PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g98 22/8 hlm. 3
  • Terombang-ambing di Lautan Iklan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Terombang-ambing di Lautan Iklan
  • Sedarlah!—1998
  • Bahan Terkait
  • Iklan—Pembujuk yang Sangat Kuat
    Sedarlah!—1988 (No. 25)
  • Seni Meyakinkan
    Sedarlah!—1998
  • Kekuasaan Iklan
    Sedarlah!—1998
  • Iklan—Seberapa Perlu?
    Sedarlah!—1988 (No. 25)
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1998
g98 22/8 hlm. 3

Terombang-ambing di Lautan Iklan

”PAPA, apa sih yang diiklankan oleh bulan?” Pertanyaan unik ini, yang diajukan oleh seorang anak, merupakan bagian dari sebuah puisi gubahan Carl Sandburg sekitar 50 tahun yang lalu. Di masa depan, pernyataan demikian mungkin tidak kedengaran terlalu aneh. Menurut majalah New Scientist, dua eksekutif periklanan di London sedang menggodok rencana untuk memanfaatkan pantulan cahaya matahari guna memproyeksikan iklan ke permukaan bulan.

Bayangkan, bulan dijadikan papan reklame! Pikirkan, berita komersial ditayangkan kepada para pemirsa di seluruh dunia, berita yang tidak dapat dimatikan, ditutup, dibuang ke tong sampah, atau dibungkam dengan remote control. Gagasan itu mungkin tidak menarik bagi Anda, tetapi bagi pihak lain, itu adalah impian yang akan menjadi kenyataan.

Meskipun belum mencapai bulan, iklan telah melanda seluruh bumi. Sebagian besar majalah dan surat kabar Amerika menyediakan jatah 60 persen halaman mereka untuk iklan. Edisi hari Minggu The New York Times saja memuat 350 halaman iklan. Beberapa stasiun radio menyediakan 40 menit per jam untuk iklan komersial.

Belum lagi televisi. Menurut sebuah perkiraan, remaja Amerika menonton tiga jam iklan televisi setiap minggu. Pada saat mereka lulus dari SMU, mereka telah menonton 360.000 iklan TV. Televisi menyajikan iklan di bandara, ruang tunggu rumah sakit, dan sekolah.

Peristiwa-peristiwa penting olahraga kini merupakan ajang penting periklanan. Mobil balap menjadi papan reklame berkecepatan tinggi. Sebagian besar pendapatan beberapa atlet berasal dari iklan. Seorang pemain bola basket terkemuka memperoleh 3,9 juta dolar AS dari lapangan basket. Para pengiklan membayarnya sembilan kali lipat jumlah itu untuk mempromosikan produk mereka.

Tidak seorang pun yang luput. Iklan komersial terpampang di dinding, bus, dan truk. Iklan menghiasi bagian dalam taksi dan kereta api bawah tanah​—bahkan pintu WC umum. Kita mendengar iklan di supermarket, toko, lift​—dan lewat nada tunggu di telepon. Di beberapa negeri, sedemikian banyaknya iklan yang disampaikan lewat surat sehingga banyak orang yang setelah memeriksa kotak suratnya, langsung berjalan menuju kotak sampah terdekat untuk membuang surat-surat selebaran.

Menurut Insider’s Report, terbitan McCann-Erickson, sebuah lembaga periklanan seluas dunia, jumlah uang yang dibelanjakan untuk iklan di seluas dunia pada tahun 1990 diperkirakan mencapai 275,5 miliar dolar AS. Sejak itu, angkanya telah membubung hingga 411,6 miliar dolar AS pada tahun 1997 dan diperkirakan 434,4 miliar dolar AS pada tahun 1998. Jumlah yang luar bisa besar!

Apa dampak semua ini? Seorang analis menjawabnya sebagai berikut, ”Iklan merupakan salah satu daya sosialisasi yang paling kuat dalam kebudayaan. . . . Iklan bukan sekadar menjual produk. Iklan menjual citra, nilai, tujuan, konsep akan siapa kita dan seperti apa kita seharusnya . . . Iklan membentuk sikap kita dan sikap membentuk perilaku kita.”

Karena Anda tidak dapat luput dari iklan, bukankah Anda sebaiknya mencari tahu bagaimana cara kerjanya dan bagaimana Anda dipengaruhinya?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan