PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • sg pel. 16 hlm. 78-84
  • Percakapan yang Membina

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Percakapan yang Membina
  • Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Bahan Terkait
  • Cara Mengembangkan Keterampilan Bercakap-cakap
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Lebih Terampil dalam Pelayanan​—Memulai Percakapan dalam Kesaksian Tidak Resmi
    Pelayanan Kerajaan Kita—2014
  • Bercakap-cakap Adalah Suatu Seni
    Sedarlah!—1995
  • Lebih Terampil dalam Pelayanan—Kesaksian yang Diawali dengan Memulai Percakapan
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2018
Lihat Lebih Banyak
Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
sg pel. 16 hlm. 78-84

Pelajaran 16

Percakapan yang Membina

1, 2. Bagaimana seharusnya percakapan kita?

1 Dalam percakapan sehari-hari kita mendapat kesempatan untuk menghormati Allah. ”Karena Allah kami nyanyikan puji-pujian sepanjang hari, dan bagi nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya,” demikian tulis pemazmur di Alkitab. Bukankah sikap yang terpuji itu selayaknya dimiliki semua penyembah Yehuwa? Sikap ini mencerminkan tekad untuk menggunakan bibir menurut kehendak Yehuwa.—Mzm. 44:9.

2 Tekad demikian sangat penting, karena disebabkan ketidaksempurnaan yang kita warisi, bisa saja ada kecenderungan untuk mengatakan hal-hal yang dapat mengecilkan hati orang lain dan bukan membina mereka. (Yak. 3:8-12) Maka, bagus sekali jika kita selalu mengingat anjuran Alkitab agar menggunakan ”perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia”.—Ef. 4:29.

3, 4. Apa yang tercakup dalam percakapan selain berbicara, dan di mana kita dapat mempraktekkannya?

3 Tentu saja, hendaknya diingat bahwa percakapan mencakup juga mendengarkan, karena percakapan merupakan pertukaran buah pikiran. Ucapkan kata-kata yang membina, namun berikan juga kesempatan kepada orang lain untuk mengutarakan diri. Pupuklah kesanggupan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang cocok, mengundangnya untuk mengeluarkan isi hati. Lalu tunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh kepada apa yang ia katakan, daripada menggunakan waktu selama ia bicara untuk merencanakan apa yang selanjutnya ingin saudara katakan. Perhatian yang saudara berikan kepada buah pikiran orang-orang lain akan membina mereka.

4 Ada banyak kesempatan untuk percakapan yang membina. Misalnya pada waktu saudara berada di rumah bersama keluarga saudara; sewaktu berada di antara teman-teman sekerja atau teman-teman sekolah; dan sewaktu bergaul dengan saudara-saudara seiman. Banyak dari khotbah-khotbah kita di sekolah pelayanan memberikan kesempatan kepada kita untuk mengembangkan seni berbicara.

5-7. Berikan beberapa saran untuk memperbaiki percakapan keluarga, khususnya pada jam-jam makan.

5 Di rumah. Percakapan di rumah dapat banyak menyumbang kepada kebahagiaan keluarga, maka kita patut berusaha memperbaikinya. Suami maupun istri senang bila teman hidup sungguh-sungguh memperhatikan apa yang ia katakan. Dan anak-anak merasa senang apabila orangtua mereka mendengarkan apa yang mereka katakan dan benar-benar merasa prihatin. Tetapi jika saudara menyela atau jika saudara asyik membaca majalah sewaktu seseorang sedang berbicara kepada saudara atau dengan cara lain menunjukkan kurang minat, maka komunikasi di rumah akan menjadi buruk. Tidak seorang pun senang berbicara kepada orang lain yang tidak berminat dengan apa yang ia katakan.

6 Jam makan merupakan kesempatan yang bagus untuk percakapan keluarga yang membina. Pada salah satu jam makan tiap hari percakapan dapat dipusatkan pada ayat Alkitab untuk hari itu sebagaimana tercantum dalam Yearbook of Jehovah’s Witnesses (atau, dalam majalah Menara Pengawal dalam bahasa-bahasa tertentu). Pada jam makan lain, pokok-pokok yang dibaca dari majalah Menara Pengawal atau Sedarlah! yang baru dapat digunakan untuk membuat percakapan menarik dan berfaedah. Namun jangan membuat jam makan begitu kaku sehingga tidak ada keleluasaan mengutarakan diri secara spontan dan menikmati makanan.

