Referensi kanggo Jadwal Kagiyatan Urip lan Nginjil
3-9 MEI
SINAU SAKA ALKITAB | WILANGAN 27-29
”Niru Yéhuwah sing Adil”
w13-IN 15/6 10 ¶14
Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa
14 Kelima gadis itu datang kepada Musa dan bertanya, ”Mengapa nama bapak kami harus dihapus dari tengah-tengah keluarganya karena ia tidak mempunyai anak laki-laki?” Mereka memohon, ”Oh, berilah kami milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak kami.” Apakah Musa menjawab, ’Memang demikian peraturannya, jadi tidak ada pengecualian’? Tidak. Musa ”mengajukan perkara mereka ke hadapan Yehuwa”. (Bil. 27:2-5) Apa jawaban yang diterimanya? Yehuwa berkata kepada Musa, ”Perkataan putri-putri Zelofehad itu benar. Engkau memang harus memberi mereka milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak mereka, dan engkau harus memerintahkan agar milik pusaka bapak mereka dialihkan kepada mereka.” Bukan hanya itu. Yehuwa bahkan membuat perkecualian itu menjadi sebuah peraturan. Ia memerintahkan Musa, ”Apabila seorang pria mati tanpa mempunyai anak laki-laki, kamu harus memerintahkan agar milik pusakanya dialihkan kepada anak perempuannya.” (Bil. 27:6-8; Yos. 17:1-6) Sejak saat itu, semua wanita Israel yang menghadapi problem serupa akan mendapat warisan.
w13-IN 15/6 11 ¶15
Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa
15 Betapa baik hati dan tidak berat sebelah keputusan itu! Yehuwa memperlakukan para wanita ini, yang kondisinya kurang menguntungkan, dengan bermartabat, sama seperti Ia memperlakukan orang-orang Israel lain yang kondisinya lebih baik. (Mz. 68:5) Ini hanyalah salah satu dari banyak contoh Alkitab yang menunjukkan bahwa Yehuwa memperlakukan semua hamba-Nya dengan tidak berat sebelah.—1 Sam. 16:1-13; Kis. 10:30-35, 44-48
w13-IN 15/6 11 ¶16
Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa
16 Bagaimana kita bisa meniru sifat tidak berat sebelah Yehuwa? Ingatlah, sifat tidak berat sebelah mencakup dua hal. Kita perlu terlebih dahulu memiliki sifat itu, baru setelah itu kita bisa memperlakukan semua orang dengan adil. Memang, kita semua bisa jadi merasa sudah berpikiran terbuka dan tidak berat sebelah. Namun, tidakkah Saudara setuju bahwa kita tidak selalu bisa menilai diri kita sendiri dengan jujur? Jadi, bagaimana caranya untuk mengetahui apakah kita memang dikenal tidak pilih kasih? Perhatikan contoh Yesus. Sewaktu ia ingin tahu apa kata orang tentang dirinya, ia bertanya kepada para sahabat kepercayaannya, ”Kata orang, siapa Putra manusia itu?” (Mat. 16:13, 14) Cobalah tiru Yesus. Saudara bisa bertanya kepada seorang sahabat yang pasti akan berkata terus terang. Tanyakan apakah Saudara dianggap tidak berat sebelah oleh orang-orang. Jika ia memberi tahu bahwa kelihatannya Saudara kadang-kadang masih memperlakukan orang menurut latar belakang ras, sosial, ataupun ekonomi mereka, apa yang perlu Saudara lakukan? Curahkanlah isi hati Saudara dalam doa kepada Yehuwa untuk meminta bantuan agar Saudara bisa mengubah sikap dan bisa lebih meniru Dia dalam hal bertindak tidak berat sebelah.—Mat. 7:7; Kol. 3:10, 11.
Wulangan Penting
it-2-IN 504 ¶8
Persembahan
Persembahan minuman. Persembahan minuman diberikan bersama sebagian besar persembahan lainnya, terutama setelah orang Israel menetap di Tanah Perjanjian. (Bil 15:2, 5, 8-10) Persembahan ini terdiri dari anggur (”minuman yang memabukkan”) dan dicurahkan di atas mezbah. (Bil 28:7, 14; bdk. Kel 30:9; Bil 15:10.) Rasul Paulus menulis surat kepada orang-orang Kristen di Filipi, ”Jika aku dicurahkan seperti persembahan minuman ke atas korban dan dinas kepada umum, yang merupakan hasil bimbingan imanmu, aku bergembira.” Di ayat itu ia menggunakan kiasan persembahan minuman untuk menyatakan kerelaannya mengerahkan dirinya demi sesama orang Kristen. (Flp 2:17) Tidak lama sebelum kematiannya, ia menulis surat kepada Timotius, ”Aku sudah mulai dicurahkan seperti persembahan minuman, dan waktu yang ditentukan untuk pembebasanku sudah sangat dekat.”—2Tim 4:6.
10-16 MEI
SINAU SAKA ALKITAB | WILANGAN 30-31
”Nepati Janji”
it-1-IN 1015
Ikrar
Sukarela, tetapi Bersifat Mengikat. Ikrar sepenuhnya bersifat sukarela, tetapi setelah seseorang membuatnya, menurut hukum Allah ia wajib memenuhinya. Oleh karena itu, ikrar dapat dikatakan ”mengikat jiwanya”, yang menyiratkan bahwa kehidupannya sendiri menjadi jaminan atas pelaksanaan kata-katanya. (Bil 30:2; lihat juga Rm 1:31, 32.) Karena kehidupan dipertaruhkan, dapat dimengerti mengapa Tulisan-Tulisan Kudus mendesak kita agar sangat berhati-hati sebelum membuat ikrar, dengan mempertimbangkan secara teliti kewajiban yang harus dilaksanakan. Hukum itu menyatakan, ”Apabila engkau mengucapkan suatu ikrar kepada Yehuwa . . . Allahmu, pasti menuntutnya darimu, dan itu akan menjadi dosa bagimu. Namun apabila engkau tidak membuat ikrar, itu tidak akan menjadi dosa bagimu.”—Ul 23:21, 22.
it-1-IN 1015
Ikrar
Janji yang khidmat kepada Allah untuk melakukan suatu tindakan, memberikan persembahan atau pemberian, menunaikan suatu pelayanan atau persyaratan, atau menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal tertentu yang pada dasarnya tidak dilarang oleh hukum. Ikrar adalah pernyataan sukarela yang dibuat atas kemauan sendiri. Karena merupakan janji yang khidmat, ikrar memiliki bobot yang sama seperti sumpah, dan adakalanya kedua istilah ini muncul bersama-sama dalam Alkitab. (Bil 30:2; Mat 5:33) ”Ikrar” lebih merupakan pernyataan suatu niat, sedangkan ”sumpah” berarti permohonan yang diajukan kepada pihak yang lebih tinggi wewenangnya untuk meneguhkan kebenaran atau keterikatan suatu pernyataan. Sumpah sering kali diucapkan untuk meneguhkan suatu perjanjian.—Kej 26:28; 31:44, 53.
w04-IN 1/8 27 ¶3
Pokok-Pokok Penting Buku Bilangan
30:6-8—Dapatkah seorang pria Kristen membatalkan ikrar istrinya? Sekarang ini, dalam hal ikrar, Yehuwa berurusan dengan para penyembah-Nya secara pribadi. Misalnya, pembaktian kepada Yehuwa merupakan ikrar pribadi. (Galatia 6:5) Seorang suami tidak berhak membatalkan ikrar seperti itu. Namun, seorang istri hendaknya tidak membuat ikrar yang bertentangan dengan Firman Allah atau tugas-tugasnya terhadap suaminya.
Wulangan Penting
it-2-IN 1172 ¶4
Yefta
Orang dapat dibaktikan untuk melakukan dinas eksklusif kepada Yehuwa di tempat suci. Itu merupakan hak yang dapat digunakan orang tua. Contohnya adalah Samuel, yang dijanjikan untuk melayani di tabernakel melalui ikrar Hana, ibunya, sebelum Samuel dilahirkan. Ikrar tersebut disetujui oleh suaminya, Elkana. Segera setelah Samuel disapih, Hana mempersembahkannya di tempat suci. Selain itu, Hana juga membawa korban binatang. (1Sam 1:11, 22-28; 2:11) Contoh lain adalah Simson yang khusus dibaktikan untuk berdinas kepada Allah sebagai orang Nazir.—Hak 13:2-5, 11-14; bandingkan dengan wewenang seorang ayah atas putrinya sebagaimana diuraikan di Bil 30:3-5, 16
17-23 MEI
SINAU SAKA ALKITAB | WILANGAN 32-33
”Ngusir Kabèh Penduduk ing Tanah Kuwi”
w10-IN 1/8 23
Tahukah Anda?
Apa yang dimaksud dengan ”tempat-tempat tinggi” yang sering disebutkan dalam Kitab-Kitab Ibrani?
Ketika orang Israel hampir memasuki Tanah Perjanjian, Yehuwa menyuruh mereka menyingkirkan semua tempat ibadat orang Kanaan yang tinggal di sana. ”Kamu harus . . . membinasakan semua arca mereka, dan semua patung dari logam tuangan harus kamu binasakan, dan semua tempat tinggi yang suci harus kamu musnahkan,” perintah Allah. (Bilangan 33:52) Pusat-pusat ibadat palsu tersebut mungkin berupa tempat terbuka di puncak-puncak bukit atau panggung yang didirikan di lokasi-lokasi lain, misalnya di bawah pohon atau di kota. (1 Raja 14:23; 2 Raja 17:29; Yehezkiel 6:3) Tempat-tempat seperti itu bisa jadi dilengkapi dengan altar, pilar atau tonggak suci, patung, kaki pedupaan, dan perlengkapan ibadat lainnya.
w08 15/2 27 ¶5-6
Belajar dari Kesalahan Orang Israel
Dewasa ini, kita menghadapi banyak tantangan yang serupa dengan yang dihadapi bangsa Israel. Masyarakat modern punya banyak idola, antara lain uang, bintang sinetron, bintang olah raga, tokoh politik, pemimpin agama tertentu, dan bahkan anggota keluarga. Beberapa di antaranya berpotensi menjadi perhatian utama kita dalam kehidupan. Memupuk persahabatan dengan orang yang tidak mengasihi Yehuwa dapat merusak kerohanian kita.
Hubungan seks yang bejat adalah bagian yang tak terpisahkan dari penyembahan Baal yang memikat dan menggoda banyak orang Israel. Jerat yang sama masih menelan korban di antara umat Allah. Misalnya, begitu mudahnya orang yang ingin tahu atau tidak waspada menggunakan komputer pribadi untuk mengakses pornografi di Internet sehingga merusak hati nuraninya. Sungguh menyedihkan jika seorang Kristen terpikat oleh pornografi!
it-1-IN 1145 ¶2
Kanaan
Yosua dengan bijaksana ”tidak mengabaikan satu kata pun dari semua yang Yehuwa perintahkan kepada Musa” sehubungan dengan pembinasaan orang Kanaan. (Yos 11:15) Tetapi bangsa Israel gagal mengikuti pengarahannya yang baik dan tidak menyingkirkan sepenuhnya sumber polusi negeri itu. Orang Kanaan dibiarkan terus berada di antara mereka sehingga membawa pengaruh buruk atas Israel yang, seraya berlalunya waktu, tidak diragukan menyebabkan terjadinya lebih banyak kematian (belum lagi akibat kejahatan, perbuatan amoral, dan penyembahan berhala) daripada seandainya ketetapan untuk membasmi semua orang Kanaan dilaksanakan dengan setia. (Bil 33:55, 56; Hak 2:1-3, 11-23; Mz 106:34-43) Yehuwa telah memperingatkan orang Israel bahwa keadilan-Nya serta penghakiman-Nya tidak akan berat sebelah dan bahwa apabila orang Israel membina hubungan dengan orang Kanaan, kawin campur dengan mereka, mempraktekkan paduan kepercayaan, dan mengikuti kebiasaan agama serta praktek-praktek bejat mereka, tak pelak lagi ketetapan pemusnahan yang sama akan menimpa mereka sehingga mereka juga ’dimuntahkan dari negeri itu’.—Kel 23:32, 33; 34:12-17; Im 18:26-30; Ul 7:2-5, 25, 26.
Wulangan Penting
it-1-IN 341 ¶4
BATAS
Setelah undi yang dilemparkan menentukan lokasi geografis satu suku, selanjutnya perlu ditentukan luas daerahnya berdasarkan faktor yang kedua: besar kecilnya suku. ”Kamu harus membagi negeri itu menjadi milikmu berdasarkan pengundian menurut keluarga-keluargamu. Kepada yang banyak penduduknya kamu harus menambah milik pusakanya, dan kepada yang sedikit kamu harus mengurangi milik pusakanya. Tempat yang ditunjuk oleh hasil pengundian baginya, itulah yang akan menjadi miliknya.” (Bil 33:54) Lokasi geografis yang semula diputuskan berdasarkan pengundian akan tetap berlaku, tetapi penyesuaian dapat dibuat sehubungan dengan besar kecilnya milik pusaka. Oleh karena itu, sewaktu daerah milik Yehuda ternyata terlalu besar, sebagian wilayahnya dikurangi dan diberikan kepada suku Simeon.—Yos 19:9.
24-30 MEI
SINAU SAKA ALKITAB | WILANGAN 34-36
”Yéhuwah Bakal Nglindhungi”
Apa Panjenengan Nggolèk Pangayomané Yéhuwah?
4 Ning, piyé nèk ana wong Israèl sing ora sengaja matèni wong liya? Senajan ora sengaja, wong sing matèni kuwi mesthi rumangsa salah. (Pd. 9:5) Ning, Yéhuwah tetep nduduhké welas asih. Wong sing ora sengaja matèni mau isa mlayu menyang salah siji saka enem kutha perlindhungan bèn ora dipatèni karo ”waris pulih getih”. Wektu manggon ing kutha kuwi, dhèwèké bakal diayomi. Ning, wong kuwi kudu tetep manggon ing kono nganti imam agungé mati.—Wi. 35:15, 28.
Apa Panjenengan Nggolèk Pangayomané Yéhuwah?
6 Nèk ana wong Israèl sing ora sengaja matèni wong liya, dhèwèké kudu mlayu menyang kutha perlindhungan lan ’ngaturké prakarané’ marang tuwa-tuwa ing gapurané kutha. Tuwa-tuwa kuwi kudu nampa wong mau. (Ys. 20:4) Bar kuwi, wong sing salah mau kudu dibalèkké dhisik marang tuwa-tuwa ing kutha panggonan dhèwèké matèni mau lan dihakimi ing kono. (Wacanen Wilangan 35:24, 25.) Nèk tuwa-tuwa ing kutha kuwi mutuské wong mau ora sengaja matèni, dhèwèké bakal dibalèkké manèh ing kutha.
Apa Panjenengan Nggolèk Pangayomané Yéhuwah?
13 Yéhuwah ngendika nèk kutha perlindhungan kuwi isa nglindhungi wong sing ora sengaja matèni. (Ys. 20:2, 3) Nèk wis manggon ing kutha perlindhungan, Yéhuwah ora nuntut wong sing nindakké salah dihakimi manèh lan ”waris pulih getih” ora diéntukké mlebu ing kutha kuwi kanggo matèni wong mau. Dadi, wong sing nindakké salah isa ngrasa aman ing pangayomané Yéhuwah. Ing kutha perlindhungan, wong sing ora sengaja matèni ora dipenjara ning isa nyambut gawé, mbantu wong liya, lan ngabdi marang Yéhuwah kanthi ayem tentrem. Dhèwèké isa ngrasakké bungah lan marem.
Wulangan Penting
w91-IN 15/2 13 ¶13
Suatu Tebusan yang Sebanding bagi Semua Orang
13 Akan tetapi, baik Adam maupun Hawa, tidak mendapat manfaat dari tebusan ini. Taurat Musa memuat prinsip ini, ”Janganlah kamu menerima uang tebusan karena nyawa seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati.” (Bilangan 35:31) Adam tidak tertipu, maka ia melakukan dosa dengan sukarela, dengan sengaja. (1 Timotius 2:14) Ini sebenarnya sama dengan membunuh keturunannya, karena mereka sekarang mewarisi ketidaksempurnaannya, dengan demikian harus menanggung hukuman mati. Jelaslah, Adam patut mati, karena sebagai manusia yang sempurna, ia dengan sukarela memilih untuk tidak menaati hukum Allah. Jika Yehuwa menerapkan tebusan demi kepentingan Adam, hal itu akan bertentangan dengan prinsip-prinsip Yehuwa yang adil-benar. Namun demikian, dengan membayar upah untuk dosa Adam, hukuman mati atas keturunan Adam dapat ditiadakan! (Roma 5:16) Dalam arti hukum, kuasa yang merusak dari dosa dihentikan tepat pada sumbernya. Sang penebus ”mengalami maut bagi semua manusia”, menanggung akibat-akibat dari dosa demi semua keturunan Adam.—Ibrani 2:9; 2 Korintus 5:21; 1 Petrus 2:24.
31 MEI–6 JUNI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 1-2
”Wakilé Gusti Allah Wektu Ngadili”
w96-IN 15/3 23 ¶1
Yehuwa—Pencinta Keadilbenaran dan Keadilan
Para penatua sidang yang terlantik berkewajiban untuk menghakimi dalam kasus-kasus perbuatan salah yang serius. (1 Korintus 5:12, 13) Pada waktu melaksanakan itu, mereka mengingat bahwa keadilan Yehuwa berupaya mengulurkan belas kasihan jika mungkin. Apabila tidak ada dasar untuk belas kasihan—seperti dalam kasus pedosa yang tidak bertobat—belas kasihan tidak dapat diulurkan. Tetapi para penatua tidak mengeluarkan seorang pelaku kesalahan dari sidang karena perasaan dendam. Mereka berharap bahwa tindakan pemecatan itu sendiri akan menyadarkannya. (Bandingkan Yehezkiel 18:23.) Di bawah kekepalaan Kristus, para penatua melayani didasari motif keadilan, dan ini mencakup menjadi seperti ”tempat perteduhan terhadap angin”. (Yesaya 32:1, 2) Oleh karena itu, mereka harus memperlihatkan sifat tidak berat sebelah dan masuk akal.—Ulangan 1:16, 17.
w02-IN 1/8 9 ¶4
Dengan Loyal Tunduk kepada Wewenang yang Ditetapkan Allah
4 Namun, seorang hakim tidak sekadar dituntut untuk mengetahui Hukum. Karena tidak sempurna, para tua-tua harus waspada untuk mengekang kecenderungan apa pun yang menyimpang dalam diri mereka—seperti sifat mementingkan diri, sikap berat sebelah, dan ketamakan—yang dapat memutarbalikkan pertimbangan mereka. Musa memberi tahu mereka, ”Dalam hal menghakimi, jangan berlaku berat sebelah. Orang kecil maupun orang besar harus kamu dengar perkaranya. Jangan takut karena siapa pun, sebab penghakiman adalah milik Allah.” Ya, hakim-hakim Israel menghakimi atas nama Allah. Benar-benar hak istimewa yang terhormat dan luar biasa!—Ulangan 1:16, 17.
Wulangan Penting
w13-IN 15/9 9 ¶9
Pengingat dari Yehuwa Dapat Dipercaya
9 Ketika orang Israel akan mengembara selama 40 tahun di padang belantara yang ”membangkitkan rasa takut”, Yehuwa tidak memerinci bagaimana Ia akan membimbing, melindungi, dan memelihara mereka. Tapi, Ia berulang kali menunjukkan bahwa mereka bisa memercayai Dia dan petunjuk-Nya. Yehuwa menuntun mereka dengan tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Itu mengingatkan bangsa Israel bahwa Ia selalu menyertai mereka di medan yang tak bersahabat itu. (Ul. 1:19; Kel. 40:36-38) Ia juga menyediakan semua kebutuhan pokok mereka. ”Pakaian mereka tidak menjadi usang, dan kaki mereka tidak menjadi bengkak.” Ya, ”mereka tidak kekurangan apa-apa”.—Neh. 9:19-21.
7-13 JUNI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 3-4
”Hukumé Yéhuwah Kuwi Adil lan Wicaksana”
it-2-IN 397 ¶6
PENGERTIAN
Seseorang yang rajin mempelajari dan menerapkan Firman serta perintah Allah dapat memiliki pemahaman yang lebih dalam daripada guru-gurunya dan lebih banyak pengertian daripada orang-orang yang lebih tua. (Mz 119:99, 100, 130; bdk. Luk 2:46, 47.) Hal ini demikian karena hikmat dan pengertian sebenarnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan hukum Allah yang murni; karena itu, jika bangsa Israel dengan setia menaatinya, bangsa-bangsa tetangga akan memandang mereka sebagai ”bangsa yang bijaksana dan berpengertian”. (Ul 4:5-8; Mz 111:7, 8, 10; bdk. 1Raj 2:3.) Orang yang berpengertian sadar bahwa Firman Allah tidak boleh dilanggar; ia ingin menyelaraskan haluan kehidupannya dengan Firman Allah, dan memohon bantuan-Nya untuk melakukan hal ini. (Mz 119:169) Ia membiarkan berita dari Allah berakar dalam hatinya (Mat 13:19-23), menuliskannya pada lempeng hatinya (Ams 3:3-6; 7:1-4), dan kemudian mengembangkan kebencian terhadap ”segala jalan kepalsuan” (Mz 119:104). Putra Allah, sewaktu berada di bumi, memperlihatkan pengertian dengan cara ini, bahkan tidak mau berupaya menghindari kematian pada tiang karena ia tahu bahwa agar Tulisan-Tulisan Kudus digenapi, ia harus mati dengan cara demikian.—Mat 26:51-54.
w99-IN 1/11 20 ¶6-7
Bila Kemurahan Hati Melimpah
Terpukau dengan apa yang ia dengar serta lihat, sang ratu dengan rendah hati menjawab, ”Berbahagialah orang-orangmu; berbahagialah para hambamu ini yang senantiasa berdiri di hadapanmu, mendengarkan hikmatmu!” (1 Raja 10:4-8) Ia tidak mengatakan bahwa hamba-hamba Salomo bahagia karena mereka tinggal dalam lingkungan yang bergelimang harta—meskipun memang demikian. Sebaliknya, hamba-hamba Salomo diberkati karena mereka dapat senantiasa mendengarkan hikmat yang Allah berikan kepada Salomo. Sungguh teladan yang bagus dari ratu Syeba bagi umat Allah dewasa ini, yang mengambil manfaat dari hikmat Sang Pencipta serta hikmat Putra-Nya, Yesus Kristus!
Yang juga patut diperhatikan adalah komentar sang ratu selanjutnya kepada Salomo, ”Semoga Yehuwa, Allahmu, diagungkan.” (1 Raja 10:9) Berdasarkan bukti, ia melihat bahwa ada campur tangan Yehuwa dalam hikmat dan kemakmuran Salomo. Hal ini selaras dengan apa yang pada mulanya Yehuwa janjikan kepada Israel. ’Menjalankan peraturanku,’ kata-Nya, ”dengan demikian hikmatmu dan pengertianmu akan tampak di mata bangsa-bangsa yang akan mendengar tentang semua peraturan ini dan mereka pasti akan mengatakan, ’Bangsa yang besar ini tidak diragukan lagi adalah bangsa yang bijaksana dan berpengertian’.”—Ulangan 4:5-7.
w07-IN 1/8 29 ¶13
Apakah Saudara ”Kaya Terhadap Allah”?
13 Sewaktu mengaruniakan berkat ke atas umat-Nya, Yehuwa selalu memberikan yang terbaik. (Yakobus 1:17) Misalnya, tempat tinggal yang Yehuwa berikan kepada bangsa Israel adalah ”negeri yang berlimpah dengan susu dan madu”. Meskipun negeri Mesir juga digambarkan seperti itu, setidaknya ada satu perbedaan yang sangat penting. Negeri yang Yehuwa berikan kepada bangsa Israel adalah ”negeri yang dipelihara oleh Yehuwa, Allahmu”, kata Musa kepada bangsa Israel. Dengan kata lain, mereka akan makmur karena Yehuwa akan memelihara mereka. Asalkan bangsa Israel tetap setia kepada Yehuwa, mereka akan diberkati dengan limpah dan menikmati jalan hidup yang jelas-jelas mengungguli semua bangsa di sekeliling mereka. Ya, berkat Yehuwa itulah yang ”membuat kaya”!—Bilangan 16:13; Ulangan 4:5-8; 11:8-15.
Wulangan Penting
w04-IN 15/9 25 ¶3
Pokok-Pokok Penting Buku Ulangan
4:15-20, 23, 24—Apakah larangan membuat patung pahatan berarti tidak boleh membuat gambar dan ukiran berbagai objek untuk hiasan? Bukan. Yang dilarang adalah membuat patung-patung untuk ibadat—’membungkuk kepada berhala-berhala dan melayani mereka’. Alkitab tidak melarang memahat patung atau melukis berbagai objek sebagai hiasan.—1 Raja 7:18, 25.
14-20 JUNI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 5-6
”Ndhidhik Anak-Anak Bèn Sayang Yéhuwah”
w05-IN 15/6 20 ¶11
Orang Tua, Sediakanlah Kebutuhan Keluarga Kalian
11 Mengenai topik ini, mungkin tidak ada ayat Alkitab yang lebih sering dikutip selain Ulangan 6:5-7. Silakan buka Alkitab Saudara dan bacalah ayat-ayatnya. Perhatikan bahwa orang tualah yang pertama-tama dikatakan harus memupuk kerohanian mereka sendiri, membina kasih kepada Yehuwa dan mencamkan perkataan-Nya. Ya, Saudara perlu menjadi pelajar Firman Allah yang serius, secara teratur membaca Alkitab dan merenungkannya supaya Saudara benar-benar memahami dan mengasihi jalan, prinsip, serta hukum Yehuwa. Hasilnya, hati Saudara akan dipenuhi dengan kebenaran-kebenaran Alkitab yang memesonakan yang akan membuat Saudara merasakan sukacita, takjub, dan kasih kepada Yehuwa. Saudara akan memiliki berlimpah hal baik untuk ditanamkan dalam diri anak Saudara.—Lukas 6:45.
w07-IN 15/5 15-16
Bagaimana Saya Dapat Membantu Anak Saya agar Ia Benar-Benar Terdidik?
Cita-cita, prinsip moral, nilai-nilai moral, dan minat Saudara akan nyata, tidak hanya dari apa yang Saudara katakan, tetapi juga dari apa yang Saudara lakukan. (Roma 2:21, 22) Sejak bayi, anak-anak belajar dengan memperhatikan orang tua mereka secara cermat. Anak-anak mengamati apa yang penting bagi orang tua mereka, dan itulah yang sering menjadi hal yang penting bagi anak-anak. Jika Saudara benar-benar mengasihi Yehuwa, anak Saudara akan melihat hal itu. Misalnya, mereka memperhatikan bahwa pembacaan dan pelajaran Alkitab penting bagi Saudara. Mereka akan menyadari bahwa Saudara menomorsatukan kepentingan Kerajaan dalam kehidupan. (Matius 6:33) Keteraturan Saudara dalam menghadiri pertemuan Kristen dan partisipasi Saudara dalam pekerjaan pemberitaan-Kerajaan akan memperlihatkan kepada mereka bahwa yang paling penting bagi Saudara adalah dinas suci kepada Yehuwa.—Matius 28:19, 20; Ibrani 10:24, 25.
w05-IN 15/6 21 ¶14
Orang Tua, Sediakanlah Kebutuhan Keluarga Kalian
14 Sebagaimana diperlihatkan Ulangan 6:7, ada banyak kesempatan bagi Saudara sebagai orang tua untuk membahas hal-hal rohani bersama anak Saudara. Entah sewaktu bepergian bersama, sewaktu melakukan tugas rumah tangga bersama, atau sewaktu bersantai bersama, Saudara dapat menemukan kesempatan untuk menyediakan kebutuhan rohani anak Saudara. Tentu saja, Saudara tidak perlu terus-menerus ”mengkhotbahi” anak Saudara mengenai kebenaran Alkitab. Sebaliknya, cobalah menjaga percakapan keluarga tetap membangun, di seputar hal-hal rohani. Misalnya, majalah Sedarlah! memuat banyak artikel tentang beraneka ragam topik. Artikel demikian dapat membuka jalan untuk bercakap-cakap tentang binatang ciptaan Yehuwa, tempat indah di seputar dunia, dan keanekaragaman yang menakjubkan dalam kebudayaan dan cara hidup manusia. Percakapan semacam ini dapat menggerakkan anak-anak untuk lebih banyak membaca publikasi yang disediakan oleh golongan budak yang setia dan bijaksana.—Matius 24:45-47.
Wulangan Penting
Katresnan lan Keadilan ing Jamané Bangsa Israèl
11 Sing isa disinaoni: Yéhuwah isa ndelok njero atiné manungsa. (1 Sa. 16:7) Yéhuwah isa ngerti apa waé sing awaké dhéwé pikirké, rasakké, lan tindakké. Yéhuwah nggatèkké sipat-sipat apiké awaké dhéwé lan péngin awaké dhéwé terus nindakké sing apik. Terus, Yéhuwah ya péngin awaké dhéwé nyingkirké pikiran sing salah, bèn ora nganti nindakké dosa.—2 Bb. 16:9; Mat. 5:27-30.
21-27 JUNI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 7-8
”Aja Nikah karo Wong saka Bangsa-Bangsa Kuwi”
w12-IN 1/7 29 ¶2
Mengapa Allah Mengharuskan Para Penyembah-Nya Menikah Hanya dengan Yang Seiman?
Yehuwa tahu bahwa Setan ingin merusak umat-Nya secara keseluruhan dengan memalingkan mereka agar menyembah allah-allah palsu. Maka, Allah selanjutnya memperingatkan bahwa orang-orang kafir itu ”akan membuat putramu tidak lagi mengikuti aku dan melayani allah-allah lain”. Ada banyak yang dipertaruhkan. Jika bangsa Israel menyembah allah-allah palsu, mereka akan kehilangan perkenan dan perlindungan Allah sehingga menjadi mangsa empuk bagi musuh-musuh mereka. Bangsa tersebut pun tidak akan bisa menghasilkan Mesias yang dijanjikan. Jelaslah, Setan memiliki alasan untuk memikat orang Israel agar menikahi orang yang tidak menyembah Yehuwa.
w15-IN 15/3 30-31
Menikah Hanya ”Dalam Tuan” Masih Masuk Akal?
Namun, mengapa Yehuwa memberikan petunjuk untuk menikah hanya dalam Tuan? Karena Ia tahu yang terbaik bagi umat-Nya. Ia tidak mau umat-Nya merasakan kepedihan akibat tindakan yang salah. Selain itu, Ia ingin agar mereka bahagia. Pada zaman Nehemia, banyak orang Yahudi menikahi wanita-wanita yang tidak menyembah Yehuwa. Maka, Nehemia menyebutkan contoh buruk dari Salomo. Meskipun Salomo ”dikasihi oleh Allahnya, . . . dia dibuat melakukan dosa oleh karena istri-istri asing itu”. (Neh. 13:23-26) Jadi, demi kebaikan umat-Nya, Allah memerintahkan kita untuk menikah hanya dengan rekan seiman. (Mz. 19:7-10; Yes. 48:17, 18) Orang Kristen sejati sangat bersyukur atas kepedulian Yehuwa yang pengasih dan percaya bahwa arahan-Nya adalah yang terbaik. Dengan menaati perintah itu, mereka mengakui Yehuwa sebagai Penguasa alam semesta.—Ams. 1:5.
w15-IN 15/8 26 ¶12
Hati-hatilah Memilih Pergaulan pada Hari-Hari Terakhir
12 Orang Kristen yang ingin menikah khususnya perlu berhati-hati memilih pergaulan. Firman Allah memperingatkan, ”Jangan memikul kuk secara tidak seimbang bersama orang-orang yang tidak percaya. Karena apakah ada persekutuan antara keadilbenaran dengan pelanggaran hukum? Atau apakah ada persamaan antara terang dengan kegelapan?” (2 Kor. 6:14) Menurut Alkitab, umat Allah boleh menikah ”asalkan dalam Tuan”, yaitu menikah hanya dengan seseorang yang berbakti, terbaptis, dan mengikuti standar Yehuwa. (1 Kor. 7:39) Jika Saudara menikah dengan orang yang mengasihi Yehuwa, Saudara akan punya pasangan yang akan membantu Saudara tetap setia kepada Allah.
Wulangan Penting
w04-IN 1/2 13 ¶4
Yehuwa Menyediakan Kebutuhan Kita Sehari-Hari
4 Doa kita untuk makanan sehari-hari hendaknya juga mengingatkan kita tentang kebutuhan kita akan makanan rohani setiap hari. Meski sangat lapar setelah berpuasa panjang, Yesus melawan godaan Setan untuk mengubah batu-batu menjadi roti, dengan mengatakan ”Ada tertulis, ’Manusia harus hidup, bukan dari roti saja, tetapi dari setiap ucapan yang keluar melalui mulut Yehuwa.’” (Matius 4:4) Yesus di sini mengutip kata-kata nabi Musa, yang memberi tahu orang Israel, ”[Yehuwa] merendahkan hatimu dan membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal bapak-bapakmu; untuk membuat engkau mengerti bahwa bukan dengan roti saja manusia hidup, melainkan dengan setiap pernyataan dari mulut Yehuwa manusia hidup.” (Ulangan 8:3) Cara Yehuwa menyediakan manna tidak hanya memberi orang Israel makanan jasmani tetapi juga pelajaran rohani. Salah satunya ialah orang Israel disuruh ”memungut sebanyak yang ia butuhkan untuk sehari”. Jika mereka mengumpulkan berlebihan untuk hari itu, manna yang tersisa mulai berbau dan berulat. (Keluaran 16:4, 20) Namun, hal ini tidak terjadi pada hari keenam sewaktu mereka harus mengumpulkan dua kali lipat dari jumlah harian guna memenuhi kebutuhan mereka selama hari Sabat. (Keluaran 16:5, 23, 24) Jadi, manna mengesankan dalam pikiran mereka bahwa mereka harus taat dan bahwa kehidupan mereka bergantung bukan hanya pada makanan melainkan pada ”setiap pernyataan dari mulut Yehuwa”.
28 JUNI–4 JULI
SINAU SAKA ALKITAB | PANGANDHARING TORÈT 9-10
”Yéhuwah Njaluk Apa saka Kowé?”
w09-IN 1/10 10 ¶3-4
Apa yang Yehuwa Minta dari Kita?
Apa yang bisa memotivasi kita untuk menaati Allah dengan rela? Musa menyebutkan salah satu faktornya, ”Takut akan Yehuwa, Allahmu.” (Ayat 12) Ini bukanlah perasaan ngeri akan konsekuensi yang buruk melainkan perasaan hormat yang sehat terhadap Allah dan jalan-jalan-Nya. Jika kita benar-benar merasa takjub dan hormat kepada Allah, kita tidak ingin menyakiti hati-Nya.
Namun, apa seharusnya motif utama kita untuk menaati Allah? Musa menyatakan, ”Mengasihi dia [Yehuwa] dan . . . melayani Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.” (Ayat 12) Kasih akan Allah bukan sekadar perasaan. Sebuah referensi menjelaskan, ”Kata kerja Ibrani untuk perasaan kadang-kadang juga memaksudkan tindakan yang dihasilkan oleh perasaan itu.” Referensi yang sama menyebutkan bahwa mengasihi Allah berarti ”bertindak dengan penuh kasih” terhadap Dia. Dengan kata lain, jika kita benar-benar mengasihi Allah, kita akan bertindak dengan cara-cara yang kita tahu akan menyenangkan Dia.—Amsal 27:11.
w09-IN 1/10 10 ¶6
Apa yang Yehuwa Minta dari Kita?
Ketaatan kita yang rela akan menghasilkan berkat. Musa menulis, ”Menjalankan perintah . . . yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, demi kebaikanmu.” (Ayat 13) Ya, setiap perintah Yehuwa—semua yang Ia minta dari kita—adalah demi kebaikan kita. Pasti demikian, bukan? ”Allah adalah kasih,” kata Alkitab. (1 Yohanes 4:8) Oleh karena itu, Ia memberikan hanya perintah-perintah yang menghasilkan kebahagiaan yang langgeng bagi kita. (Yesaya 48:17) Dengan melakukan semua yang Yehuwa minta, kita akan terhindar dari banyak frustrasi sekarang juga dan dituntun kepada berkat-berkat kekal di masa depan di bawah pemerintahan Kerajaan-Nya.
cl-IN 16 ¶2
Apakah Saudara Benar-Benar Dapat ’Mendekat kepada Allah’?
2 Pada zaman dahulu, Abraham adalah seorang pria yang menikmati keakraban semacam itu. Yehuwa menyebut patriark tersebut sebagai ”sahabatku”. (Yesaya 41:8) Ya, Yehuwa menganggap Abraham sebagai sahabat dekat-Nya. Abraham dikaruniai hubungan yang erat tersebut karena ia ”menaruh iman kepada Yehuwa”. (Yakobus 2:23) Demikian pula dewasa ini, Yehuwa mencari kesempatan untuk ’menambatkan hati-Nya’ kepada orang-orang yang melayani Dia karena kasih. (Ulangan 10:15) Firman-Nya mendesak, ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8) Kata-kata ini mengandung sebuah undangan sekaligus sebuah janji.
Wulangan Penting
it-1-IN 131
Anakim
Suatu ras yang terdiri dari orang-orang yang bertubuh sangat besar, mendiami wilayah pegunungan Kanaan dan juga beberapa daerah pesisir, khususnya di bagian selatan. Pada suatu waktu, tiga pria terkemuka Anakim, yaitu Ahiman, Syesyai, dan Talmai, tinggal di Hebron. (Bil 13:22) Di sinilah ke-12 mata-mata Ibrani pertama kali melihat orang Anakim, dan 10 di antara mata-mata itu belakangan memberikan laporan yang menakutkan tentang pengalaman tersebut. Mereka menyatakan bahwa pria-pria itu adalah keturunan kaum Nefilim pra-Air Bah dan jika dibandingkan dengan mereka, orang-orang Ibrani seperti ”belalang-lompat”. (Bil 13:28-33; Ul 1:28) Karena perawakan mereka yang besar, orang Anakim dijadikan sebagai tolok ukur bahkan pada waktu menggambarkan pria-pria Emim dan Refaim yang seperti raksasa. Tampaknya, besarnya kekuatan mereka menyebabkan munculnya kata-kata peribahasa, ”Siapa yang dapat bertahan menghadapi putra-putra Anak?”—Ul 2:10, 11, 20, 21; 9:1-3.