Réferènsi kanggo Jadwal Kagiyatan Urip lan Nginjil
© 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
3-9 NOVEMBER
SINAU SAKA ALKITAB KIDUNG AGUNG 1-2
Kisah Cinta sing Sejati
w15-IN 15/1 30 ¶9-10
Cinta Sejati—Mungkinkah Terwujud?
9 Bagi suami istri yang melayani Yehuwa, perkawinan bukan hanya sebuah kontrak. Mereka benar-benar saling mencintai dan memperlihatkannya. Namun, cinta seperti apa yang harus mereka miliki? Apakah kasih yang rela berkorban bagi orang lain seperti yang Alkitab ajarkan? (1 Yoh. 4:8) Apakah itu kasih sayang yang kita rasakan terhadap keluarga kita? Ataukah itu keakraban antara dua sahabat? (Yoh. 11:3) Apakah itu perasaan romantis? (Ams. 5:15-20) Sebenarnya, cinta sejati antara suami istri mencakup itu semua, dan itu perlu diperlihatkan lewat kata-kata dan tindakan. Ya, hal itu sangat penting, tidak soal betapa sibuknya kalian, karena itu akan membuat kalian merasa aman dan bahagia dalam perkawinan. Dalam beberapa kebudayaan, pria dan wanita dijodohkan dan mereka tidak saling mengenal sebelum hari pernikahan mereka. Seraya mereka semakin mengenal dan mengasihi sebagai suami istri, mereka perlu menyatakan rasa sayang terhadap satu sama lain. Dengan demikian, mereka akan semakin akrab dan ikatan perkawinan mereka semakin kuat.
10 Ada manfaat lain jika suami istri saling menyatakan rasa sayang. Dalam nyanyian itu, Raja Salomo menawari gadis itu ”perhiasan-perhiasan emas berbentuk lingkaran, dengan kancing-kancing perak”. Ia memujinya dengan mengatakan bahwa sang gadis ”jelita bagaikan bulan purnama, murni bagaikan matahari yang membara”. (Kid. 1:9-11; 6:10) Tetapi, cinta sang gadis hanya untuk sang gembala. Apa yang membuatnya tetap setia kepada sang gembala? Apa yang menghiburnya sewaktu mereka terpisah? (Baca Kidung Agung 1:2, 3.) Ia ingat kata-kata cinta sang gembala yang membuatnya bahagia. Baginya, ungkapan sayang sang gembala ”lebih nikmat daripada anggur”, dan di istana, kata-kata tersebut menghiburnya bagaikan ”minyak” yang dituangkan di kepala. (Mz. 23:5; 104:15) Jadi, suami istri harus sering mengungkapkan rasa sayang kepada satu sama lain. Selain menumbuhkan kasih mereka, kenangan akan ungkapan sayang itu membuat cinta mereka tetap kuat.
Wulangan Penting
w15-IN 15/1 31 ¶11
Cinta Sejati—Mungkinkah Terwujud?
11 Jika Saudara ingin menikah, apa yang bisa Saudara pelajari dari gadis Syulamit? Ia tidak mencintai Raja Salomo dan dengan tegas mengatakan kepada wanita-wanita di istana agar ’tidak berupaya membangunkan atau membangkitkan cinta dalam dirinya sebelum dikehendakinya’. (Kid. 2:7; 3:5) Jadi, Saudara hendaknya tidak terlalu cepat memutuskan untuk berpacaran dengan siapa saja yang mendekati Saudara. Saudara sebaiknya menunggu dengan sabar sampai menemukan orang yang bisa benar-benar Saudara cintai.
10-16 NOVEMBER
SINAU SAKA ALKITAB KIDUNG AGUNG 3-5
Pentingé Nduwé Sifat sing Apik
w15-IN 15/1 30 ¶8
Cinta Sejati—Mungkinkah Terwujud?
8 Sang gembala dan sang gadis saling memuji ketampanan dan kecantikan masing-masing, tetapi bukan itu saja. Misalnya, sang gembala menyukai cara berbicaranya yang lembut kepada orang-orang. (Baca Kidung Agung 4:7, 11.) Sang gembala berkata, ”Bibirmu meneteskan madu dari sarang lebah, oh, pengantin perempuanku. Madu dan susu ada di bawah lidahmu.” Baginya, kata-kata gadis itu manis dan enak seperti susu dan madu yang paling lezat. Sewaktu sang gembala mengatakan kepadanya bahwa ”engkau sungguh jelita” dan ”tak ada cacat padamu”, yang ia maksudkan bukan hanya kecantikan sang gadis melainkan juga sifat-sifat baiknya.
w00-IN 1/11 11 ¶17
Pandangan Ilahi tentang Kebersihan Moral
17 Pemelihara integritas yang ketiga adalah gadis Syulamit. Karena muda dan cantik, bukan hanya seorang gembala yang menjadi sayang kepadanya, melainkan juga Salomo, raja Israel yang kaya. Sepanjang kisah indah yang dituturkan dalam Kidung Agung, sang gadis Syulamit tetap murni, sehingga memperoleh respek dari orang-orang di sekitarnya. Salomo, meskipun ditolak olehnya, diilhami untuk mencatat kisahnya. Sang gembala yang dicintainya juga merespek tingkah lakunya yang murni. Ia menyimpulkan bahwa gadis Syulamit itu bagaikan ”kebun yang dipalangi”. (Kidung Agung 4:12) Di Israel zaman dahulu, kebun-kebun yang indah memiliki beragam sayuran yang menyenangkan, bunga yang harum, dan pohon yang megah. Kebun semacam itu biasanya ditutupi pagar atau tembok dan hanya dapat dimasuki melalui gerbang yang terkunci. (Yesaya 5:5) Bagi sang gembala, kemurnian moral dan kecantikan gadis Syulamit bagaikan suatu kebun dengan keindahan yang langka. Ia benar-benar murni. Kasih sayangnya yang lembut hanya ia berikan kepada suaminya kelak.
g04-IN 22/12 9 ¶1-4
Kecantikan yang Paling Penting
Dapatkah kecantikan batiniah memikat orang lain? Georgina, yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun, berkata, ”Dari tahun ke tahun, saya tertarik kepada suami saya karena kejujuran dan ketulusan hatinya terhadap saya. Yang terpenting dalam kehidupannya ialah menyenangkan Allah. Hal ini turut membuatnya menjadi sosok yang bertimbang rasa dan pengasih. Ia mempertimbangkan diri saya sewaktu mengambil keputusan-keputusan dan membuat saya merasa dihargai. Saya tahu bahwa ia benar-benar mencintai saya.”
Daniel, yang menikah pada tahun 1987, berkata, ”Bagi saya, istri saya cantik. Saya tertarik bukan hanya pada kecantikan fisiknya melainkan pada kepribadiannya, yang membuat saya semakin mencintainya. Ia selalu berpikir tentang orang lain dan melakukan hal-hal yang membuat mereka bahagia. Ia memiliki sifat-sifat Kristen yang berharga. Ini membuat saya bahagia berada di sisinya.”
Dalam dunia yang penuh kepalsuan ini, kita perlu melihat hingga ke balik permukaan. Kita perlu memahami bahwa mendapatkan penampilan yang ”ideal” itu sulit—bahkan mustahil—dan sangat terbatas manfaatnya. Namun, kita bisa mengembangkan sifat-sifat yang menyenangkan yang turut membentuk kecantikan batiniah. Alkitab mengatakan, ”Pesona bisa jadi palsu, dan kecantikan bisa jadi sia-sia; tetapi wanita yang takut akan Yehuwa itulah yang mendapat pujian.” Sebaliknya, Alkitab memperingatkan, ”Bagaikan anting-hidung emas pada moncong babi, demikianlah wanita yang cantik tetapi yang berpaling dari akal sehat.”—Amsal 11:22; 31:30.
Firman Allah membantu kita menghargai nilai ”manusia batiniah yang tersembunyi dengan pakaian yang tidak fana berupa roh yang tenang dan lembut, yang sangat bernilai di mata Allah”. (1 Petrus 3:4) Sesungguhnya, kecantikan batiniah seperti itu jauh lebih penting daripada kecantikan fisik. Dan, semua orang bisa mendapatkannya.
Wulangan Penting
w06-IN 15/11 18 ¶4
Pokok-Pokok Penting Buku Kidung Agung
2:7; 3:5—Mengapa para wanita istana disuruh bersumpah ”demi kijang-kijang betina atau demi rusa-rusa betina di padang”? Kijang dan rusa betina terkenal karena keanggunan dan keindahannya. Jadi, gadis Syulam menyuruh para wanita istana bersumpah demi apa pun yang anggun dan indah untuk menahan diri agar tidak membangkitkan rasa cinta dalam dirinya.
17-23 NOVEMBER
SINAU SAKA ALKITAB KIDUNG AGUNG 6-8
Tetep Nduwé Pikiran lan Tingkah Laku sing Bener
it-IN ”Kidung Agung, Buku” ¶11
Kidung Agung, Buku
Tampaknya Salomo kemudian mengizinkan gadis Syulam itu pulang ke rumahnya. Sewaktu melihat ia datang, saudara-saudara lelakinya bertanya, ”Siapakah wanita ini yang datang dari padang belantara, yang bersandar pada kekasihnya?” (Kid 8:5a) Saudara-saudara lelaki gadis Syulam itu tidak menyadari bahwa adik mereka demikian teguh dalam cintanya. Bertahun-tahun sebelumnya, seorang saudaranya mengatakan mengenai dia, ”Kami memiliki seorang adik perempuan yang belum memiliki buah dada. Apakah yang akan kami lakukan bagi adik perempuan kami pada hari dia diminta?” (8:8) Saudaranya yang lain menjawab, ”Bila dia tembok, kami akan mendirikan pagar perak di atapnya; tetapi bila dia pintu, kami akan memalangi dia dengan papan aras.” (8:9) Namun, karena si gadis Syulam berhasil menolak semua bujukan, merasa puas dengan kebun anggurnya sendiri dan tetap loyal dalam kasih sayang terhadap kekasihnya (8:6, 7, 11, 12), ia dapat mengatakan dengan tepat, ”Aku adalah tembok, dan buah dadaku bagaikan menara. Demikianlah di matanya aku telah menjadi seperti dia yang menemukan kedamaian.”—8:10.
yp-IN 188 ¶2
Bagaimana dengan Seks Pranikah?
Tetapi, menjaga diri tetap perawan tidak hanya membantu seorang remaja menghindari akibat-akibat yang mengerikan. Alkitab menceritakan tentang seorang gadis muda yang tetap perawan meskipun sangat mengasihi pacarnya. Hasilnya, ia dengan bangga dapat berkata: ”Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara.” Ia bukan ”pintu” yang mudah ’terbuka’ di bawah tekanan yang imoral. Secara moral, ia tegak bagaikan tembok yang tidak terpanjatkan dari sebuah benteng yang memiliki menara-menara yang tidak dapat dihampiri! Ia layak disebut ”yang murni” (NW) dan dapat mengatakan tentang calon suaminya, ”dalam matanya . . . aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan [”ketentraman,” NW].” Ketentraman pikirannya sendiri menyumbang kepada kepuasan antara mereka berdua.—Kidung Agung 6:9, 10; 8:9, 10.
yp2-IN 33
Anutan—Gadis Syulam
Gadis Syulam tahu bahwa ia perlu tetap berpikiran jernih dalam soal asmara. ”Aku menyuruh kamu bersumpah,” katanya kepada teman-temannya, ”agar kamu tidak berupaya membangunkan atau membangkitkan cinta dalam diriku sebelum dikehendakinya.” Gadis Syulam tahu bahwa perasaan dapat cepat mengalahkan akal sehat. Ia sadar, misalnya, bahwa orang-orang lain dapat menekannya agar mau menyerah pada rayuan orang yang tidak tepat untuknya. Bahkan perasaannya sendiri dapat mengaburkan penilaian yang baik. Maka, ia tetap seperti ”tembok”.—Kidung Agung 8:4, 10.
Apakah pandanganmu tentang cinta sedewasa pandangan gadis Syulam? Bisakah kamu menggunakan pikiranmu dan bukan hatimu saja? (Amsal 2:10, 11) Kadang-kadang, orang lain mencoba menekanmu untuk berpacaran sebelum kamu siap untuk itu. Mungkin tekanan itu malah datang dari dirimu sendiri. Misalnya, sewaktu melihat seorang anak lelaki dan anak perempuan bergandengan tangan, apakah kamu merasa sangat ingin memiliki hubungan seperti itu? Apakah kamu mau menerima seseorang yang tidak seiman? Sang gadis Syulam bersikap dewasa dalam soal asmara. Kamu pun bisa!
Wulangan Penting
w15-IN 15/1 29 ¶3
Cinta Sejati—Mungkinkah Terwujud?
3 Baca Kidung Agung 8:6. Cinta digambarkan sebagai ”nyala api Yah”. Mengapa? Karena cinta sejati berasal dari Yehuwa. Sifat utama Yehuwa adalah kasih, dan Ia menciptakan kita dengan kesanggupan untuk meniru kasih-Nya. (Kej. 1:26, 27) Setelah menciptakan manusia pertama, Adam, Yehuwa memberinya seorang istri yang cantik. Saat pertama kali melihat Hawa, Adam sangat bahagia sampai-sampai ia mengungkapkan perasaannya tentang Hawa dengan kata-kata puitis. Hawa pun merasa sangat dekat dengan suaminya karena Yehuwa memang menciptakan dia dari Adam. (Kej. 2:21-23) Sejak awal, Yehuwa mengaruniakan kepada pria dan wanita kesanggupan untuk memiliki cinta sejati dan saling mengasihi selamanya.
24-30 NOVEMBER
SINAU SAKA ALKITAB YÉSAYA 1-2
Aja Nyerah Meskipun Tau Nggawé Dosa
ip-1-IN 14 ¶8
Bapak yang Putra-Putranya Suka Memberontak
8 Yesaya melanjutkan beritanya kepada bangsa Yehuda dengan kata-kata yang keras, ”Celaka bagi bangsa yang penuh dosa, orang-orang yang sarat dengan kesalahan, benih yang melakukan kejahatan, putra-putra yang bejat! Mereka telah meninggalkan Yehuwa, mereka telah memperlakukan Pribadi Kudus Israel dengan tidak hormat, mereka telah berbalik membelakangi dia.” (Yesaya 1:4) Perbuatan-perbuatan fasik bisa bertumpuk sehingga menjadi beban yang sangat mengimpit. Pada zaman Abraham, dosa-dosa Sodom dan Gomora digambarkan oleh Yehuwa sebagai ”sangat berat”. (Kejadian 18:20) Hal yang serupa kini jelas terlihat di kalangan orang Yehuda, karena Yesaya mengatakan bahwa mereka ”sarat dengan kesalahan”. Selain itu, ia menyebut mereka ”benih yang melakukan kesalahan, putra-putra yang bejat”. Ya, orang Yehuda berlaku seperti anak durhaka. Mereka telah ”berbalik membelakangi”, atau sebagaimana dikatakan New Revised Standard Version, mereka ”benar-benar terpisah” dari Bapak mereka.
ip-1-IN 28-29 ¶15-17
”Mari Kita Meluruskan Perkara-Perkara”
15 Nada bicara Yehuwa kini bahkan lebih hangat dan beriba hati. ”’Marilah, kamu sekalian, mari kita meluruskan perkara-perkara di antara kita,’ firman Yehuwa. ’Walaupun dosa-dosamu seperti bahan berwarna merah marak, itu akan dibuat putih seperti salju; walaupun itu merah seperti kain kirmizi, itu akan menjadi seperti wol.’” (Yesaya 1:18) Undangan yang mengawali ayat yang indah ini sering kali disalahartikan. Sebagai contoh, The New English Bible mengatakan, ”Mari kita membahasnya bersama”—seolah-olah kedua belah pihak harus memberikan kelonggaran agar kesepakatan dapat tercapai. Namun, bukan begitu! Yehuwa sama sekali tidak dapat dipersalahkan, terlebih lagi dalam cara Dia berurusan dengan bangsa yang suka memberontak dan munafik ini. (Ulangan 32:4, 5) Ayat itu tidak berbicara tentang pembahasan antara pihak-pihak yang sederajat untuk mencapai suatu kata mufakat, tetapi tentang suatu forum untuk menegakkan keadilan. Halnya seolah-olah Yehuwa menggugat Israel ke pengadilan.
16 Konsep demikian mungkin tampaknya menakutkan, tetapi Yehuwa adalah Hakim yang paling berbelaskasihan dan beriba hati. Kapasitas-Nya untuk memberikan pengampunan tak tertandingi. (Mazmur 86:5) Hanya Dia yang dapat menyingkirkan dosa-dosa Israel yang ”seperti bahan berwarna merah marak” dan membersihkannya, membuatnya ”putih seperti salju”. Tidak satu pun upaya manusia, perbuatan amal tertentu, korban, atau doa yang dapat menyingkirkan noda dosa. Hanya pengampunan Yehuwa-lah yang dapat menghapus dosa. Allah memberikan pengampunan demikian berdasarkan syarat-syarat yang Dia tetapkan, yang mencakup pertobatan yang tulus dan sepenuh hati.
17 Kebenaran ini begitu penting sehingga Yehuwa mengulanginya dalam bentuk yang puitis—dosa yang ’merah kirmizi’ akan menjadi seperti wol yang baru, putih, dan belum diwarnai. Yehuwa ingin agar kita tahu bahwa Dia benar-benar Pengampun dosa, bahkan dosa-dosa yang paling serius, asalkan Dia mendapati kita sungguh-sungguh bertobat. Mereka yang sulit percaya bahwa ini berlaku bagi mereka dapat memperhatikan apa yang terjadi atas diri Manasye. Ia melakukan dosa yang sangat mengerikan—selama bertahun-tahun. Namun, ia bertobat dan diampuni. (2 Tawarikh 33:9-16) Yehuwa ingin agar kita semua, termasuk orang-orang yang telah melakukan dosa-dosa serius, tahu bahwa belum terlambat bagi kita untuk ”meluruskan perkara-perkara” dengan Dia.
Wulangan Penting
ip-1-IN 39 ¶9
Rumah Yehuwa Ditinggikan
9 Tentu, dewasa ini umat Allah tidak berkumpul di suatu gunung harfiah dengan baitnya yang terbuat dari batu. Bait Yehuwa di Yerusalem dihancurkan oleh pasukan Romawi pada tahun 70 M. Selain itu, rasul Paulus menyatakan dengan jelas bahwa bait di Yerusalem dan tabernakel yang ada sebelumnya hanya bersifat gambaran. Semua itu menggambarkan realitas rohani yang lebih besar, ”kemah sejati, yang didirikan oleh Yehuwa, dan bukan oleh manusia”. (Ibrani 8:2) Kemah rohani itu adalah penyelenggaraan untuk menghampiri Yehuwa dalam ibadat berdasarkan korban tebusan Yesus Kristus. (Ibrani 9:2-10, 23) Selaras dengan ini, ”gunung rumah Yehuwa” yang disebutkan di Yesaya 2:2 menggambarkan ibadat kepada Yehuwa pada zaman kita, ibadat yang murni dan ditinggikan. Para pemeluk ibadat yang murni tidak berkumpul di suatu lokasi geografis tertentu; mereka berkumpul dalam persatuan ibadat.
1-7 DESEMBER
SINAU SAKA ALKITAB YÉSAYA 3-5
Yéhuwah Berharap Umaté Manut
ip-1-IN 73-74 ¶3-5
Celaka bagi Kebun Anggur yang Tidak Setia!
3 Tidak soal apakah Yesaya benar-benar menyanyikan parabel ini bagi para pendengarnya atau tidak, parabel ini pasti menawan perhatian mereka. Sebagian besar dari mereka mungkin tidak merasa asing lagi dengan pekerjaan membuat kebun anggur, dan Yesaya menggambarkannya dengan hidup dan realistis. Seperti petani anggur dewasa ini, pemilik kebun anggur itu tidak menanam biji-biji anggur, tetapi ”tanaman anggur merah pilihan” atau yang bermutu tinggi—berupa setek atau tunas dari tanaman anggur lain. Ia membuat kebun anggurnya di tempat yang tepat, yaitu ”di lereng bukit yang subur”, sehingga tanaman anggur dapat tumbuh dengan baik.
4 Perlu kerja keras agar kebun anggur membuahkan hasil. Yesaya menggambarkan si pemilik ”mencangkulinya dan membuang batu-batunya”—pekerjaan yang membosankan dan melelahkan! Kemungkinan, batu-batu yang besar digunakannya untuk ”membangun menara”. Di zaman dahulu, menara seperti itu berfungsi sebagai pos bagi orang-orang yang menjaga tanaman anggur dari pencuri dan binatang. Selain itu, ia juga membangun tembok batu di sekeliling teras-teras kebun anggur itu. (Yesaya 5:5) Ini umumnya dilakukan agar lapisan humus yang sangat dibutuhkan tidak tererosi.
5 Setelah bekerja begitu keras untuk melindungi kebun anggurnya, sudah sewajarnya jika si pemilik mengharapkan kebun ini membuahkan hasil. Untuk mengantisipasi hal ini, ia menggali tempat pemerasan anggur. Tetapi, apakah panen yang diharapkan itu terwujud? Tidak, kebun anggur itu malah menghasilkan buah anggur liar.
ip-1-IN 76 ¶8-9
Celaka bagi Kebun Anggur yang Tidak Setia!
8 Yesaya menyebut Yehuwa, pemilik kebun anggur itu, sebagai ”yang kukasihi”. (Yesaya 5:1) Yesaya dapat berbicara tentang Allah dengan cara yang begitu akrab hanya karena ia memiliki hubungan yang dekat dengan Dia. (Bandingkan Ayub 29:4; Mazmur 25:14.) Tetapi, kasih sang nabi kepada Allah tidaklah seberapa dibandingkan dengan kasih Allah kepada ”kebun anggur”-Nya—bangsa yang telah Dia ’tanam’—Bandingkan Keluaran 15:17; Mazmur 80:8, 9.
9 Yehuwa ”menanam” bangsa-Nya di tanah Kanaan dan memberi mereka hukum-hukum dan peraturan-peraturan-Nya, yang berfungsi sebagai tembok pelindung agar mereka tidak dirusak oleh bangsa-bangsa lain. (Keluaran 19:5, 6; Mazmur 147:19, 20; Efesus 2:14) Selain itu, Yehuwa memberi mereka para hakim, imam, dan nabi untuk mengajar mereka. (2 Raja 17:13; Maleakhi 2:7; Kisah 13:20) Pada waktu Israel diancam oleh agresi musuh, Yehuwa memberikan pembebas. (Ibrani 11:32, 33) Maka, beralasan bila Yehuwa bertanya, ”Masih adakah yang harus dilakukan bagi kebun anggurku yang belum kulakukan baginya?”
w06-IN 15/6 18 ¶1
”Peliharalah Tanaman Anggur Ini”!
Yesaya menyamakan ”keturunan Israel” dengan kebun anggur yang secara bertahap menghasilkan ”anggur liar”, atau ”buah yang berbau (busuk)”. (Yesaya 5:2, 7) Anggur liar jauh lebih kecil daripada anggur yang dibudidayakan, buahnya penuh dengan biji dan daging buahnya sangat tipis. Anggur liar tidak dapat dijadikan minuman maupun dimakan—lambang yang cocok untuk bangsa murtad yang menghasilkan buah pelanggaran hukum, bukannya keadilbenaran. Hasil yang tidak baik ini bukan kesalahan sang Penggarap. Yehuwa sudah berbuat sebisa-bisanya agar bangsa itu subur. Ia bertanya, ”Masih adakah yang harus dilakukan bagi kebun anggurku yang belum kulakukan baginya?”—Yesaya 5:4.
w06-IN 15/6 18 ¶2
”Peliharalah Tanaman Anggur Ini”!
Karena tanaman anggur Israel terbukti tidak produktif, Yehuwa memperingatkan umat-Nya bahwa Ia akan merobohkan dinding perlindungan yang telah Ia bangun di sekeliling mereka. Yehuwa tidak akan memangkas tanaman anggur kiasan-Nya atau mencangkuli tanahnya lagi. Hujan musim semi yang sangat dibutuhkan tanaman itu tidak akan turun, dan tanaman berduri serta lalang akan memenuhi kebun anggur itu.—Yesaya 5:5, 6.
Wulangan Penting
ip-1-IN 80 ¶18-19
Celaka bagi Kebun Anggur yang Tidak Setia!
18 Di Israel kuno, semua lahan pada dasarnya adalah milik Yehuwa. Setiap keluarga mendapatkan milik pusaka dari Allah, yang dapat mereka sewakan atau kontrakkan, tetapi tidak boleh mereka jual ”untuk seterusnya”. (Imamat 25:23) Hukum itu mencegah tindakan yang sewenang-wenang, seperti monopoli lahan dan bangunan. Itu juga melindungi keluarga-keluarga agar tidak terpuruk ke dalam kemiskinan yang sangat parah. Akan tetapi, ada beberapa orang di Yehuda yang dengan tamak melanggar hukum Allah tentang tanah milik dan bangunan. Mikha menulis, ”Mereka telah menginginkan ladang-ladang dan merampasnya; juga rumah-rumah, dan mengambilnya; dan mereka mencurangi seorang laki-laki dan rumah tangganya, seorang pria dan milik pusakanya.” (Mikha 2:2) Tetapi, Amsal 20:21 memberikan peringatan, ”Warisan diperoleh dengan ketamakan pada mulanya, tetapi masa depannya sendiri tidak akan diberkati.”
19 Yehuwa berjanji akan melucuti kekayaan orang-orang tamak ini, yang mereka peroleh secara tidak jujur. Rumah-rumah yang mereka rampas akan ’tidak berpenghuni’. Ladang-ladang yang mereka ingini hanya akan menghasilkan sebagian dari kapasitasnya. Tidak dinyatakan bagaimana dan kapan tepatnya kutukan ini akan tergenap. Mungkin, kutukan ini, atau paling tidak sebagian darinya, mengacu pada kondisi yang masih akan terjadi karena pembuangan di Babilon.—Yesaya 27:10.
8-14 DESEMBER
SINAU SAKA ALKITAB YÉSAYA 6-8
’Aku Waé, Utusen Aku’
ip-1-IN 93-94 ¶13-14
Allah Yehuwa Ada dalam Bait-Nya yang Kudus
13 Mari kita ikut mendengarkan bersama Yesaya. ”Aku mendengar suara Yehuwa yang mengatakan, ’Siapakah yang akan kuutus, dan siapakah yang akan pergi untuk kami?’ Lalu aku mengatakan, ’Ini aku! Utuslah aku.’” (Yesaya 6:8) Pertanyaan yang diajukan oleh Yehuwa ini jelas dirancang untuk memancing jawaban dari Yesaya, sebab tidak ada nabi manusia lain yang muncul dalam penglihatan itu. Tidak salah lagi, itu adalah undangan bagi Yesaya untuk menjadi utusan Yehuwa. Tetapi, mengapa Yehuwa bertanya, ”Siapakah yang akan pergi untuk kami?” Dengan mengubah kata ganti orang bentuk tunggal ’aku’ menjadi bentuk jamak ”kami”, Yehuwa sekarang mengikutsertakan sedikitnya satu pribadi lain bersama-Nya. Siapakah dia? Bukankah itu satu-satunya Putra yang diperanakkan, yang di kemudian hari menjadi manusia Yesus Kristus? Benar, kepada Putra yang sama itulah Allah berfirman, ”Mari kita membuat manusia menurut gambar kita.” (Kejadian 1:26; Amsal 8:30, 31) Ya, satu-satunya Putra yang diperanakkan ada bersama Yehuwa di surga.—Yohanes 1:14.
14 Yesaya tidak ragu-ragu untuk menjawab! Tanpa mempersoalkan isi beritanya, ia segera menjawab, ”Ini aku! Utuslah aku.” Ia juga tidak bertanya apa yang akan ia dapatkan jika ia menerima tugas itu. Semangat kerelaannya menjadi teladan bagi semua hamba Allah dewasa ini, yang mendapatkan tugas untuk memberitakan ’kabar baik kerajaan ini di seluruh bumi yang berpenduduk’. (Matius 24:14) Seperti Yesaya, mereka dengan setia berpaut pada tugas mereka dan memberikan ”kesaksian kepada semua bangsa”, sekalipun menjumpai sikap apatis di mana-mana. Dan, mereka maju dengan yakin, seperti Yesaya, karena mengetahui bahwa tugas mereka berasal dari kewenangan tertinggi.
ip-1-IN 95 ¶15-16
Allah Yehuwa Ada dalam Bait-Nya yang Kudus
15 Yehuwa sekarang menguraikan apa yang harus Yesaya katakan dan tanggapan apa yang akan ia terima, ”Pergilah, dan engkau harus mengatakan kepada bangsa ini, ’Dengarlah berulang-kali, hai, kamu sekalian, tetapi jangan mengerti; dan lihatlah berulang-kali, tetapi jangan memperoleh pengetahuan.’ Buatlah hati bangsa ini tertutup, dan buatlah telinga mereka tidak tanggap, dan rekatkan mata mereka, agar mereka tidak melihat dengan mata mereka dan tidak mendengar dengan telinga mereka, dan agar hati mereka tidak mengerti dan agar mereka tidak berbalik dan memperoleh kesembuhan bagi diri mereka.” (Yesaya 6:9, 10) Apakah artinya Yesaya harus berbicara blak-blakan tanpa mempertimbangkan perasaan orang Yahudi, sehingga membuat mereka jengkel dan tetap bermusuhan dengan Yehuwa? Sama sekali tidak! Mereka adalah bangsa Yesaya sendiri dan ia peduli kepada mereka. Tetapi, firman Yehuwa menunjukkan bagaimana bangsa itu akan menanggapi beritanya, tidak soal seberapa setia Yesaya melaksanakan tugasnya.
16 Kesalahan ada pada bangsa itu. Yesaya akan berbicara kepada mereka ”berulang-kali”, tetapi mereka tidak akan menerima berita itu ataupun memperoleh pengertian. Kebanyakan akan berkeras kepala dan tidak tanggap, seolah-olah mereka buta dan tuli sama sekali. Dengan berulang-ulang mendatangi mereka, Yesaya akan membuat ”bangsa ini” memperlihatkan bahwa mereka tidak mau mendapatkan pengertian. Akan terbukti bahwa mereka menutup pikiran dan hati mereka terhadap berita Yesaya—berita Allah—untuk mereka. Demikian juga orang-orang dewasa ini! Ada banyak yang tidak mau mendengarkan Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu mereka memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah yang akan datang.
ip-1-IN 99 ¶23
Allah Yehuwa Ada dalam Bait-Nya yang Kudus
23 Dengan mengutip kata-kata Yesaya, Yesus memperlihatkan bahwa nubuat itu digenapi pada zamannya. Bangsa itu secara keseluruhan memiliki sikap hati seperti yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi pada zaman Yesaya. Mereka membuat diri mereka buta dan tuli terhadap beritanya, karena itu mereka juga akan dibinasakan. (Matius 23:35-38; 24:1, 2) Hal ini terjadi sewaktu pasukan Romawi di bawah Jenderal Titus datang menyerang Yerusalem pada tahun 70 M dan menghancurleburkan kota itu beserta baitnya. Namun, ada orang-orang yang mendengarkan Yesus dan menjadi muridnya. Yesus menyatakan bahwa orang-orang tersebut ’berbahagia’. (Matius 13:16-23, 51) Ia telah memberi tahu mereka bahwa apabila mereka melihat ”Yerusalem dikepung oleh bala tentara yang berkemah”, mereka harus ”mulai melarikan diri ke pegunungan”. (Lukas 21:20-22) Dengan demikian, selamatlah ”benih yang kudus” yang telah memperlihatkan iman dan yang telah dibentuk menjadi bangsa rohani, ”Israel milik Allah”.—Galatia 6:16.
Wulangan Penting
w06-IN 1/12 9 ¶4
Pokok-Pokok Penting Buku Yesaya—I
7:3, 4—Mengapa Yehuwa memberikan keselamatan kepada Raja Ahaz yang fasik? Raja Siria dan raja Israel berkomplot untuk menggulingkan Raja Ahaz dari Yehuda dan menggantinya dengan penguasa boneka, putra Tabeel—seseorang yang bukan keturunan Daud. Siasat Iblis ini akan menyebabkan terhambatnya pelaksanaan perjanjian Kerajaan dengan Daud. Yehuwa memberikan keselamatan kepada Ahaz untuk melestarikan garis keturunan itu yang akan menghasilkan ”Pangeran Perdamaian” yang dijanjikan.—Yesaya 9:6.
15-21 DESEMBER
SINAU SAKA ALKITAB YÉSAYA 9-10
”Cahaya sing Padhang” sing Wis Diramalké
ip-1-IN 126 ¶16-17
Janji tentang Pangeran Perdamaian
16 Ya, masa ”setelah itu” yang dinubuatkan Yesaya memaksudkan masa pelayanan Kristus di bumi. Sebagian besar dari kehidupan Yesus sewaktu di bumi dilewatkan di Galilea. Di distrik Galilea-lah ia memulai pelayanannya dan mulai mengumumkan, ”Kerajaan surga sudah dekat.” (Matius 4:17) Di Galilea, ia menyampaikan khotbahnya yang terkenal di atas gunung, memilih rasul-rasulnya, mengadakan mukjizatnya yang pertama, dan muncul di hadapan 500 pengikutnya setelah ia dibangkitkan. (Matius 5:1–7:27; 28:16-20; Markus 3:13, 14; Yohanes 2:8-11; 1 Korintus 15:6) Dengan demikian, Yesus menggenapi nubuat Yesaya dengan menghormati ”tanah Zebulon dan tanah Naftali”. Tentu saja Yesus tidak membatasi pelayanannya kepada orang-orang Galilea. Dengan memberitakan kabar baik ke seluruh negeri, Yesus menyebabkan seluruh bangsa Israel, termasuk Yehuda, ’dihormati’.
17 Namun, apa maksudnya ”terang yang besar” di Galilea yang disebutkan oleh Matius? Ini pun kutipan dari nubuat Yesaya. Yesaya menulis, ”Orang-orang yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Mengenai mereka yang tinggal di negeri yang tertutup bayang-bayang yang kelam, terang telah bersinar ke atas mereka.” (Yesaya 9:2) Sampai abad yang pertama M, terang kebenaran tertutupi kepalsuan ajaran-ajaran kafir. Para pemimpin agama Yahudi telah memperbesar problem yang ada dengan berpegang pada tradisi agama yang membuat ”firman Allah tidak berlaku”. (Matius 15:6) Orang-orang yang rendah hati merasa tertekan dan bingung, karena mengikuti ”penuntun-penuntun buta”. (Matius 23:2-4, 16) Sewaktu Yesus sang Mesias muncul, mata orang-orang yang rendah hati terbuka secara menakjubkan. (Yohanes 1:9, 12) Pekerjaan Yesus sewaktu berada di bumi dan berkat-berkat yang dihasilkan oleh pengorbanannya dengan tepat digambarkan sebagai ”terang yang besar” dalam nubuat Yesaya.—Yohanes 8:12.
ip-1-IN 128 ¶18-19
Janji tentang Pangeran Perdamaian
18 Orang-orang yang menyambut terang itu memiliki banyak alasan untuk bersukacita. Selanjutnya Yesaya mengatakan, ”Engkau telah membuat bangsa itu banyak penduduknya; untuknya engkau telah membuat sukacita besar. Mereka bersukacita di hadapanmu seperti sukacita pada waktu panen, seperti mereka yang bergembira pada waktu membagi-bagi jarahan.” (Yesaya 9:3) Sebagai hasil dari kegiatan pengabaran Yesus dan para pengikutnya, terkumpullah orang-orang yang berhati jujur, yang memperlihatkan keinginan untuk beribadat kepada Yehuwa dengan roh dan kebenaran. (Yohanes 4:24) Dalam waktu kurang dari empat tahun, sejumlah besar orang memeluk Kekristenan. Tiga ribu orang dibaptis pada hari Pentakosta tahun 33 M. Tidak lama setelah itu, ”jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu pria”. (Kisah 2:41; 4:4) Seraya para murid dengan bergairah memantulkan terang itu, ”jumlah murid semakin berlipat ganda secara luar biasa di Yerusalem; dan sekumpulan besar imam mulai taat kepada iman itu”.—Kisah 6:7.
19 Seperti orang-orang yang bersukacita atas panenan yang limpah atau bergembira karena mendapat bagian jarahan yang berharga setelah kemenangan besar dalam peperangan, para pengikut Yesus pun bersukacita atas pertambahan ini. (Kisah 2:46, 47) Pada waktunya, Yehuwa membuat terang itu bersinar di antara bangsa-bangsa. (Kisah 14:27) Maka, orang-orang dari segala suku bangsa bersukacita karena jalan untuk mendekati Yehuwa telah terbuka bagi mereka.—Kisah 13:48.
ip-1-IN 128-129 ¶20-21
Janji tentang Pangeran Perdamaian
20 Kegiatan sang Mesias membawa pengaruh yang permanen, sebagaimana kita lihat dari perkataan Yesaya berikutnya, ”Kuk tanggungan mereka dan tongkat di bahu mereka, tongkat orang yang menekan mereka untuk bekerja, telah kauhancurkan seperti pada hari Midian.” (Yesaya 9:4) Berabad-abad sebelum zaman Yesaya, orang Midian berkomplot dengan orang Moab untuk memikat Israel kepada dosa. (Bilangan 25:1-9, 14-18; 31:15, 16) Kemudian, orang Midian meneror orang Israel dengan menyergap dan menjarah desa-desa serta ladang-ladang mereka selama tujuh tahun. (Hakim 6:1-6) Namun kemudian, Yehuwa, melalui hamba-Nya, Gideon, mengacaubalaukan tentara Midian. Setelah ”hari Midian” itu, tidak ada bukti bahwa umat Yehuwa pernah menderita lagi di tangan orang Midian. (Hakim 6:7-16; 8:28) Dalam waktu dekat, Yesus Kristus, Gideon yang lebih besar, akan memberikan pukulan maut kepada musuh-musuh umat Yehuwa di zaman modern. (Penyingkapan 17:14; 19:11-21) Pada waktu itu, ”seperti pada hari Midian”, kemenangan yang tuntas akan diperoleh, bukan karena ketangguhan manusia, melainkan karena kuasa Yehuwa. (Hakim 7:2-22) Umat Allah tidak akan pernah lagi menderita di bawah kuk penindasan!
21 Pertunjukan kuasa ilahi tidak berarti pengagungan peperangan. Yesus yang sudah dibangkitkan adalah Pangeran Perdamaian, dan dengan membinasakan musuh-musuhnya, ia akan mendatangkan perdamaian abadi. Sekarang Yesaya berbicara tentang perlengkapan tentara yang sama sekali dimusnahkan api, ”Setiap sepatu bot dari orang yang menjejakkan kaki dengan getaran dan mantel yang bergulingan dalam darah akan dibakar sebagai makanan api.” (Yesaya 9:5) Orang tidak akan lagi merasakan getaran akibat entakan sepatu bot tentara yang sedang berbaris. Seragam yang berlumuran darah dari para pejuang yang telah dikeraskan oleh pertempuran tidak akan terlihat lagi. Peperangan tidak akan ada lagi!—Mazmur 46:9.
Wulangan Penting
ip-1-IN 130 ¶23-24
Janji tentang Pangeran Perdamaian
23 Penasihat adalah seseorang yang memberikan nasihat, atau petuah. Sewaktu berada di bumi, Yesus Kristus memberikan nasihat yang menakjubkan. Dalam Alkitab, kita membaca bahwa ”kumpulan orang itu terpukau oleh cara ia mengajar”. (Matius 7:28) Ia adalah Penasihat yang bijaksana dan berempati, yang sangat mengerti watak manusia. Nasihatnya tidak hanya dalam bentuk teguran yang keras atau kecaman. Lebih sering, itu disampaikan dalam bentuk pengajaran dan petunjuk yang pengasih. Nasihat Yesus menakjubkan karena selalu bijaksana, sempurna, dan tidak pernah salah. Jika diikuti, nasihatnya membimbing kepada kehidupan abadi.—Yohanes 6:68.
24 Nasihat Yesus bukanlah sekadar hasil pemikirannya yang cemerlang. Sebaliknya, ia mengatakan, ”Apa yang aku ajarkan bukanlah milikku, melainkan milik dia yang telah mengutus aku.” (Yohanes 7:16) Seperti pada kasus Salomo, Allah Yehuwa adalah Sumber hikmat Yesus. (1 Raja 3:7-14; Matius 12:42) Teladan Yesus hendaknya memotivasi para guru dan penasihat dalam sidang Kristen untuk selalu menggunakan Firman Allah sebagai dasar pengajaran mereka.—Amsal 21:30.
22-28 DESEMBER
SINAU SAKA ALKITAB YÉSAYA 11-13
Ana Keterangan Apa ing Alkitab soal Mésias sing Bakal Teka?
ip-1-IN 159 ¶4-5
Keselamatan dan Sukacita di bawah Pemerintahan Mesias
4 Berabad-abad sebelum zaman Yesaya, orang-orang Ibrani lain yang menulis Alkitab telah menunjuk kepada kedatangan Mesias, Pemimpin sejati, yang akan Yehuwa utus kepada Israel. (Kejadian 49:10; Ulangan 18:18; Mazmur 118:22, 26) Sekarang, melalui Yesaya, Yehuwa menambahkan perincian-perincian lebih lanjut. Yesaya menulis, ”Suatu ranting akan keluar dari tunggul Isai; dan dari akarnya suatu tunas akan berbuah.” (Yesaya 11:1; bandingkan Mazmur 132:11.) ”Ranting” maupun ”tunas” menunjukkan bahwa Mesias adalah keturunan Isai melalui putranya, Daud, yang diurapi dengan minyak sebagai raja Israel. (1 Samuel 16:13; Yeremia 23:5; Penyingkapan 22:16) Sewaktu Mesias sejati itu datang, ”tunas” ini, yang berasal dari keluarga Daud, akan menghasilkan buah yang baik.
5 Mesias yang dijanjikan itu ialah Yesus. Penulis injil, Matius, menyinggung kata-kata di Yesaya 11:1 ketika ia mengatakan bahwa Yesus yang disebut ”orang Nazaret” menggenapi perkataan para nabi. Yesus dibesarkan di kota Nazaret, itulah sebabnya ia disebut orang Nazaret, sebutan yang tampaknya berkaitan dengan kata Ibrani yang digunakan di Yesaya 11:1 untuk ”tunas”.—Matius 2:23, catatan kaki NW Ref.; Lukas 2:39, 40.
ip-1-IN 159 ¶6
Keselamatan dan Sukacita di bawah Pemerintahan Mesias
6 Penguasa seperti apakah Mesias itu kelak? Apakah ia akan menjadi seperti orang Asiria yang kejam dan bertindak semaunya, yang menghancurkan kerajaan Israel sepuluh suku di utara? Tentu saja tidak. Mengenai Mesias, Yesaya berkata, ”Roh Yehuwa akan menetap padanya, roh hikmat dan roh pengertian, roh nasihat dan roh keperkasaan, roh pengetahuan dan roh takut akan Yehuwa; ia memperoleh kesenangan dalam hal takut akan Yehuwa.” (Yesaya 11:2, 3a) Mesias diurapi bukan dengan minyak, melainkan dengan roh kudus Allah. Hal ini terjadi pada saat Yesus dibaptis, sewaktu Yohanes Pembaptis melihat roh kudus Allah turun ke atas Yesus dalam bentuk seekor merpati. (Lukas 3:22) Roh Yehuwa ’menetap pada’ Yesus, dan ini terbukti dari segala tindakannya yang didasarkan atas hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, dan pengetahuan. Sifat-sifat yang sangat bagus untuk dimiliki seorang penguasa!
ip-1-IN 160 ¶8
Keselamatan dan Sukacita di bawah Pemerintahan Mesias
8 Bagaimana Mesias memperlihatkan rasa takut akan Yehuwa? Yesus tentu tidak merasa ngeri akan Allah, atau takut pada penghukuman-Nya. Sebaliknya, Mesias menyegani Allah dengan penuh respek, menghormati Dia dengan penuh kasih. Orang yang takut akan Allah selalu ingin ”melakukan hal-hal yang menyenangkan dia”, seperti yang dilakukan Yesus. (Yohanes 8:29) Melalui perkataan dan teladan, Yesus mengajarkan bahwa sukacita terbesar hanya dapat kita peroleh dengan berjalan dalam takut yang sehat kepada Yehuwa setiap hari.
ip-1-IN 160 ¶9
Keselamatan dan Sukacita di bawah Pemerintahan Mesias
9 Yesaya menubuatkan lebih banyak hal tentang sifat-sifat Mesias, ”Ia tidak akan menghakimi berdasarkan apa yang tampak di matanya saja, ataupun menegur menurut apa yang didengar oleh telinganya saja.” (Yesaya 11:3b) Seandainya saudara harus diadili di sebuah persidangan, tidakkah saudara akan bersyukur bila mendapat hakim yang seperti itu? Dalam peranannya sebagai Hakim atas seluruh umat manusia, Mesias tidak digoyahkan oleh argumen-argumen palsu, taktik-taktik licik di ruang pengadilan, kabar angin, atau faktor-faktor lahiriah, seperti kekayaan. Ia dapat mendeteksi tipu daya dan melihat apa yang ada di balik penampilan lahiriah yang tidak menarik, ia memahami ”manusia batiniah yang tersembunyi”. (1 Petrus 3:4) Teladan Yesus yang unggul dapat menjadi model bagi semua orang yang harus menghakimi masalah-masalah dalam sidang Kristen.—1 Korintus 6:1-4.
ip-1-IN 161 ¶11
Keselamatan dan Sukacita di bawah Pemerintahan Mesias
11 Jika para pengikutnya perlu dikoreksi, Yesus melakukannya dengan cara yang paling berfaedah untuk mereka—teladan bagi para penatua Kristen. Di pihak lain, orang-orang yang mempraktekkan kejahatan pasti mendapat hukuman berat. Pada waktu Allah menuntut pertanggungjawaban sistem ini, Mesias akan ”memukul bumi” dengan suaranya yang berwibawa, menyatakan penghakiman untuk membinasakan semua orang fasik. (Mazmur 2:9; bandingkan Penyingkapan 19:15.) Akhirnya, tidak akan ada lagi orang fasik yang dapat mengganggu ketenteraman umat manusia. (Mazmur 37:10, 11) Yesus, yang berikatkan keadilbenaran dan kesetiaan pada pinggangnya, mempunyai kuasa untuk melaksanakan hal ini.—Mazmur 45:3-7.
Wulangan Penting
ip-1-IN 165-166 ¶16-18
Keselamatan dan Sukacita di bawah Pemerintahan Mesias
16 Ibadat murni pertama-tama diserang di Eden ketika Setan berhasil mempengaruhi Adam dan Hawa untuk tidak menaati Yehuwa. Sampai hari ini, Setan belum berhenti mengejar tujuannya untuk memalingkan sebanyak mungkin orang dari Allah. Tetapi Yehuwa tidak akan pernah membiarkan ibadat murni lenyap dari muka bumi. Nama-Nya tersangkut, dan Dia peduli kepada orang-orang yang melayani Dia. Oleh karena itu, Dia membuat sebuah janji yang luar biasa melalui Yesaya, ”Pasti terjadi pada hari itu bahwa akar Isai akan tampil dan berdiri sebagai tanda bagi bangsa-bangsa. Kepadanya bahkan bangsa-bangsa akan berpaling untuk meminta keterangan, dan tempat peristirahatannya akan menjadi mulia.” (Yesaya 11:10) Pada tahun 537 SM dahulu, kota yang dijadikan ibu kota nasional oleh Daud, yaitu Yerusalem, berfungsi sebagai tanda yang memanggil sisa yang setia dari orang-orang Yahudi yang terpencar untuk pulang dan membangun kembali bait.
17 Akan tetapi, nubuat itu menunjuk kepada lebih banyak hal lagi. Sebagaimana telah diperlihatkan, nubuat itu menunjuk kepada pemerintahan Mesias, satu-satunya Pemimpin sejati bagi orang-orang dari segala bangsa. Rasul Paulus mengutip Yesaya 11:10 untuk memperlihatkan bahwa pada zamannya, orang-orang dari berbagai bangsa akan mendapat bagian dalam sidang Kristen. Dengan mengutip ayat ini dari terjemahan Septuaginta, ia menulis, ”Yesaya mengatakan, ’Akar Isai akan tampil dan suatu pribadi akan bangkit untuk memerintah atas bangsa-bangsa; pada dia bangsa-bangsa akan menaruh harapan mereka.’” (Roma 15:12) Selain itu, nubuat tersebut jangkauannya lebih jauh lagi—sampai ke zaman kita manakala orang-orang dari berbagai bangsa memperlihatkan kasih mereka kepada Yehuwa dengan mendukung saudara-saudara terurap dari sang Mesias.—Yesaya 61:5-9; Matius 25:31-40.
18 Dalam penggenapannya pada zaman modern, ”hari itu”, yang disebutkan oleh Yesaya, dimulai ketika Mesias ditakhtakan sebagai Raja Kerajaan surgawi Allah pada tahun 1914. (Lukas 21:10; 2 Timotius 3:1-5; Penyingkapan 12:10) Sejak itu, Yesus Kristus menjadi tanda yang jelas, pusat untuk mengerahkan Israel rohani dan orang-orang dari segala bangsa yang merindukan pemerintahan yang adil-benar. Di bawah pengarahan Mesias, kabar baik Kerajaan telah disampaikan kepada semua bangsa, seperti yang Yesus nubuatkan. (Matius 24:14, Markus 13:10) Kabar baik ini kuat pengaruhnya. ”Suatu kumpulan besar dari orang-orang yang jumlahnya tidak seorang pun dapat menghitungnya, dari semua bangsa” tunduk kepada Mesias dan bergabung dengan kaum sisa terurap dalam ibadat murni. (Penyingkapan 7:9) Seraya banyak orang baru terus bergabung dengan kaum sisa dalam ’rumah doa’ yang bersifat rohani milik Yehuwa, mereka menambah kemuliaan ’tempat peristirahatan’ Mesias, atau bait rohani Allah yang agung.—Yesaya 56:7; Hagai 2:7.
29 DESEMBER–4 JANUARI
SINAU SAKA ALKITAB YÉSAYA 14-16
Mungsuhé Umaté Yéhuwah Mesthi Bakal Dihukum
ip-1-IN 180 ¶16
Yehuwa Merendahkan Kota yang Angkuh
16 Hal ini tidak langsung terjadi pada tahun 539 SM. Akan tetapi, dewasa ini sangatlah jelas bahwa semua yang dinubuatkan Yesaya tentang Babilon telah menjadi kenyataan. Babilon ”sekarang, dan sudah selama berabad-abad, merupakan daerah luas yang tandus, dan merupakan timbunan reruntuhan”, kata seorang komentator Alkitab. Kemudian ia menambahkan, ”Kita tidak mungkin melihat pemandangan ini tanpa teringat akan betapa tepatnya penggenapan ramalan-ramalan Yesaya dan Yeremia.” Jelaslah, tidak ada seorang pun pada zaman Yesaya yang dapat menubuatkan kejatuhan dan ketandusan yang akhirnya menimpa Babilon. Dan, patut diperhatikan bahwa jatuhnya Babilon ke tangan Media dan Persia terjadi sekitar 200 tahun setelah Yesaya menulis bukunya! Dan, ketandusannya terjadi berabad-abad kemudian. Tidakkah hal ini menguatkan iman kita pada Alkitab sebagai Firman Allah yang terilham? (2 Timotius 3:16) Selain itu, karena Yehuwa telah menggenapi banyak nubuat pada waktu lampau, kita dapat yakin sepenuhnya bahwa nubuat-nubuat Alkitab yang belum digenapi akan terwujud pada waktu yang ditentukan Allah.
ip-1-IN 184 ¶24
Yehuwa Merendahkan Kota yang Angkuh
24 Dalam Alkitab, raja-raja dari dinasti Daud diumpamakan seperti bintang-bintang. (Bilangan 24:17) Mulai dari Daud dan seterusnya, ”bintang-bintang” memerintah dari Gunung Zion. Setelah Salomo membangun bait di Yerusalem, Zion menjadi nama untuk seluruh kota itu. Di bawah perjanjian Hukum, setiap pria Israel berkewajiban untuk pergi ke Zion tiga kali setahun. Oleh karena itu, kota tersebut menjadi ”gunung pertemuan”. Dengan bertekad untuk menaklukkan raja-raja Yehuda dan kemudian menyingkirkan mereka dari gunung tersebut, Nebukhadnezar menyatakan maksudnya untuk meninggikan diri di atas ”bintang-bintang” itu. Ia tidak memberikan pujian kepada Allah untuk kemenangannya atas mereka. Dengan angkuhnya ia malah menyetarakan diri dengan Yehuwa.
ip-1-IN 189 ¶1
Keputusan Yehuwa atas Bangsa-Bangsa
YEHUWA dapat menggunakan bangsa-bangsa untuk mendisiplin umat-Nya atas kefasikan mereka. Meskipun demikian, Dia tidak begitu saja mengampuni bangsa-bangsa itu atas kekejaman mereka yang keterlaluan, kesombongan mereka, dan kebencian mereka terhadap ibadat sejati. Oleh karena itu, jauh di muka, Dia mengilhami Yesaya untuk mencatat ”maklumat terhadap Babilon”. (Yesaya 13:1) Akan tetapi, saat itu Babilon belum merupakan ancaman. Pada zaman Yesaya, Asiria-lah yang menindas umat perjanjian Allah. Asiria membinasakan kerajaan Israel di utara dan menghancurkan banyak daerah di Yehuda. Tetapi, kemenangan Asiria terbatas sifatnya. Yesaya menulis, ”Yehuwa yang berbala tentara telah bersumpah, dengan mengatakan, ’Sesungguhnya, tepat seperti yang telah aku maksudkan, demikianlah itu harus terjadi . . . untuk menghancurkan orang Asiria di negeriku dan agar aku dapat menginjak-injaknya di gunung-gunungku; dan agar kuknya meninggalkan mereka dan agar tanggungannya meninggalkan bahu mereka.’” (Yesaya 14:24, 25) Tidak lama setelah Yesaya mengucapkan nubuat itu, Asiria tidak lagi menjadi ancaman bagi Yehuda.
ip-1-IN 194 ¶12
Keputusan Yehuwa atas Bangsa-Bangsa
12 Kapan nubuat itu akan digenapi? Segera. ”Itulah firman yang Yehuwa katakan dahulu mengenai Moab. Maka sekarang Yehuwa berbicara, demikian, ’Dalam waktu tiga tahun, menurut tahun-tahun seorang buruh upahan, kemuliaan Moab juga akan diaibkan dengan segala macam kegemparan besar, dan mereka yang masih tertinggal hanya suatu jumlah kecil yang tidak berarti, tidak perkasa.’” (Yesaya 16:13, 14) Selaras dengan hal ini, terdapat bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa selama abad kedelapan SM, Moab ditimpa penderitaan hebat dan banyak daerah di sana kehilangan penduduknya. Tiglat-pileser III menyebut Salamanu dari Moab sebagai salah satu penguasa yang membayar upeti kepadanya. Sanherib menerima upeti dari Kamusunadbi, raja Moab. Raja-raja Asiria, Esar-hadon dan Asyurbanipal, menyebut Raja Musuri dan Raja Kamasyaltu dari Moab sebagai bawahan mereka. Berabad-abad yang lalu, bangsa Moab lenyap. Reruntuhan yang dianggap sebagai kota-kota Moab telah ditemukan, tetapi hanya ada sedikit bukti fisik yang sejauh ini telah ditemukan melalui penggalian sehubungan dengan bangsa yang pernah menjadi musuh kuat Israel itu.
Wulangan Penting
w06-IN 1/12 10 ¶11
Pokok-Pokok Penting Buku Yesaya—I
14:1, 2—Apa yang dimaksud dengan umat Yehuwa menjadi ”penawan orang-orang yang menawan mereka” dan ”menundukkan orang yang menekan mereka untuk bekerja”? Hal ini tergenap atas orang-orang seperti Daniel, yang menduduki jabatan tinggi di Babilon di bawah pemerintahan Media dan Persia; Ester, yang menjadi seorang ratu Persia; dan Mordekai, yang dilantik menjadi perdana menteri Imperium Persia.