7 Dalam cara yang wajar, setiap anggota keluarga dapat menyumbang kepada percakapan yang membina pada jam makan. Ini bukan waktunya untuk mengutarakan keluhan, hal semacam itu dapat mengganggu pencernaan. Namun selama hari itu seseorang mungkin mendengar hal-hal yang baik untuk diceritakan, atau sesuatu yang lucu. Ia bisa jadi mendapat pengalaman yang bagus dalam dinas pengabaran. Mungkin ia membaca sesuatu yang menarik dalam surat kabar atau mendengarnya dari radio. Baik mengingat hal itu untuk diceritakan kepada anggota keluarga yang lain pada jam makan. Daripada makan tergesa-gesa dan cepat pergi, saudara segera akan mendapati bahwa semua menantikan jam makan untuk bercakap-cakap satu sama lain.

8-10. Mengapa percakapan pribadi antara orangtua dan anak-anak penting, dan bagaimana percakapan demikian dapat dibina oleh orangtua?

8 Bagi orangtua, penting juga untuk berbicara secara pribadi dengan masing-masing anak, terpisah dari anggota keluarga lain. Orangtua dapat memperoleh hasil-hasil baik apabila ini dilakukan dalam suasana santai, di rumah ataupun sewaktu berjalan-jalan. Percakapan demikian memberi kesempatan untuk menyiapkan seorang anak muda menghadapi perubahan-perubahan fisik yang akan dialami dalam tubuhnya seraya ia menjadi dewasa. Pembicaraan ini juga menyingkapkan isi hati seorang anak, apa yang benar-benar ia inginkan serta cita-citanya dalam hidup, dan percakapan ini memberi kesempatan untuk membentuk hal-hal tersebut dengan cara yang membawa manfaat.

9 Andaikata, dalam suatu percakapan anak saudara mengemukakan problem-problem yang melibatkan dirinya, mungkin percakapan akan berhenti sampai di situ jika saudara langsung memarahi dia. Dan, mengingat pengalaman terdahulu, ia bisa jadi tidak mau lagi mengatakan soal-soal semacam ini. Biasanya lebih baik untuk mendengarkan dan menyelidiki dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memperlihatkan sikap pengertian di pihak saudara. Lalu saudara dapat dengan ramah tapi tegas membantu dia mengoreksi haluannya yang telah menyimpang dari prinsip-prinsip Alkitab.

10 Meskipun percakapan sangat penting bagi kehidupan keluarga yang bahagia, ini tidak berarti bahwa seseorang harus terus berbicara. Sebenarnya, sewaktu-waktu sebaiknya ada kesempatan untuk sendirian guna berpikir, merenungkan berbagai soal dalam suasana yang tenang. Maka saat-saat yang tenang sering kali dihargai oleh anggota-anggota keluarga.

11, 12. Kesempatan-kesempatan apa terbuka untuk memberi kesaksian, selain dari pelayanan pengabaran yang biasa?

11 Mencari kesempatan untuk memberi kesaksian. Bagaimana kesanggupan untuk secara wajar mengadakan percakapan mempengaruhi pelayanan seseorang? Nah, apakah saudara pernah bertanya mengapa beberapa Saksi kelihatannya selalu mendapat pengalaman-pengalaman yang bagus? Bukankah kemungkinan karena mereka mengambil prakarsa untuk memulai percakapan? Amsal Alkitab mengatakan, ”Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan.”—Ams. 15:7.

12 Selain dinas pengabaran yang biasa, ada banyak kesempatan untuk mengajak orang bercakap-cakap dan berbicara kepada mereka tentang Yehuwa. Ibu-ibu rumah tangga Kristen, misalnya, dapat memberi kesaksian kepada tetangga atau pedagang yang datang ke rumah. Anak-anak mungkin mempunyai kesempatan untuk mengajak teman-teman sekolah mereka berbicara tentang Alkitab dalam perjalanan ke sekolah atau pada waktu istirahat. Dan mereka yang bekerja di luar rumah mungkin dapat memberi kesaksian di tempat kerja, mungkin pada waktu makan siang. Bahkan sewaktu saudara sedang berjalan-jalan di taman, sedang antri di toko, atau sedang menunggu bis, saudara dapat mengajak orang lain dalam percakapan yang membina. Di beberapa negeri yang melarang pekerjaan pemberitaan Kerajaan, pelayanan dilakukan terutama melalui percakapan informal atau tidak resmi. Bahwa cara pengabaran ini jitu nyata dari pertumbuhan pesat dalam jumlah hamba-hamba Allah yang sejati yang terjadi di negeri-negeri tersebut.

13-16. Cara-cara apa dapat digunakan guna memancing percakapan yang membuka jalan untuk memberi kesaksian?

13 Agar dapat menggunakan berbagai situasi untuk memberi kesaksian, kita hanya memerlukan kata-kata yang ramah, seolah-olah untuk ”memecah kesunyian”, lalu lancarlah percakapan. Yesus memberikan contoh dalam hal ini. Suatu siang ketika Yesus singgah di sebuah sumur di Samaria untuk beristirahat, ia meminta minum dari seorang wanita yang datang ke situ untuk menimba air. Karena orang Yahudi tidak lazim berbicara dengan orang Samaria, maka wanita itu ingin tahu. Ia bertanya. Yesus menjawab dengan mengatakan bahwa ia mempunyai air yang dapat memberi hidup kekal, yang membuat wanita itu ingin tahu lebih banyak. Hasilnya, ada kesempatan untuk memberi kesaksian kepadanya. Perhatikan bahwa Yesus tidak memulai dengan kesaksian yang panjang; ia menggunakan percakapan yang ramah untuk membuka jalan.—Yoh. 4:5-42.

14 Saudara juga dapat memulai percakapan yang membina sedemikian. Pada waktu menunggu bis, saudara mungkin dapat menarik perhatian orang lain kepada sebuah artikel surat kabar atau majalah mengenai problem tertentu, seperti masalah polusi atau peperangan, dan bertanya, ”Menurut anda, mengapa keadaan-keadaan semakin buruk belakangan ini? Apakah anda pikir akan pernah datang masa manakala bumi ini menjadi tempat tinggal yang indah?” Juga ternyata efektif untuk mulai berbicara tentang suatu masalah setempat yang sedang hangat, lalu bertanya, ”Menurut saudara, bagaimana cara mengatasinya?” Tentu saja ini akan mengarah kepada percakapan tentang obatnya yang sejati—kerajaan Allah. Tentu, dibutuhkan daya pengamatan. Percakapan tidak perlu diteruskan jika tidak ditanggapi. Tetapi saudara akan mendapati bahwa ada yang senang mendengarkan, seperti wanita Samaria di dekat sumur itu.

15 Cara lain untuk membuat peluang guna berbicara tentang Firman Allah adalah dengan menaruh lektur Alkitab di tempat yang mudah dilihat orang. Jika hal ini dilakukan di rumah, tamu-tamu sering memberi komentar, dan terbukalah jalan untuk kesaksian yang bagus. Jika saudara masih sekolah, sebuah buku atau majalah yang diletakkan di atas meja pasti akan membuat seseorang bertanya, ”Apa itu?” Maka saudara mendapat kesempatan untuk memberitahu dia dan memberikan kesaksian. Atau jika saudara membaca lektur Alkitab selama jam makan siang atau sewaktu naik kendaraan umum, ini dapat membuka jalan untuk berbicara kepada orang yang ingin tahu tentang kerajaan Allah.

16 Percakapan dengan kenalan-kenalan dapat juga secara wajar mengarah kepada pembicaraan mengenai kebenaran-kebenaran Alkitab. Percakapan demikian biasanya mencakup hal-hal yang telah dilakukan orang—ke mana mereka pergi, apa yang mereka dengar atau lihat—atau hal-hal yang mereka rencanakan. Maka bila saudara mempunyai kesempatan untuk berbicara, mengapa tidak bicara mengenai apa yang saudara sudah lakukan? Setelah menghadiri suatu kebaktian wilayah, ceritakan kepada teman sekerja atau tetangga saudara ke mana saudara pergi dan judul dari khotbah umum; mungkin ia akan bertanya tentang hal itu. Ceritakan kepada orang lain tentang apa yang saudara baca dalam majalah Menara Pengawal atau Sedarlah! sama seperti mereka menceritakan tentang apa yang mereka lakukan. Jika saudara berhasil membangkitkan minat mereka, mereka akan meminta lebih banyak keterangan. Kini saudara mempunyai kesempatan untuk memberikan lebih banyak kesaksian. Percakapan demikian yang dirancang untuk menarik perhatian kepada maksud-tujuan Allah pasti membina.

17-20. Berikan saran-saran mengenai pokok-pokok percakapan yang membina bila sedang berkumpul dengan sesama Saksi.

17 Pada waktu bersama saudara-saudara seiman. Juga dalam pergaulan dengan saudara-saudari seiman, percakapan kita sepatutnya bermutu tinggi, yang cocok bagi pelayan kabar kesukaan. Maksudnya bukan sekedar melewatkan waktu, melainkan untuk membina,

18 Kesempatan bagus untuk percakapan yang membina tersedia sebelum dan sesudah perhimpunan di Balai Kerajaan. Jangan biasakan cepat-cepat pulang setelah perhimpunan selesai. Sebaiknya saudara bercakap-cakap dengan saudara-saudara yang lebih tua dan lebih berpengalaman, maupun dengan mereka yang pemalu dan cenderung menyendiri. Ada banyak hal yang dapat dibicarakan. Bahaslah perkara-perkara yang terutama menarik yang terdapat dalam nomor-nomor baru dari majalah Menara Pengawal. Saudara dapat berbicara mengenai penugasan berikut dalam Sekolah Pelayanan Teokratis. Orang lain mungkin mempunyai gagasan-gagasan baru yang dapat saudara gunakan dalam khotbah, atau bisa jadi saudara yang menyarankan gagasan-gagasan untuk membantu orang lain dengan penugasannya. Pengalaman dalam pengabaran dapat diceritakan, atau saudara dapat berbicara tentang bagian yang khusus dinikmati pada perhimpunan hari itu. Percakapan-percakapan demikian memang membina.

19 Pada kebaktian-kebaktian yang lebih besar ada kesempatan untuk berbicara dengan saudara-saudari dari berbagai tempat. Banyak Saksi berusaha memulai percakapan pada waktu antri di kafetaria atau pada waktu mereka pergi dan pulang dari tempat kebaktian. Satu cara yang bagus untuk melakukan hal ini adalah memberitahukan nama saudara kepada saudara atau saudari itu dan menanyakan nama mereka. Tanyakan bagaimana ia menjadi Saksi. Ini biasanya menghasilkan percakapan yang menarik dan membina.

20 Dalam perjalanan saudara ke dinas pengabaran, ada juga kesempatan untuk mengadakan pembahasan yang berfaedah. Daripada ”omong kosong” lebih baik berbicara cara bagaimana mendekati penghuni rumah di daerah tertentu, atau tentang pokok-pokok yang mungkin menarik bagi orang-orang di situ. Juga baik untuk membahas cara mengatasi bantahan yang bisa jadi diajukan. Akan sangat menyegarkan dan patut untuk memikirkan dan membicarakan soal-soal rohani pada waktu-waktu seperti itu.—Flp. 4:8, 9.

21-24. Jika percakapan dari sekumpulan orang tidak lagi membina, apa yang dapat kita lakukan secara pribadi?

21 Jika pada suatu waktu saudara sedang berkumpul dengan saudara-saudari yang berbicara melantur atau tidak terlalu membina, apa yang dapat saudara lakukan? Coba ajukan pertanyaan untuk membelokkan percakapan kepada soal-soal yang lebih berfaedah. Kemukakan satu pokok yang spesifik dan ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai itu. Percakapan demikian lebih berfaedah lagi bila mereka yang ikut serta terus membicarakan satu pokok selama suatu waktu, sambil memberi kesempatan kepada tiap peserta untuk mengutarakan diri.

22 Apabila dalam suatu percakapan tersangkut pembicaraan tentang anggota-anggota lain dari sidang Kristen, kita perlu waspada agar jangan timbul sikap kurang respek atau mengritik, dan bukannya membina. Jika ada yang mulai memperbincangkan kelemahan-kelemahan orang lain, apakah saudara berani mengarahkan percakapan kembali kepada tingkat yang membina? Apakah saudara loyal kepada organisasi Yehuwa dan melindungi salah seorang anggotanya? Hanya soal sepele, kata orang. Tetapi hal itu tidak begitu sepele bila diingat bahwa mencari-cari kesalahan dari hamba Allah yang sudah membaktikan diri dapat mengarah kepada keluhan terhadap penyelenggaraan Allah sendiri!—Yak. 5:9; 2 Kor. 10:5.

23 Kadang kala percakapan bisa juga bersifat ringan, diselingi cerita-cerita lucu. Percakapan demikian bisa memberi perasaan santai dan juga membawa faedah. Namun kita harus hati-hati agar jangan menyimpang terlalu jauh menjadi percakapan yang tidak pantas bagi rohaniwan. Nasihat Alkitab ini hendaknya diingat, ”Percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono—karena hal-hal ini tidak pantas—tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.”—Ef. 5:3, 4.

24 Maka sebagai hamba-hamba Yehuwa, biarlah percakapan kita senantiasa membawa kehormatan kepada Dia. Dengan berbuat ini kita juga akan menerapkan nasihat bagus yang ditulis oleh rasul Paulus, ”Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.”—Rm. 15:2.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan