PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jv psl. 5 hlm. 42-60
  • Mengumumkan Kembalinya Tuhan (1870-1914)

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengumumkan Kembalinya Tuhan (1870-1914)
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pencarian akan Kebenaran
  • Diteguhkan Kembali dalam Iman
  • Pengaruh Orang-Orang Lain
  • Nubuat-Nubuat Perihal Waktu dan Kehadiran Tuhan
  • ”Bertekad Mengadakan Kampanye yang Bergairah demi Kebenaran”
  • Russell Memutuskan Hubungan dengan Barbour
  • ”Bukan sebagai Sesuatu yang Baru, Bukan sebagai Milik Kami, tetapi sebagai Kepunyaan Tuhan”
  • ’Membina Satu Sama Lain dalam Iman yang Paling Kudus’
  • ”Apakah Saudara Mengabar?”
  • ”Saudara Harus . . . Meninggalkannya”
  • ”Kebenarannya Langsung Merebut Hati Saya”
  • Kantor Pusat di Rumah Alkitab
  • Mempersatukan Kawanan yang Bertambah
  • Membuka Pintu ”Penginjilan Surat Kabar”
  • Pindah ke Brooklyn
  • Meluaskan Pengumuman Kabar Baik
  • Bertumbuh dalam Pengetahuan yang Saksama tentang Kebenaran
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Pengujian dan Penyaringan dari Dalam
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Kerajaan Lahir di Surga
    Kerajaan Allah Memerintah!
  • Masa Pengujian (1914-1918)
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
Lihat Lebih Banyak
Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
jv psl. 5 hlm. 42-60

Pasal 5

Mengumumkan Kembalinya Tuhan (1870-1914)

”Sejarah berikut ini tidak diberikan hanya karena saya telah didesak untuk memberikan tinjauan mengenai bimbingan Allah di jalan terang, tetapi khususnya karena saya percaya bahwa sangatlah penting agar kebenaran diberitahukan secara bersahaja, agar salah pengertian dan pernyataan-pernyataan keliru yang merugikan dilucuti, dan agar para pembaca kita dapat melihat betapa Tuhan sampai sekarang ini telah membantu dan membimbing.”a

SETELAH kata-kata tersebut, Charles Taze Russell kemudian menguraikan perkembangan-perkembangan yang menyebabkan ia menerbitkan Millennial Dawn (yang kemudian disebut Studies in the Scriptures) dan Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence (sekarang dikenal sebagai The Watchtower Announcing Jehovah’s Kingdom [Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa]). Sejarah ini sangat bermanfaat bagi Saksi-Saksi Yehuwa. Mengapa? Karena pengertian mereka sekarang ini mengenai kebenaran-kebenaran Alkitab dan kegiatan mereka dapat ditelusuri kembali ke tahun 1870-an dan karya C. T. Russell serta rekan-rekannya, dan dari sana ke Alkitab dan kekristenan masa awal.

Siapakah Charles Taze Russell? Apakah sejarah pekerjaannya memberikan bukti adanya bantuan dan bimbingan Tuhan?

Pencarian akan Kebenaran

C. T. Russell dilahirkan di Amerika Serikat di Allegheny (sekarang bagian dari Pittsburgh), Pennsylvania, pada tanggal 16 Februari 1852. Ia adalah putra kedua dari Joseph L. dan Ann Eliza (Birney) Russell, yang adalah penganut Presbiterian dan keturunan Skotlandia-Irlandia. Ibu Charles meninggal ketika ia baru berumur sembilan tahun, namun sejak kecil, Charles telah dipengaruhi oleh kedua orang-tuanya yang berpikiran sangat religius. Sebagaimana dikatakan oleh seorang rekan C. T. Russell di kemudian hari, ”mereka melatih sebuah ranting kecil; dan itu bertumbuh ke arah Tuhan.” Walaupun dibesarkan sebagai seorang Presbiterian, Charles akhirnya bergabung dengan Gereja Kongregasional karena ia lebih menyukai pandangan-pandangannya.

Charles muda ternyata seorang pengusaha yang baik. Ketika baru berumur 11 tahun, ia menjadi mitra bisnis ayahnya dalam sebuah toko pakaian pria yang terus berkembang. Charles memperbesar bisnis ini, dan pada waktunya mengelola sendiri beberapa toko yang berbeda. Walaupun bisnisnya berjalan lancar, secara rohani ia merasa terganggu sekali. Mengapa demikian?

Orang-tua Charles dengan tulus mempercayai kredo-kredo gereja Susunan Kristen dan membesarkan dia agar menganutnya juga. Maka, Charles muda diajar bahwa Allah adalah kasih, namun bahwa Ia telah menciptakan manusia dengan kodrat tidak berkematian dan telah menyediakan tempat dengan api yang bernyala-nyala yang di dalamnya Allah akan menyiksa semua orang selama-lamanya kecuali mereka yang telah ditakdirkan untuk diselamatkan. Gagasan demikian mengguncangkan hati remaja Charles yang jujur. Ia bernalar, ”Allah yang menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan insan manusia yang telah Ia ketahui sebelumnya dan telah Ia takdirkan untuk disiksa selama-lamanya, tidaklah mungkin bersifat bijaksana, adil atau pengasih. Standar-Nya akan lebih rendah daripada standar banyak manusia.”

Akan tetapi, Russell muda bukan seorang ateis; ia semata-mata tidak dapat menerima ajaran-ajaran gereja yang umum dipahami. Ia menjelaskan, ”Lambat laun saya dapat melihat bahwa walaupun setiap kredo memiliki beberapa unsur kebenaran, semuanya, secara keseluruhan, menyesatkan dan bertentangan dengan Firman Allah.” Sesungguhnya, dalam kredo-kredo gereja, ”unsur-unsur kebenaran” terkubur di bawah kekacaubalauan ajaran-ajaran kafir yang telah menyusup ke dalam kekristenan yang tercemar selama kemurtadan yang berlangsung berabad-abad. Setelah berpaling menjauhi kredo-kredo gereja dan mencari kebenaran, Russell kemudian menyelidiki beberapa agama Timur yang utama, namun hanya mendapatkan ketidakpuasan.

Diteguhkan Kembali dalam Iman

Walaupun demikian, ranting ini telah dilatih oleh orang-tua yang takut akan Allah; ia condong ”ke arah Tuhan”. Sementara ia masih mencari kebenaran, pada suatu sore tahun 1869, sesuatu terjadi yang meneguhkan kembali iman Charles yang sedang goyah. Ketika ia sedang berjalan dekat toko milik keluarga Russell di Federal Street, ia mendengar nyanyian keagamaan dari sebuah ruangan bawah tanah. Inilah yang terjadi menurut penuturannya sendiri,

”Suatu sore, rupanya secara kebetulan, saya mampir ke sebuah ruangan yang berdebu dan suram, yang saya dengar menjadi tempat diadakannya kebaktian agama, untuk mengetahui apakah segelintir orang yang bertemu di sana memiliki sesuatu yang dapat ditawarkan, yang lebih masuk akal daripada kredo-kredo dari gereja-gereja besar. Di sanalah, untuk pertama kalinya, saya mendengar sesuatu berkenaan pandangan Adven Kedua [Gereja Kristen Adven], dengan pengkhotbahnya Tn. Jonas Wendell . . . Demikianlah, saya mengakui bahwa saya berutang budi kepada para penganut Adven dan juga kepada aliran-aliran lain. Walaupun penjelasan Alkitab yang disampaikannya tidak sepenuhnya jelas, . . . itu cukup, di bawah Allah, untuk meneguhkan kembali iman saya yang sedang goyah akan ilham ilahi dari Alkitab, dan untuk memperlihatkan bahwa catatan yang dibuat oleh para rasul dan para nabi berkaitan tanpa dapat dipisahkan. Apa yang saya dengar membuat saya belajar Alkitab dengan semangat dan perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya, dan saya senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas bimbingan itu; karena walaupun Adventisme tidak membantu saya menemukan satu pun kebenaran, namun saya telah banyak dibantu untuk belajar meninggalkan kekeliruan, dan dengan demikian mempersiapkan saya untuk Kebenaran.”

Pertemuan itu memperbarui tekad Russell muda untuk mencari kebenaran Alkitab. Ini menuntunnya kembali kepada Alkitabnya dengan gairah yang lebih besar daripada sebelumnya. Russell segera yakin bahwa waktunya telah dekat bagi orang-orang yang melayani Tuhan untuk sampai kepada pengetahuan yang jelas mengenai maksud-tujuan-Nya. Maka, pada tahun 1870, dikobarkan oleh kegairahan, ia dan beberapa kenalannya di Pittsburgh dan Allegheny yang terletak di dekatnya, berkumpul bersama dan membentuk suatu kelompok untuk mempelajari Alkitab. Menurut seorang rekan yang belakangan bergabung dengan Russell, kelompok kecil Alkitab itu diadakan dengan cara ini, ”Seseorang akan mengajukan sebuah pertanyaan. Mereka akan membahasnya. Mereka akan mencari semua ayat yang berhubungan dengan pokok tersebut dan kemudian, jika mereka puas dengan keselarasan ayat-ayat ini, mereka akhirnya mengemukakan kesimpulan mereka dan mencatat hal itu.” Sebagaimana Russell kemudian akui, periode ”dari tahun 1870 sampai 1875 adalah masa pertumbuhan yang terus-menerus dalam karunia dan pengetahuan serta kasih akan Allah dan Firman-Nya.”

Seraya mereka meneliti Alkitab, beberapa hal menjadi makin jelas bagi para pencari kebenaran yang tulus ini. Mereka melihat kebenaran Alkitab mengenai jiwa manusia yang berkematian dan bahwa peri tidak berkematian adalah suatu karunia yang akan dicapai oleh orang-orang yang menjadi sesama waris dengan Kristus dalam Kerajaan surgawinya. (Yeh. 18:20; Rm. 2:6, 7) Mereka mulai memahami makna dari doktrin korban tebusan Yesus Kristus dan kesempatan yang dimungkinkan oleh persediaan ini bagi umat manusia. (Mat. 20:28) Mereka mulai menyadari bahwa walaupun Yesus pada mulanya datang ke bumi sebagai manusia jasmani, pada kedatangannya kembali ia akan hadir secara tidak kelihatan sebagai pribadi roh. (Yoh. 14:19) Mereka selanjutnya mengerti bahwa tujuan kembalinya Yesus adalah, bukan untuk membinasakan semua orang, melainkan untuk memberkati keluarga-keluarga yang taat di bumi. (Gal. 3:8) Russell menulis, ”Kami merasa sangat sedih melihat kekeliruan orang-orang Adven Kedua, yang mengharapkan kedatangan Kristus secara jasmani, dan mengajarkan bahwa dunia ini dan segala yang ada di dalamnya akan dibakar habis kecuali orang-orang Adven Kedua.”

Kebenaran-kebenaran Alkitab yang menjadi jelas bagi kelompok kecil Alkitab ini benar-benar merupakan suatu perbedaan dari doktrin-doktrin kafir yang telah merembes ke dalam kekristenan selama kemurtadan yang telah berlangsung berabad-abad. Akan tetapi, apakah Russell dan rekan-rekannya yang berpikiran rohani memperoleh kebenaran-kebenaran dari Alkitab ini tanpa bantuan orang-orang lain?

Pengaruh Orang-Orang Lain

Secara cukup terbuka Russell menunjuk kepada bantuan yang telah ia terima dari orang-orang lain dalam mempelajari Alkitab. Ia tidak hanya mengakui bahwa ia berutang budi kepada Jonas Wendell dari Adven Kedua, tetapi ia juga berbicara dengan penuh hangat mengenai dua orang lain lagi yang telah membantunya dalam mempelajari Alkitab. Russell mengatakan tentang dua pria ini, ”Mempelajari Firman Allah bersama rekan-rekan yang saya kasihi ini membimbing, setapak demi setapak, ke padang rumput yang lebih hijau.” Yang seorang, George W. Stetson, adalah seorang pelajar Alkitab yang tekun dan pastor dari Gereja Kristen Adven di Edinboro, Pennsylvania.

Yang seorang lagi, George Storrs, adalah penerbit majalah Bible Examiner, di Brooklyn, New York. Storrs, yang lahir tanggal 13 Desember 1796, pada mulanya terdorong untuk memeriksa keterangan Alkitab mengenai keadaan orang mati setelah membaca sesuatu yang diterbitkan (walaupun pada waktu itu tanpa nama) oleh seorang pelajar Alkitab yang cermat, yaitu Henry Grew, dari Philadelphia, Pennsylvania. Storrs menjadi penganjur yang bersemangat mengenai apa yang disebut peri tidak berkematian yang bersyarat—ajaran bahwa jiwa berkematian dan bahwa peri tidak berkematian adalah suatu karunia yang dapat dicapai oleh orang-orang Kristen yang setia. Ia juga menerangkan bahwa karena orang-orang jahat tidak mempunyai peri tidak berkematian, maka tidak ada siksaan abadi. Storrs banyak mengadakan perjalanan, memberi khotbah tentang pokok bahwa tidak ada peri tidak berkematian bagi orang fasik. Salah satu dari buku-buku yang diterbitkannya adalah Six Sermons, yang akhirnya mencapai angka peredaran 200.000 eksemplar. Tanpa diragukan lagi, pandangan-pandangan Storrs yang sangat berdasarkan Alkitab mengenai jiwa yang berkematian maupun mengenai pendamaian dan restitusi (pemulihan apa yang hilang karena dosa Adam; Kis. 3:21) memberikan pengaruh yang kuat dan positif kepada Charles T. Russell yang masih muda.

Namun, seorang pria lain yang berpengaruh kuat atas kehidupan Russell juga menyebabkan loyalitasnya kepada kebenaran Alkitab diuji.

Nubuat-Nubuat Perihal Waktu dan Kehadiran Tuhan

Pada suatu pagi di bulan Januari 1876, Russell yang berumur 23 tahun menerima sebuah majalah berkala keagamaan yang disebut Herald of the Morning. Dari gambar sampul, ia dapat melihat bahwa majalah itu adalah dari aliran Adven. Redakturnya, Nelson H. Barbour, dari Rochester, New York, percaya bahwa tujuan kembalinya Kristus bukan untuk membinasakan keluarga-keluarga di bumi melainkan untuk memberkati mereka dan bahwa kedatangannya bukan secara daging melainkan sebagai roh. Nah, ini sesuai dengan hal yang telah dipercayai oleh Russell dan rekan-rekannya di Allegheny selama beberapa waktu!b Akan tetapi, herannya, dari nubuat-nubuat Alkitab perihal waktu, Barbour percaya bahwa Kristus telah hadir (secara tidak kelihatan) dan bahwa pekerjaan penuaian untuk mengumpulkan ”gandum” (orang-orang Kristen sejati yang membentuk golongan Kerajaan) sudah tiba.—Mat., psl. 13.

Russell selama ini telah menghindar dari nubuat-nubuat Alkitab perihal waktu. Namun sekarang, ia bertanya-tanya, ”Apakah mungkin nubuat-nubuat perihal waktu yang telah lama saya benci, karena penyalahgunaannya oleh orang-orang Adven, sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bilamana Tuhan akan hadir secara tidak kelihatan untuk mendirikan Kerajaannya?” Dengan rasa haus yang tak terpuaskan akan kebenaran Alkitab, Russell merasa harus belajar lebih banyak. Maka ia mengatur pertemuan dengan Barbour di Philadelphia. Pertemuan ini meneguhkan persesuaian mereka mengenai sejumlah ajaran Alkitab dan menyediakan kesempatan bagi mereka untuk saling bertukar pandangan. ”Ketika kami pertama kali bertemu,” Russell belakangan menyatakan, ”ia harus belajar banyak dari saya mengenai makna sepenuhnya dari restitusi yang didasarkan atas memadainya tebusan yang diberikan untuk semua, sebagaimana saya harus belajar banyak dari dia mengenai waktu.” Barbour berhasil meyakinkan Russell bahwa kehadiran Kristus yang tidak kelihatan telah mulai pada tahun 1874.c

”Bertekad Mengadakan Kampanye yang Bergairah demi Kebenaran”

C. T. Russell adalah seorang pria yang berpendirian positif. Karena yakin bahwa kehadiran Kristus yang tidak kelihatan telah mulai, ia bertekad untuk mengumumkannya kepada orang-orang lain. Ia belakangan berkata, ”Pengetahuan tentang fakta bahwa kita telah berada pada masa penuaian memberi saya dorongan sebagaimana belum pernah saya miliki sebelumnya untuk menyebarkan Kebenaran. Karena itu saya langsung bertekad mengadakan kampanye yang bergairah demi kebenaran.” Russell sekarang memutuskan untuk membatasi kepentingan bisnisnya agar dapat mengabdikan diri kepada pengabaran.

Untuk bertindak melawan pandangan-pandangan yang keliru tentang kembalinya Tuhan, Russell menulis pamflet berjudul The Object and Manner of Our Lord’s Return (Tujuan dan Cara Kembalinya Tuhan Kita). Ini diterbitkan pada tahun 1877. Pada tahun yang sama Barbour dan Russell bersama-sama menerbitkan Three Worlds, and the Harvest of This World (Tiga Dunia, dan Penuaian Atas Dunia Ini). Buku 196 halaman ini membahas pokok restitusi dan nubuat-nubuat Alkitab perihal waktu. Walaupun masing-masing pokok pernah dibahas oleh orang-orang lain sebelumnya, dalam pandangan Russell buku ini adalah ”yang pertama menggabungkan gagasan restitusi dengan nubuat-nubuat perihal waktu”. Buku ini mengemukakan pandangan bahwa kehadiran Yesus Kristus yang tidak kelihatan mulai sejak musim gugur tahun 1874.

Seraya Russell mengadakan perjalanan dan mengabar, menjadi jelas baginya bahwa diperlukan sesuatu yang lain lagi untuk memelihara benih kebenaran yang ia tabur agar tetap hidup dan disiram. Jawabannya? ”Suatu majalah bulanan,” kata Russell. Maka ia dan Barbour memutuskan untuk menghidupkan kembali publikasi Herald, yang telah dihentikan karena pembatalan langganan-langganan dan habisnya dana. Russell menyumbangkan dana pribadinya untuk menghidupkan kembali majalah itu, menjadi salah seorang mitra redakturnya.

Untuk sementara waktu semua berjalan mulus—yaitu sampai tahun 1878.

Russell Memutuskan Hubungan dengan Barbour

Dalam terbitan Herald of the Morning bulan Agustus 1878, muncul sebuah artikel yang ditulis oleh Barbour yang menyangkal nilai yang sepadan dari kematian Kristus. Russell, yang hampir 30 tahun lebih muda dari Barbour, dapat melihat bahwa hal ini, sebenarnya, menyangkal bagian penting dari doktrin tebusan. Maka langsung dalam terbitan berikutnya (September 1878), Russell, dalam artikel yang berjudul ”Pendamaian”, menjunjung tinggi tebusan dan membantah pernyataan Barbour. Kontroversi berlangsung di halaman-halaman majalah itu selama beberapa bulan berikutnya. Akhirnya, Russell memutuskan untuk mengundurkan diri dari persekutuan dengan Tn. Barbour dan menghentikan dukungan keuangan lebih lanjut kepada majalah Herald.

Walaupun demikian, C. T. Russell merasa bahwa mengundurkan diri dari Herald belum cukup; doktrin tebusan harus dibela dan kehadiran Kristus harus diumumkan. Karena itu, pada bulan Juli 1879, Russell mulai menerbitkan Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence.d Russell adalah redaktur dan penerbitnya, dengan lima orang lagi yang semula didaftarkan sebagai penulis-penulis yang menyumbang kepada kolom-kolom mereka. Terbitan pertama dicetak sebanyak 6.000 eksemplar. Menjelang tahun 1914, setiap terbitan telah dicetak sebanyak kira-kira 50.000 eksemplar.

”Bukan sebagai Sesuatu yang Baru, Bukan sebagai Milik Kami, tetapi sebagai Kepunyaan Tuhan”

C. T. Russell menggunakan majalah Watch Tower dan publikasi-publikasi lain untuk menegakkan kebenaran-kebenaran Alkitab dan membuktikan salah ajaran-ajaran agama palsu dan filsafat-filsafat manusia yang bertentangan dengan Alkitab. Namun, ia tidak mengaku menemukan kebenaran-kebenaran baru.

Sejak akhir abad ke-18, banyak rohaniwan dan sarjana Alkitab telah menyingkapkan ajaran palsu berkenaan jiwa yang tidak berkematian dan hukuman abadi bagi orang jahat. Penyingkapan ini telah dilaporkan dengan saksama dalam buku Bible Vs. Tradition, oleh Aaron Ellis, semula diterbitkan di Inggris dan kemudian di Amerika Serikat pada tahun 1853 oleh George Storrs. Namun tidak seorang pun pada saat itu melakukan lebih banyak daripada C. T. Russell dan rekan-rekannya untuk mengumumkan kebenaran ini.

Bagaimana dengan doktrin-doktrin Alkitab lain yang dibahas dalam Watch Tower dan publikasi-publikasi lain? Apakah Russell mengaku dirinya saja yang telah menyingkapkan permata-permata kebenaran ini? Russell menjelaskan, ”Kami mendapati bahwa selama berabad-abad berbagai sekte dan kelompok telah membagi-bagi doktrin-doktrin Alkitab di antara mereka, memadukannya dengan sedikit banyak spekulasi dan kesalahan manusiawi . . . Kami mendapati bahwa doktrin penting tentang pembenaran oleh iman dan bukan oleh perbuatan telah diucapkan dengan jelas oleh Luther dan belakangan ini oleh banyak orang Kristen; bahwa keadilan ilahi dan kekuasaan dan hikmat dipelihara dengan hati-hati, walaupun tidak dipahami dengan jelas oleh para penganut Presbiterian; bahwa penganut Metodis menghargai dan memuji kasih dan simpati Allah; bahwa penganut Adven berpegang pada doktrin berharga mengenai kembalinya Tuhan; bahwa penganut Baptis di antara pokok-pokok lain berpegang secara benar kepada arti simbolik dari doktrin baptisan, walaupun mereka telah kehilangan pengertian akan baptisan yang sesungguhnya; bahwa beberapa penganut Universalis sejak lama telah berpendirian samar-samar pada beberapa pemikiran tentang ’restitusi’. Dengan demikian, hampir semua aliran memberi bukti bahwa para pendiri mereka telah meraba-raba mencari kebenaran: namun jelas bahwa Musuh besar telah bertarung melawan mereka dan dengan salah telah memecah-belah Firman Allah yang tidak dapat ia hancurkan seluruhnya.”

Mengenai kronologi yang sering dikemukakannya, Russell menyatakan, ”Bila kami mengatakan kronologi ’kami’, itu hanya memaksudkan kronologi yang kami gunakan, kronologi Alkitab, yang adalah milik seluruh umat Allah yang mau menerimanya. Sebenarnya hal itu telah digunakan hampir dalam bentuk yang sama yang telah kami persembahkan jauh sebelum zaman kita, sebagaimana berbagai nubuat yang kami gunakan telah dipakai oleh penganut Adven untuk tujuan yang berbeda, dan sama seperti berbagai doktrin yang kami pegang dan yang tampaknya begitu baru dan segar serta berbeda sudah dianut dalam bentuk tertentu lama berselang: seperti misalnya—Pemilihan, Karunia Bebas, Restitusi, Pembenaran, Penyucian, Pemuliaan, Kebangkitan.”

Jadi bagaimana Russell memahami peranan yang ia dan rekan-rekannya mainkan dalam mempublikasikan kebenaran Alkitab? Ia menjelaskan, ”Pekerjaan kami . . . adalah untuk mengumpulkan kembali potongan-potongan kebenaran yang sudah lama terserak dan mempersembahkannya kepada umat Tuhan—bukan sebagai sesuatu yang baru, bukan sebagai milik kami, tetapi sebagai kepunyaan Tuhan. . . . Kami harus menolak penghargaan apa pun bahkan untuk menemukan dan menyusun kembali permata-permata kebenaran.” Ia menyatakan lebih lanjut, ”Pekerjaan yang untuknya Tuhan telah berkenan menggunakan bakat-bakat kami yang tidak seberapa, bukan merupakan pekerjaan memulai melainkan hanya menyusun kembali, menyesuaikan, menyelaraskan.”

Jadi Russell cukup bersahaja atas apa yang dicapainya. Meskipun demikian, ”potongan-potongan kebenaran yang terserak” yang telah ia kumpulkan dan persembahkan kepada umat Tuhan itu bebas dari doktrin-doktrin kafir yang tidak menghormati Allah yakni Tritunggal dan jiwa yang tidak berkematian, yang telah berurat-berakar dalam gereja-gereja Susunan Kristen sebagai akibat kemurtadan besar. Tidak seperti siapa pun pada zaman itu, Russell dan rekan-rekannya mengumumkan ke seluruh dunia makna kembalinya Tuhan dan maksud-tujuan ilahi serta hal-hal yang tersangkut di dalamnya.

’Membina Satu Sama Lain dalam Iman yang Paling Kudus’

Orang-orang yang berhati jujur cepat menanggapi kebenaran-kebenaran yang memerdekakan yang diumumkan oleh C. T. Russell dan rekan-rekannya melalui halaman tercetak dan juga dalam ceramah-ceramah. Russell, yang belum mencapai umur 30 tahun, segera menyadari bahwa para pembaca Watch Tower perlu saling mengenal sesama seiman dan menganjurkan satu sama lain. Siswa-Siswa Alkitab di Pittsburgh melakukan ini dengan mengadakan pertemuan bersama secara tetap tentu, namun apa yang dapat dilakukan untuk membantu para pembaca Watch Tower di tempat-tempat lain?

Jawabannya muncul dalam terbitan Watch Tower bulan Mei dan Juni 1880. Di dalamnya Russell mengumumkan rencananya untuk mengunjungi beberapa kota besar dan kecil di Pennsylvania, New Jersey, Massachusetts, dan New York. Untuk tujuan apa? ”Para pembaca kami,” pengumuman itu menjelaskan, ”tersebar di banyak tempat, di beberapa tempat 2 dan 3 orang, dan seterusnya hingga 50 orang. Di banyak tempat mereka sama sekali tidak saling mengenal, sehingga kehilangan perhatian dan kehangatan yang sebagaimana Bapa kita telah atur, seharusnya mereka dapatkan melalui ’Pertemuan-pertemuan ibadah yang dibiasakan oleh beberapa orang’. Adalah kehendak-Nya agar kita perlu ’Menasihati seorang akan yang lain’, dan membina satu sama lain dalam iman yang paling kudus. Kami berharap agar perhimpunan-perhimpunan yang direncanakan dapat menghasilkan perkenalan secara pribadi.”—Ibr. 10:24, 25.

”Perhimpunan-perhimpunan yang direncanakan” tersebut diadakan selama perjalanan Russell, dan semuanya terbukti berhasil baik; para pembaca Watch Tower menjadi lebih akrab satu sama lain. Perjalanan ini dan yang lain-lainnya untuk mengunjungi ”kelompok-kelompok kecil orang yang tengah menanti” segera menghasilkan dibentuknya sejumlah kelompok, atau eklesia (yang kemudian disebut sidang), berlokasi di daerah-daerah yang sudah disebutkan sebelumnya, juga di Ohio dan Michigan. Kelompok-kelompok ini dianjurkan untuk mengadakan perhimpunan yang tetap tentu. Namun, perhimpunan macam apakah itu?

Kelompok di Pittsburgh telah menetapkan kebiasaan berhimpun bersama paling sedikit dua kali seminggu. Sebuah perhimpunan dari kelompok Pittsburgh sering kali terdiri dari sebuah ceramah oleh pembicara yang memenuhi syarat kepada seluruh eklesia, mungkin di sebuah ruangan yang disewa. Namun pada perhimpunan-perhimpunan lain, yang biasanya diadakan di rumah-rumah pribadi, mereka yang hadir diundang untuk membawa Alkitab, konkordansi, kertas, dan pensil—dan untuk berperan serta.

Pergaulan rohani yang hangat pada perhimpunan-perhimpunan mingguan yang diadakan tetap tentu itu merupakan perubahan yang menyegarkan dari suasana yang dingin dan tidak akrab dalam kebaktian-kebaktian dari banyak gereja Susunan Kristen. Akan tetapi, Russell dan rekan-rekannya bukanlah yang merintis gagasan berhimpun bersama secara tetap tentu. Kebiasaan untuk berkumpul itu, bahkan di rumah-rumah pribadi, dimulai oleh umat Kristen abad pertama.—Rm. 16:3, 5; Kol. 4:15.

”Apakah Saudara Mengabar?”

C. T. Russell dan rekan-rekannya sangat percaya bahwa mereka berada dalam masa penuaian dan bahwa orang-orang perlu mendengar kebenaran yang memerdekakan. Namun, jumlah mereka sedikit. Majalah Watch Tower memenuhi kebutuhan utama, tetapi dapatkah dilakukan lebih banyak lagi? Russell dan rekan-rekan sekerjanya berpendapat demikian. Selama tahun 1880 mereka mulai menghasilkan Bible Students’ Tracts (belakangan disebut juga Old Theology Quarterly), dan ini disediakan bagi para pembaca Watch Tower untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada umum.

Ya, para pembaca Watch Tower dianjurkan untuk membagikan kepada orang-orang lain kebenaran-kebenaran berharga yang mereka pelajari. ”Apakah Saudara Mengabar?” adalah pertanyaan yang diajukan dalam gabungan terbitan Watch Tower bulan Juli dan Agustus 1881. Seberapa pentingkah mengabar bagi mereka? Artikel itu menyatakan selanjutnya, ”Kami percaya bahwa tak seorang pun akan termasuk dalam kawanan kecil kecuali para pengabar. . . . Ya, kita dipanggil untuk menderita bersamanya dan untuk mengumumkan kabar baik itu sekarang, agar pada waktunya yang tepat kita dapat dimuliakan dan melaksanakan perkara-perkara yang sekarang diberitakan. Kita tidak dipanggil, maupun diurapi untuk menerima kehormatan dan menimbun kekayaan, melainkan untuk memberikan seluruh waktu dan tenaga kita, dan untuk mengabarkan kabar baik.”

Adalah pantas bahwa Siswa-Siswa Alkitab yang mula-mula itu merasa sangat perlu untuk mengabarkan kabar baik. Sebenarnya, tugas untuk mengabar diberikan kepada umat Kristen abad pertama; itu adalah tanggung jawab yang dipikul oleh semua orang Kristen sejati sampai sekarang ini. (Mat. 24:14; 28:19, 20; Kis. 1:8) Namun, apa tujuan dari pengabaran yang dilakukan oleh Russell dan para pembaca Watch Tower yang mula-mula? Apakah hanya untuk membagikan bacaan Alkitab atau untuk membuat jemaat gereja sadar akan kebenaran Alkitab?

”Saudara Harus . . . Meninggalkannya”

”Pergilah kamu, hai umatKu,” Alkitab telah lama memperingatkan. Pergi dari mana? ”Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” (Why. 17:5; 18:4) Mengapa harus pergi dari Babel? ”Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” (Why. 18:5) Siapakah ibu dari wanita-wanita pelacur ini yang darinya orang-orang harus memisahkan diri?

Martin Luther dan pemimpin-pemimpin Reformasi lain menunjuk Gereja Katolik dan kepausannya sebagai Babel Besar. Bagaimana dengan gereja-gereja Protestan yang bermunculan sebagai akibat Reformasi? Faktanya ialah, terlepas dari penolakan mereka atas keutamaan paus, beberapa gereja tidak jauh berbeda dari paham Katolik dalam hal struktur gereja, dan mereka tetap mempertahankan doktrin-doktrin yang tidak berdasarkan Alkitab, seperti Tritunggal, jiwa yang tidak berkematian, dan siksaan kekal. Karena alasan ini beberapa pengabar mendesak orang-orang untuk melepaskan diri bukan hanya dari Gereja Katolik melainkan juga dari sistem-sistem gereja Protestan yang utama.

C. T. Russell dan rekan-rekannya juga menyadari bahwa pelacur yang bernama buruk ini bukan hanya Gereja Katolik. Jadi, meskipun Watch Tower bulan November 1879 mengidentifikasikan Babel Besar dengan ”Kepausan sebagai suatu SISTEM”, artikel itu menambahkan, ”Kita harus melihat lebih luas dan melibatkan, (bukan anggota-anggota perorangan, melainkan sistem-sistem gereja) gereja-gereja lain yang bersatu dengan Kekaisaran-kekaisaran di bumi. Setiap gereja yang mengaku sebagai perawan suci yang ditunangkan kepada Kristus, tetapi dalam kenyataannya bersatu dengan dan didukung oleh dunia ini (binatang buas), harus kita kutuk sebagai gereja pelacur dalam bahasa Alkitab.”

Maka, para pembaca Watch Tower dianjurkan untuk melakukan apa? Russell menulis, ”Jika Anda bergabung dengan gereja yang hidup bersatu dalam perzinaan dengan dunia, Anda harus meninggalkannya, jika Anda ingin menjaga pakaian tetap putih.” Russell dan rekan-rekannya pada waktu itu belum mengerti jangkauan sepenuhnya dari pengaruh Babel Besar. Meskipun demikian, para pembaca Watch Tower didesak untuk memisahkan diri mereka dari sistem-sistem gereja yang korup dan duniawi.—Yoh. 18:36.

”Kebenarannya Langsung Merebut Hati Saya”

Penerbitan kebenaran-kebenaran Alkitab mengambil langkah maju yang penting pada tahun 1886 dengan diperkenalkannya jilid pertama dari satu seri buku yang dijanjikan berjudul Millennial Dawn (Fajar Milenium), ditulis oleh C. T. Russell. Jilid I berjudul The Divine Plan of the Ages (Rencana Ilahi Sepanjang Zaman). Buku itu berisi pembahasan 16 pokok, seperti ”Keberadaan Pencipta yang Mahacerdas Diteguhkan”, ”Alkitab Sebagai Penyingkapan Ilahi Dipandang dari Sudut yang Masuk Akal”, ”Kembalinya Tuhan Kita—Tujuannya, Restitusi dari Segala Perkara”, dan ”Diizinkannya Kejahatan dan Kaitannya dengan Rencana Allah”. Akhirnya, C. T. Russell menulis lima buku yang lain dari seri Millennial Dawn.e

Russell tidak sempat hidup lebih lama untuk melaksanakan niat menulis jilid ketujuh dari seri ini, namun penyebaran secara luas dari keenam jilid yang sempat ia selesaikan mendapat tanggapan yang positif dari orang-orang yang berhati jujur. ”Buku Anda MILLENNIAL DAWN telah saya terima pada musim gugur yang lalu,” tulis seorang wanita pada tahun 1889, ”baru pertama kali saya mendapat petunjuk adanya hasil karya seperti ini. Saya menerimanya pada hari Sabtu sore, segera mulai membacanya dan tidak pernah meletakkannya, kecuali terpaksa, hingga selesai. Kebenarannya langsung merebut hati saya; dengan segera saya menarik diri dari Gereja Presbiterian tempat saya telah lama meraba-raba dalam kegelapan mencari kebenaran, dan tidak menemukannya.”

Benar-benar dibutuhkan keberanian pada masa itu untuk menarik diri dari gereja. Wanita yang mempertunjukkan hal ini berasal dari Manitoba, Kanada, yang memperoleh Millennial Dawn pada tahun 1897. Pada mulanya, ia mencoba untuk tetap bergabung dengan gerejanya dan mengajar di sekolah-sekolah Minggu setempat. Saatnya tiba, pada tahun 1903, ketika ia memutuskan untuk meninggalkan gereja. Ia berdiri dan mengatakan kepada semua yang hadir mengapa ia merasa harus memisahkan diri dari gereja. Seorang tetangga terdekat (sangat berarti bagi orang-orang di masyarakat kecil pada masa itu) mencoba membujuknya untuk kembali ke gereja. Namun ia berdiri teguh, walaupun belum ada sidang dari Siswa-Siswa Alkitab di sekitar situ. Sebagaimana dilukiskan oleh putranya belakangan tentang keadaannya, ”Tidak ada hamba pelajaran [penatua] untuk menjadi tempat bersandar. Tidak ada perhimpunan. Hati yang pedih. Alkitab yang lusuh. Doa-doa yang panjang selama berjam-jam.”

Apa keistimewaan Millennial Dawn, majalah Watch Tower, dan publikasi lainnya dari Lembaga yang merebut hati orang-orang dan menggerakkan mereka untuk mengambil tindakan yang tegas demikian? C. T. Russell menggunakan metode pendekatan untuk menerangkan ajaran-ajaran Alkitab dengan cara yang berbeda dari banyak penulis pada zamannya. Ia yakin bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tidak bisa salah dan bahwa ajaran-ajarannya harus selaras. Karena itu, jika ada bagian Alkitab yang sulit dimengerti, ia merasa, bahwa ini tentu akan dijelaskan dan ditafsirkan oleh bagian lain dari Firman yang terilham itu. Ia tidak mencoba mendukung penjelasan-penjelasan yang ia berikan dengan kesaksian para ahli teologi pada zamannya atau dengan pandangan-pandangan mereka yang disebut bapa-bapa gereja masa awal. Seperti yang ia tulis dalam Jilid I dari Millennial Dawn, ”Kami percaya bahwa adalah kekeliruan yang umum dari masa sekarang dan sepanjang masa bahwa manusia mempercayai doktrin-doktrin tertentu karena orang-orang lain mempercayainya, yang kepadanya mereka menaruh kepercayaan. . . . Para pencari kebenaran harus mengosongkan bejana mereka yang berisi air tradisi yang keruh dan mengisinya pada mata air kebenaran—Firman Allah.”

Seraya para pencari kebenaran yang meningkat jumlahnya ini menanggapi apa yang mereka baca dalam publikasi-publikasi dari Lembaga Menara Pengawal, beberapa perubahan yang tak terduga diperlukan di Allegheny.

Kantor Pusat di Rumah Alkitab

Siswa-Siswa Alkitab di Allegheny, yang tergabung dalam penerbitan majalah Watch Tower, dianggap paling berpengalaman dalam melakukan pekerjaan Tuhan dan dipandang oleh semua eklesia, atau sidang, sebagai orang-orang yang mengambil pimpinan. Pada mulanya kantor pusat mereka berlokasi di 101 Fifth Avenue, Pittsburgh, dan kemudian di 44 Federal Street, Allegheny. Namun, pada akhir tahun 1880-an, ekspansi dibutuhkan. Maka Russell mengatur untuk membangun fasilitas-fasilitas yang lebih besar. Pada tahun 1889 sebuah gedung empat tingkat bertembok batu bata di 56-60 Arch Street, Allegheny, diselesaikan. Gedung yang bernilai 34.000 dolar itu dikenal sebagai Rumah Alkitab. Gedung ini menjadi kantor pusat Lembaga selama kira-kira 19 tahun.

Mulai tahun 1890, keluarga kecil di Rumah Alkitab melayani kebutuhan beberapa ratus rekan yang aktif dari Lembaga Menara Pengawal. Namun seraya dekade tahun 1890-an terus berjalan, makin banyak orang memperlihatkan minat akan apa yang dilakukan oleh mereka. Sebenarnya, menurut sebuah laporan yang tidak lengkap yang diterbitkan dalam majalah Watch Tower tanggal 26 Maret 1899, Peringatan kematian Kristus dilakukan di 339 perhimpunan yang berbeda-beda, dengan 2.501 orang yang mengambil bagian. Namun, apa yang akan membantu agar Siswa-Siswa Alkitab yang makin bertambah ini tetap bersatu?

Mempersatukan Kawanan yang Bertambah

C. T. Russell menganjurkan semua pembaca Watch Tower untuk berkumpul bersama di mana saja mereka bisa, untuk membentuk kelompok-kelompok, besar atau kecil, agar dapat membina satu sama lain secara rohani. Nasihat Alkitab disediakan melalui kolom-kolom majalah Watch Tower. Wakil-wakil keliling dari Lembaga Menara Pengawal juga diutus dari kantor pusat untuk tetap berhubungan dengan berbagai kelompok dan untuk membina mereka secara rohani.

Sewaktu-waktu, ada juga kebaktian-kebaktian istimewa yang dihadiri oleh Siswa-Siswa Alkitab dari banyak tempat. ”Ini adalah UNDANGAN KHUSUS kepada setiap pembaca yang dapat datang,” desak Watch Tower terbitan Maret 1886. Dalam rangka apa? Peringatan tahunan Perjamuan Malam Tuhan, yang akan diadakan pada hari Minggu, tanggal 18 April 1886, di Allegheny. Namun, lebih banyak lagi yang direncanakan: Suatu seri pertemuan istimewa dijadwalkan tiap sore hari selama minggu berikutnya. Siswa-Siswa Alkitab di Allegheny membuka pintu rumah mereka—dan pintu hati mereka—dengan tidak ada pungutan bayaran bagi delegasi yang datang. Selama beberapa tahun berikutnya, kebaktian-kebaktian serupa diselenggarakan di Allegheny pada saat Peringatan kematian Kristus.

Selama akhir tahun 1890-an, kebaktian-kebaktian mulai diorganisasi di banyak tempat. C. T. Russell sering menyampaikan khotbah pada kesempatan-kesempatan ini. Bagaimana rasanya bila mendengarkan khotbahnya?

Ralph Leffler, yang mendengarkan C. T. Russell berkhotbah, mengenang kembali, ”Pada waktu berada di podium di hadapan hadirin, ia selalu mengenakan jas panjang hitam dan dasi putih. Suaranya tidak keras, dan ia tidak pernah menggunakan mikrofon atau pengeras suara, karena alat-alat itu belum ditemukan; namun, entah bagaimana suaranya senantiasa dapat terdengar hingga ujung paling jauh dari auditorium tersebut. Ia dapat menawan perhatian hadirin yang banyak tidak hanya selama satu jam tetapi kadang-kadang dua atau tiga jam. Ia selalu memulai khotbahnya dengan membungkuk sopan kepada hadirin. Sementara berbicara, ia tidak berdiri diam seperti patung, melainkan selalu bergerak, memberi isyarat dengan tangannya dan melangkah dari satu sisi ke sisi lain atau dari depan ke belakang. Saya tidak pernah melihatnya membawa catatan apa pun atau naskah di tangannya—hanya Alkitab, yang sering ia gunakan. Ia berbicara dari hati dan dengan cara yang sangat meyakinkan. Biasanya satu-satunya benda yang ada di podium pada masa itu adalah sebuah meja kecil dengan Alkitab di atasnya dan sebuah kendi air dan segelas air yang kadang-kadang diteguk oleh si pembicara.”

