak yang membutakan, bukan hanya dari hadiah, melainkan juga dari perasaan, dengan menyatakan, ”Jangan memperlakukan orang kecil dengan berat sebelah, dan jangan lebih menyukai orang besar.” (Im 19:15) Jadi, karena mengikuti perasaan atau demi popularitas di masyarakat, seorang hakim hendaknya tidak menjatuhkan vonis terhadap orang kaya hanya karena mereka kaya.—Kel 23:2, 3.
it-1-IN 141 ¶3
Angka; Bilangan
Dua. Bilangan dua sering kali muncul dalam konteks hukum. Keselarasan dalam laporan dua orang saksi menambah bobot kesaksian yang dikemukakan. Diperlukan dua, atau bahkan tiga saksi, untuk meneguhkan suatu perkara di hadapan para hakim. Prinsip ini juga diikuti dalam sidang Kristen. (Ul 17:6; 19:15; Mat 18:16; 2Kor 13:1; 1Tim 5:19; Ibr 10:28) Allah berpegang pada prinsip ini ketika menampilkan Putra-Nya di hadapan orang-orang sebagai Juru Selamat umat manusia. Yesus berkata, ”Dalam Hukummu sendiri ada tertulis, ’Kesaksian dua orang adalah benar.’ Akulah yang memberikan kesaksian mengenai diriku sendiri, dan Bapak yang mengutus aku memberikan kesaksian mengenai aku.”—Yoh 8:17, 18.
it-1-IN 1029 ¶4
Imam
Para imam khususnya yang bertanggung jawab menjelaskan hukum Allah, dan mereka memainkan peranan penting dalam pengadilan di Israel. Di kota-kota yang dibagikan kepada mereka para imam siap membantu hakim-hakim, dan mereka juga melayani bersama hakim-hakim itu dalam kasus-kasus yang luar biasa pelik yang tidak dapat diputuskan oleh pengadilan setempat. (Ul 17:8, 9) Mereka diharuskan hadir bersama para tua-tua kota dalam kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan, guna memastikan agar prosedur yang benar diikuti untuk menghapus utang darah dari kota itu. (Ul 21:1, 2, 5) Apabila seorang suami yang cemburu menuduh istrinya melakukan perzinaan tersembunyi, wanita itu harus dibawa ke tempat suci, kemudian sang imam melaksanakan upacara yang ditetapkan dengan memohon agar Yehuwa, yang mengetahui kebenarannya apakah dia tidak bersalah atau bersalah, langsung menjatuhkan vonis. (Bil 5:11-31) Dalam semua kasus, vonis yang dijatuhkan oleh para imam atau hakim-hakim yang dilantik harus direspek; sikap tidak respek atau tidak taat yang disengaja mengakibatkan hukuman mati.—Bil 15:30; Ul 17:10-13.
Wulangan Penting
it-2-IN 356
Pemecatan
Sanksi pemusnahan di bawah Hukum, hanya dapat dilaksanakan apabila ada bukti berupa keterangan setidak-tidaknya dari mulut dua orang saksi. (Ul 19:15) Saksi-saksi ini diharuskan menjadi orang yang pertama melemparkan batu ke orang yang bersalah. (Ul 17:7) Hal itu akan memperlihatkan bahwa mereka bergairah untuk hukum Allah serta kemurnian jemaat Israel, dan juga akan mencegah mereka memberikan kesaksian yang palsu, ceroboh, atau tergesa-gesa.
26 JULI–1 AGUSTUS
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 19-21
”Yéhuwah Nganggep Nèk Urip Kuwi Berharga”
Tirunen Kaadilan lan Welas Asihé Yéhuwah
4 Yéhuwah ngatur bèn enem kutha perlindhungan gampang ditemokké. Wong Israèl dipréntahké kanggo milih telung kutha ing sisih kiwané kali Yardèn lan telung kutha ing sisih tengené. Apa sebabé? Bèn wong sing nindakké salah isa gampang lan cepet nemokké salah siji kutha mau. (Wi. 35:11-14) Dalan-dalan sing ngarah menyang kutha kuwi dijaga tetep apik. (PT. 19:3) Nurut buku réferènsi Yahudi, ana akèh tandha ing sak kiwa tengené dalan mau bèn wong sing salah isa nemokké kutha perlindhungan. Merga ana kutha perlindhungan ing Israèl, wong Israèl sing ora sengaja matèni ora perlu nggolèk pangayoman ing dhaérahé bangsa liya, sing isa nyebabké wong kuwi nyembah allah-allah palsu.
Tirunen Kaadilan lan Welas Asihé Yéhuwah
9 Tujuan utama saka kutha perlindhungan yaiku bèn bangsa Israèl ora utang getih merga matèni wong sing ora salah. (PT. 19:10) Yéhuwah ngajèni urip lan gething karo wong sing matèni wong liya. (WB. 6:16, 17) Yéhuwah kuwi adil lan suci. Mula, Yéhuwah nganggep serius bab matèni wong liya senajan ora sengaja. Pancèn, wong sing ora sengaja matèni isa éntuk pangapura. Ning, dhèwèké kudu nyritakké dhisik kahanané marang tuwa-tuwa. Nèk tuwa-tuwa mutuské kuwi bab sing ora disengaja, wong kuwi kudu tetep manggon ing kutha perlindhungan nganti imam agungé mati, isa waé nganti sajegé uripé. Pengaturan iki nduduhké marang bangsa Israèl nèk urip kuwi suci. Kanggo ngajèni Yéhuwah, bangsa Israèl kudu ngedohi apa waé sing isa mbebayani uripé wong liya.
it-1-IN 548
Darah
Manusia berhak menikmati kehidupan yang Allah karuniakan kepadanya, dan siapa pun yang merenggut kehidupan itu darinya harus mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Hal itu diperlihatkan ketika Allah berfirman kepada Kain, si pembunuh, ”Darah saudaramu berseru kepadaku dari tanah.” (Kej 4:10) Bahkan seseorang yang membenci saudaranya, dan karena itu berharap agar dia mati, atau memfitnahnya atau memberikan kesaksian palsu terhadap dia sehingga membahayakan kehidupannya, akan menimpakan kesalahan ke atas dirinya sendiri sehubungan dengan darah sesamanya.—Im 19:16; Ul 19:18-21; 1Yoh 3:15.
Wulangan Penting
it-2-IN 387 ¶7
Pengadilan
Pengadilan lokal berkedudukan di gerbang sebuah kota. (Ul 16:18; 21:19; 22:15, 24; 25:7; Rut 4:1) Yang dimaksud dengan ”gerbang” ialah tempat terbuka di dalam kota dekat gerbang. Di gerbang kota, Hukum dibacakan dan peraturan diumumkan kepada rakyat yang berkumpul. (Neh 8:1-3) Di gerbang, saksi-saksi mudah didapatkan untuk kasus perdata, seperti penjualan properti, dan sebagainya, karena kebanyakan orang masuk dan keluar gerbang pada siang hari. Selain itu, publisitas yang akan timbul atas pengadilan apa pun di gerbang akan cenderung mempengaruhi para hakim untuk bertindak hati-hati dan adil dalam proses pengadilan dan dalam mengambil keputusan. Di dekat gerbang pasti tersedia sebuah tempat bagi para hakim agar mereka dapat memimpin persidangan dengan nyaman. (Ayb 29:7) Samuel mengadakan perjalanan keliling ke Betel, Gilgal, dan Mizpa dan ”menjadi hakim atas bangsa Israel di semua tempat ini”, maupun di Rama, di kota tempat tinggalnya.—1Sam 7:16, 17.
2-8 AGUSTUS
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 22-23
”Saka Hukum Musa Kétok Nèk Yéhuwah Sayang karo Kewan”
it-1-IN 349
Beban
Pada zaman dahulu, binatang sering digunakan untuk memikul tanggungan, dan orang Israel diberi tahu bahwa jika mereka melihat keledai milik orang yang membenci mereka terbaring di bawah tanggungannya, mereka tidak boleh meninggalkan binatang itu tetapi ’harus membebaskannya’. (Kel 23:5) Banyaknya barang yang dapat dipikul seekor binatang disebut muatan, misalnya ”muatan sepasang bagal”.—2Raj 5:17.
it-2-IN 1107 ¶1
Ulangan, Buku
Binatang juga diberi perhatian yang pengasih dalam buku Ulangan. Orang Israel dilarang mengambil seekor burung yang sedang bertengger di sarangnya, karena nalurinya untuk melindungi anak-anaknya membuat dia mudah ditangkap. Si induk dilepaskan, tetapi anak-anaknya boleh diambil oleh orang Israel. Dengan demikian, si induk dapat membesarkan lebih banyak anak. (Ul 22:6, 7) Seorang petani tidak boleh memasangkan seekor keledai bersama seekor lembu, untuk menghindari penderitaan pada binatang yang lebih lemah. (22:10) Lembu tidak boleh diberangus sewaktu mengirik biji-bijian supaya ia tidak tersiksa oleh rasa lapar padahal biji-bijian begitu dekat dengannya dan ia sedang banting tulang mengiriknya.—25:4.
w03-IN 15/10 32 ¶1-2
”Jangan Memikul Kuk secara Tidak Seimbang”
SEPERTI yang Saudara lihat di sini, unta dan lembu jantan yang membajak bersama tampak merasa sangat tidak nyaman. Kuk yang menyatukan mereka—dimaksudkan untuk dua binatang yang berukuran dan berkekuatan sama—membuat kedua binatang menderita. Dengan memikirkan kesejahteraan hewan penarik seperti itu, Allah memberi tahu bangsa Israel, ”Jangan menggunakan lembu bersama keledai untuk membajak.” (Ulangan 22:10) Prinsip yang sama juga berlaku pada seekor lembu dan unta.
Umumnya, seorang petani tidak akan membebani binatang dengan cara seperti itu. Namun, apabila ia tidak memiliki dua ekor lembu, ia mungkin memasang kuk pada dua binatang yang ada. Tampaknya, petani pada abad ke-19 dalam ilustrasi ini memutuskan untuk melakukan hal itu. Karena perbedaan ukuran dan bobot, binatang yang lebih lemah harus berjuang untuk mempertahankan kecepatan, dan binatang yang lebih kuat harus memikul beban yang lebih besar.
Wulangan Penting
it 2-IN 1123
Utang
Yang dimaksud dengan utang ialah sesuatu yang dipinjam, kewajiban untuk membayar atau memberikan sesuatu. Di Israel kuno, orang berutang terutama karena mengalami kesulitan keuangan. Bagi orang Israel, berutang merupakan kemalangan; pada dasarnya, si peminjam menjadi hamba orang yang meminjamkan. (Ams 22:7) Karena itu, umat Allah diperintahkan untuk bermurah hati dan tidak mementingkan diri dalam memberikan pinjaman kepada sesama orang Israel yang kekurangan, tidak mencari keuntungan dari kesusahan mereka dengan menarik bunga. (Kel 22:25; Ul 15:7, 8; Mz 37:26; 112:5) Tetapi orang asing dapat diminta untuk membayar bunga. (Ul 23:20) Para komentator Yahudi berpendapat bahwa ketentuan ini berlaku atas pinjaman untuk bisnis, bukan untuk kebutuhan yang mendesak. Biasanya orang asing berada di Israel untuk sementara waktu saja, sering kali sebagai pedagang, dan masuk akal apabila mereka diharapkan untuk membayar bunga, teristimewa karena mereka juga memberikan pinjaman kepada orang lain dengan bunga.
9-15 AGUSTUS
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 24-26
”Saka Hukum Musa Kétok Nèk Yéhuwah Perduli karo Wong Wédok”
it-2-IN 1136 ¶2
Wanita
Bahkan hukum militer memperhatikan kepentingan istri maupun suami karena pria yang baru menikah dibebastugaskan selama satu tahun. Dengan demikian, pasangan itu mendapat kesempatan menjalankan hak mereka untuk mempunyai anak, yang dapat sangat menghibur sang ibu apabila suaminya pergi, dan terlebih lagi seandainya ia gugur dalam pertempuran.—Ul 20:7; 24:5.
it-2-IN 590 ¶8
Pungut, Memungut Sisa
Jelaslah, penyelenggaraan yang bagus ini bagi kaum miskin di negeri itu, meskipun menganjurkan kemurahan hati, sifat tidak mementingkan diri, dan kebergantungan kepada berkat Yehuwa, sama sekali tidak memupuk kemalasan. Penyelenggaraan itu membantu kita memahami pernyataan Daud, ”Aku tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti.” (Mz 37:25) Dengan memanfaatkan persediaan yang ditetapkan bagi mereka melalui Hukum, bahkan orang miskin, karena kerja keras mereka, tidak akan kelaparan, dan baik mereka maupun anak-anak mereka tidak perlu meminta-minta roti.
w11-IN 1/3 23
Tahukah Anda?
Di Israel zaman dahulu, jika seorang pria meninggal tanpa anak laki-laki, saudara laki-lakinya diharapkan menikahi jandanya untuk menghasilkan keturunan guna meneruskan garis keturunan keluarga pria yang telah tiada itu. (Kejadian 38:8) Penyelenggaraan ini, yang belakangan dimasukkan ke dalam Hukum Musa, dikenal sebagai perkawinan ipar, atau levirat. (Ulangan 25:5, 6) Tindakan Boaz, yang diuraikan di buku Rut, menunjukkan bahwa tugas ini diberikan kepada kerabat laki-laki dari pihak keluarga pria yang sudah mati itu jika ia tidak mempunyai saudara laki-laki yang masih hidup.—Rut 1:3, 4; 2:19, 20; 4:1-6.
Fakta bahwa perkawinan ipar dipraktekkan pada zaman Yesus ditunjukkan oleh pernyataan orang Saduki mengenai hal itu, yang dicatat di Markus 12:20-22. Sejarawan Yahudi abad pertama, Flavius Yosefus, mengatakan bahwa praktek itu tidak hanya meneruskan nama keluarga, tetapi juga mempertahankan tanah milik keluarga dan memastikan kesejahteraan sang janda. Kala itu, seorang istri tidak berhak mewarisi tanah milik suaminya. Tetapi, seorang anak yang lahir dari perkawinan levirat dapat mempertahankan milik pusaka almarhum.
Wulangan Penting
it-1-IN 499 ¶1
Cerai, Perceraian
Surat Cerai. Walaupun kelonggaran untuk bercerai yang semula dalam hukum Musa belakangan telah disalahgunakan, kita hendaknya tidak menarik kesimpulan bahwa mudah saja bagi seorang suami Israel untuk menceraikan istrinya. Ada formalitas tertentu yang harus ia jalani. Ia perlu menulis sebuah dokumen, ”menulis surat cerai bagi dia”. Suami yang memutuskan bercerai harus ”menaruh [surat] itu di tangannya dan menyuruh dia pergi dari rumahnya”. (Ul 24:1) Meskipun Alkitab tidak memberikan perincian lain tentang prosedur tersebut, langkah hukum itu tampaknya mencakup konsultasi dengan pria-pria yang memang berwenang, yang pertama-tama berupaya mendamaikan pasangan itu. Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan sertifikat itu dan melaksanakan perceraian secara hukum memberikan kesempatan kepada suami guna mempertimbangkan kembali keputusannya untuk bercerai. Harus ada dasar untuk perceraian, dan apabila peraturan ini diterapkan dengan benar, hal itu secara masuk akal mencegah tindakan gegabah untuk mengajukan cerai. Dengan demikian, hak dan kepentingan istri juga terlindung. Alkitab tidak menyingkapkan apa isi ”surat cerai”.
16-22 AGUSTUS
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 27-28
”Kowé Bakal Nampa Berkah sing Akeh Iki”
w10-IN 15/12 19 ¶18
Tuailah Berkat melalui Raja yang Dibimbing Roh Allah!
18 Mendengarkan tentunya mencakup mencamkan apa yang dikatakan dalam Firman Allah dan dalam makanan rohani yang Ia sediakan. (Mat. 24:45) Itu juga berarti menaati Allah dan Putra-Nya. Yesus mengatakan, ”Bukan setiap orang yang mengatakan kepadaku, ’Tuan, Tuan’, akan masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapakku yang di surga.” (Mat. 7:21) Dan, mendengarkan Allah berarti dengan rela tunduk pada pengaturan yang Ia tetapkan, yakni sidang Kristen beserta para penatua yang terlantik, ”pemberian berupa manusia”.—Ef. 4:8.
w01-IN 15/9 10 ¶2
Apakah Berkat Yehuwa Akan Mencapai Saudara?
2 Kata kerja Ibrani yang diterjemahkan ”terus mendengarkan” di Ulangan 28:2 memaksudkan tindakan yang berkelanjutan. Umat Yehuwa harus mendengarkan Dia bukan hanya sekali-sekali; mereka harus terus mendengarkan, setiap waktu dan dalam segala hal. Hanya dengan berbuat demikian berkat ilahi akan mencapai mereka. Kata kerja Ibrani yang diterjemahkan ”mencapai” dikenal sebagai istilah perburuan yang sering diartikan ”menyusul” atau ”menjangkau”
w10-IN 15/9 8 ¶4
Carilah Berkat Yehuwa dengan Sungguh-Sungguh
4 Bagaimana seharusnya ketaatan orang Israel diperlihatkan? Hukum Allah menyatakan bahwa Ia tidak akan senang apabila umat-Nya tidak melayani-Nya ”dengan sukacita dan hati yang gembira”. (Baca Ulangan 28:45-47.) Yehuwa layak menerima lebih dari sekadar ketaatan yang mekanis terhadap perintah tertentu, sebab binatang dan hantu-hantu pun bisa taat seperti itu. (Mrk. 1:27; Yak. 3:3) Ketaatan yang tulus kepada Allah merupakan ungkapan kasih. Itu bercirikan sukacita yang berasal dari iman bahwa perintah Yehuwa tidak membebani dan bahwa ”dia memberikan upah kepada orang yang dengan sungguh-sungguh mencari dia”.—Ibr. 11:6; 1 Yoh. 5:3.
Wulangan Penting
it-2-IN 972
Tanda Batas
Hukum Yehuwa melarang pemindahan tanda batas. (Ul 19:14; lihat juga Ams 22:28.) Malah, orang yang memindahkan ”tanda batas sesamanya” adalah orang yang terkutuk. (Ul 27:17) Karena para pemilik tanah umumnya bergantung pada hasil tanah mereka, memindahkan sebuah tanda batas ke belakang berarti menghilangkan sebagian dari sumber nafkahnya. Perbuatan itu sama dengan mencuri dan memang dianggap demikian pada zaman dahulu. (Ayb 24:2) Tetapi ada orang-orang yang tidak bermoral yang melakukan pelanggaran seperti itu, dan para pangeran Yehuda pada zaman Hosea disamakan dengan orang-orang yang memindahkan batas.—Hos 5:10.
23-29 AGUSTUS
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 29-30
”Nglayani Yéhuwah Kuwi Ora Angèl”
w09-IN 1/11 31 ¶2
Yehuwa Memberi Kita Pilihan
Sulitkah untuk mengetahui apa yang Allah tuntut dari kita dan kemudian melakukannya?* Musa menyatakan, ”Perintah ini yang kusampaikan kepadamu hari ini tidak terlalu sulit bagimu, dan juga tidak jauh.” (Ayat 11) Yehuwa tidak meminta hal yang mustahil. Tuntutan-Nya masuk akal dan bisa dipenuhi, juga bisa dipelajari. Kita tidak perlu naik ”ke langit” atau pergi ”ke seberang laut” agar dapat mempelajari apa yang Allah harapkan dari kita. (Ayat 12, 13) Alkitab dengan jelas memberi tahu kita bagaimana kita seharusnya hidup.—Mikha 6:8.
w09-IN 1/11 31 ¶1
Yehuwa Memberi Kita Pilihan
”SAYA sering mengalami rasa takut yang tidak beralasan bahwa saya bakal terbukti tidak setia kepada Yehuwa.” Demikianlah pernyataan seorang wanita Kristen yang merasa bahwa pengalaman buruknya semasa kecil pasti akan membuatnya gagal. Apakah memang demikian? Apakah kita benar-benar korban yang tidak berdaya akibat keadaan tertentu? Tidak. Allah Yehuwa telah mengaruniai kita kebebasan memilih, maka kita sendirilah yang memilih bagaimana kita akan hidup. Yehuwa ingin agar kita membuat pilihan yang benar, dan Firman-Nya, Alkitab, memberi tahu kita cara melakukannya. Pertimbangkan kata-kata Musa, yang terdapat di Ulangan pasal 30.
w09-IN 1/11 31 ¶4
Yehuwa Memberi Kita Pilihan
Apakah haluan yang kita pilih berpengaruh bagi Yehuwa? Ya, tentu! Musa diilhami Allah untuk mengatakan, ”Pilihlah kehidupan.” (Ayat 19) Namun, bagaimana caranya kita memilih kehidupan? Musa menjelaskan, ”Dengan mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan mendengarkan perkataannya dan dengan berpaut padanya.” (Ayat 20) Jika kita mengasihi Yehuwa, kita akan mau mendengarkan Dia dengan taat dan berpaut kepada-Nya dengan loyal, tidak soal apa pun yang terjadi. Dengan menempuh haluan demikian, kita memilih kehidupan—jalan hidup yang terbaik sekarang dengan prospek kehidupan abadi dalam dunia baru Allah yang akan datang.—2 Petrus 3:11-13; 1 Yohanes 5:3.
Wulangan Penting
it-2-IN 1006 ¶8
Telinga
Melalui para hamba-Nya, Yehuwa mengatakan bahwa orang Israel yang keras kepala dan tidak taat mempunyai ’telinga yang tidak bersunat’. (Yer 6:10; Kis 7:51) Telinga mereka seolah-olah tersumbat oleh sesuatu sehingga pendengaran mereka terganggu. Telinga-telinga ini belum dibuka oleh Yehuwa, yang memberikan telinga untuk mengerti dan taat kepada orang-orang yang mencari-Nya tetapi membiarkan pendengaran rohani orang-orang yang tidak taat menjadi tumpul. (Ul 29:4; Rm 11:8) Rasul Paulus menubuatkan suatu waktu manakala beberapa orang yang mengaku Kristen akan murtad dari iman yang sejati, tidak mau mendengarkan kebenaran Firman Allah, tetapi berhasrat agar telinga mereka ’digelitik’ oleh hal-hal yang menyenangkan bagi mereka, dan karena itu akan mendengarkan guru-guru palsu. (2Tim 4:3, 4; 1Tim 4:1) Selain itu, telinga seseorang boleh jadi ”berdenging” karena mendengar kabar yang mengejutkan, khususnya kabar tentang malapetaka.—1Sam 3:11; 2Raj 21:12; Yer 19:3.
30 AGUSTUS–5 SEPTEMBER
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 31-32
”Sinau saka Nyanyiané Musa”
”Wènèhana Aku Ati sing Wutuh Bèn Isa Ngajèni Jeneng-Mu”
8 Sakdurungé bangsa Israèl mlebu ing Tanah Perjanjian, Yéhuwah ngongkon Musa kanggo nulis lagu. (PT. 31:19) Terus, Musa ya dikongkon mulangké lagu kuwi marang bangsa Israèl. Ing Pangandharing Torèt 32:2, 3, Yéhuwah nduduhké nèk Dhèwèké péngin bèn kabèh wong isa ngerti jenengé. (Wacanen.) Yéhuwah ora péngin jenengé dianggep terlalu suci, nganti akhiré wong-wong dadi wedi kanggo nggunakké jeneng kuwi. Wektu diwulang karo Musa, bangsa Israèl nduwé kesempatan sing luar biasa kanggo sinau soal Yéhuwah lan jenengé. Kaya banyu udan sing isa nggawé tanduran dadi subur, wulangané Musa isa nguwatké imané wong-wong Israèl lan nggawé wong-wong kuwi dadi cedhak karo Yéhuwah. Piyé carané awaké dhéwé niru contoné Musa?
9 Wektu nginjil ing omah-omah utawa ing panggonan umum, awaké dhéwé isa nggunakké Alkitab kanggo ngandhani wong liya soal jenengé Yéhuwah. Wektu omong-omongan, awaké dhéwé ya isa mènèhi wacan, nduduhké vidéo, lan nggunakké situs wèbé awaké dhéwé. Pas ing panggonan kerja, ing sekolah, utawa ing perjalanan, mungkin awaké dhéwé éntuk kesempatan kanggo nyritakké marang wong liya soal Yéhuwah lan sipat-sipaté. Merga dikandhani soal janjiné Yéhuwah, isa waé wong kuwi dadi ngerti nèk sakjané Gusti Allah bener-bener sayang karo manungsa. Awaké dhéwé isa nyucèkké jenengé Yéhuwah nèk ngandhani wong liya soal Yéhuwah. Apa sebabé? Merga awaké dhéwé isa mbantu wong liya bèn ngerti nèk apa sing dhèwèké ngertèni sakdurungé soal Gusti Allah kuwi sakjané klèru. Hasilé, wong-wong sing gelem ngrungokké wulangané Alkitab dadi nduwé kesempatan kanggo cedhak karo Yéhuwah.—Yé. 65:13, 14.
w09-IN 1/5 14 ¶4
Ibarat dalam Alkitab—Apakah Anda Memahaminya?
Alkitab juga menyamakan Yehuwa dengan benda-benda mati. Ia diilustrasikan sebagai ”Gunung Batu Israel”, ’tebing batu’, dan ’benteng’. (2 Samuel 23:3; Mazmur 18:2; Ulangan 32:4) Apa titik kesamaannya? Seperti gunung batu yang kukuh, tidak tergoyahkan, Allah Yehuwa pun bisa menjadi Sumber keamanan yang kukuh bagi Anda.
w01-IN 1/10 9 ¶7
Tirulah Yehuwa sewaktu Melatih Anak-Anak Saudara
7 Perhatikan kasih yang Yehuwa perlihatkan dalam berurusan dengan orang Israel. Musa menggunakan sebuah analogi yang bagus untuk menggambarkan kasih Yehuwa bagi bangsa Israel yang baru lahir. Kita membaca, ”Seperti burung elang menggerak-gerakkan sarangnya, terbang mengitari anak-anaknya, membentangkan sayapnya, mengambil mereka, menggendong mereka pada kepaknya, Yehuwa sendiri menuntun [Yakub].” (Ulangan 32:9, 11, 12) Untuk mengajar anaknya terbang, induk elang ”menggerak-gerakkan sarangnya”, mengepak-ngepakkan sayapnya untuk mendesak anak-anaknya terbang. Sewaktu si burung kecil akhirnya terjun dari sarang, yang sering kali terletak di celah bukit yang tinggi, sang induk ”terbang mengitari” anaknya. Jika kelihatannya anak burung itu akan jatuh ke tanah, sang induk menukik ke bawahnya, menggendong si anak ”pada kepaknya”. Dengan pengasih, Yehuwa menjaga bangsa Israel yang baru lahir dengan cara yang serupa. Ia memberi bangsa itu Hukum Musa. (Mazmur 78:5-7) Kemudian, Allah mengawasi bangsa itu dengan cermat, siap turun tangan apabila umat-Nya mengalami kesusahan.
Wulangan Penting
w04-IN 15/9 27 ¶12
Pokok-Pokok Penting Buku Ulangan
31:12. Dalam perhimpunan, anak-anak hendaknya duduk bersama-sama orang dewasa dan berupaya untuk menyimak dan belajar.