PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g96 22/11 hlm. 3-4
  • Kontak dengan Alam Roh

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kontak dengan Alam Roh
  • Sedarlah!—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pintu ke Dunia Roh
  • Siapa yang Menghuni Alam Roh?
    Sedarlah!—1996
  • Tenung
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Seorang Kepala Suku Memikirkan Masa Depannya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Pertanyaan tentang Penghuni Alam Roh
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2016
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1996
g96 22/11 hlm. 3-4

Kontak dengan Alam Roh

DI PUSAT sebuah kota yang khas di Afrika Barat berdiri sebuah bangunan berlantai satu yang menarik, dicat putih dan hijau. Di ruang resepsionis, dua sekretaris sedang mengetik. Beberapa orang duduk di kursi, menunggu giliran untuk berkonsultasi dengan babaláwo, sang penenung.

Di belakang sebuah meja di kantor tidak jauh dari situ, di sebelah sebuah mesin faksimile, duduk sang babaláwo. Ia bertubuh gempal, dan rambutnya memutih, mengenakan jubah putih panjang​—mahal dan dibordir. ”Ayah saya seorang penenung,” katanya. ”Saya dilahirkan ke dalam tradisi tersebut. Saya bertumbuh di dalamnya. Pada saat saya berusia lima tahun, sewaktu ayah saya pergi menenung, saya pergi bersamanya. Saya memperhatikan bagaimana ia melakukannya, dan saya menirunya hingga hal itu menjadi bagian dan menyatu dalam diri saya.”

Sang babaláwo menunjuk ke sebuah papan kayu penunjuk yang besar yang menguraikan sistem tenung yang rumit yang telah digunakan oleh sukunya secara turun-temurun. Sistem menggunakan metode melemparkan 16 biji palem ini telah memasyarakat di seluruh Afrika Barat dan sekitarnya. ”Orang-orang datang kepada saya dengan segala jenis masalah,” katanya. ”Masalah dengan wanita, kemandulan, tidak punya pekerjaan, ketidakwarasan, kesehatan, dan seterusnya. Bergantung kepada hasil tenungannya, permohonan pun dibuat kepada para leluhur atau kepada benda-benda angkasa [dewa-dewi]. Pada kasus mana pun, harus ada korban yang dipersembahkan.”

Praktek-praktek agama tradisional, termasuk tenung, sangat kuat di daerah tersebut, demikian pula gereja-gereja Susunan Kristen. Tidak jauh dari kantor babaláwo terdapat bangunan-bangunan putih dengan tanda di depannya: Gereja Raja Salomo II, Kerub dan Serafim, Gereja Surgawi Kristus, Gereja Rasul Kristus, Gereja Sangkakala Kristus. Gereja-gereja ini hidup berdampingan dengan dan kadang-kadang menggunakan praktek-praktek agama tradisional. Kata sang babaláwo, ”Belum lama ini saya berbicara dengan uskup. Ia datang ke sini. Setelah berdiskusi selama 30 menit, ia ingin kami merancang semacam dialog di mana orang-orang Kristen dan orang-orang tradisional dapat berkumpul bersama untuk bertukar pikiran dan menjernihkan kesalahpahaman.”

Pintu ke Dunia Roh

Kesalahpahaman demikian sering kali menyangkut identitas mereka yang tinggal di alam roh. Di seluruh Afrika sebelah selatan dari Sahara, terdapat kepercayaan yang meluas bahwa ada dua kelompok makhluk yang tinggal di dunia roh. Kelompok pertama terdiri dari dewa-dewi, yang tidak pernah menjadi manusia. Kelompok kedua terdiri dari para leluhur, atau roh orang mati, yang bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan dan kemakmuran keluarga mereka di bumi. Baik dewa-dewi maupun leluhur dipercayai memiliki kekuatan untuk menolong maupun mencelakakan mereka yang di atas bumi. Oleh karena itu, respek yang patut dan penghormatan harus dipertunjukkan kepada kedua kelompok ini.

Kepercayaan yang sama terdapat di banyak bagian dunia. Dengan menggunakan berbagai macam cara, orang-orang di mana-mana menghampiri kekuatan supernatural, mencari pengetahuan akan masa depan dan bantuan serta bimbingan dalam problem kehidupan sehari-hari. Apakah benar-benar mungkin untuk memperoleh bantuan dari alam roh? Yesus Kristus, yang pernah hidup di sana, menunjukkan bahwa memang mungkin. Ia berkata, ”Teruslah minta, dan itu akan diberikan kepadamu; teruslah cari, dan kamu akan menemukan; teruslah ketuk, dan itu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7:7) Tetapi untuk memperoleh bantuan itu, kita harus meminta kepada pribadi yang tepat, mencari dengan cara yang tepat, dan mengetuk pada pintu yang tepat. Jika kita mengetuk pada pintu yang salah, mungkin pribadi yang membukanya adalah yang akan mencelakakan kita, bukannya membantu kita.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui siapa yang tinggal di alam roh dan siapa yang tidak. Kita juga perlu mengetahui perbedaan antara mereka yang akan membantu kita dan mereka yang akan mencelakakan kita. Akhirnya, kita perlu mengetahui apa yang harus kita lakukan untuk mendapat bantuan dari pribadi yang siap memberikannya. Artikel berikut akan mengulas hal-hal ini.

[Keterangan Gambar di hlm. 3]

Foto pada halaman 3-4: The Star, Johannesburg, Afrika Selatan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan