Hal-Hal Menarik pada Tahun Lalu
PADA tahun-tahun terakhir ini, bencana alam semakin sering terjadi di banyak negeri, tidak terkecuali pada tahun dinas 2005. Tentu saja, saudara-saudara kita juga terkena dampak tragedi-tragedi itu. Tetapi, seperti yang akan kita lihat, pencobaan membuat kasih Kristen menonjol, memperkuat persaudaraan, dan menarik orang-orang yang berhati jujur ke kebenaran.—Mal. 3:18; Yoh. 13:35.
Bertambahnya bencana juga membuat banyak orang berpikir lebih serius tentang masa depan dan tentang apa yang benar-benar penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, kita benar-benar memiliki hak istimewa untuk membantu orang-orang semacam itu memahami makna zaman kita melalui kampanye khusus untuk menyiarkan brosur Tetaplah Berjaga-jaga! Di banyak negeri, kampanye ini dimulai pada tanggal 18 Oktober 2004, dan mendatangkan beberapa hasil yang positif.
Kampanye Brosur Tetaplah Berjaga-jaga!
Argentina: ”Jika terjadi bencana, siapa yang akan selamat—orang jahat, orang baik, atau orang yang mengindahkan peringatan?” Demikianlah seorang saudari dengan jitu memperkenalkan brosur Berjaga-jaga! di daerah yang kebanyakan orangnya bersikap apatis.
Seorang saudara bernama Juan memberikan brosur itu kepada seorang anak muda berusia 16 tahun, yang membacanya lalu dengan menggebu-gebu menceritakan isi brosur itu kepada ayahnya. Sang ayah membaca brosur itu dan juga memeriksa semua ayat yang tercantum karena ingin tahu lebih banyak. Ia begitu terkesan sehingga ia mulai mempelajari brosur itu bersama keluarganya. Ketika berkunjung kembali, Juan menawari sang ayah pelajaran Alkitab cuma-cuma di rumah. ”Itulah yang kami butuhkan—pelajaran Alkitab keluarga,” jawab pria itu. Maka, seluruh keluarga mulai belajar Alkitab.
Prancis: Jocelyne memberikan brosur Berjaga-jaga! kepada Alicia, seorang wanita muda yang dulu pernah belajar. Ia senang sekali menerima brosur tersebut dan mau mempelajarinya bersama Jocelyne. Alicia juga bertekad untuk membaca Alkitab dengan teratur. ”Dua minggu kemudian,” kata Jocelyne, ”ia mengatakan bahwa kisah Alkitab tentang kehidupan Yesus membuat air matanya berderai.”
Alicia memberi tahu teman prianya bahwa mereka harus mengesahkan hubungan agar dapat menyenangkan Allah dan ia ingin menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Yang mengejutkan, teman prianya mengatakan, ”Baiklah. Saya tidak akan menghalangimu melakukan kehendak Allah.” Setelah itu, Alicia menghadiri kebaktian wilayah untuk pertama kalinya.
Madagaskar: Nana adalah ibu dua gadis kecil. Sewaktu remaja, ia menghadiri perhimpunan bersama orang tuanya, tetapi tidak lagi semenjak orang tuanya berhenti melayani Yehuwa. Selama kampanye khusus ini, Nana menerima brosur dari seorang saudari utusan injil dan mau belajar Alkitab. Sekarang, ia menghadiri semua perhimpunan bersama dua putrinya dan sedang berupaya menjadi seorang penyiar. Selain itu, orang tuanya juga mau belajar dengan menggunakan brosur tersebut. Adik laki-laki Nana, Josia, yang berusia 14 tahun, bahkan mengajar seorang temannya, yang kini dengan teratur menghadiri perhimpunan.
Nigeria: ”Ibu saya meninggal bertepatan dengan masa kampanye brosur, maka saya mendapat kesempatan untuk memberikan kesaksian di desa saya,” kata seorang saudara perintis. ”Sebelum acara pemakaman, para kerabat menangis dan menjatuhkan diri ke tanah. ’Kenapa kalian melakukan hal itu?’ tanya saya. ’Kematian Ibu memedihkan hati kita semua, tetapi ia tidur dalam kematian. Ia akan bangun pada waktu kebangkitan.’ Walaupun saya juga menangis, saya membuka brosur Berjaga-jaga! di halaman 8 dan menjelaskan gambar mengenai kebangkitan. Alhasil, saya menyiarkan 195 brosur, termasuk 45 brosur Berjaga-jaga! Pada acara pemakaman, saudara-saudara lain dan saya membagikan 100 eksemplar Menara Pengawal terbitan 1 Mei 2005, yang membahas ’Apakah Orang Mati Akan Hidup Lagi?’”
Rusia: Irina, seorang perintis istimewa di Zelenogradsk, menulis, ”Seorang saudari dan saya menawarkan brosur Berjaga-jaga! kepada seorang wanita bernama Alla, yang mempersilakan kami masuk ke rumahnya. Alla merasa bahwa kehidupan tidak ada artinya lagi mengingat orang-orang begitu tidak berperasaan. Kami berjanji untuk berkunjung kembali. Beberapa hari kemudian, saya dan saudari yang sama mendengar seorang wanita memanggil kami ketika kami sedang berjalan. Ternyata, yang memanggil itu Alla. Ia berterima kasih untuk brosurnya, mengeluarkannya dari tas, dan memperlihatkan pokok-pokok penting yang sudah digarisbawahinya. Ia sekarang belajar dengan teratur menggunakan brosur Tuntut.”
Di tempat lain di Rusia, Vera dan suaminya, Vitaliy, mampir di sebuah kios kaki lima tempat Lyuda, teman Vera, bekerja. Lyuda sudah pernah mengisyaratkan bahwa ia tidak mau membahas Alkitab bersama Saksi-Saksi, maka Vera ragu-ragu untuk menawarkan brosur. Tetapi, karena diberi semangat oleh Vitaliy, Vera menawarkan brosur itu, dan di luar dugaannya, brosur itu diterima oleh Lyuda. Dua hari kemudian, Lyuda menelepon. ”Jika dari satu brosur saja saya bisa belajar begitu banyak,” katanya, ”tentu saya bisa belajar lebih banyak lagi dari pelajaran Alkitab yang teratur!” Walaupun ada tentangan dari kerabatnya, Lyuda segera mulai belajar dan menghadiri perhimpunan. Putra dan putrinya juga belajar. ”Yang menarik,” kata Vera, ”beberapa tahun lalu, Lyuda pernah diberi buku Pengetahuan tetapi tidak berminat. Namun, brosur Berjaga-jaga! membangkitkan minatnya.”
Venezuela: Istri seorang pengawas wilayah memulai pembahasan di depan pintu dengan seorang pria, istrinya, dan keempat anaknya. Sambil menunjuk gambar Firdaus di halaman 16 dan 17 dalam brosur Berjaga-jaga!, saudari itu menekankan bahwa seluruh keluarga perlu belajar tentang Allah. Kemudian, ia mengundang keenamnya untuk berhimpun pada Kamis petang, berjanji untuk bertemu dengan mereka di sebuah halte bus di dekat situ. Saudari itu dan suaminya pergi ke halte bus pada waktu yang sudah ditentukan, tetapi tidak ada yang muncul. Rupanya, seluruh keluarga tersebut naik bus yang lebih awal dan sudah tiba di Balai Kerajaan! Lima anggota keluarga itu sekarang belajar Alkitab dengan teratur dan menghadiri perhimpunan, meski menempuh perjalanan yang jauh dengan bus dan ongkosnya mahal.
Seorang saudari perintis mengunjungi sebuah rumah, tetapi tidak ada yang membukakan pintu. Ia belakangan kembali ke rumah itu dan bertemu dengan seorang pria lanjut usia yang baru melangkah ke luar rumah. Pria tersebut menjelaskan bahwa ia hampir tuli dan biasanya tidak mendengar orang mengetuk pintunya atau terlalu lamban sehingga terlambat membukakan pintu. Saudari itu memberinya brosur Berjaga-jaga! dan mengundangnya ke perhimpunan.
Di perhimpunan, saudari tersebut menceritakan pengalaman ini tanpa tahu bahwa pria lanjut usia tersebut ada di antara hadirin! Pria itu sekarang belajar Alkitab dengan teratur bersama seorang saudara, menghadiri semua perhimpunan, dan telah menyatakan keinginannya untuk memberitakan kabar baik. Ketika ditanya mengapa ia langsung tergerak untuk berhimpun, ia mengacungkan brosur Berjaga-jaga! dan mengatakan, ”Karena brosur ini!”
Penerjemahan Alkitab
Mulai akhir 1800-an, organisasi Yehuwa membeli banyak sekali Alkitab dan membagikannya kepada orang yang berminat, kadang-kadang dengan diskon 65 persen. Sejak tahun 1926, saudara-saudara mulai mencetak dan menjilid beberapa terjemahan Alkitab di percetakan mereka sendiri, termasuk terjemahan The Emphatic Diaglott dan King James serta American Standard. Kemudian, pada tahun 1961, edisi Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru bahasa Inggris dalam satu jilid diterbitkan.
Bagaimana dengan bahasa-bahasa lain? Pada awal abad ke-20, kantor-kantor cabang mulai membeli berbagai terjemahan Alkitab dari beberapa penerbit dan menyalurkannya tanpa mengambil keuntungan. Beberapa terjemahan ini dibuat oleh para penerjemah yang tulus yang bahkan menggunakan nama Allah—Yehuwa—dalam bahasa mereka. Namun, di kemudian hari, kebanyakan penerjemah menyingkirkan nama Allah dari terjemahan mereka. Sekarang, ada yang bertindak lebih jauh, yakni mengganti nama Allah dengan nama dewa setempat! Misalnya, Buku Loyera, yaitu Alkitab bahasa Chichewa, yang digunakan di Malawi, Mozambik, dan Zambia, menerjemahkan Tetragramaton menjadi ”Chauta”, nama salah satu dewa suku yang berarti ”Sang Pemanah Perkasa”.
Ada banyak penyimpangan lainnya. Misalnya, sebuah terjemahan bahasa Afrika menyebut Lukas sebagai seorang dukun. Alkitab bahasa Tuvalu menerjemahkan Yudas 23 dengan bebas, demikian, ”Tunjukkan kasih yang dalam bagi pelaku sodomi; tetapi berhati-hatilah agar tidak terpengaruh oleh sodomi mereka.” Padahal, teks aslinya sama sekali tidak menyebut tentang sodomi ataupun pelakunya!
Di masa lalu, lembaga-lembaga Alkitab memelopori produksi dan distribusi Alkitab. Namun, akhir-akhir ini, beberapa lembaga Alkitab telah mengalihkan hak pencetakan dan pendistribusian tersebut kepada gereja-gereja Susunan Kristen. Selain menaikkan harga jual Alkitab, gereja-gereja di beberapa negeri tidak memperbolehkan Saksi-Saksi Yehuwa membeli Alkitab mereka. Misalnya, di Kirghizistan salah satu gereja Protestan memiliki hak atas terjemahan Kitab-Kitab Yunani Kristen dalam bahasa Kirghiz modern. Jika hendak membeli Alkitab terjemahan ini, saudara-saudara sering ditanya, ”Apakah Anda seorang Saksi Yehuwa?” atau ”Apakah Anda tahu nama Allah?” Apabila mereka menjawab ya, permintaan mereka ditolak.
Mengingat hal itu dan faktor-faktor lain, Badan Pimpinan telah menginstruksikan agar penerjemahan Alkitab lebih diprioritaskan. Saat ini, Terjemahan Dunia Baru yang lengkap tersedia dalam 35 bahasa, dan Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru, dalam 20 bahasa lain. Sekarang ini, dari 33 tim penerjemah Alkitab di seluruh dunia, 19 sedang mengerjakan Kitab-Kitab Ibrani, 11 mengerjakan Kitab-Kitab Yunani Kristen, dan 3 mengerjakan Alkitab Referensi. Satu tim biasanya terdiri dari tiga sampai enam orang. Dengan bantuan sarana penerjemahan yang terkomputerisasi dan prosedur yang diperbarui, beberapa tim telah merampungkan Kitab-Kitab Yunani Kristen dalam waktu kurang dari dua tahun.
Bagaimana perasaan saudara-saudara ketika menerima Terjemahan Dunia Baru dalam bahasa mereka sendiri? Kata-kata seorang perintis di Albania ini mewakili perasaan banyak saudara. ”Saya menangis,” katanya. ”Saya belum pernah merasa seperti ini ketika membaca Firman Allah. Saya ingin menyerap setiap ayat!”
Perkembangan di Bidang Hukum
Armenia: Setelah 15 kali mengajukan permohonan, Saksi-Saksi Yehuwa akhirnya terdaftar pada tanggal 8 Oktober 2004. Namun, saudara-saudara muda tetap dipenjarakan karena menolak dinas militer dengan alasan hati nurani. (Yes. 2:4) Kami terus berharap bahwa setelah terdaftar secara sah saudara-saudara dapat menikmati kebebasan beragama, mengimpor lektur, dan menyelenggarakan kebaktian. Pada bulan Juni 2005, lektur pertama yang diimpor secara resmi diluluskan oleh bea cukai dan dibagikan kepada saudara-saudara.
Austria: Selama lebih dari 30 tahun, Saksi-Saksi Yehuwa di negeri ini melakukan perjuangan hukum untuk memperoleh pengesahan sepenuhnya sebagai agama. Sehubungan dengan masalah ini, mereka mengajukan lima kasus ke Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa. Pada tanggal 1 Februari 2005, Mahkamah itu memutuskan untuk menerima dua kasus yang melibatkan saudara-saudara yang tidak mendapat pengecualian dari dinas militer sebagai rohaniwan. Mereka tidak mendapat pengecualian itu karena Saksi-Saksi Yehuwa tidak diakui sebagai agama. Pada tanggal 5 Juli, Mahkamah itu setuju untuk mempertimbangkan kasusnya, walaupun Mahkamah tersebut tidak menyatakan keputusan apa yang akan mereka keluarkan.
Eritrea: Pada tanggal 24 Januari 2004, kalangan berwenang menangkap 38 orang, baik pria, wanita, maupun anak-anak yang tergabung di Sidang Saba di Asmara. Usia mereka berkisar antara 6 hingga 94 tahun. Ada beberapa yang belum dibaptis. Setelah tiga malam ditahan polisi, anak-anak yang paling muda dibebaskan. Sisanya, 28 orang, dipindahkan ke penjara di luar Asmara dan dikurung dalam kontainer-kontainer logam yang panas pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari. Pada tanggal 2 September 2004—lebih dari tujuh bulan kemudian—dua saudara yang paling tua, berusia 94 dan 87 tahun, dibebaskan. Yang lain-lain menyusul. Tetapi, enam di antara mereka masih ditahan bersama 16 saudara lain yang 3 di antaranya telah ditahan selama 11 tahun. Tolong doakan saudara-saudara kita ini.—Kisah 12:5.
Prancis: Seperti dilaporkan dalam Buku Kegiatan 2001, kalangan berwenang mengenakan tarif pajak baru pada sumbangan saudara-saudari, dan tarif ini berlaku mundur empat tahun (1993-96)—semuanya dengan tarif yang mencekik, 60 persen, ditambah denda! Saudara-saudara naik banding, tetapi kalah di tingkat pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan mahkamah agung. Pada tanggal 25 Februari 2005, mereka mengajukan kasus mereka ke Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa, dasar pengaduan mereka adalah jelas-jelas ada diskriminasi agama.
Republik Georgia: Penganiayaan yang keji sudah sangat berkurang. Lektur kita sekarang bisa diimpor, dan perhimpunan tidak diganggu lagi. Namun, banyak kasus penganiayaan di masa lampau masih menggantung di pengadilan. Saudara-saudara punya empat pengaduan terhadap Georgia yang belum diputuskan di Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa. Kasus-kasus ini berkaitan dengan penganiayaan keji yang dialami saudara-saudari kita, dibubarkannya badan-badan hukum kita, dan kurangnya bantuan hukum. Pada tanggal 6 Juli 2004, Mahkamah itu mempertimbangkan kasus Sidang Saksi-Saksi Yehuwa Gldani vs Georgia.
Jerman: Ketika negeri ini bersatu lagi, saudara-saudara mencari kepastian agar Lembaga Keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa memiliki status sebagai badan hukum di bawah hukum publik. Maka, dimulailah suatu perjuangan hukum selama 12 tahun. Berdasarkan keputusan yang menguntungkan dari Mahkamah Konstitusi Federal pada tahun 2000, Negara tidak dapat menuntut agar Saksi-Saksi Yehuwa loyal kepada Negara hingga taraf melanggar hati nurani Kristen. Langkah-langkah hukum berikutnya menuntaskan masalah ini. Pada tanggal 24 Maret 2005, Pengadilan Tinggi Administratif Berlin memerintahkan Pemerintah Daerah Berlin untuk memberi Saksi-Saksi Yehuwa hak-hak badan hukum di bawah hukum publik. Pemerintah Daerah Berlin sedang berupaya untuk naik banding.
Rusia: Sebagaimana dilaporkan dalam Buku Kegiatan 2005, Pengadilan Distrik Kota Praja Golovinsky pada tanggal 26 Maret 2004 memutuskan untuk melarang semua kegiatan kita di Moskwa. Sejak itu, timbullah kesulitan untuk membuat perjanjian sewa tempat perhimpunan dan tempat kebaktian. Namun, saudara-saudara memiliki satu kompleks Balai Kerajaan yang terdiri dari 5 auditorium, yang digunakan oleh 44 sidang dan 2 kelompok. Dengan biaya yang tinggi dan ketidaknyamanan, 17 sidang di Moskwa harus berhimpun di luar kota, sementara 31 sidang mengadakan sebagian atau semua acara perhimpunan dalam kelompok kecil di rumah-rumah pribadi. Ada gangguan dari polisi, tetapi tidak ada saudara yang ditangkap. Saudara-saudara naik banding untuk keputusan tanggal 26 Maret itu.
Pada tanggal 9 September 2004, dengar-pendapat untuk kasus Kuznetsov dan Kawan-Kawan vs Federasi Rusia berlangsung di hadapan Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa. Pada tanggal 4 Oktober, Mahkamah itu dengan suara bulat menerima kasus ini untuk dipertimbangkan. Kasus ini berkaitan dengan seorang pejabat yang memerintahkan polisi untuk membubarkan perhimpunan sebuah sidang bahasa isyarat di Chelyabinsk pada bulan April 2000. Kasus ini diperumit oleh berbagai keganjilan yang terjadi sebelum persidangan awal. Kita menunggu keputusannya.
Turkmenistan: Tiga saudara—Mansur Masharipov, Atamurat Suvkhanov, dan Vepa Tuvakov—masing-masing dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena menolak dinas militer atas dasar hati nurani mereka. Saudara yang keempat—Begench Shakhmuradov—dijatuhi hukuman satu tahun. Pada tanggal 16 Februari 2005, biro hukum Saksi-Saksi Yehuwa menyurati kedutaan besar Turkmenistan di Washington, D.C., meminta agar keempat saudara ini dibebaskan tanpa syarat. Pada tanggal 16 April, mereka semua dibebaskan melalui sebuah amnesti khusus dari presiden Turkmenistan. Sepanjang tahun itu, polisi menahan dan menginterogasi banyak saudara-saudari, berupaya menekan mereka untuk menyangkal iman, tetapi tanpa hasil.
Tahun Bencana Alam
Di beberapa negeri, bencana alam mencapai rekor baru pada tahun 2004. Apa dampak tragedi-tragedi ini terhadap saudara-saudara kita?
Carriacou, Grenada, dan Petite Martinique: Pada tanggal 7 September 2004, Topan Ivan menerjang pulau-pulau ini, merusak atau meluluhlantakkan hampir semua rumah. Yang mengejutkan, kerugian akibat banyaknya penjarahan diperkirakan sama besarnya dengan kerugian karena topan itu sendiri! Saudara-saudara kehilangan sebagian besar harta benda mereka karena bencana ini, dan dua dari enam Balai Kerajaan di Grenada rusak parah. Tidak ada saudara-saudara yang cedera berat.
Kantor cabang Barbados, yang mengawasi pulau-pulau ini, sebelumnya telah menyarankan sidang-sidang untuk menjadwalkan pembahasan di Perhimpunan Dinas tentang persiapan menghadapi topan, meskipun topan terakhir yang menghantam daerah itu sudah terjadi lama berselang pada tahun 1955. ”Mengapa kita membuang-buang waktu untuk membahas topan, padahal ada hal-hal yang lebih penting?” tanya seorang saudari di Grenada. Pastilah, setelah hantaman Topan Ivan, saudari itu tidak akan mempertanyakan lagi pengarahan dari organisasi! Kantor cabang dengan sigap membentuk panitia bantuan kemanusiaan, dan kantor cabang Guyana serta kantor cabang Trinidad turut membantu. Ratusan saudara dari Karibia dan Amerika Serikat ikut dalam pekerjaan perbaikan.
Jamaika dan Kepulauan Cayman: Tidak ada saudara-saudara yang menjadi korban Topan Ivan, tetapi banyak yang kehilangan harta benda. Segera setelah cuaca membaik, para penatua dari 199 sidang di pulau-pulau itu menghubungi para penyiar. ”Kalian benar-benar saling memperhatikan,” kata para pengamat.
Haiti: Pada pertengahan bulan September, Topan Jeanne membuat Haiti bagian utara dilanda banjir. Akibatnya, kota pantai Gonaïves dan daerah sekitarnya terendam. Bahkan orang yang mengungsi ke atap rumah kakinya terendam air hingga ke lutut! ”Sepanjang malam kami mendengar bunyi rumah ambruk dan jeritan orang,” kata seorang saudara. Banjir itu menewaskan sekitar 2.900 orang, termasuk seorang saudari yang berusia 83 tahun.
Seorang saudara berkata, ”Saya bersyukur kepada Yehuwa karena keluarga kami meninggalkan harta benda sehingga selamat.” Beberapa hari kemudian, Saksi-Saksi dari kota-kota tetangga mengantarkan makanan dan air bersih, selain itu kantor cabang membagikan bahan kebutuhan sebanyak satu truk. Walaupun ada banyak pekerjaan pembersihan, semua menghadiri perhimpunan dan mengabar lagi pada akhir minggu itu. ”Empat puluh sukarelawan memperbaiki rumah saya selama empat hari,” kata seorang saudari. ”Mereka bahkan mengecat rumah saya! Semua ini membuat kerabat saya yang bukan Saksi terkesan. Sejak itu, satu di antara mereka mulai belajar.”
Amerika Serikat: Selama bulan Agustus dan September 2004, negara bagian Florida diterpa empat topan: Charley, Frances, Ivan, dan Jeanne.a Lebih dari 4.300 rumah saudara-saudari dan sedikitnya sepuluh Balai Kerajaan rusak. Setelah bencana itu, ketua Panitia Operasi Darurat (Emergency Operations Committee/EOC) di Florida mengecek apakah bantuan dari EOC digunakan dengan benar. Dia mengatakan bahwa tidak ada kelompok lain yang terorganisasi sebaik Saksi-Saksi Yehuwa. Dia memberi tahu panitia bantuan Saksi-Saksi Yehuwa bahwa mereka boleh meminta bantuan apa pun yang mereka butuhkan.
Satu sidang untuk sementara menggunakan gedung yang mereka sewa seharga 50 dolar AS sekali pakai. Tetapi, gedung ini pun rusak ketika topan yang pertama menerjang. Untuk memperbaikinya, pemilik gedung mempekerjakan beberapa orang, tetapi mereka tidak menuntaskan pekerjaan. Ketika saudara-saudara menawarkan diri untuk memperbaiki gedung, para pemilik setuju dan saudara-saudara dengan cepat merampungkan pekerjaan. Sebagai imbalannya, para pemilik membebaskan saudara-saudara dari uang sewa tiga bulan.
Jepang: ”Jumlah topan yang menerjang Jepang [pada tahun 2004] adalah yang terbanyak sejak tahun 1551,” kata sebuah laporan berita. Di Prefektur Niigata dan Prefektur Fukui, cuaca yang ekstrem pada bulan Juli merusak lebih dari 34.000 rumah dan bangunan lain, termasuk sebuah Balai Kerajaan dan 60 rumah saudara-saudari kita. Ratusan Saksi dari sidang-sidang tetangga segera menolong. Balai Kerajaan sepenuhnya pulih dalam waktu dua minggu.
Saudara-saudari juga membantu membersihkan dan menyucihamakan rumah orang-orang non-Saksi yang tinggal dekat balai. Seorang pria yang sebelumnya menentang berita Kerajaan menangis penuh syukur. Pemerintah daerah bahkan mengirim surat kepada panitia bantuan kemanusiaan Saksi-Saksi Yehuwa yang berisi penghargaan atas upaya yang dilakukan saudara-saudara.
Ketika dua topan menyapu Jepang pada bulan September dan Oktober, banjir dan tanah longsor menewaskan satu saudara serta satu saudari dan menyengsarakan sekitar 100 Saksi lain. Kota Toyooka di Prefektur Hyogo dilanda banjir. Meskipun tempat menginap seorang pengawas wilayah terendam, ia membantu mengorganisasi pemberian bantuan.
Setelah air berlumpur setinggi lebih dari satu meter di apartemen seorang saudari perintis surut, penyiar-penyiar setempat menyikat apartemen itu hingga bersih. Pemilik apartemen, yang bukan seorang Saksi, sangat tersentuh melihat hal itu. Sang saudari perintis mengatakan, ”Saya sudah mendengar tentang kegiatan pemberian bantuan oleh organisasi Yehuwa, tetapi kali ini saya mengalaminya sendiri. Saya sangat bangga pada Allah kita, Yehuwa, dan organisasi-Nya.”
Selain itu, pada bulan Oktober, gempa bumi yang dahsyat mengguncang Jepang bagian utara, merenggut 40 nyawa dan mengharuskan lebih dari 100.000 orang mengungsi. Tidak ada saudara kita yang cedera atau tewas, meskipun lebih dari 200 keluarga terkena dampaknya dan satu Balai Kerajaan tidak dapat digunakan. Getarannya mulai ketika para penatua sebuah wilayah sedang berkumpul untuk mempersiapkan kebaktian wilayah. Apa yang mereka lakukan? Sesuai dengan pengarahan kantor cabang dan Panitia Pembangunan Regional, mereka segera mulai mengorganisasi bantuan. ”Kami diingatkan untuk melihat kejadian ini dari sudut pandang rohani,” kata seorang penatua. Kebaktian wilayah diselenggarakan, dan para korban gempa pun hadir.
”Gempa bumi itu mengguncangkan hati suami saya,” tutur seorang saudari yang suaminya bukan seorang Saksi. Rumah mereka rusak akibat gempa. Tetapi, ketika melihat bagaimana kasih Kristen berperan selama kegiatan pemberian bantuan kemanusiaan, sang suami untuk pertama kali dalam hidupnya menghadiri perhimpunan. ”Saya bisa mengandalkan sepenuhnya organisasi kalian,” katanya. ”Kita tidak akan pernah dikecewakan.”
Filipina: Topan menghantam Provinsi Quezon dan Provinsi Aurora pada akhir tahun 2004. Satu keluarga Saksi, dan empat anak mereka, tewas ketika rumah mereka diterjang banjir dan lumpur. Seorang pengawas wilayah bernama Felimon Maristela sedang berada di Quezon ketika banjir bandang terjadi. ”Dalam sekejap, Balai Kerajaan terendam,” tulisnya, ”dan jip saya terseret air. Saya, istri saya, serta dua saudara lain semalaman berada di atas atap balai, dan air mencapai tepi atap. Esok harinya, pada pukul 15.00 saya turun dari atap; airnya masih setinggi dada.”
Meski ada bahaya, Saudara Maristela mencari para penyiar untuk melihat apakah mereka baik-baik saja. Di Dingalan, Aurora, seorang penatua sebenarnya mendapat kesempatan untuk dievakuasi dengan helikopter, tetapi ia memilih untuk tinggal agar ia dapat membantu saudara-saudari.
Tsunami Terdahsyat yang Pernah Dicatat
Pada tanggal 26 Desember 2004, sebuah gempa bumi berkekuatan 9,0 di pesisir barat Sumatra bagian utara, Indonesia, memicu terjadinya gelombang-gelombang tsunami yang paling dahsyat dalam sejarah. Menurut perkiraan, korban tewas dan hilang lebih dari 280.000 orang! Bahkan di Somalia, Afrika, yang letaknya jauh di sisi barat Samudra Hindia, gelombang tersebut menewaskan sekitar 290 orang.
Indonesia: Meskipun di negeri ini korban jiwanya paling banyak, tidak ada satu pun saudara atau peminat yang tewas. Aceh adalah daerah yang terkena dampak terparah, tetapi banyak Saksi sebelumnya telah pindah dari sana ke daerah lain karena pertikaian yang terjadi di daerah Aceh. Di Pulau Nias kerusakannya juga parah, tetapi saudara-saudara berhasil menyelamatkan diri.
India: Tidak ada saudara kita yang tewas, walaupun banyak di antara mereka kehilangan rumah dan harta benda. Di kota Pondicherry, Lakshmi sedang berdinas ketika dia mendengar tentang tsunami itu. Dia pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari laut. Rumahnya yang terbuat dari tanah liat itu rusak parah. Saudara-saudara membantu membersihkan dan memperbaiki rumahnya.
Di Madras, Naveen yang berusia 13 tahun sedang bermain kriket ketika ia melihat gelombang-gelombang yang sangat besar. Ia segera memberi tahu ibu serta kakak perempuannya lalu mereka lari menyelamatkan diri. Namun, mereka harus berjalan di tengah arus air yang deras yang membawa segala macam peralatan rumah tangga dan mayat.
Lini yang berusia tujuh tahun, sedang berada di pantai dekat Kanniyākumāri bersama paman dan sepupunya. Gelombang menyeretnya ke darat sampai ia tersangkut di sebuah pagar kayu. Air terus menerjangnya. Paman dan sepupunya selamat, namun sang paman kehilangan kaca matanya dan tidak bisa melihat dengan jelas. Tetapi, ia terus mencari Lini. Tak lama kemudian, ia mendengar Lini meneriakkan nama Yehuwa di tengah bunyi deburan air dan berhasil menyelamatkannya. Lini sekarang memberi tahu semua orang bahwa Yehuwa mendengar doa-doanya.
Kepulauan Andaman dan Nikobar: Mary dan putranya yang berusia delapan tahun, Alwyn, sedang mengunjungi kerabat mereka ketika gempa mengguncang. Semua orang lari ke luar rumah. Mary melihat gelombang air yang sangat tinggi bergerak cepat menuju pantai. Pada waktu itu, tibalah sebuah bus. Dia dan putranya melompat ke bus itu dan pergi dari sana. Namun, orang-orang lain lari pulang ke rumah untuk mengambil harta benda sehingga mereka tersapu air. Tidak lama kemudian, semua yang di dalam bus merasakan guncangan lagi. Mereka segera keluar dari bus dan lari ke tempat yang tinggi, di situ sudah ada sekitar 500 orang. Di depan mata, mereka menyaksikan air menyeret bus itu dan air hanya berjarak setengah meter dari tempat mereka berdiri.
Setelah air surut, Mary pulang sebentar ke rumahnya. Dia berhasil menemukan Alkitabnya dan buku kecil Menyelidiki Kitab Suci Setiap Hari, yang menjadi sumber kekuatannya selama hari-hari berikutnya. Ketika terbetik kabar bahwa akan ada kapal-kapal yang datang untuk menjemput orang-orang dari pulau itu, ratusan orang berlari ke pantai, berdiri di laut menunggu kedatangan kapal. Berjam-jam setiap hari, Mary dan putranya menunggu di dalam air setinggi pinggang, di antara mayat-mayat yang mengambang. Enam hari setelah tsunami, sebuah kapal akhirnya membawa mereka pergi. Karena banyak orang mempersalahkan Allah atas tragedi ini, Mary bisa memberikan kesaksian yang baik. Malah, kakak iparnya sekarang belajar Alkitab dan menghadiri perhimpunan.
Prasanthi dan putranya yang berusia lima tahun, Jehoash, mengunjungi ayah Prasanthi yang sudah lanjut usia, Saudara Prasad Rao, di Teluk Hut. Sewaktu di sana, mereka merasakan gempa bumi, melihat gelombang, dan melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Air naik sampai 5 meter dan menutupi rumah Prasad. Tempat tidur, lemari es, televisi, dan persediaan buku Tokoh Terbesar milik sidang mengapung di air. Belakangan, orang-orang yang selamat menemukan beberapa buku ini dan mulai membacanya. Selama lima hari, Prasad, Prasanthi, dan Jehoash memakan makanan apa saja yang mereka temukan dan menghadapi serangan nyamuk serta lalat. Ketika kapal-kapal penyelamat tiba, Prasanthi yang sedang hamil enam bulan, Jehoash, dan banyak orang lain, berjalan di air setinggi dada menuju kapal, meskipun buaya berenang dekat mereka! Ayahnya belakangan bergabung bersama mereka.
Semua rumah di Pulau Teressa tersapu air. Tiga belas saudara-saudari yang tinggal di sana bermalam selama enam hari di hutan, kelaparan dan digigit serangga, sebelum mereka dievakuasi ke Pulau Camorta. Di pulau itu, mereka menumpang di rumah Saudara Mark Paul, yang tinggal di tempat yang tinggi dan rumahnya digunakan untuk Balai Kerajaan. Sebelumnya, pada hari terjadinya tsunami, yang hadir di perhimpunan bukan 10 sampai 12 orang seperti biasanya, tetapi 300 orang! Sejak itu, 18 pelajar Alkitab baru dengan teratur menghadiri perhimpunan karena melihat sendiri dukungan pengasih umat Yehuwa kepada satu sama lain.
Sri Lanka: Gelombang menghantam dua pertiga garis pantai pulau ini, sehingga menyebabkan kerusakan yang luas. Tsunami menerjang pada Minggu pagi ketika kebanyakan saudara sedang menghadiri perhimpunan di luar daerah bahaya. Sepuluh sidang terkena dampaknya, dan seorang saudari tewas ketika rumahnya terseret ke laut. Saudara-saudara sangat berduka atas meninggalnya saudari yang baik ini. Sejumlah peminat juga tewas, dan banyak saudara kehilangan kerabat mereka. Seorang penatua kehilangan 27 kerabat! Namun, ”saudara-saudara terluput dari musibah ini tanpa ’lecet’ sedikit pun secara rohani,’” tulis kantor cabang.
Betel penuh dengan barang untuk bantuan kemanusiaan, dan sebagian besar anggota keluarga Betel berfokus pada pekerjaan pemberian bantuan. Saudara-saudara dari sejumlah sidang mengantar bantuan ini ke daerah bencana dengan kendaraan. Dalam waktu empat hari, semua saudara sudah dihubungi dan diberi makanan serta pakaian. Ketika ditanya tentang apa lagi yang mereka butuhkan, mereka menjawab, ”Alkitab dan lektur! Buku-buku kami sudah hanyut.” Kebutuhan mereka segera dipenuhi.
Seorang pengawas wilayah, Gerrad Cooke, sedang berada di Kolombo pada waktu itu. Ia mengemudikan mobilnya selama tujuh jam di jalan yang berbahaya pada malam hari karena ada gajah-gajah liar. Setelah tiba di daerah bencana pada pukul 22.30, dia dan seorang saudara setempat—yang rumahnya terendam air—segera mengunjungi keluarga-keluarga dan membagikan bahan bantuan, bekerja tanpa henti hingga dini hari.
Thailand: Tidak ada saudara-saudara setempat yang terluka atau tewas, dan tidak ada yang kehilangan mata pencaharian mereka. Namun, beberapa wisatawan asing hilang, diperkirakan tewas. Di antaranya adalah satu saudara dari Finlandia, sepasang suami istri dari Swedia, seorang saudara dari Austria, dan suami seorang saudari. Dua pasang suami istri dari Swedia ikut dinas pengabaran dengan kelompok setempat di daerah yang jauh dari pantai. Sekembalinya mereka ke hotel, yang mereka dapati hanyalah mayat dan reruntuhan.
Pada hari Senin pagi setelah gempa, pengawas umum Sidang Phuket mendapat telepon dari kantor cabang Thailand mengenai seorang saudari dari Finlandia, Kristina, yang dirawat di rumah sakit yang jauhnya 1,5 jam perjalanan. Maka, segera berangkatlah ia dan seorang saudara lain ke rumah sakit itu. Sang pengawas umum menulis, ”Seumur hidup, baru kali ini saya melihat begitu banyak orang menderita—ada yang kehilangan teman hidup, ada yang kehilangan anak, ada yang kehilangan orang tua. Ada yang berteriak meminta tolong; yang lain-lain hanya menatap langit-langit atau lantai. Situasinya sangat mengenaskan sampai-sampai kami sesekali harus ke luar ruangan untuk menenangkan diri dan berdoa meminta kekuatan.”
Saudara-saudara tersebut menjumpai Kristina saat ia sedang dipersiapkan untuk menjalani pembedahan pada salah satu kakinya yang patah. Dia kehilangan semua surat pentingnya. Setelah pembedahan, kedua saudara tersebut berdoa bersamanya dan menungguinya hingga tengah malam. Beberapa hari kemudian, Kristina terbang kembali ke Finlandia. Meski mengalami musibah, ”Kristina berani dan kuat,” lapor saudara-saudara itu. Yang menyedihkan, suaminya tewas karena tsunami.
Penahbisan Kantor-Kantor Cabang
Angola, 8 Januari 2005: Hari yang istimewa ini adalah tonggak sejarah pekerjaan pengabaran di Angola, negeri yang selama hampir 40 tahun bergolak karena perang saudara. Stephen Lett mendapat hak istimewa ganda, memberikan khotbah penahbisan fasilitas-fasilitas cabang di Angola dan menjadi anggota Badan Pimpinan pertama yang mengunjungi negeri itu. Sekitar 730 delegasi dari 11 negeri menghadiri acara tersebut. Mengapa sebuah kompleks cabang yang baru diperlukan? Pada tahun 1975, cabang itu melaporkan puncak 3.055 penyiar. Pada akhir tahun 2004, angka itu menjadi lebih dari 54.000 penyiar, kenaikan 18 kali lipat lebih!
Bulgaria, 9 Oktober 2004: Selama tiga tahun, 150 sukarelawan internasional dan sekitar 300 saudara setempat membantu pembangunan fasilitas cabang yang baru di Sofia. Gerrit Lösch dari Badan Pimpinan menyampaikan khotbah penahbisan di depan 364 hadirin yang mewakili 24 negeri.
Etiopia, 20 November 2004: Pada awal tahun 2004, ke-60 anggota keluarga Betel tinggal di sembilan lokasi yang berbeda—situasi yang sangat tidak nyaman! Rumah Betel baru yang indah berdiri di sebuah lereng di ujung timur ibu kota negeri itu, Addis Ababa, dan terletak pada ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut. Kadang-kadang, keheningan malam hanya terganggu oleh suara ’cekikikan’ hyena (dubuk). Gerrit Lösch berbicara di depan hadirin yang berjumlah 2.230 orang, termasuk 200 delegasi asing dari 29 negeri. Beberapa yang diwawancarai pernah mengalami pemenjaraan dan bahkan penyiksaan karena iman mereka. Putri salah seorang saudara yang telah dieksekusi mengatakan, ”Pada waktu kebangkitan, Ayah akan bahagia jika tahu bahwa saya mengikuti teladan pengabdiannya yang saleh dan melayani di Betel.”
Ghana, 5 Maret 2005: Di hadapan 3.243 hadirin, Malcolm J. Vigo dari kantor cabang Nigeria memberikan khotbah penahbisan. Bangunan-bangunan tambahan yang baru ditahbiskan meliputi tiga bangunan tempat tinggal, 50 ruang kantor, satu bangunan untuk bagian pemeliharaan, satu Balai Kerajaan, dan satu kompleks untuk ruang makan, dapur, dan penatu.
Guam, 25 Juni 2005: Ini adalah acara penahbisan yang ketiga sejak tahun 1980, ketika di Guam hanya ada satu sidang. Sekarang, ada sepuluh sidang. Selain pekerjaan renovasi, proyek yang terbaru mencakup sebuah Balai Kerajaan dan bangunan tempat tinggal berlantai dua yang baru. Ada seratus sukarelawan asing dari Australia dan Amerika Serikat—yang semuanya datang dengan biaya sendiri. Ketika seorang inspektur bangunan setempat mendengar hal ini dan melihat mutu pekerjaan, ”ia menggeleng-gelengkan kepala karena tidak percaya”, tulis kantor cabang. Lorence Shepp dari kantor cabang Peru menyampaikan khotbah penahbisan.
Mauritius, 6 November 2004: Gerrit Lösch mendapat hak istimewa menyampaikan khotbah pada acara penahbisan perluasan cabang. Bangunan tambahannya mencakup 12 ruang kantor Departemen Penerjemahan dan sebuah gedung baru untuk bagian pemeliharaan. Para tamu datang dari Afrika Selatan, Eropa, Madagaskar, Mayotte, Réunion, dan Seychelles.
Nikaragua, 4 Desember 2004: Lebih dari 330 sukarelawan internasional maupun ratusan saudara setempat telah membuat bangunan kantor dan bangunan tempat tinggal baru di kantor cabang dan juga Balai Kebaktian dengan sisi-sisi terbuka yang bisa memuat 2.400 orang. Seorang anggota Badan Pimpinan, Samuel Herd, menyampaikan khotbah penahbisan. Delegasi yang hadir antara lain para utusan injil yang pernah melayani di Nikaragua. Bayangkan betapa senangnya mereka karena bisa bertemu dengan mantan pelajar Alkitab mereka dan juga anak-anak, dan bahkan cucu-cucu, mantan pelajar Alkitab tersebut!
Panama, 19 Maret 2005: Samuel Herd berbicara di depan hadirin yang berjumlah 2.967 orang, sebagian besar di antara mereka telah melayani Yehuwa selama 20 tahun lebih. Ketika pekerjaan di proyek ini sedang berlangsung, saudara-saudara menyewa mobil derek dan operatornya untuk memindahkan beberapa trailer yang dipakai untuk penyimpanan. Ketika tiba di lokasi pembangunan, sang operator menolak untuk melakukan pekerjaan itu dengan alasan lokasinya belum siap. Saudara-saudara bertukar pikiran dengan dia, tetapi sia-sia. Ketika ia hendak meninggalkan lokasi itu, ia bertanya, ”Omong-omong, kalian ini agama apa?”
”Saksi-Saksi Yehuwa,” jawab saudara-saudara.
Ia berpikir sejenak dan mengatakan, ”Baiklah, saya akan kerjakan.” Mengapa ia tiba-tiba berubah pikiran? Rupanya, dua saudari sedang belajar Alkitab dengan anak-anaknya, dan ia menghargai apa yang dilakukan saudari-saudari ini.
Slovakia, 16 April 2005: Theodore Jaracz dari Badan Pimpinan menyampaikan khotbah penahbisan kepada 448 tamu dari 21 negeri. Keesokannya, perhimpunan khusus diadakan di stadion olah raga, dan banyak delegasi datang menggunakan bus. ”Kalian orang-orang yang menyenangkan dan gembira,” kata seorang sopir, ”dan semua orang menyapa saya! Saya tahu alasannya. Ini karena iman kalian. Saya biasanya mengantar anak sekolah dan guru. Saya yang harus duluan menyapa anak-anak, dan para guru—mengatakan halo pun mereka tidak mau!”
Wallkill, New York, AS, 16 Mei 2005: ”Kita semua bertekad untuk membaktikan tempat percetakan baru yang indah ini beserta bangunan tempat tinggal A, C, dan D kepada satu-satunya Allah yang benar, Yehuwa,” kata John Barr, anggota Badan Pimpinan, pada khotbah penahbisan. Pekerjaan peletakan fondasi bangunan percetakan yang baru dimulai pada tanggal 1 Mei 2003 dan hanya delapan bulan kemudian, salah satu mesin cetak milik kita telah dipindahkan ke ruang percetakan yang baru tersebut.
Beberapa Panitia Pembangunan Regional dari seluruh Amerika Serikat, tetapi khususnya dari negara-negara bagian terdekat menyediakan tenaga ahli. Sebagian pekerjaan dilakukan oleh kontraktor non-Saksi. ”Saya tidak bisa menggaji pegawai saya untuk bekerja seperti kalian,” kata salah seorang kontraktor. ”Kalian bekerja dengan hati.” Orang lain lagi, seorang manajer proyek, berkomentar, ”Saya lebih banyak belajar dan lebih mengerti keahlian saya selama beberapa bulan di tempat ini daripada selama lima tahun di sekolah!” Seorang wakil dari perusahaan pemasok rangkaian ban berjalan mengatakan, ”Berkat kerja sama kalian, inilah pemasangan tercepat yang pernah kami lakukan. Semua orang di sini bahagia dan kami pun menjadi bahagia! Tempat ini indah.”
Beberapa tahun sebelumnya, kantor cabang Amerika Serikat memiliki 15 mesin cetak web-offset—11 di Brooklyn dan 4 di Wallkill. Sekarang, hanya perlu lima, berkat teknologi yang lebih efisien dan pembagian pekerjaan ke cabang-cabang lain dengan penyelenggaraan pencetakan regional. Di percetakan yang baru juga ada rangkaian alat pengumpul kertas yang membawa potongan kertas dari ruang cetak dan ruang jilid melalui saluran udara di bagian atas ruangan ke sebuah alat yang secara otomatis mengemas sisa-sisa kertas itu, yang kemudian didaur ulang oleh sebuah perusahaan komersial. Dengan demikian, cabang menghemat sekitar 200.000 dolar AS per tahun!
Zambia, 25 Desember 2004: Dari hampir 700 orang yang hadir pada acara penahbisan perluasan fasilitas, 374 di antaranya telah melayani Yehuwa selama lebih dari 40 tahun! Dalam khotbah penahbisan, Stephen Lett memberi tahu saudara-saudara yang ikut dalam proyek pembangunan itu bahwa seperti hamba-hamba dalam salah satu perumpamaan Yesus, mereka layak mendapat pujian hangat, ”Baik sekali!”—Mat. 25:23.
Saudara-saudara juga memberikan kesaksian yang bagus selama pembangunan. ”Kalian ini tinggal di firdaus,” kata seorang kontraktor.
”Maksud Anda jasmani atau rohani?” tanya saudara-saudara.
”Dua-duanya!” jawabnya.
[Catatan Kaki]
a Perincian tentang Topan Katrina akan dilaporkan di kemudian hari.
[Kotak/Gambar di hlm. 29]
”Kebaktian ”Ketaatan yang Saleh”
Seperti dijelaskan pada Kebaktian Distrik ”Ketaatan yang Saleh”, hanya orang-orang yang ”mengenal Allah” dan yang ”menaati kabar baik” akan selamat dari hari pembalasan Yehuwa. (2 Tes. 1:6-9) Jadi, kita ingin berbuat sebisa-bisanya untuk membantu orang-orang yang bingung tentang Allah atau bahkan sakit hati terhadap-Nya karena penderitaan di dunia. Alat bantu baru yang bagus untuk kita adalah risalah Semua Penderitaan Segera Berakhir! dan buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
Risalah baru itu tentu akan menghibur banyak korban peperangan, kemiskinan, bencana, ketidakadilan, dan penyakit karena membantu mereka melihat bahwa Allah bukanlah penyebab hal-hal tersebut. Demikian pula, buku baru itu akan menarik bagi orang yang mendambakan kebenaran rohani. Tulisannya menarik, sederhana, serta gamblang, dan pokok-pokok kunci dilukiskan dengan jelas, melalui gambar maupun kata. Sebelum Saudara menggunakannya untuk mengajar orang lain, bacalah 14 pokok tambahan di apendiks.
[Tabel/Gambar di hlm. 12, 13]
BEBERAPA PERISTIWA PADA TAHUN DINAS 2005
1 September 2004
8 Oktober: Saksi-Saksi Yehuwa resmi terdaftar di Armenia.
9 Oktober: Penahbisan cabang Bulgaria.
18 Oktober: Dimulainya kampanye brosur Berjaga-jaga!
6 November: Penahbisan cabang Mauritius.
20 November: Penahbisan cabang Etiopia.
4 Desember: Penahbisan cabang Nikaragua.
25 Desember: Penahbisan cabang Zambia.
26 Desember: Gempa bumi berkekuatan 9,0 di dekat Sumatra, Indonesia, memicu gelombang-gelombang tsunami terdahsyat yang tercatat dalam sejarah.
1 Januari 2005
8 Januari: Penahbisan cabang Angola.
5 Maret: Penahbisan cabang Ghana.
19 Maret: Penahbisan cabang Panama.
24 Maret: Pengadilan Tinggi Administratif Berlin memutuskan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa di Berlin diberi hak-hak badan hukum.
16 April: Penahbisan cabang Slovakia.
1 Mei 2005
16 Mei: Penahbisan percetakan dan bangunan tempat tinggal di Wallkill, New York.
25 Juni: Penahbisan cabang Guam.
31 Agustus 2005
[Gambar di hlm. 20]
Membersihkan Balai Kerajaan yang rusak karena banjir di Perfektur Niigata, Jepang
[Gambar di hlm. 24]
Mengurus bantuan kemanusiaan di Sri Lanka