”Kasihmu yang Semula”
[Bahan berikut diambil dari Watchtower 1 Nopember 1983, dan akan digunakan untuk pembahasan di Perhimpunan Dinas.]
”Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah.”—WAHYU 2:4, 5.
1, 2. (a) Nasihat apa yang Yesus berikan kepada sidang Efesus? (b) Kata-kata ini dapat mengakibatkan apa?
APAKAH saudara seorang saksi Yehuwa yang telah bertahun-tahun melayani dengan setia? Jika demikian, bagaimana perasaan saudara jika seseorang yang saudara sangat hormati berbicara kepada saudara menggunakan kata-kata tersebut di atas? Apakah saudara akan tersinggung? Atau apakah saudara akan berpikir bahwa ia telah membuat kekeliruan dan bahwa semestinya bukan kepada saudara ia berbicara demikian?
2 Nah, kira-kira 1,900 tahun yang lalu, kata-kata tersebut tidak lain merupakan pesan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan, kepada sidang atau eklesia, di Efesus di Asia Kecil. Kata-katanya tentu mengejutkan bagi mereka. Orang-orang Kristen di Efesus itu telah bertekun dalam nama Yesus dan telah menolak pengaruh kemurtadan selama lebih dari 40 tahun. (Kisah 18:18, 19; Efesus 1:1, 2) ”Aku tahu segala pekerjaanmu,” kata Yesus, ”baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.” (Wahyu 2:2) Memang mereka masih ”dalam kebenaran”. Maka apa yang menjadi persoalan?
3. Apa yang menjadi persoalan di kalangan orang-orang Kristen di Efesus?
3 Mereka telah kehilangan ’kasih mereka yang semula’. Mereka tidak lagi melayani dengan semangat kasih Kristen yang sama seperti semula kepada Yehuwa. Sebagai akibatnya, mereka menjadi lamban. Maka, Yesus memperingatkan mereka, katanya, ”Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”—Wahyu 2:5.
4. Peringatan apa yang dapat kita tarik dari pengalaman orang-orang di Efesus?
4 Di sini ada peringatan bagi hamba-hamba Yehuwa sekarang. Jelas ada kemungkinan bahwa bahkan orang-orang Kristen yang telah lama aktif bisa menjadi tawar hati. Mungkin di luar nampaknya mereka masih kuat, tetapi di dalam mungkin mereka telah kehilangan kasih yang dalam yang semula kepada Yehuwa. Dalam sebuah suratnya kepada sidang Korintus, Paulus memperingatkan, ”Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Korintus 10:12) Untuk membantu kita dalam hal ini marilah kita lihat bagaimana orang-orang Efesus memperoleh kasih mereka dan bagaimana mereka dibantu untuk mempertahankannya.
Kekristenan di Efesus
5, 6. Bagaimana dan kapan kabar baik disiarkan di Efesus?
5 Pada abad pertama Masehi, kota Efesus menjadi kota besar yang kaya, sibuk dan pusat pemujaan dewi Artemis (atau, Diana) yang berkembang subur. Pengajaran tentang Yesus sebagai Mesias dari Yehuwa pertama kali didengar di sana selambat-lambatnya tahun 52 M. ketika Paulus tiba dari Korintus bersama suami istri Akwila dan Priskila. Paulus sendiri tidak dapat menetap, tetapi Akwila dan Priskila tinggal di sana. Ketika pembicara yang menonjol, Apolos, mulai mengajar di sana ”dengan teliti” tentang Yesus, suami istri Kristen ini membantu untuk menjernihkan kekeliruan-kekeliruannya tentang pengertian baptisan. Apolos terus menjadi seorang pekerja yang sangat rajin dalam sidang abad pertama.—Kisah 18:24-28.
6 Beberapa bulan kemudian, Paulus kembali ke Efesus dan menemukan kelompok yang terdiri dari kira-kira 12 murid yang telah dibaptis dengan baptisan Yohanes. Menanggapi kata-kata Paulus, mereka dibaptis lagi. Kemudian, tiga bulan lamanya ia mengabar di rumah ibadat. Tetapi ketika kebanyakan orang Yahudi tidak mau mendengar, Paulus dan murid-muridnya yang baru, pindah ke ruang kuliah Tiranus di mana ia mulai mengajar setiap hari.—Kisah 19:8-10.
7, 8. Kejadian apa yang khususnya menandai awal perkembangan sidang di Efesus?
7 Kemudian mulailah masa yang sangat menggembirakan di Efesus. Yehuwa melalui Paulus melakukan pekerjaan penyembuhan yang hebat. Orang-orang yang hanya menyentuh kainnya menjadi sembuh, dan berita mengenai pengabarannya tersiar di seluruh daerah itu. (Kisah 19:11-17) Dalam sebuah suratnya yang ia tulis ketika itu, Paulus memberitahukan sidang di Korintus, di seberang Laut Aegea, ”Aku akan tinggal di Efesus sampai hari raya Pentakosta, sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.”—1 Korintus 16:8, 9.
8 Paulus tinggal di Efesus lebih dari dua tahun. Banyak yang belajar tentang kasih luar biasa yang Yehuwa telah perlihatkan dengan mengutus PutraNya yang tunggal supaya orang yang percaya dapat memperoleh hidup kekal. Mereka menerima kebenaran, dan kasih yang mereka perlihatkan kepada Yehuwa dan PutraNya menjadi kuat. Orang-orang yang dulunya mempraktekkan sihir ”mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak. Dengan jalan ini makin tersiarlah firman [Yehuwa] dan makin berkuasa”. (Kisah 19:19, 20) Bayangkan betapa hebatnya kesaksian tersebut!
9. Bagaimana kekuatan dari kasih sidang baru itu diuji?
9 Seberapa kuat kasih orang-orang di Efesus, segera diuji. Di Efesus, banyak pengrajin perak mempunyai usaha yang maju sekali dengan membuat kuil-kuil perak bagi Artemis. Karena menganggap sidang Kristen yang muda tersebut sebagai suatu ancaman bagi pencaharian mereka, Demetrius, salah seorang dari mereka, menghasut rekan-rekannya pengrajin perak dan menimbulkan kerusuhan. Kehidupan orang-orang Kristen itu terancam sampai panitera kota menenangkan gerombolan orang banyak. (Kisah 19:23-41) Mungkin ada ujian-ujian serupa yang tidak dicatat dalam Alkitab, sebab Paulus menyinggung tentang ’perjuangannya melawan binatang buas di Efesus’. (1 Korintus 15:32) Namun, kasih orang Efesus yang sungguh-sungguh kepada Yehuwa membantu mereka untuk bertahan.
10. Bagaimana Paulus kemudian mencoba menganjurkan para penatua di Efesus?
10 Akhirnya, Paulus meninggalkan Efesus. Tetapi pada tahun 56 M., dalam perjalanan ke Yerusalem, ia sampai di Miletus, sekitar 48 km dari Efesus. Maka ia mengadakan suatu rapat bagi para penatua Efesus dan mendesak mereka untuk mengikuti teladannya dan menggembalakan kawanan Allah yang ada di bawah pemeliharaan mereka. Ia terutama memperingatkan mereka terhadap ”serigala-serigala yang ganas” yang akan muncul di antara mereka dan akan menyesatkan murid-murid itu. Ia juga mengungkapkan bahwa ia tidak akan pernah melihat mereka lagi. Maka ”menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia”.—Kisah 20:17-38.
11. Apa yang didengar Paulus mengenai orang-orang Kristen di Efesus ini sewaktu ia berada di Roma?
11 Ketika Paulus tiba di Yerusalem ia ditangkap dan akhirnya dikirim ke Roma sebagai tahanan. Di sana, ia kembali memikirkan saudara-saudaranya di Efesus, dan menulis surat yang ada di Alkitab di bawah judul ”Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus”. Kasih orang Kristen di Efesus terhadap Yehuwa dan PutraNya masih kuat sampai saat itu, sebab Paulus berkata kepada mereka, ”Setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu.”—Efesus 1:15-17.
12. Nasihat apa ditulis oleh Paulus dari Roma yang akan membantu orang-orang Kristen di Efesus untuk mempertahankan ’kasih mereka yang semula’?
12 Dalam suratnya, Paulus memberikan nasihat yang baik untuk membantu mereka mempertahankan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka bahwa mereka hidup di jaman yang jahat, jadi haru ’membeli waktu yang ada’, tidak membiarkan perkara-perkara lain membuat mereka lupa melakukan kehendak Allah. (Efesus 5:15-17) Paulus juga mengingatkan orang-orang di Efesus bahwa musuh-musuh mereka yang sebenarnya bukan manusia yang berusaha menentang mereka. Sebaliknya, ia berkata, ”Perjuangan kita . . . melawan roh-roh jahat di udara.” Maka, ia sangat menganjurkan mereka untuk mengenakan perlengkapan senjata rohani dan tetap mempertahankan hubungan yang erat dengan Allah melalui doa.—Efesus 6:11-18.
13. Bagaimana Timotius dapat membantu orang-orang Kristen di Efesus?
13 Paulus menulis suratnya kepada orang-orang Kristen di Efesus kira-kira tahun 60 atau 61 Masehi. (Efesus 1:1) Tidak lama sesudah itu Timotius mengunjungi Efesus dan, ketika berada di sana, ia menerima sepucuk surat dari Paulus yang kita sebut surat Paulus yang Pertama kepada Timotius. Dalam surat itu Paulus menganjurkan anak muda ini tinggal di Efesus untuk ”menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka.” (1 Timotius 1:3, 4) Tidak diragukan kehadiran Timotius di kota itu membantu banyak orang Kristen di Efesus untuk mempertahankan kasih mereka yang bergairah kepada Yehuwa tidak soal adanya pengaruh buruk di sekeliling mereka.
14. (a) Bagaimana Yehuwa menguatkan orang-orang Kristen di Efesus? (b) Meskipun demikian, apa yang terjadi dengan mereka?
14 Kira-kira tahun 65 M., Paulus menulis surat yang kedua kepada Timotius. Dalam surat itu, ia menyebutkan bahwa ia telah mengirim utusan lain, Tikhikus ke Efesus. (2 Timotius 4:12) Itu yang terakhir kali kita baca mengenai Efesus sampai Yesus mengirimkan pesannya yang dicatat dalam buku Wahyu. Orang-orang Kristen di Efesus adalah hasil pengabaran Paulus. Mereka telah mengambil manfaat dari kunjungan yang belakangan dari orang-orang Kristen yang terkemuka seperti Timotius. Mereka telah menerima nasihat melalui sepucuk surat terilham oleh roh kudus dan merupakan bagian dari ”satu tubuh”. (Efesus 4:4) Walaupun begitu mereka kehilangan ’kasih mereka yang semula’.
Nasihat yang Tegas Dibutuhkan
15, 16. (a) Mengapa ada beberapa orang berpendapat bahwa orang-orang Kristen di Efesus dapat diharapkan akan kehilangan kasih mereka semula yang sungguh-sungguh? (b) Apakah Yesus sependapat dengan itu?
15 Mungkin ada yang menganggap sebagai sesuatu yang masuk akal apabila kasih yang sungguh-sungguh dari orang-orang Kristen di Efesus menjadi dingin. Bagaimanapun juga, sidang di Efesus sudah berdiri selama 40 tahun lebih ketika Yesus mengirim pesannya melalui Yohanes. Tentunya, kebanyakan dari mereka sendiri, tidak mengingat contoh yang bagus dari Akwila dan Priskila atau pengabaran yang menggairahkan dari Apolos. Rasul Paulus sudah 30 tahun mati. Yerusalem sudah seperempat abad dihancurkan. Maka mungkin diharapkan bahwa orang-orang Kristen di Efesus akan mengendur, akan kehilangan perasaan mendesak dan kegairahan mereka.
16 Akan tetapi, Yesus tidak dapat memaafkan kecenderungan sedemikian. Orang-orang lain yang telah lama menjadi Kristen seperti orang-orang di Efesus atau lebih lama lagi, tidak kehilangan ’kasih mereka yang semula’. Rasul Yohanes yang menulis pesan Yesus kepada orang-orang di Efesus, telah menjadi pengikut Kristus selama lebih dari 20 tahun ketika Paulus membawa kabar baik ke Efesus. Selain itu, orang-orang dari sidang Filadelfia memberi bukti yang kuat bahwa mereka belum kehilangan ’kasih mereka yang semula’.—Wahyu 3:7-11.
17. Nasihat apa yang Yesus berikan kepada orang-orang Kristen di Efesus?
17 Maka, Yesus tidak menuntut yang tidak-tidak ketika ia secara tegas memberitahu orang-orang di Efesus bahwa jika mereka tidak bertobat dan tidak mengobarkan kembali kasih mereka, kemungkinan sekali mereka akan jatuh. Ia berkata, ”Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (Wahyu 2:5) Ini bukannya suatu ancaman tetapi suatu peringatan yang pengasih kepada orang-orang Kristen itu, yang mendesak mereka untuk berlaku bijaksana sehingga tidak kehilangan hak-hak istimewa mereka.
Mengapa Kehilangan ’Kasih yang Semula’
18, 19. (a) Gairah yang bagaimana dimiliki umat Israel ketika dibebaskan dari Mesir? (b) Mengapa mereka kehilangan gairah itu?
18 Mengapa orang-orang kehilangan kasih mereka yang semula kepada Yehuwa dan gairah untuk melakukan kehendakNya? Alkitab tidak memberitahu kita apa yang terjadi dengan orang-orang di Efesus. Tetapi ada beberapa contoh dalam Alkitab mengenai kejadian yang sama. Ingat umat Israel yang dibawa keluar dari Mesir oleh Musa. Setelah menyaksikan pekerjaan Yehuwa yang mahakuasa mencapai puncaknya pada kematian Firaun dan armadanya di Laut Merah, umat Allah yang telah dibebaskan menjadi bersemangat. ”Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya [Yehuwa]?” mereka menyanyi dengan sangat bersukacita. (Keluaran 15:11; Mazmur 136:1, 15) Belakangan, ketika Yehuwa membuat suatu perjanjian dengan mereka, dengan suara bulat mereka menyatakan, ”Segala firman [Yehuwa] akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.”—Keluaran 24:7.
19 Namun suasana hati umat Israel cepat berubah. Sementara saja kekurangan air, kekurangan variasi makanan, ketakutan akan bangsa Kanaan dan persoalan-persoalan lainnya, membuat mereka melupakan tindakan Yehuwa yang besar dan janji yang Ia buat dengan mereka. Ya, dari jarak yang cukup jauh, bahkan Mesir, tempat perbudakan mereka, mulai terasa menarik! Mereka lupa akan perlakuan buruk dari bangsa Mesir dan hanya memikirkan ’ikan, mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih’ yang pernah mereka makan di sana.—Bilangan 11:5.
20, 21. (a) Berita apa yang menggembirakan didengar oleh orang-orang Yahudi pada jaman Kores, dan apa pengaruhnya? (b) Apa yang membuat semangat mereka layu?
20 Ingat, juga, orang Yahudi yang kembali dari tawanan Babel pada tahun 537 S.M. Bayangkan kegembiraan mereka ketika mendengar pernyataan Kores, ”[Yehuwa] . . . menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagiNya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umatNya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah [Yehuwa], Allah Israel.” (Ezra 1:2, 3) Puluhan ribu menyambut, dan ada sukacita yang besar ketika fondasi bait suci yang baru akhirnya diletakkan.—Ezra 2:64; 3:10-13.
21 Namun, semangat itu cepat layu. Musuh-musuh tetangga keberatan dan menyogok seorang penasihat untuk menghentikan pekerjaan pembangunan bait. (Ezra, pasal 4) Orang-orang Yahudi mulai membangun rumah-rumah yang indah untuk mereka sendiri. (Hagai 1:4) Memang, mereka masih menganggap diri sebagai penganut agama Yahudi. Mereka belum meninggalkan iman. Tetapi mereka telah kehilangan kasih mereka semula yang sungguh-sungguh kepada Yehuwa dan minat mereka terhadap ibadat yang benar. Tentunya, mereka menyangka bahwa mereka seimbang atau berlaku pantas dalam apa yang mereka sedang lakukan. Tetapi Yehuwa tidak setuju. Ia mengirim nabi Hagai dan Zakharia untuk membangkitkan semangat mereka dan menganjurkan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan membangun rumah Yehuwa.—Ezra 5:1, 2.
22, 23. (a) Apakah yang mungkin menyebabkan orang-orang Kristen sekarang kehilangan kasih mereka yang semula? (b) Pertanyaan apa yang masih perlu kita pertimbangkan?
22 Sesuatu yang sama dapat terjadi pada orang-orang Kristen di jaman kita. Persoalan hidup sehari-hari dalam dunia orang-orang bukan Kristen dapat memudarkan sukacita mereka. Seraya waktu berlalu, kebenaran mungkin tidak lagi menyegarkan serta menyenangkan. Bahkan dapat terjadi bahwa, seraya waktu mengikis ingatan mereka tentang bagaimana rasanya hidup dalam dunia itu, seorang Kristen mungkin merindukan apa yang disebut kebebasan, tidak adanya tanggung jawab, seperti pada orang-orang duniawi. (Efesus 2:11, 12) Atau orang-orang Kristen mungkin mulai jemu karena sikap orang-orang di sekitar mereka. Mereka mungkin mengembangkan gagasan bahwa lebih baik agak santai dalam pelayanan kepada Yehuwa, dan tidak usah terlalu bersemangat.—Yeremia 17:9.
23 Hal seperti ini mungkin telah terjadi pada orang-orang Kristen di Efesus, tetapi Yesus jelas merasa bahwa mereka dapat dipulihkan. Sebenarnya, melalui rasul Paulus mereka telah menerima begitu banyak nasihat, yang jika dijalankan, akan membantu untuk mengembalikan ’kasih mereka yang semula’. Apa nasihat yang berharga ini? Dan apakah itu akan membantu kita untuk mempertahankan ’kasih kita yang semula’ sekarang? Kita akan membahasnya dalam brosur berikut.
Dapatkah Saudara Ingat—
□ Persoalan apa terdapat dalam sidang Efesus?
□ Bantuan apa yang Yehuwa berikan kepada mereka?
□ Mengapa umat Israel pada jaman Musa kehilangan gairah mereka?
□ Apa yang menyebabkan umat Israel jaman Ezra kehilangan semangat mereka?
□ Apa yang dapat membuat kita kehilangan ’kasih kita yang semula’?