Kebaktian-kebaktian masa awal itu adalah masa-masa yang dipenuhi dengan pergaulan yang hangat dan penyegaran rohani. Kebaktian-kebaktian itu menguatkan persatuan dari semua Siswa-Siswa Alkitab dan mengumumkan kebenaran-kebenaran Alkitab. Sementara itu, menjelang akhir dekade 1890-an, jelaslah bagi Siswa-Siswa Alkitab bahwa jauh lebih banyak yang masih harus dilakukan untuk menyebarkan kebenaran-kebenaran Alkitab. Namun jumlah mereka relatif masih sedikit. Apakah ada suatu cara untuk mencapai jutaan orang lebih banyak daripada yang dapat dicapai dengan cara yang digunakan waktu itu? Memang ada!

Membuka Pintu ”Penginjilan Surat Kabar”

Menjelang akhir abad ke-19, dunia dilintasi oleh jalur-jalur telegraf yang malang-melintang. Komunikasi melalui telegraf tidak mahal dan cepat; ini menyebabkan terjadinya revolusi dalam bidang pers. Berita-berita dapat disampaikan dengan cepat ke tempat-tempat jauh dan dicetak dalam surat-surat kabar. Pada awal abad ke-20, C. T. Russell dan rekan-rekannya melihat surat kabar sebagai cara yang efektif untuk mencapai sejumlah besar orang. Russell belakangan berkata, ”Surat kabar telah menjadi faktor utama dalam kehidupan sehari-hari dari dunia yang beradab.”

Watch Tower terbitan 1 Desember 1904 mengumumkan bahwa khotbah-khotbah yang diucapkan oleh C. T. Russell akan muncul dalam tiga surat kabar. Terbitan Watch Tower berikutnya, di bawah judul ”Penginjilan Surat Kabar”, melaporkan, ”Demikianlah jutaan khotbah dapat tersebar ke mana-mana; dan beberapa setidaknya telah membawa hasil. Bila itu kehendak Tuhan, kita akan senang melihat ’pintu’ ini tetap terbuka, atau bahkan terbuka lebih lebar lagi.” Pintu ”penginjilan surat kabar” ini memang terbuka lebih lebar. Nyatanya, menjelang tahun 1913 diperkirakan bahwa melalui 2.000 surat kabar, khotbah-khotbah Russell menjangkau 15.000.000 pembaca!

Namun, bagaimana Russell dapat mengatur agar khotbah mingguan dicetak bahkan pada waktu ia sedang dalam perjalanan? Setiap minggu, ia mengirim sebuah khotbah (panjangnya kira-kira dua kolom surat kabar) melalui telegraf kepada sebuah sindikat surat kabar. Sindikat tersebut, setelah itu, mengirimkannya dengan telegraf ke surat-surat kabar di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa.

Russell yakin bahwa Tuhan telah membuka lebar-lebar pintu pengabaran surat kabar ini. Selama dekade pertama dari abad ke-20, berita Alkitab yang diumumkan oleh Russell dan rekan-rekannya menjadi sangat terkenal melalui khotbah-khotbah demikian dalam surat-surat kabar tersebut. Sebuah publikasi berjudul The Continent pernah menyatakan sehubungan dengan Russell, ”Menurut kata orang tulisan-tulisannya memiliki sirkulasi surat kabar yang lebih besar daripada tulisan siapa pun yang sekarang hidup; tak diragukan lagi lebih besar daripada sirkulasi gabungan tulisan dari semua imam dan penginjil di Amerika Utara.”

Pindah ke Brooklyn

Seraya pengabaran dengan surat kabar melaju dengan pesat, Siswa-Siswa Alkitab mencari lokasi lain untuk mulai menghasilkan khotbah-khotbah itu. Mengapa? Rumah Alkitab di Allegheny telah menjadi terlalu kecil. Selain itu terpikir juga bahwa andaikata khotbah-khotbah Russell berasal dari kota yang lebih besar dan lebih terkenal, ini tentu akan menghasilkan dimuatnya khotbah-khotbah tersebut dalam lebih banyak surat kabar. Akan tetapi, kota yang mana? Majalah Watch Tower 15 Desember 1908 menerangkan, ”Dengan mempertimbangkan segala sesuatu, kami menyimpulkan, setelah mencari bimbingan Ilahi, bahwa Brooklyn, New York, dengan banyaknya penduduk dari golongan menengah, dan dikenal sebagai ’Kota dari Gereja-Gereja’ akan, dengan alasan-alasan ini, menjadi pusat pekerjaan penuaian yang paling cocok selama beberapa tahun yang tersisa ini.”

Karena itu, pada tahun 1908, beberapa wakil Lembaga Menara Pengawal, termasuk penasihat hukumnya, Joseph F. Rutherford, diutus ke New York City. Tujuan mereka? Untuk memperoleh tanah milik yang telah ditemukan oleh C. T. Russell dalam perjalanan sebelumnya. Mereka membeli gedung tua ”Plymouth Bethel”, yang terletak di 13-17 Hicks Street, Brooklyn. Gedung ini pernah dipakai untuk misi dari Gereja Plymouth Kongregasional yang letaknya berdekatan, dan Henry Ward Beecher pernah melayani di sana sebagai pastor. Wakil-wakil Lembaga juga membeli bekas tempat tinggal Beecher, sebuah gedung empat tingkat bertembok bata coklat di 124 Columbia Heights, beberapa blok dari situ.

Gedung di Hicks Street direnovasi dan dinamakan Tabernakel Brooklyn. Dalam gedung ini terdapat ruangan-ruangan kantor dan sebuah auditorium. Setelah diadakan cukup banyak perbaikan, rumah di 124 Columbia Heights yang dulu ditempati oleh Beecher menjadi rumah yang baru bagi staf kantor pusat Lembaga. Akan dinamai apakah tempat ini? Watch Tower 1 Maret 1909, menjelaskan, ”Rumah baru ini akan kami namai ’Betel’ [artinya, ”Rumah Allah”].”f

”Penginjilan surat kabar”, demikianlah istilahnya, maju dengan pesat setelah pindah ke Brooklyn. Namun, ini bukan satu-satunya cara untuk mencapai banyak orang.

Meluaskan Pengumuman Kabar Baik

Pada tahun 1912, Russell dan rekan-rekannya mencoba dengan berani suatu cara pendidikan yang sangat maju untuk zaman itu. Sesungguhnya, ini akan dapat menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Ini adalah ”Drama-Foto Penciptaan”—suatu kombinasi dari gambar hidup dan pertunjukan slide, yang dipadukan dengan rekaman musik dan khotbah yang direkam dengan fonograf. Panjang film ini kira-kira delapan jam dan dipersembahkan dalam empat bagian. Selain ”Drama-Foto” yang biasa, ”Drama Eureka”, yang terdiri dari rekaman khotbah-khotbah beserta musik atau rekaman tersebut beserta slide, juga tersedia. Walaupun tidak memakai gambar hidup, namun drama ini berhasil dipertunjukkan di daerah-daerah yang kurang padat penduduknya.

Bayangkan pemandangan yang bersejarah: Pada bulan Januari 1914, selama era film bisu,g hadirin sebanyak 5.000 orang berkumpul di The Temple, sebuah bangunan di West 63rd Street, di New York City. Banyak yang terpaksa ditolak masuk karena tempat sudah penuh. Peristiwanya? Pertunjukan perdana ”Drama-Foto Penciptaan” di New York! Di hadapan hadirin terbentang layar bioskop yang lebar. Seraya mereka menonton—dan mendengarkan—sesuatu yang sungguh menakjubkan terjadi. C. T. Russell, yang pada saat itu berada pada usia awal 60-an, muncul di layar. Bibirnya mulai bergerak, dan kata-katanya dapat terdengar! Seraya pertunjukan berlangsung, film ini memukau mereka yang hadir—melalui kata-kata, gambar berwarna, dan musik—mulai dari penciptaan bumi sampai akhir Pemerintahan Milenium Kristus. Selama pertunjukan, mereka juga melihat (dengan cara time-lapse photography atau pemotretan selang waktu) hal-hal lain yang mencengangkan mereka—mekarnya sekuntum bunga dan menetasnya anak ayam. Mereka benar-benar terkesan!

Menjelang akhir tahun 1914, ”Drama-Foto” ini telah dipertunjukkan di hadapan jutaan orang di Amerika Utara, Eropa, Selandia Baru, dan Australia. ”Drama-Foto” ini benar-benar terbukti sebagai cara yang efektif untuk menjangkau banyak orang dalam waktu yang relatif singkat.

Sementara itu, bagaimana dengan bulan Oktober 1914? Selama beberapa dekade, Russell dan rekan-rekannya telah mengumumkan bahwa Zaman Orang Kafir akan berakhir pada tahun 1914. Semua menanti-nantikannya. C. T. Russell kritis terhadap mereka yang menentukan tanggal-tanggal bagi kembalinya Tuhan, seperti William Miller dan beberapa kelompok Adven Kedua. Namun, sejak pertama kali ia bergabung dengan Nelson Barbour, ia yakin bahwa ada kronologi yang akurat, yang didasarkan Alkitab, dan bahwa itu menunjuk kepada tahun 1914 sebagai akhir Zaman Orang Kafir.

Seraya tahun yang penting itu mendekat, ada hal-hal yang sangat dinantikan di kalangan Siswa-Siswa Alkitab, namun tidak semua yang mereka nantikan, telah dinyatakan secara langsung dalam Alkitab. Apa yang akan terjadi?

[Catatan Kaki]

a Watch Tower 15 Juli 1906, hlm. 229.

b Baik Barbour maupun Russell bukan orang pertama yang menjelaskan kembalinya Kristus sebagai kehadiran yang tidak kelihatan. Lama sebelumnya, Sir Isaac Newton (1642-1727) telah menulis bahwa Kristus akan kembali dan memerintah ”secara tidak kelihatan kepada orang-orang yang berkematian”. Pada tahun 1856, Joseph Seiss, seorang rohaniwan Lutheran di Philadelphia, Pennsylvania, telah menulis mengenai adven kedua dalam dua tahap—suatu pa·rou·siʹa, atau kehadiran yang tidak kelihatan, disusul dengan manifestasi yang kelihatan. Kemudian, pada tahun 1864, Benjamin Wilson menerbitkan Emphatic Diaglott-nya dengan terjemahan antar baris yakni ”kehadiran”, bukan ”kedatangan”, untuk pa·rou·siʹa, dan B. W. Keith, seorang rekan Barbour, telah menarik perhatian Barbour dan rekan-rekannya kepada pokok ini.

c Pengertian yang lebih jelas mengenai kronologi Alkitab diterbitkan pada tahun-tahun kemudian. Lihat Pasal 10, ”Bertumbuh Dalam Pengetahuan yang Saksama Tentang Kebenaran”.

d Istilah ”Watch Tower” tidak khas untuk tulisan-tulisan Russell atau untuk Saksi-Saksi Yehuwa. George Storrs menerbitkan buku pada tahun 1850-an berjudul The Watch Tower: Or, Man in Death; and the Hope for a Future Life. Nama ini juga dimasukkan ke dalam judul dari berbagai majalah agama yang berkala. Hal ini berdasarkan gagasan untuk tetap berjaga-jaga memperhatikan terlaksananya maksud-tujuan Allah.—Yes. 21:8, 11, 12; Yeh. 3:17; Hab. 2:1.

e Buku-buku tersebut adalah: Jilid II, The Time Is at Hand (1889); Jilid III, Thy Kingdom Come (1891); Jilid IV, The Day of Vengeance (1897; belakangan disebut The Battle of Armageddon); Jilid V, The At-one-ment Between God and Man (1899); dan Jilid VI, The New Creation (1904). Pada waktu jilid-jilid Millennial Dawn mulai disebut Studies in the Scriptures, Jilid I disebut sebagai ”Seri I”, Jilid II sebagai ”Seri II”, dan seterusnya. Nama Studies in the Scriptures digunakan dalam edisi-edisi yang terbatas mulai kira-kira bulan Oktober 1904, dan nama barunya lebih umum digunakan mulai tahun 1906.

f Belakangan, tanah milik yang di sebelahnya, di 122 Columbia Heights, dibeli, sehingga memperbesar Rumah Betel. Juga, pada tahun 1911 sebuah gedung ditambahkan di bagian belakang Rumah Betel, sehingga menyediakan akomodasi baru untuk tempat tinggal.

g Walaupun sudah ada upaya awal untuk menggabungkan gambar hidup dengan suara, era film bersuara baru diperkenalkan pada bulan Agustus 1926 dengan dikeluarkannya film Don Juan (dengan musik tetapi tanpa percakapan), disusul dengan The Jazz Singer (dengan percakapan) pada musim gugur tahun 1927.

[Blurb di hlm. 51]

’Dipanggil untuk mengabarkan kabar baik’

[Kotak/Gambar di hlm. 44]

”Biarkanlah Keduanya Tumbuh Bersama Sampai Waktu Menuai”

Apa yang terjadi dengan kekristenan sejati setelah abad pertama? Dalam sebuah ilustrasi, Yesus telah memperingatkan bahwa Iblis akan menabur ”lalang”, orang-orang Kristen tiruan, di antara ”gandum”, orang-orang Kristen sejati yaitu, ”anak-anak Kerajaan”. Keduanya akan tumbuh bersama sampai ”waktu menuai”, yaitu ”akhir zaman”. (Mat. 13:24-30, 36-43) Selama kemurtadan besar yang berkembang setelah kematian para rasul, ”lalang” itu telah berkuasa selama berabad-abad.

Akan tetapi, bagaimana dengan ”gandum”? Siapakah yang termasuk ”anak-anak Kerajaan” selama kemurtadan yang telah berlangsung berabad-abad? Kita tidak dapat menentukan secara pasti. Lalang harfiah dalam ilustrasi Yesus pada umumnya dianggap dari jenis ”Lolium temulentum” (sejenis rumput liar), yang sangat mirip dengan gandum sampai ia dewasa, yaitu pada saat ia dengan mudah dapat dibedakan dari gandum karena memiliki benih-benih hitam yang lebih kecil. Maka, hanya pada ”waktu menuai” perbedaan jelas terlihat antara orang-orang Kristen tiruan dengan ”anak-anak Kerajaan” yang sejati. Akan tetapi, Yesus berkata, ”Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.” Jadi, kekristenan sejati sebenarnya tidak pernah lenyap sama sekali.

Sepanjang abad-abad yang berlalu, selalu saja ada pencinta-pencinta kebenaran. Beberapa di antara mereka adalah: John Wycliffe (± 1330-1384) dan William Tyndale (± 1494-1536) melanjutkan pekerjaan penerjemahan Alkitab walaupun dengan risiko kehilangan nyawa atau kebebasan mereka. Wolfgang Fabricius Capito (1478-1541), Martin Cellarius (1499-1564), Johannes Campanus (± 1500-1575), dan Thomas Emlyn (1663-± 1741) menerima Alkitab sebagai Firman Allah dan menolak Tritunggal. Henry Grew (1781-1862) dan George Storrs (1796-1879) tidak hanya menerima Alkitab dan menolak Tritunggal tetapi juga menyatakan penghargaan akan korban tebusan Kristus.

Walaupun kita tidak dapat secara pasti mengenali orang-orang demikian sebagai ”gandum” dalam ilustrasi Yesus, pasti ”Tuhan [”Yehuwa”, ”NW”] mengenal siapa kepunyaanNya.”—2 Tim. 2:19.

[Kotak di hlm. 45]

George W. Stetson—”Pria dengan Kemampuan yang Luar Biasa”

C. T. Russell dengan perasaan syukur mengakui bantuan yang diberikan kepadanya oleh George W. Stetson, dari Edinboro, Pennsylvania, dalam mempelajari Alkitab. Stetson meninggal pada tanggal 9 Oktober 1879, pada usia 64 tahun. Pada bulan berikutnya majalah ”Watch Tower” menyampaikan pengumuman tentang kematian Stetson yang menyingkapkan respek yang dalam dari Russell yang saat itu berumur 27 tahun. ”Saudara kita adalah pria dengan kemampuan yang luar biasa,” tulis Russell, ”dan mengorbankan prospek duniawi yang cerah dan kehormatan politik agar dapat mengabarkan Kristus.” Permintaan Stetson yang terakhir adalah agar C. T. Russell menyampaikan khotbah untuk pemakamannya; Russell memenuhi permintaannya. ”Sekitar seribu dua ratus orang menghadiri upacara pemakaman tersebut,” demikian Russell melaporkan, ”sehingga ini memberikan bukti betapa tinggi penghargaan yang diberikan kepada saudara kita ini.”—”Watch Tower”, November 1879.

[Kotak/Gambar di hlm. 46]

George Storrs—”Teman dan Saudara”

C. T. Russell merasa berutang budi kepada George Storrs, yang kira-kira berusia 56 tahun lebih tua. Russell telah belajar banyak dari Storrs mengenai jiwa yang dapat mati. Maka ketika Storrs terbaring karena sakit parah pada akhir tahun 1879, Russell menawarkan untuk mencetak dalam ”Watch Tower” suatu pernyataan mengenai kondisi Storrs. ”Saudara kita,” tulis Russell, ”yang sudah lama menjadi redaktur dari ’Bible Examiner’ telah dikenal oleh semua pembaca kita; juga bahwa ia terpaksa menghentikan penerbitannya karena penyakit yang parah.” Dalam penilaian Russell, Storrs memiliki ”banyak alasan untuk bersyukur kepada Allah karena diberi hak istimewa untuk hidup begitu lama dan melayani begitu lama sebagai orang yang sangat mengabdi kepada sang Majikan.” Storrs meninggal pada tanggal 28 Desember 1879, pada usia 83 tahun. Pengumuman mengenai kematiannya muncul dalam terbitan ”Watch Tower” bulan Februari 1880, yang mengatakan, ”Kita berduka atas kematian seorang teman dan saudara dalam Kristus, namun, ’tidak seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan’.”

[Gambar]

George Storrs

[Kotak/Gambar di hlm. 48]

”Saya Tinggalkan ’Herald’ bagi Anda”

Pada musim semi tahun 1879, C. T. Russell menarik semua dukungan dari majalah ”Herald of the Morning”, yang telah ia dan N. H. Barbour terbitkan bersama-sama. Dalam sepucuk surat kepada Barbour tertanggal 3 Mei 1879, Russell menjelaskan alasannya, ”Telah timbul perbedaan pandangan di antara kita tentang ajaran firman Bapa kita [mengenai nilai yang sepadan dari tebusan] dan sementara memuji ketulusan dan kejujuran pandangan Anda, yang juga saya akui dalam pandangan saya sendiri yang bertolak belakang, namun saya harus dibimbing oleh pengertian saya sendiri mengenai firman Bapa kita, dan karena itu saya berpikir bahwa Anda keliru. . . . Saya menganggap bahwa pokok perbedaannya begitu mendasar dan penting sehingga persekutuan dan simpati penuh yang seharusnya ada di antara para penerbit dan redaktur dari suatu surat kabar atau majalah, tidak ada lagi di antara Anda dan saya, dan karena alasan ini, saya merasa bahwa hubungan kita harus berhenti.”

Dalam surat susulan tertanggal 22 Mei 1879, Russell menulis, ”Sekarang saya tinggalkan ’Herald’ bagi Anda. Saya menarik diri sepenuhnya, tanpa meminta apa pun dari Anda . . . Tolong umumkan dalam No. ’Herald’ berikutnya mengenai putusnya kerja sama kita dan hapuskan nama saya.” Mulai terbitan bulan Juni 1879, nama Russell tidak lagi muncul sebagai asisten redaktur dari majalah ”Herald”.

Barbour terus menerbitkan ”Herald” sampai tahun 1903, ketika, menurut catatan perpustakaan yang tersedia, majalah ini tidak terbit lagi. Barbour meninggal beberapa tahun kemudian, pada tahun 1906.

[Gambar]

Nelson H. Barbour

[Kotak di hlm. 54]

Mengapa Disebut Pastor

Charles Taze Russell dipanggil oleh rekan-rekannya sebagai Pastor Russell. Mengapa? Karena kegiatannya dalam menggembalakan kawanan domba Allah. Efesus 4:11 mengatakan bahwa Kristus akan memberikan beberapa orang sebagai ”pastor” (”KJ”), atau ”gembala” kepada jemaatnya. Saudara Russell memang melayani sebagai gembala rohani dalam sidang Kristen.

Mengingat pekerjaan kepastoran yang ia lakukan di bawah sang Gembala Kepala, Yesus Kristus, beberapa sidang tertentu mengakui melalui pemilihan bahwa ia adalah pastor mereka. Itu bukan gelar yang ditentukan sendiri. Kelompok pertama yang memilihnya sebagai pastor mereka adalah kelompok di Pittsburgh, Pennsylvania, pada tahun 1882. Kemudian, ia dipilih sebagai pastor oleh kira-kira 500 sidang lainnya, di Amerika Serikat dan Inggris.

Pada zaman itu, sidang-sidang memiliki kebiasaan untuk memberikan suara setiap tahun dalam memilih siapa yang akan memimpin di antara mereka. Dewasa ini, penatua-penatua Kristen di antara Saksi-Saksi Yehuwa tidak dipilih oleh sidang-sidang setempat tetapi diangkat oleh Badan Pimpinan dari Saksi-Saksi Yehuwa. Juga diperhatikan bahwa istilah ”pastor” atau ”penatua” tidak digunakan sebagai gelar.

[Kotak/Gambar di hlm. 56, 57]

”Drama-Foto Penciptaan”

”Drama-Foto Penciptaan” menggabungkan gambar hidup dan pertunjukan ”slide”, yang dipadukan dengan suara. Pertunjukan yang mengagumkan ini memukau hadirin mulai dari saat penciptaan hingga akhir Milenium.

Sedikitnya 20 set yang terdiri atas empat bagian disiapkan, sehingga memungkinkan setiap bagian dari ”Drama-Foto” ini dipertunjukkan di 80 kota yang berbeda setiap hari. Benar-benar suatu tantangan untuk mengisi 80 waktu pemutaran. Jadwal kereta tidak selalu tepat. Sidang-sidang tidak selalu dapat menyewa tempat pertunjukan pada tanggal yang dikehendaki. Namun demikian, pada akhir tahun 1914, ”Drama-Foto” ini telah dipertunjukkan kepada lebih dari 9.000.000 hadirin di Amerika Utara, Eropa, dan Australia.

[Gambar]

”Skenario” dari ”Drama-Foto”, berisi ceramah-ceramah dan banyak ilustrasi

Teater-teater digunakan sepenuhnya untuk mempertunjukkan ”Drama-Foto”

Chicago

New York

Proyektor film

Proyektor ”slide”

Rekaman fonograf

”Slide” dari ”Drama-Foto”

Brosur iklan

[Kotak di hlm. 60]

”Hati-Hati mengenai Tahun 1914!”

Ketika Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, ”The World”, yang ketika itu adalah surat kabar utama di New York City, menyatakan dalam rubrik tentang majalahnya, ”Perang mengerikan yang meletus di Eropa telah menggenapi suatu nubuat yang luar biasa. . . . ’Hati-hati mengenai tahun 1914!’ telah diserukan oleh ratusan penginjil keliling, yang, mewakili aliran yang aneh ini [tergabung dengan Russell], dan telah mengelilingi negeri ini untuk mengungkapkan doktrin bahwa ’Kerajaan Allah sudah dekat’.”—”The World Magazine”, 30 Agustus 1914.

[Gambar di hlm. 42]

Charles Taze Russell

[Gambar di hlm. 43]

Joseph L. Russell, ayah dari Charles, adalah seorang anggota kelompok belajar Alkitab Allegheny dan rekan dekat putranya dalam kegiatan Lembaga Menara Pengawal hingga kematiannya pada tahun 1897

[Gambar di hlm. 50]

Siswa-Siswa Alkitab mendistribusikan puluhan juta risalah yang membeberkan kesalahan agama, menjelaskan kebenaran Alkitab, dan mengumumkan tahun yang penting, 1914

[Gambar di hlm. 52]

C. T. Russell menulis enam jilid ”Millennial Dawn” (tahun 1886 hingga 1904) dan juga risalah-risalah, buku-buku kecil, dan artikel-artikel ”Watch Tower” selama jangka waktu kira-kira 37 tahun

[Gambar di hlm. 53]

Pada waktu ia menyampaikan khotbah umum, Saudara Russell tidak menggunakan catatan apa pun, dan ia selalu bergerak—memberi isyarat dengan tangannya dan melangkah ke sana kemari di podium

[Gambar di hlm. 58]

Diperkirakan bahwa dalam satu tahun, melalui 2.000 surat kabar, khotbah-khotbah C. T. Russell menjangkau 15.000.000 pembaca

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan