PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w94 15/10 hlm. 3-4
  • Rasa Takut terhadap Orang Mati Meluas

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Rasa Takut terhadap Orang Mati Meluas
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Bahan Terkait
  • Di Manakah Para Leluhur Kita?
    Jalan Menuju Kehidupan Abadi—Sudahkah Anda Menemukannya?
  • Haruskah Anda Takut terhadap Orang Mati?
    Sedarlah!—1996
  • Patutkah Saudara Takut Akan Orang2 Mati?
    Begini Sajakah Hidup Ini?
  • Haruskah Anda Takut terhadap Orang Mati?
    Sedarlah!—2009
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
w94 15/10 hlm. 3-4

Rasa Takut terhadap Orang Mati Meluas

Matahari telah lama terbenam. Saudara pulang kemalaman di luar rencana. Sewaktu saudara berjalan melintasi pekuburan, jantung saudara mulai berdetak sedikit lebih cepat. Keheningan malam yang gelap membuat saudara peka terhadap suara sehalus apa pun. Tiba-tiba saudara mendengar suara lolongan yang menakutkan di kejauhan. Saudara mempercepat langkah​—denyut jantung saudara menjadi semakin cepat pula​—seraya saudara menuju ke rumah untuk berlindung.

PERNAHKAH saudara mengalami perasaan gelisah sewaktu saudara berada di atau dekat pekuburan? Jika demikian, saudara bisa jadi telah terpengaruh oleh konsep keagamaan yang umum di seluruh dunia​—bahwa roh orang mati dapat menolong atau mencelakakan orang yang masih hidup.

Banyak tradisi takhayul telah berkembang karena kepercayaan bahwa orang mati membutuhkan bantuan dari orang yang masih hidup atau bahwa mereka dapat mencelakakan orang yang masih hidup jika tidak ditenangkan. Misalnya, di beberapa negara Amerika-Latin, banyak orang memiliki tradisi membangun rumah-rumahan kecil dengan sebuah salib bagi orang yang meninggal karena kecelakaan. Orang-orang menyalakan lilin dan menaruh bunga-bunga di situ untuk memperlihatkan simpati atau untuk membantu jiwa atau roh orang mati itu. Dalam beberapa peristiwa, laporan-laporan tentang jawaban ”mukjizat” untuk doa-doa disebarkan, sehingga orang-orang mulai sering mengunjungi tempat animita, rumah-rumahan kecil bagi jiwa atau roh orang mati. Di sana mereka membuat mandas, atau janji, bahwa jika orang mati itu mau membantu mereka mencapai atau menerima sesuatu​—mungkin penyembuhan mukjizat—​mereka akan memperlihatkan rasa terima kasih mereka dengan cara khusus. Sebaliknya, mungkin saudara pernah mendengar laporan bahwa jiwa dari seseorang muncul di kegelapan malam, membuat orang yang ada di sana ketakutan. Banyak orang mengatakan bahwa jiwa-jiwa tersebut adalah penando, yang mengganggu orang yang masih hidup karena peristiwa-peristiwa lampau.

Di banyak negeri orang-orang berupaya keras menenangkan ”roh-roh” orang mati. Menyelenggarakan pesta-pesta yang rumit, mempersembahkan korban, mengucapkan mantra​—semua ini dilakukan untuk menangkal tuntutan roh orang mati. Mereka berpikir bahwa menenangkan roh akan menghasilkan banyak imbalan dan berkat bagi orang-orang yang ditinggalkan.

”Banyak orang percaya bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi ’dengan sendirinya atau secara alami’,” kata sebuah laporan dari Afrika. ”Kejadian apa pun​—penyakit, bencana, kemandulan, kesukaran ekonomi, curah hujan atau terik matahari yang melampaui batas, kecelakaan, keretakan keluarga, kematian—​menurut anggapan disebabkan oleh roh-roh yang tidak kelihatan, yang memiliki kekuatan adikodrati.” Laporan lain mengatakan, ”Orang-orang percaya bahwa roh leluhur mereka mendiami tempat di surga dan terus memperhatikan kaum kerabatnya yang masih hidup di bumi. Mereka percaya bahwa para leluhur memiliki kekuatan adikodrati yang dapat digunakan untuk memberkati dan melindungi kerabatnya di bumi atau menghukumnya, bergantung pada apakah mereka menghormati atau mengabaikan orang mati.”

Namun apakah itu selaras dengan Firman Allah? Apa pendapat saudara?

[Gambar di hlm. 4]

Sebuah ”Animita” di Cile

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan